Anda di halaman 1dari 39

I

1
UNDANG-UNDANG NO. 23 / 1992
TENTANG KESEHATAN PASAL 63

1) PEKERJAAN KEFARMASIAN DALAM PENGADAAN,PRODUKSI,


DISTRIBUSI DAN PELAYANAN SEDIAAN FARMASI HARUS
DILAKUKAN OLEH TENAGA KESEHATAN YANG MEMPUNYAI
KEAHLIAN DAN KEWENANGAN UNTUK ITU

2) KETENTUAN MENGENAI PELAKSANAAN PEKERJAAN


KEFARMASIAN SEBAGAIMANA DIMAKSUD DALAM AYAT ( 1 )
DITETAPKAN DENGAN PERATURAN PEMERINTAH

PP No. 51 tahun 2009


( 1 SEPTEMBER 2009 )

UNDANG-UNDANG NOMOR 36 TAHUN 2009


TENTANG KESEHATAN ( 13 OKTOBER 2009 )
2
UNDANG-UNDANG NOMOR 36 TAHUN 2009 TENTANG
KESEHATAN ( PASAL 108, 198 DAN 202 KETENTUAN
PERALIHAN )

Pasal 108

(1) Praktik kefarmasiaan yang meliputi pembuatan


termasuk pengendalian mutu sediaan farmasi,
pengamanan, pengadaan, penyimpanan dan
pendistribusian obat, pelayanan obat atas resep
dokter, pelayanan informasi obat serta
pengembangan obat, bahan obat dan obat tradisional
harus dilakukan oleh tenaga kesehatan yang
mempunyai keahlian dan kewenangan sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan. 3
UNDANG-UNDANG NOMOR 36 TAHUN 2009 TENTANG KESEHATAN PASAL
108, 198 DAN 202 KETENTUAN PERALIHAN

Pasal 198

Setiap orang yang tidak memiliki keahlian dan


kewenangan untuk melakukan praktik kefarmasian
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 108 dipidana
dengan pidana denda paling banyak
Rp100.000.000,00 (seratus juta rupiah).

4
UNDANG-UNDANG NOMOR 36 TAHUN 2009 TENTANG KESEHATAN PASAL
108, 198 DAN 202 KETENTUAN PERALIHAN

KETENTUAN PERALIHAN
Pasal 203

Pada saat Undang-Undang ini berlaku, semua


peraturan pelaksanaan Undang-Undang Nomor 23
Tahun 1992 tentang Kesehatan dinyatakan masih tetap
berlaku sepanjang tidak bertentangan dengan
ketentuan dalam Undang-Undang ini.

5
PEKERJAAN KEFARMASIAN PERATIK KEFARMASIAN

Pembuatan Pembuatan
termasukpengendalian mutu termasukpengendalian mutu
Sediaan Farmasi, Sediaan Farmasi,
Pengamanan, pengadaan, Pengamanan, pengadaan,
penyimpanan dan penyimpanan dan
pendistribusian atau pendistribusian
penyaluranan obat, pelayanan obat atas resep
Pengelolaan obat, dokter,
pelayanan obat atas resep Pelayanan informasi obat, serta
dokter, pengembangan obat, bahan obat
Pelayanan informasi obat, serta dan obat tradisional.harus
pengembangan obat, bahan dilakukan oleh tenaga kesehatan
obat dan obat tradisional. yg mempunyai keahlian dan
kewenagan sesuai per UU

6
• Nilai ilmiah,
• Keadilan
• Kemanusiaan
• Keseimbangan, dan
• Perlindungan serta keselamatan

7
• ”Nilai Ilmiah”
Pekerjaan Kefarmasian harus didasarkan pada
ilmu pengetahuan dan teknologi yang
diperoleh dalam pendidikan termasuk
pendidikan berkelanjutan maupun
pengalaman serta etika profesi.

8
• ”Keadilan”
Penyelenggaraan Pekerjaan Kefarmasian
harus mampu memberikan pelayanan yang
adil dan merata kepada setiap orang dengan
biaya yang terjangkau serta pelayanan yang
bermutu.

9
• ”Kemanusiaan”
Dalam melakukan Pekerjaan Kefarmasian
harus memberikan perlakuan yang sama
dengan tidak membedakan suku, bangsa,
agama, status sosial dan ras.

10
• “Keseimbangan”
Dalam melakukan Pekerjaan Kefarmasian
harus tetap menjaga keserasian serta
keselarasan antara kepentingan individu dan
masyarakat.

11
• ”Perlindungan dan keselamatan”
Pekerjaan Kefarmasian tidak hanya
memberikan pelayanan kesehatan semata,
tetapi harus mampu memberikan peningkatan
derajat kesehatan pasien.

12
1. Perlindungan kepada pasien dan masyarakat 
pelayanan kefarmasian
2. Meningkatkan mutu pekerjaan kefarmasian
3. Memberikan kepastian hukum bagi pasien,
masyarakat dan tenaga kefarmasian

MENGEMBALIKAN PROFESI KEPADA


- KIKAHNYA
- TUNTUTAN MASAYARAKAT
- ANTISIPASI GLOBALISASI
13
PEKERJAAN FASILITAS TENAGA
KEFARMASIAN KEFARMASIAN KEFARMASIAN

Pembuatan Sarana yang Tenaga yang


termasukpengendalian digunakan untuk melakukan Pekerjaan
mutu Sediaan Farmasi, melakukan Pekerjaan Kefarmasian, yang
Pengamanan, Kefarmasian.
terdiri atas Apoteker
pengadaan, dan Tenaga Teknis
penyimpanan dan 1. Fasilitas Produksi Kefarmasian. .
pendistribusian atau Sediaan Farmasi dalah
penyaluranan obat, sarana yang digunakan
Pengelolaan obat,
untuk memproduksi
pelayanan obat atas
obat, bahan baku obat,
resep dokter, obat tradisional, dan
Pelayanan informasi
kosmetika.
obat, serta
pengembangan obat,
bahan obat dan obat
tradisional.
14
PEKERJAAN FASILITAS TENAGA
KEFARMASIAN KEFARMASIAN KEFARMASIAN

Pembuatan Sarana yang


Tenaga yang
termasukpengendalian digunakan untuk
melakukan Pekerjaan
melakukan Pekerjaan
mutu Sediaan Farmasi, Kefarmasian, yang
Kefarmasian.
Pengamanan, terdiri atas Apoteker
pengadaan, dan Tenaga Teknis
penyimpanan dan 2. Fasilitas Distribusi Kefarmasian. .
pendistribusian atau atau Penyaluran
penyaluranan obat, Sediaan Farmasi
Pengelolaan obat, adalah sarana yang
pelayanan obat atas digunakan untuk
resep dokter, mendistribusikan
Pelayanan informasi atau menyalurkan
obat, serta Sediaan Farmasi,
pengembangan obat, yaitu Pedagang
bahan obat dan obat Besar Farmasi dan
tradisional. Instalasi Sediaan
15
Farmasi.
PEKERJAAN FASILITAS TENAGA
KEFARMASIAN KEFARMASIAN KEFARMASIAN

Pembuatan Sarana yang


Tenaga yang
termasukpengendalian digunakan untuk
melakukan Pekerjaan
melakukan Pekerjaan
mutu Sediaan Farmasi, Kefarmasian, yang
Kefarmasian.
Pengamanan, terdiri atas Apoteker
pengadaan, dan Tenaga Teknis
penyimpanan dan 3. Fasilitas Pelayanan Kefarmasian. .
pendistribusian atau Kefarmasian adalah
penyaluranan obat, sarana yang
Pengelolaan obat, digunakan untuk 1. Mempunyai Sertifikat
pelayanan obat atas menyelenggarakan Kompetensi profesi
resep dokter, pelayanan 2. Menerapkan
Pelayanan informasi kefarmasian, yaitu Standard Profesi
obat, serta apotek, instalasi 3. Standar Prosedur
pengembangan obat, farmasi rumah sakit, Operasional
bahan obat dan obat puskesmas, klinik,
tradisional. toko obat, atau
16
praktek bersama.
PEKERJAAN FASILITAS TENAGA
KEFARMASIAN KEFARMASIAN KEFARMASIAN

Pembuatan Sarana yang


Tenaga yang
termasukpengendalian digunakan untuk
melakukan Pekerjaan
melakukan Pekerjaan
mutu Sediaan Farmasi,
Kefarmasian. Kefarmasian, yang
pengamanan, pengadaan,
penyimpanan dan terdiri atas Apoteker
pendistribusi atau dan Tenaga Teknis
penyaluranan obat, 3. Fasilitas Pelayanan Kefarmasian. .
pengelolaan obat, Kefarmasian adalah
pelayanan obat atas resep sarana yang
dokter, pelayanan digunakan untuk 4. Menerapkan standar
informasi obat, serta menyelenggarakan pelayanan
pengembangan obat, pelayanan kefarmasian.
bahan obat dan obat kefarmasian, yaitu
tradisional.
apotek, instalasi 5. Memiliki Surat Tanda
farmasi rumah sakit, Registrasi ( STRA /
puskesmas, klinik, STRTTK
toko obat, atau
17
praktek bersama.
PEKERJAAN FASILITAS TENAGA
KEFARMASIAN KEFARMASIAN KEFARMASIAN

Pembuatan Sarana yang


Tenaga yang
termasukpengendalian digunakan untuk
melakukan Pekerjaan
melakukan Pekerjaan
mutu Sediaan Farmasi,
Kefarmasian. Kefarmasian, yang
pengamanan, pengadaan,
penyimpanan dan terdiri atas Apoteker
pendistribusi atau dan Tenaga Teknis
penyaluranan obat, 3. Fasilitas Pelayanan Kefarmasian. .
pengelolaan obat, Kefarmasian adalah
pelayanan obat atas resep sarana yang
dokter, pelayanan digunakan untuk 6. Memiliki SIPA,
informasi obat, serta menyelenggarakan SIPAP, SIK
pengembangan obat, pelayanan
bahan obat dan obat kefarmasian, yaitu 7. Harus mengikuti
tradisional.
apotek, instalasi perkembangan ilmu
farmasi rumah sakit, pengetahuan dan
puskesmas, klinik, teknologi
toko obat, atau
18
praktek bersama.
PEKERJAAN KEFARMASIAN
DALAM PRODUKSI SEDIAAN FARMASI
 Harus memiliki Apoteker penanggung jawab.
 Apoteker penanggung jawab dapat dibantu oleh Apoteker pendamping

dan/atau Tenaga Teknis Kefarmasian.


• Industri farmasi obat,
• Industri bahan baku obat,
• Industri obat tradisional, dan
• Pabrik kosmetika.
Industri farmasi harus memiliki 3 (tiga)
orang Apoteker sebagai penanggung jawab
masing-masing pada bidang pemastian
mutu, produksi, dan pengawasan mutu
setiap produksi Sediaan Farmasi.
19
PEKERJAAN KEFARMASIAN
DALAM DISTRIBUSI / PENYALURAN
SEDIAAN FARMASI

Harus memiliki seorang


Apoteker sebagai
penanggung jawab. Harus memenuhi ketentuan
Cara Distribusi yang Baik
yang ditetapkan oleh
Menteri.

Dapat dibantu oleh Harus memenuhi Cara


Apoteker pendamping Pengelolaan obat yang baik
dan/atau Tenaga di IFK
Teknis Kefarmasian
20
PEKERJAAN KEFARMASIAN
PADA FASILITAS PELAYANAN KEFARMASIAN

 APOTEK
 INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT
 PUSKESMAS
 KELINIK
 TOKO OBAT
 PRAKTEK BERSAMA

HARUS MENERAPKAN STANDAR PELAYANAN


KEFARMASIAN.

DITETAPKAN OLEH MENTERI 21


PEKERJAAN KEFARMASIAN
PADA FASILITAS PELAYANAN KEFARMASIAN

HARUS MENERAPKAN STANDAR PELAYANAN KEFARMASIAN.

DITETAPKAN OLEH MENTERI

1. APOTEK
KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK
INDONESIA NOMOR 1027/MENKES/SK/IX/2004 DAN
JUKNISNYA SK
DIREKTUR BINA KEFARMASIAN DAN ALAT KESEHATAN
NOMOR : HK.00.DJ.II.976 TENTANG PEMBENTUKAN TIM
PENYUSUN
PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN STANDAR PELAYANAN
KEFARMASIAN DI APOTEK

2. RUMAH SAKIT
MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
Nomor 1197/MENKES/SK/X/2004 22
PEKERJAAN KEFARMASIAN
PADA FASILITAS PELAYANAN KEFARMASIAN

 PENYERAHAN DAN PELAYANAN OBAT BERDASARKAN RESEP


DOKTER DILAKSANAKAN OLEH APOTEKER

 DAPAT MENGGANTI OBAT MEREK DAGANG DENGAN OBAT GENERIK


YANG SAMA KOMPONEN AKTIFNYA ATAU OBAT MEREK DAGANG LAIN
ATAS PERSETUJUAN DOKTER DAN / ATAU PASIEN

 TENAGA KEFARMASIAN DALAM MELAKUKAN PEKERJAAN


KEFARMASIAN PADA FASILITAS PELAYANAN KEFARMASIAN WAJIB
MENGIKUTI PARADIGMA PELAYANAN KEFARMASIAN DAN
PERKEMBANGAN IPTEK

23
PEKERJAAN KEFARMASIAN
PADA FASILITAS PELAYANAN KEFARMASIAN

 Apoteker hanya dapat melaksanakan praktik di 1 (satu)


Apotik, atau puskesmas atau instalasi farmasi rumah sakit.

 Apoteker pendamping hanya dapat melaksanakan praktik


paling banyak di 3 (tiga) Apotek, atau puskesmas atau
instalasi farmasi rumah sakit.

24
1. APOTEKER
TENAGA
KEFARMASIAN 2. TENAGA TEKNIS
KEFARMASIAN

 Sarjana Farmasi
 Ahli Madya Farmasi
 Analis Farmasi
 Tenga Menengah
Farmasi / AA

MEMBANTU APOTEKER DALAM


MELAKSANAKAN PEKERJAAN
KEFARMASIAN 25
KEWAJIBAN APOTEKER DAN TENAGA TEKNIS KEFARMASIAN
DALAM MELAKSANAKAN PEKERJAAN KEFARMASIAN PADA
FASILITAS KEFARMASIAN

PERSYARATAN 1. STRA ( SURAT TANDA


ADMINISTRASI REGISTRASI APOTEKER )

2. STRTTK ( SURAT TANDA


REGISTRASI TENAGA TEKNIS
KEFARMASIAN

PENGURUSAN SURAT IJIN PRAKTEK DAN


SURAT IJIN KERJA ( SIPA, SIPAP, SIK )

26
1. STRA ( SURAT TANDA
Harus Memiliki REGISTRASI APOTEKER )
sertifikat
kompetensi profesi; 2. STRTTK ( SURAT TANDA
REGISTRASI TENAGA TEKNIS
KEFARMASIAN
Harus memiliki
rekomendasi tentang
kemampuan dari PENGURUSAN SURAT IJIN PRAKTEK DAN SURAT
Apoteker yang telah IJIN KERJA DIKAB/KOTA
memiliki STRA di
tempat
Tenaga Teknis
Kefarmasian bekerja;

 SIPA (SURAT IJIN PRAKTEK APOTEKER ) DI APOTEK, INSTALASI FARMASI RS, PUSK
 SIPAP (SURAT IJIN PRAKTEK APOTEKER PENDAMPING ) DI APOTEK, IFRS, PUSK
 S I K ( SURAT IJIN KERJA ) BAGI APOTEKER MELAKUKAN PEKERJAAN KEFARMASIAN
DILUAR APOTEK
 S I K BAGI TENAGA TEKNIS KEFARMASIAN YG MELAKUKAN PEKERJAAN
KEFARMASIAN PADA FASILITAS KEFARMASIAN 27
 SIPA (SURAT IJIN PRAKTEK APOTEKER ) DI APOTEK, INSTALASI FARMASI RS, PUSK
 SIPAP (SURAT IJIN PRAKTEK APOTEKER PENDAMPING ) DI APOTEK, IFRS, PUSK
 S I K ( SURAT IJIN KERJA ) BAGI APOTEKER MELAKUKAN PEKERJAAN KEFARMASIAN
DILUAR APOTEK
 S I K BAGI TENAGA TEKNIS KEFARMASIAN YG MELAKUKAN PEKERJAAN
KEFARMASIAN PADA FASILITAS KEFARMASIAN

 UNTUK MENDAPATKAN SIPA, SIPAP DAN SIK BAGI APOTEKER HARUS ADA
REKOMENDASI DARI ORGANISASI PROFESI ( IKATAN APOTEKER INDONESIA )

28
KEWAJIBAN APOTEKER DAN TENAGA TEKNIS KEFARMASIAN
DALAM MELAKSANAKAN PEKERJAAN KEFARMASIAN PADA
FASILITAS KEFARMASIAN

1
 Harus menetapkan Standar Prosedur

Operasional.
PERSYARATAN
TEKNIS  Standar Prosedur Operasional harus
dibuat secara tertulis dan diperbaharui
secara terus menerus sesuai dengan
perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi di bidang farmasi dan sesuai
dengan ketentuan peraturan
perundang undangan. 29
KEWAJIBAN APOTEKER DAN TENAGA TEKNIS KEFARMASIAN
DALAM MELAKSANAKAN PEKERJAAN KEFARMASIAN PADA
FASILITAS KEFARMASIAN

2
 Pekerjaan Kefarmasian yang
berkaitan dengan proses
produksi, distribusi pada
PERSYARATAN
TEKNIS
Fasilitas Sediaan Farmasi wajib
dicatat oleh Tenaga Kefarmasian
sesuai dengan tugas dan
fungsinya.

