PP 51
PP 51
1
UNDANG-UNDANG NO. 23 / 1992
TENTANG KESEHATAN PASAL 63
Pasal 108
Pasal 198
4
UNDANG-UNDANG NOMOR 36 TAHUN 2009 TENTANG KESEHATAN PASAL
108, 198 DAN 202 KETENTUAN PERALIHAN
KETENTUAN PERALIHAN
Pasal 203
5
PEKERJAAN KEFARMASIAN PERATIK KEFARMASIAN
Pembuatan Pembuatan
termasukpengendalian mutu termasukpengendalian mutu
Sediaan Farmasi, Sediaan Farmasi,
Pengamanan, pengadaan, Pengamanan, pengadaan,
penyimpanan dan penyimpanan dan
pendistribusian atau pendistribusian
penyaluranan obat, pelayanan obat atas resep
Pengelolaan obat, dokter,
pelayanan obat atas resep Pelayanan informasi obat, serta
dokter, pengembangan obat, bahan obat
Pelayanan informasi obat, serta dan obat tradisional.harus
pengembangan obat, bahan dilakukan oleh tenaga kesehatan
obat dan obat tradisional. yg mempunyai keahlian dan
kewenagan sesuai per UU
6
• Nilai ilmiah,
• Keadilan
• Kemanusiaan
• Keseimbangan, dan
• Perlindungan serta keselamatan
7
• ”Nilai Ilmiah”
Pekerjaan Kefarmasian harus didasarkan pada
ilmu pengetahuan dan teknologi yang
diperoleh dalam pendidikan termasuk
pendidikan berkelanjutan maupun
pengalaman serta etika profesi.
8
• ”Keadilan”
Penyelenggaraan Pekerjaan Kefarmasian
harus mampu memberikan pelayanan yang
adil dan merata kepada setiap orang dengan
biaya yang terjangkau serta pelayanan yang
bermutu.
9
• ”Kemanusiaan”
Dalam melakukan Pekerjaan Kefarmasian
harus memberikan perlakuan yang sama
dengan tidak membedakan suku, bangsa,
agama, status sosial dan ras.
10
• “Keseimbangan”
Dalam melakukan Pekerjaan Kefarmasian
harus tetap menjaga keserasian serta
keselarasan antara kepentingan individu dan
masyarakat.
11
• ”Perlindungan dan keselamatan”
Pekerjaan Kefarmasian tidak hanya
memberikan pelayanan kesehatan semata,
tetapi harus mampu memberikan peningkatan
derajat kesehatan pasien.
12
1. Perlindungan kepada pasien dan masyarakat
pelayanan kefarmasian
2. Meningkatkan mutu pekerjaan kefarmasian
3. Memberikan kepastian hukum bagi pasien,
masyarakat dan tenaga kefarmasian
APOTEK
INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT
PUSKESMAS
KELINIK
TOKO OBAT
PRAKTEK BERSAMA
1. APOTEK
KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK
INDONESIA NOMOR 1027/MENKES/SK/IX/2004 DAN
JUKNISNYA SK
DIREKTUR BINA KEFARMASIAN DAN ALAT KESEHATAN
NOMOR : HK.00.DJ.II.976 TENTANG PEMBENTUKAN TIM
PENYUSUN
PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN STANDAR PELAYANAN
KEFARMASIAN DI APOTEK
2. RUMAH SAKIT
MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
Nomor 1197/MENKES/SK/X/2004 22
PEKERJAAN KEFARMASIAN
PADA FASILITAS PELAYANAN KEFARMASIAN
23
PEKERJAAN KEFARMASIAN
PADA FASILITAS PELAYANAN KEFARMASIAN
24
1. APOTEKER
TENAGA
KEFARMASIAN 2. TENAGA TEKNIS
KEFARMASIAN
Sarjana Farmasi
Ahli Madya Farmasi
Analis Farmasi
Tenga Menengah
Farmasi / AA
26
1. STRA ( SURAT TANDA
Harus Memiliki REGISTRASI APOTEKER )
sertifikat
kompetensi profesi; 2. STRTTK ( SURAT TANDA
REGISTRASI TENAGA TEKNIS
KEFARMASIAN
Harus memiliki
rekomendasi tentang
kemampuan dari PENGURUSAN SURAT IJIN PRAKTEK DAN SURAT
Apoteker yang telah IJIN KERJA DIKAB/KOTA
memiliki STRA di
tempat
Tenaga Teknis
Kefarmasian bekerja;
SIPA (SURAT IJIN PRAKTEK APOTEKER ) DI APOTEK, INSTALASI FARMASI RS, PUSK
SIPAP (SURAT IJIN PRAKTEK APOTEKER PENDAMPING ) DI APOTEK, IFRS, PUSK
S I K ( SURAT IJIN KERJA ) BAGI APOTEKER MELAKUKAN PEKERJAAN KEFARMASIAN
DILUAR APOTEK
S I K BAGI TENAGA TEKNIS KEFARMASIAN YG MELAKUKAN PEKERJAAN
KEFARMASIAN PADA FASILITAS KEFARMASIAN 27
SIPA (SURAT IJIN PRAKTEK APOTEKER ) DI APOTEK, INSTALASI FARMASI RS, PUSK
SIPAP (SURAT IJIN PRAKTEK APOTEKER PENDAMPING ) DI APOTEK, IFRS, PUSK
S I K ( SURAT IJIN KERJA ) BAGI APOTEKER MELAKUKAN PEKERJAAN KEFARMASIAN
DILUAR APOTEK
S I K BAGI TENAGA TEKNIS KEFARMASIAN YG MELAKUKAN PEKERJAAN
KEFARMASIAN PADA FASILITAS KEFARMASIAN
UNTUK MENDAPATKAN SIPA, SIPAP DAN SIK BAGI APOTEKER HARUS ADA
REKOMENDASI DARI ORGANISASI PROFESI ( IKATAN APOTEKER INDONESIA )
28
KEWAJIBAN APOTEKER DAN TENAGA TEKNIS KEFARMASIAN
DALAM MELAKSANAKAN PEKERJAAN KEFARMASIAN PADA
FASILITAS KEFARMASIAN
1
Harus menetapkan Standar Prosedur
Operasional.
PERSYARATAN
TEKNIS Standar Prosedur Operasional harus
dibuat secara tertulis dan diperbaharui
secara terus menerus sesuai dengan
perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi di bidang farmasi dan sesuai
dengan ketentuan peraturan
perundang undangan. 29
KEWAJIBAN APOTEKER DAN TENAGA TEKNIS KEFARMASIAN
DALAM MELAKSANAKAN PEKERJAAN KEFARMASIAN PADA
FASILITAS KEFARMASIAN
2
Pekerjaan Kefarmasian yang
berkaitan dengan proses
produksi, distribusi pada
PERSYARATAN
TEKNIS
Fasilitas Sediaan Farmasi wajib
dicatat oleh Tenaga Kefarmasian
sesuai dengan tugas dan
fungsinya.
30
KEWAJIBAN APOTEKER DAN TENAGA TEKNIS KEFARMASIAN
DALAM MELAKSANAKAN PEKERJAAN KEFARMASIAN PADA
FASILITAS KEFARMASIAN
3
Tenaga Kefarmasian dalam
melakukan Pekerjaan
Kefarmasian pada Fasilitas
PERSYARATAN
TEKNIS
Produksi, Distribusi dan
Pelayanan Sediaan Farmasi
harus mengikuti perkembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi
31
KEWAJIBAN APOTEKER DAN TENAGA TEKNIS KEFARMASIAN
DALAM MELAKSANAKAN PEKERJAAN KEFARMASIAN PADA
FASILITAS KEFARMASIAN
4
Dalam menjalankan praktek
kefarmasian pada Fasilitas
Pelayanan Kefarmasian,
PERSYARATAN
TEKNIS
Apoteker harus menerapkan
standar pelayanan kefarmasian.
32
KEWAJIBAN APOTEKER DAN TENAGA TEKNIS KEFARMASIAN
DALAM MELAKSANAKAN PEKERJAAN KEFARMASIAN PADA
FASILITAS KEFARMASIAN
5
Tenaga kefarmasian harus
memiliki keahlian dan
kewenangan dalam
PERSYARATAN
TEKNIS
melaksanakan pekerjaan
kefarmasian.
Keahlian dan kewenangan
harus dilaksanakan
denganmenerapkan Standar
Profesi.
33
Dalam melakukan Pekerjaan Kefarmasian pada
Fasilitas Pelayanan Kefarmasian, Apoteker dapat
:
35
• Menteri, Pemerintah Daerah Provinsi,
Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota sesuai
kewenangannya serta Organisasi Profesi
membina dan mengawasi pelaksanaan
Pekerjaan Kefarmasian.
36
• Pada saat Peraturan Pemerintah ini mulai berlaku :
37
• Apoteker dan Asisten Apoteker yang dalam jangka waktu 2
(dua) tahun belum memenuhi persyaratan sebagaimana
diatur dalam Peraturan Pemerintah ini, maka surat izin untuk
menjalankan Pekerjaan Kefarmasian batal demi hukum.
38
39