Anda di halaman 1dari 10

DERET BOWEN

KRISTALOGRAFI
DOSEN PENGAJAR : MARDIAH,S.T.M.T

KELOMPOK : 2
ANGGOTA:
ALWA
DIMAS PANGESTU
IFANZA ZAZIDE ARAYA
MUHAMMAD HAIDIR ALI
NENI SHERINA
SEJARAH DERET BOWEN
Pada tahun 1922 seorang ahli yang bernama Novan
Levi Bowen melakukan penelitian tentang proses
kristalisasi magma beserta urutannya. Penelitian beliau
sering disebut "Deret Bowen" dimana memiliki hasil
yang menunjukan bahwa beberapa mineral akan
mengkristal pertama kali lalu sesuai dengan
pengurangan suhu dan temperatur dan tekanan, maka
mineral lain ikut mengkristal.
Dua Mineral Utama Merupakan mineral- Mineral
utama pembentuk batuan
yang berwarna gelap karena
Mineral Mafic banyak mengandung
magnesium dan ferrum.
Biotite
Amfibol
piroksen
olivine

Mineral Felsic

kuarsa

muskovit
Kalium feldspar
Merupakan mineral-mineral
utama pembentuk batuan yang Plagioklas
berwarna terang karena banyak
mengandung feldspar + lenad
(mineral-mineral feldsparthoid)
+ silika
Dalam deret bowen terdapat dua deret pembentukan mineral-mineral ini dari
yang terbentuk pada suhu tinggi yang bersifat ultrabasa hingga ke bawah
menjadi mineral asam, yaitu deret kontinyu dan deret diskontinyu. Deret
kontinyu pada bagian kanan dan diskontinyu pada bagian kiri deret reaksi
bowen.
DERET KONTINYU

• Deret kontinyu merupakan pembentukan dari feldspar plagioklas.


Pada deret ini feldspar plagioklas terdiri dari mineral anortit,
bitownit, labradorit, andesit, oligoklas, dan albit. Mineral atas
dengan mineral bawahnya terdapat hubungan dengan penambahan
atau pengurangan dari Kalsium (Ca) dan Natrium (Na).
• Dari bagan, plagioklas kaya kalsium akan terbentuk lebih dahulu,
kemudian seiring penurunan suhu, plagioklas itu akan bereaksi
dengan sisa larutan magma yang pada akhirnya membentuk
plagioklas kaya sodium. Demikian seterusnya reaksi ini berlangsung
hingga semua kalsium dan sodium habis dipergunakan.
Karena mineral awal terus ikut bereaksi dan bereaksi, maka sangat
sulit sekali ditemukan plagioklas kaya kalsium di alam bebas.
• Bila pendinginan terjadi terlalu cepat, akan terbentuk zooning pada
plagioklas [plagioklas kaya kalsium dikelilingi plagioklas kaya
sodium].
DERET DISKONTINYU

• Merupakan pembentukan dari olivine, piroksen, amfibol, dan biotit. Pada deret
ini satu mineral atas dengan mineral bawahnya tidak terdapat hubungan dalam
pembentukan mineral tersebut. Mineral satu dapat berubah menjadi mineral
lain pada suatu suhu (penurunan suhu) tertentu karena adanya reaksi terhadap
sisa larutan magma.
• Deret ini dibangun dari mineral ferro-magnesian sillicates. Bowen menemukan
bahwa pada suhu tertentu, akan terbentuk olivin, yang jika diteruskan akan
bereaksi kemudian dengan sisa  larutan magma, membentuk pyroxene. Jika
pendinginan dlanjutkan, akan dikonversi ke pyroxene,dan kemudian Deret ini
berakhir ketika biotite telah mengkristal, yang berarti semua besi dan
magnesium dalam larutan magma telah habis dipergunakan untuk
membentuk mineral.
• Bila pendingingan terjadi terlalu cepat dan mineral yang telah ada tidak sempat
bereaksi seluruhnya dengan sisa magma, akan terbentuk  rim [selubung] yang
tersusun oleh mineral yang terbentuk setelahnya.
Mineral Diskontinyu & kontinyu
olivine peroxene amphibole biotite

feldspar moscavite kuarsa


PROSES PEMBEKUAN MAGMA
Terdapat tiga proses pembekuan magma menjadi batuan beku yaitu: 

Diferensiasi magma merupakan proses pembekuan magma yang


bersifat relatif homogen lalu kemudian terpecah menjadi beberapa
komposisi yang berbeda-beda karena perbedaan temperatur dan tekanan.
Saat magma mengalami penurunan temperatur dan tekanan, mineral
dengan titik lebur yang tinggi akan mengkristal lebih dahulu, sementara
magma yang belum mencapai titik leburnya akan terus naik ke permukaan
hingga mencapi termperatur dan tekanan yang sesuai lalu membeku.

Asimilasi magma merupakan proses pembekuan magma karena terjadi


interaksi dengan batuan sampingnya lalu terjadi reaksi dan pelarutan dari
batuan samping tersebut sehingga komposisi magma berubah.

Pencampuran magma (mixing) merupakan proses pembekuan magma


magma yang memiliki komposisi yang berbeda lalu bercampur menjadi
satu magma dengan komposisi yang sudah bercampur.
URUTAN PEMBEKUAN MAGMA

• 1. Tahap Orthomagmatik merupakan pembekuan


magma dengan temperatur > 800o C.
• 2. Tahap Pegmatitik merupakan pembekuan magma
dengan temperatur 600o C - 800o C.
• 3. Tahap Pneumatolitik merupakan pembekuan magma
dengan temperatur 400o C - 600o C.
• 4. Tahap Hydrothermal merupakan pembekuan magma
dengan temperatur 100o C  - 400o C, merupakan
larutan sisa yang kaya akan gas dan cairan.
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai