Anda di halaman 1dari 14

PENGUKURAN

TA 3111 Mekanika Batuan – Penentuan Tegangan In-situ - 7

TEGANGAN IN-SITU - 1

Laboratorium Geomekanika & Peralatan Tambang


Fakultas Teknik Pertambangan & Perminyakan
Institut Teknologi Bandung

6-1
Distribusi Tegangan Sebelum Dibuat
Terowongan
TA 3111 Mekanika Batuan – Penentuan Tegangan In-situ - 7

 Dibuatnya sebuah atau beberapa terowongan di bawah tanah akan


mengakibatkan perubahan distribusi tegangan (stress distribution) di
bawah tanah, terutama di dekat terowongan-terowongan tersebut
(Tegangan Terinduksi).
 Sebelum terowongan dibuat, pada titik-titik di dalam massa batuan
bekerja tegangan-tegangan awal atau alamiah (initial stress) atau
disebut juga tegangan in-situ.
 Tegangan-tegangan awal ini sukar diketahui secara tepat, baik
besarnya maupun arahnya.
 Baru sekitar 20 tahun yang lalu dengan cara pengukuran tegangan in-
situ dapat diketahui lebih banyak mengenai tegangan awal ini. 6-2
Klasifikasi Metode Pengukuran Tegangan In-situ
TA 3111 Mekanika Batuan – Penentuan Tegangan In-situ - 7

 Metode pengukuran tegangan in­situ.


 Metode pengukuran langsung (direct)
 Metode pengukuran tidak langsung (indirect).
 Metode pengukuran absolut & pengukuran relatif.
 Klasifikasi pengukuran berdasarkan tipe dari pengukuran yang dilakukan.
Klasifikasi dari berbagai metode pengukuran tegangan in-situ.
 Metode yang didasarkan pada pengukuran yang dilakukan di sebuah permukaan
bebas di dinding batuan, disebut metode Rosette Deformasi.
 Metode yang didasarkan pada pengukuran tekanan yang diperlukan untuk
mengembalikan tegangan yang dibebaskan disebut metode Flat Jack.
 Metode yang didasarkan pada pengukuran di dalam lubang bor.
 Metode Overcoring:
sel yang mengukur tegangan;
sel yang mengukur perpindahan; radial;
Sel yang perpindahan radial dan longitudinal.
 Metode Uji Rekah Hidrolik.
6-3
Metode Pengukuran Langsung
Tegangan Insitu
TA 3111 Mekanika Batuan – Penentuan Tegangan In-situ - 7

 Rosette Deformasi: Metode yang didasarkan pada pengukuran yang dilakukan


di sebuah permukaan bebas di dinding batuan.
 Flat Jack: Metode yang didasarkan pada pengukuran tekanan yang diperlukan
untuk mengembalikan tegangan yang dibebaskan.
 Metode Pengukuran Dalam Lubang Bor.
 Metode overcoring: sebuah sel mengukur tegangan, perpindahan radial, axial dan
longitudinal.
 Metode hydraulic fracturing.
 Interpretasi semua hasil pengukuran tegangan in-situ untuk semua metode tsb
didasarkan pada hipotesa
 Batuan di daerah pengukuran homogen, kontinu, isotropi & elastik linier.
 Medan tegangan dianggap homogen di sekitar tempat pengukuran. 6-4
Metode Rosette Deformasi
TA 3111 Mekanika Batuan – Penentuan Tegangan In-situ - 7

Prinsip
 Prinsip dari rosette deformasi adalah mengukur deformasi superficial pada sebuah permukaan
bebas di dinding massa batuan. Deformasi ini disebabkan oleh pembebasan tegangan atau
variasi tegangan.
Hipotesa
 Interpretasi dari hasil pengukuran tegangan dengan metode ini berdasarkan pada hipotesa :
 Tegangan bidang (plane stress), yaitu tegangan yang tegak lurus bidang pengukuran sama
dengan nol.
 Pembebasan tegangan adalah total (seluruhnya). Perhitungan dengan metode elemen hingga
menunjukkan bahwa diperlukan pemotongan sedalam 20 cm untuk memperoleh pembebasan
tegangan total.
 Perilaku (behaviour) batuan adalah elastik linier. Tegangan dihitung langsung dari deformasi
yang diukur dengan bantuan Hukum Hooke.
Pengukuran
 Titik-titik pengukuran sebanyak delapan buah dipasang pada lingkaran yang berdiameter 20
cm. Jarak antara titik-titik pengukuran tersebut diukur sampai ketelitian 1 mikron. Kemudian
batuan di sekitar lingkaran digergaji dengan menggunakan gergaji intan sedalam 20 cm,
sehingga tegangan dibebaskan total. 6-5
Pengukuran Rosette Deformasi
 Titik-titik pengukuran sebanyak delapan buah dipasang pada lingkaran yang berdiameter 20 cm. Jarak
antara titik-titik pengukuran tersebut diukur sampai ketelitian 1 mikron. Kemudian batuan di sekitar
TA 3111 Mekanika Batuan – Penentuan Tegangan In-situ - 7

lingkaran digergaji dengan menggunakan gergaji intan sedalam 20 cm, sehingga tegangan dibebaskan
total. y
 20 cm
Titik-titik pengukuran diukur lagi dan perpindahan yang disebabkan oleh pembebasan tegangan dihitung.
Tegangan didapat dari (Bonvallet, 1976).

Titik
Pengukuran
u o .E o  .u  / 2 .E  / 2
x  
r (1  ) 2 X

u  / 2 .E  / 2  .u o .E o Gergajian
y  e = 1,5 cm
r (1  ) 2
10 5

u  / 4 .E  / 4  u 3 / 4 .E 3 / 4
 xy  y
r (1  )
 1
0 40

Keterangan:
 Ei = Modulus deformasi untuk q = i (dari uji laboratorium) 15

X
 ui = Perpindahan radial untuk q = i
 r = Jari-jari Rosette = 10 cm
 u = Nisbah Poisson (dari uji laboratorium) 2

 Metode ini pelaksanaannya cepat, tidak perlu peralatan canggih dan hasilnya mendekati sebenarnya.
6-6
 Besar tegangan utama dapat dihitung, demikian juga arahnya terhadap sumbu x dan y dapat ditentukan.
Metode Flat Jack
TA 3111 Mekanika Batuan – Penentuan Tegangan In-situ - 7

Prinsip Kerja
 Metode ini membebaskan sebagian tegangan yang ada di dalam massa batuan
dengan jalan membuat potongan pada batuan tersebut dengan bantuan gergaji intan.
 Tegangan yang dibebaskan ini akan menyebabkan terjadinya deformasi yang dapat
berupa perpindahan dari titik-titik pengukuran yang dibuat.
 Flat Jack dimasukkan ke dalam potongan tersebut agar perpindahan dari titik-titik
pengukuran menjadi nol. Tekanan di dalam Flat Jack yang mengakibatkan
perpindahan nol menggambarkan tegangan awal (initial stress) di dalam massa
batuan. 
Hipotesa
 Perilaku batuan adalah elastik reversible, tidak perlu linier dan batuan homogen.
 Tegangan pada dinding batuan tidak dipengaruhi oleh proses penggalian.
 Tegangan yang diukur tegak lurus dengan potongan yang dibuat atau tegak lurus
dengan Flat Jack. Diharapkan bahwa arah tegangan ini mendekati arah dari
tegangan utama.

6-7
Pengukuran Metode Flat Jack
 Titik-titik pengukuran yang berupa baut besi dipasang
TA 3111 Mekanika Batuan – Penentuan Tegangan In-situ - 7

dengan jarak 10 cm, masing-masing L 1, L2 dan L3. 0,10 m


L1 A. Pemasangan dan
 Kemudian dibuat potongan pada batuan dengan bantuan 0,10 m pengukuran titik ukur
L2 L1 = L2 = 0,10 m
gergaji intan yang besarnya hampir sama dengan ukuran
Flat Jack. Rencana L3
 Ukur jaraknya titik pengukuran tsb. Jaraknya akan penggergajian
bertambah pendek akibat adanya potongan (L1-DL1, L2- 
DL2, L3-DL3). L1 – DL1
L2 – DL2
 Masukkan Flat Jack ke dalam slot lalu dipompa sampai L3 – DL3
DL1, DL2 dan DL3 menjadi nol, atau kembali ke posisi
semula.
 Dalam kondisi ini tekanan di dalam Flat Jack sama
dengan tegangan yang dibebaskan yang merupakan =0
B. Penggergajian,
tegangan yang berada dalam massa batuan. pembebasan stress
Masukan flat jack
 Kekurangan utama dari metode Flat Jack adalah karena ke dalam lubang
pengukuran dilakukan pada batuan yang sudah tidak solid
lagi karena pengaruh proses penggalian sehingga hasil C. Pompa “flat jack”
pengukuran yang didapat tidak representatif. Tetapi hingga gembung
kekurangan ini dapat diatasi dengan melakukan Kontrol titik ukur
pengukuran pada kedalaman tertentu artinya pada hingga kembali ke
titik semula
batuan yang solid. L1 L2

