Temulawak (Curcuma xanthorriza Roxb) merupakan salah satu tanaman obat dari suku
temu-temuan (Zingiberaceae). Tanaman ini termasuk ke dalam tanaman tahunan dan tumbuh
secara liar di beberapa pulau Indonesia, antara lain Jawa, Maluku, dan Kalimantan. Selain
dikenal dengan nama temulawak, tanaman ini memiliki beberapa nama daerah seperti koneng
gede (Sunda), temo lobak (Madura), tommo (Bali), tommon (Sulawesi Selatan), dan di Ternate
dengan nama karbanga.
Menurut Rukmana (1995) kedudukan tanaman
temulawak dalam sistematika tumbuhan adalah
sebagai berikut.
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Sub Divisi : Angiospermae
Kelas : Monocotyledonae
Ordo : Zingiberales
Family : Zingiberaceae
Genus : Curcuma
Spesies : Curcuma Xanthorriza
AKTIVITAS SIMPLISIA TEMULAWAK
Menurut Afifah (2003), temulawak dapat digunakan sebagai obat antiinflamasi atau antiradang.
Melalui aktivitas antiinflamasi, temulawak efektif untuk mengobati radang sendi, reumatik, atau
arthritis rematik
• Liang (1988) di dalam Sidik (1995) menjelaskan bahwa aktivitas antiinflamasi disebabkan oleh komponen turmerol, ar-turmerol,
dan xanthorrhizol yang terdapat dalam minyak atsiri rimpang temulawak.
Temulawak juga memiliki aktivitas antijamur atau fungistatik terhadap beberapa jamur golongan
dermatophyta. Selain itu, temulawak juga bersifat bakteriostatik atau antibakteri pada mikroba
jenis staphylococcus dan salmonella. Pada dunia kosmetika, temulawak digunakan sebagai
antijerawat. Hal ini disebabkan temulawak bersifat astringen (Afifah, 2003).
• Temulawak juga memiliki aktivitas antijamur atau fungistatik terhadap beberapa jamur golongan dermatophyta. Selain itu,
temulawak juga bersifat bakteriostatik atau antibakteri pada mikroba jenis staphylococcus dan salmonella. Pada dunia
kosmetika, temulawak digunakan sebagai antijerawat. Hal ini disebabkan temulawak bersifat astringen (Afifah, 2003).