Anda di halaman 1dari 2

1.

Ilustrasi reaksi bowen

Gambar 1. Seri reaksi bowen


Sumber: djauhari noor, 2011: 20 (pengantar geologi)
2.

Pada deret discontinuous atau lanjutan ini mewakili formasi mineral ferro-magnesium
silicate dimana satu mineral berubah menjadi mineral lainnya pada rentang temperatur
tertentu dengan melakukan reaksi dengan sisa larutan magma. Diawali dengan
pembentukan mineral Olivine yang merupakan satu-satunya mineral yang stabil pada atau
di bawah 18000C. Ketika temperatur berkurang dan Pyroxene menjadi stabil (terbentuk).
Sekitar 11000C, mineral yang mengandung kalsium (CaFeMgSiO) terbentuk dan pada
kisaran suhu 9000C Amphibole terbentuk. Sampai pada suhu magma mendingin di 6000C
Biotit mulai terbentuk.
Bila proses pendinginan yang berlangsung terlalu cepat, mineral yang telah ada tidak dapat
bereaksi seluruhnya dengan sisa magma yang menyebabkan mineral yang terbentuk
memiliki rim (selubung). Rim tersusun atas mineral yang telah terbentuk sebelumnya,
misal Olivin dengan rim Pyroxene.
Deret ini berakhir dengan mengkristalnya Biotite dimana semua besi dan magnesium telah
selesai dipergunakan dalam pembentukan mineral
(sumber : https://geohazard009.wordpress.com/2009/10/13/bowen-reaction-series/)

3. a. Tergantung pada tipe magma nya, jika magma basa mineral yang muncul adalah olivine
dalam jumlah sedikit, pyroxene, amphibole dalam jumlah sedikit dan plagioklas Na.

Jika tipe magma nya intermediet maka mineral yang akan muncul di permukaan adalah
amphibole, biotit , plagioklas Ca kemudian kuarsa dengan jumlah 5% terkadang juga
terdapat pyroxene namun jumlahnya sangat sedikit.
Jika tipe magma asam maka mineral yang muncul di permukaan adalah biotit, mika, k
feldspar, plagioklas Ca, muscovite, hornblende dan kuarsa.
b. Tergantung pada tipe magma nya, jika magma basa mineral yang muncul adalah
olivine dalam jumlah sedikit, pyroxene, amphibole dalam jumlah sedikit dan plagioklas
Na.
Jika tipe magma nya intermediet maka mineral yang akan muncul di permukaan adalah
amphibole, biotit , plagioklas Ca kemudian kuarsa dengan jumlah 5% terkadang juga
terdapat pyroxene namun jumlahnya sangat sedikit.
Jika tipe magma asam maka mineral yang muncul di permukaan adalah biotit, mika, k
feldspar, plagioklas Ca, muscovite, hornblende dan kuarsa
c . Mineral yang dihasilkan sama namun yang membedakan kedua nya adalah tekstur
dari batuan tersebut dimana pada batuan intrusi magma lebih lama mengalami
pendinginan dan akibat tidak mengalami kontak dengan udara sehingga kristalisasi
mineralnya sempurna dengan ukuran relative besar dengan tekstur fanerik, namun pada
batuan ekstrusif magma terlalu cepat mengalami pendinginan, akibat kontak langsung
dengan udara sehingga mineral tidak mengalami kristalisasi secara sempurna dengan
ukuran yang relative kecil dengan tekstur afanitik

Anda mungkin juga menyukai