 Pengukuran dilakukan dua kali, yang pertama pada L3


batuan yang tidak solid kemudian dilakukan penggalian
sampai kedalaman 30 cm dan pengukuran yang kedua
=P
dilakukan.
 Teknik yang digunakan tidak memungkinkan untuk
P
melakukan pengukuran selama penggergajian, oleh
karena itu kurva D1 (kurva pembebasan tegangan pada 6-8
saat penggergajian) hanya dapat diduga.
Pengukuran Metode Flat Jack
o Sebelum
penggergajian
o L’
TA 3111 Mekanika Batuan – Penentuan Tegangan In-situ - 7

5 5 l1

Titik pengukuran
7,5 e
L 1’ 10 cm
Flat Jack L
L1 L2 l2
Sesudah
o L’
penggergajian
10 cm
o

L 2’

24 cm

Tekanan < 18 MPa, tebal plat = 0,6 mm


Failure
Tekanan > 18 MPa, tebal plat = 1,5 mm o

L = l1 + l2 + e
m

L + D L = l1 + Dl1 + l2 + Dl2 + e + De

De = perpindahan disebabkan oleh relaksasi batuan pada 


lubang gergajian sesudah pembebasan tegangan

1 2 L1


; ; =regangan elastik batuan
1 2 L1
r
m 6-9

Peralatan Untuk Pengukuran Tegangan In-situ
Dengan Metode Flat Jack & Kurva Tegangan
TA 3111 Mekanika Batuan – Penentuan Tegangan In-situ - 7

Perpindahan

6-10
Metode Flat Jack-1
TA 3111 Mekanika Batuan – Penentuan Tegangan In-situ - 7

 Prosedur pengkuran dengan Flat Jack (FJ) didasarkan pada pengukuran dua
buah titik rujukan yang dipasang di permukaan batuan yang tegangannya
hendak diukur dengan cara mengorientasikan alat pengukur regangan dua buah
titik rujukan tsb.
 Ukur jarak awal dua buah titik rujukan tersebut, kemudian buat suatu slot (celah)
seluas secukupnya diantara dua buah titik rujukan untuk melepaskan sebagian
regangan akibat pembuatan slot tersebut di dekat posisi dua buah titik rujukan
tsb yang sudah di pasang sebelum slot dibuat. Kemudian, sebuah FJ disisipkan
kedalam slot tsb dan di grout jika diperlukan
 Setelah posisi FJ aman dan grouting kering, maka FJ dipompa hingga tekanan
tertentu dimana pembacaan jarak antara dua buah titik rujukan kembali ke posisi
semula. Tekanan pada FJ dianggap sama dengan tegangan normal pada
bidang muka FJ yang menempel pada kedua sisi muka dalam celah slot
tsb sebelum slot dibuat. Maka tidak diperlukan data sifat elastik dari
massa batuan.

6-11
Metode Flat Jack-2
TA 3111 Mekanika Batuan – Penentuan Tegangan In-situ - 7

 Metode FJ tidak memerlukan data sifat mekanik massa batuan di daerah


pengukuran, sehingga pengujian dengan metode ini dianggap mengukur
tegangan sebenarnya. Oleh karena itu pengukuran jarak antara dua buah titik
rujukan harus sangat akurat dan pastikan bahwa tekanan yang dibangkitkan
oleh FJ harus mencapai posisi jarak kedua titik rujukan kembali kesemula.
 Menurut Panek & Stock (1964), bahwa secara eksperimen, pengujian metode
FJ akan berhasil baik jika menggunakan “Square FJ” dengan lebar W (jarak
antara hydraulic cells) tegak lurus terhadap garis ukur dengan kondisi L (jarak
antara titik tengah titik rujukan dengan titik tengan slot: L/W < ½ (lihat Gambar)
 Karena membuat slot di dinding lubawah tanah tidak mudah maka slot FJ
dibatasi hanya untuk pengukuran dekat permukaan dinding lubang. Padahal
karena rata-rata luasan yang di ukur FJ tidak sebanding dengan luasan wilayah
massa batuan maka FJ kurang sensisitif terhadap variasi tegangan lokal.
 Metode FJ juga bisa digunakan untukpengukuran tegangan isnitu di batuan non-
elastik 6-12
TA 3111 Mekanika Batuan – Penentuan Tegangan In-situ - 7

dengan Flat Jack


Tegangan Absolut
Metode Penentuan

6-13
TA 3111 Mekanika Batuan – Penentuan Tegangan In-situ - 7

6-14
Aplikasi Flat Jack

Anda mungkin juga menyukai