Anda di halaman 1dari 9

KELOMPOK V1

ISOLASI DAN KARAKTERISASI SENYAWA


KURKUMINOID
KARAKTERISASI KURKUMINOID

Kurkumin merupakan senyawa kurkuminoid yang


merupakan pigmen warna kuning pada rimpang
temulawak dan kunyit (Curcuma).
Kurkumin mempunyai rumus molekul C21H20O6 (BM =
368).
Sifat kimia kurkumin yang menarik adalah sifat
perubahan warna akibat perubahan pH lingkungan.
Kurkumin berwarna kuning atau kuning jingga pada
suasana asam, sedangkan dalam suasana basa
berwarna merah.
Kurkumin mempunyai aroma yang khas dan tidak
bersifat toksik bila dikonsumsi oleh manusia.
ISOLASI KURKUMINOID

Kurkumin atau diferuloimetana pertama


kali diisolasi pada tahun 1815.

Kemudian tahun 1910, kurkumin Dan bisa dilarutkan tahun 1913.


didapatkan berbentuk kristal
ISOLASI DENGAN METODE EKSTRAKSI
SOXHLET

Pada ekstraksi soxhlet, pelarut


dipanaskan dalam labu didih
sehingga menghasilkan uap. Uap
Salah satu cara pengambilan
tersebut kemudian masuk ke
kurkumin dari rimpangnya adalah
kondensor melalui pipa kecil dan
dengan cara ekstraksi. Ekstraksi
keluar dalam fase cair. Kemudian
merupakan salah satu metode
pelarut masuk ke dalam selongsong
pemisahan berdasarkan perbedaan
berisi padatan. Pelarut akan
kelarutan. Secara umum ekstraksi
membasahi sampel dan tertahan
dapat didefinisikan sebagai proses
dialam selongsong sampai tinggi
pemisahan dan isolasi dari zat padat
pelarut dalam pipa sifone sama
atau zat cair.
dengan tinggi pelarut di selongsong.
Kemudian pelarut seluruhnya akan
menggerojok masuk kembali ke
dalam labu didih dan begitu
CARA KERJANYA :
ISOLASI DENGAN METODE KROMATOGRAFI

Kromatografi merupakan suatu proses


Kromatografi adalah suatu nama yang pemisahan yang mana analit-analit dalam
diberikan untuk pemisahan tertentu. Cara sampel terdistribusi antara dua fase yaitu
ini dikenalkan oleh Mikhail Tsvet ia telah fase diam dan gerak. Fase diam dapat
menggunakan untuk pemisahan senyawa- berupa bahan padat dalam bentuk molekul
senyawa yang berwarna, dan nama kecil atau dalam bentuk cairan yang
kromatografi diambillkan dari senyawa yang dilapiskan pada pendukung padat atau
berwarna. dilapiskan pada dinding kolom. Fase gerak
Prinsip dasar kromatografi kertas adalah
dapat berupa gas atau cairan
partisi multiplikatif suatu senyawa antara
Kromatografi kertas merupakan
dua cairan yang saling tidak bercampur. Jadi
kromatografi cairan-cairan dimana sebagai
partisi suatu senyawa terjadi antara
fasa diam adalah lapisan tipis air yang
kompleks selulosa-air dan fasa mobil yang
diserap dari lembab udara oleh kertas jenis
melewatinya berupa pelarut organik yang
fasa cair lainnya dapat digunakan. Teknik ini
sudah dijenuhkan dengan air atau campuran
sangat sederhana.
pelarut
CARA KERJANYA :
ASPEK BOTANI TANAMAN TEMULAWAK

Temulawak (Curcuma xanthorriza Roxb) merupakan salah satu tanaman obat dari suku
temu-temuan (Zingiberaceae). Tanaman ini termasuk ke dalam tanaman tahunan dan tumbuh
secara liar di beberapa pulau Indonesia, antara lain Jawa, Maluku, dan Kalimantan. Selain
dikenal dengan nama temulawak, tanaman ini memiliki beberapa nama daerah seperti koneng
gede (Sunda), temo lobak (Madura), tommo (Bali), tommon (Sulawesi Selatan), dan di Ternate
dengan nama karbanga.
Menurut Rukmana (1995) kedudukan tanaman
temulawak dalam sistematika tumbuhan adalah
sebagai berikut.
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Sub Divisi : Angiospermae
Kelas : Monocotyledonae
Ordo : Zingiberales
Family : Zingiberaceae
Genus : Curcuma
Spesies : Curcuma Xanthorriza
AKTIVITAS SIMPLISIA TEMULAWAK

Menurut Afifah (2003), temulawak dapat digunakan sebagai obat antiinflamasi atau antiradang.
Melalui aktivitas antiinflamasi, temulawak efektif untuk mengobati radang sendi, reumatik, atau
arthritis rematik
• Liang (1988) di dalam Sidik (1995) menjelaskan bahwa aktivitas antiinflamasi disebabkan oleh komponen turmerol, ar-turmerol,
dan xanthorrhizol yang terdapat dalam minyak atsiri rimpang temulawak.

Selain sebagai antiinflamasi, temulawak juga mempunyai aktivitas hipokolesterolemik.


• Rio (1970) di dalam Sidik (1995) melaporkan bahwa pemberian kurkuminoid kepada hewan percobaan yang mengalami
hipokolesterolemia mampu menurunkan kadar kolesterol total dan mempunyai indikasi meningkatkan kadar lipoprotein densitas
tinggi (HDL) kolesterol.

Temulawak juga memiliki aktivitas antijamur atau fungistatik terhadap beberapa jamur golongan
dermatophyta. Selain itu, temulawak juga bersifat bakteriostatik atau antibakteri pada mikroba
jenis staphylococcus dan salmonella. Pada dunia kosmetika, temulawak digunakan sebagai
antijerawat. Hal ini disebabkan temulawak bersifat astringen (Afifah, 2003).
• Temulawak juga memiliki aktivitas antijamur atau fungistatik terhadap beberapa jamur golongan dermatophyta. Selain itu,
temulawak juga bersifat bakteriostatik atau antibakteri pada mikroba jenis staphylococcus dan salmonella. Pada dunia
kosmetika, temulawak digunakan sebagai antijerawat. Hal ini disebabkan temulawak bersifat astringen (Afifah, 2003).

Anda mungkin juga menyukai