30
KEWAJIBAN APOTEKER DAN TENAGA TEKNIS KEFARMASIAN
DALAM MELAKSANAKAN PEKERJAAN KEFARMASIAN PADA
FASILITAS KEFARMASIAN

3
Tenaga Kefarmasian dalam
melakukan Pekerjaan
Kefarmasian pada Fasilitas
PERSYARATAN
TEKNIS
Produksi, Distribusi dan
Pelayanan Sediaan Farmasi
harus mengikuti perkembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi

31
KEWAJIBAN APOTEKER DAN TENAGA TEKNIS KEFARMASIAN
DALAM MELAKSANAKAN PEKERJAAN KEFARMASIAN PADA
FASILITAS KEFARMASIAN

4
Dalam menjalankan praktek
kefarmasian pada Fasilitas
Pelayanan Kefarmasian,
PERSYARATAN
TEKNIS
Apoteker harus menerapkan
standar pelayanan kefarmasian.

32
KEWAJIBAN APOTEKER DAN TENAGA TEKNIS KEFARMASIAN
DALAM MELAKSANAKAN PEKERJAAN KEFARMASIAN PADA
FASILITAS KEFARMASIAN

5
 Tenaga kefarmasian harus
memiliki keahlian dan
kewenangan dalam
PERSYARATAN
TEKNIS
melaksanakan pekerjaan
kefarmasian.
 Keahlian dan kewenangan
harus dilaksanakan
denganmenerapkan Standar
Profesi.
33
Dalam melakukan Pekerjaan Kefarmasian pada
Fasilitas Pelayanan Kefarmasian, Apoteker dapat
:

a. mengangkat seorang Apoteker pendamping yang


memiliki SIPA;

b. mengganti obat merek dagang dengan obat generik


yang sama komponen aktifnya atau obat merek dagang
lain atas persetujuan dokter dan/atau pasien; dan

c. menyerahkan obat keras, narkotika dan psikotropika


kepada masyarakat atas resep dari dokter sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
34
• Pelayanan Kefarmasian di Apotek, puskesmas atau instalasi
farmasi rumah sakit hanya dapat dilakukan oleh Apoteker.

• Apoteker sebagaimana dimaksud pada ayat (1) wajib


memiliki STRA.

• Dalam melaksanakan tugas Pelayanan Kefarmasian


sebagaimana dimaksud pada ayat (1),

• Apoteker dapat dibantu oleh Tenaga Teknis Kefarmasian yang


telah memiliki STRTTK.

35
• Menteri, Pemerintah Daerah Provinsi,
Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota sesuai
kewenangannya serta Organisasi Profesi
membina dan mengawasi pelaksanaan
Pekerjaan Kefarmasian.

36
• Pada saat Peraturan Pemerintah ini mulai berlaku :

1. Apoteker yang telah memiliki Surat Penugasan dan/atau


Surat Izin Apoteker dan/atau SIK, tetap dapat menjalankan
Pekerjaan Kefarmasian dan dalam jangka waktu 2 (dua)
tahun wajib menyesuaikan dengan Peraturan Pemerintah ini.
( 2011 )

2. Asisten Apoteker dan Analis Farmasi yang telah memiliki


Surat Izin Asisten Apoteker dan/atau SIK, tetap dapat
menjalankan Pekerjaan Kefarmasian dan dalam jangka waktu
2 (dua) tahun wajib menyesuaikan dengan Peraturan
Pemerintah ini.

37
• Apoteker dan Asisten Apoteker yang dalam jangka waktu 2
(dua) tahun belum memenuhi persyaratan sebagaimana
diatur dalam Peraturan Pemerintah ini, maka surat izin untuk
menjalankan Pekerjaan Kefarmasian batal demi hukum.

• Tenaga Teknis Kefarmasian yang menjadi penanggungjawab


Pedagang Besar Farmasi harus menyesuaikan dengan
ketentuan Peraturan Pemerintah ini paling lambat 3 (tiga)
tahun sejak Peraturan Pemerintah ini diundangkan.
(2012)

38
39

Anda mungkin juga menyukai