AKUNTANSI PEMERINTAHAN
2
KOMITE STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN
RUANG LINGKUP
3
KOMITE STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN
STRUKTUR LAPORAN
REALISASI ANGGARAN
4
KOMITE STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN
ISI LAPORAN REALISASI
ANGGARAN
Laporan Realisasi Anggaran sekurang-kurangnya mencakup pos-
pos sebagai berikut:
(a) Pendapatan (e) Penerimaan Pembiayaan
(b) Belanja (f) Pengeluaran pembiayaan
(c) Transfer (g) Pembiayaan neto
(d) Surplus atau defisit (h) SILPA/SIKPA
5
KOMITE STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN
PENDAPATAN
6
KOMITE STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN
AKUNTANSI PENDAPATAN
Pendapatan diklasifikasikan menurut
jenis pendapatan
Akuntansi pendapatan dilaksanakan
berdasarkan azas bruto, yaitu dengan
membukukan penerimaan bruto, dan
tidak mencatat jumlah netonya (setelah
dikompensasikan dengan pengeluaran)
7
KOMITE STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN
Koreksi dan
Pengembalian Pendapatan
Normal &
Berulang
Dicatat sebagai
Pengurang
Atas Penerimaan
Pendapatan
Pendapatan
Periode
Berjalan
Normal &
Tidak Berulang
8
KOMITE STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN
BELANJA
Semua pengeluaran dari Rekening
Kas Umum Negara/Daerah yang
mengurangi ekuitas dana lancar
dalam periode tahun anggaran
bersangkutan yang tidak akan
diperoleh pembayarannya kembali
oleh pemerintah
9
KOMITE STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN
KLASIFIKASI BELANJA
10
KOMITE STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN
Koreksi atas Pengeluaran Belanja
Atas Pengeluaran
Dicatat sebagai
Belanja
Pendapatan
Periode
Lain-lain
sebelumnya
11
KOMITE STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN
SURPLUS/DEFISIT
12
KOMITE STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN
PEMBIAYAAN
Setiap penerimaan yang perlu dibayar
kembali dan/atau pengeluaran yang akan
diterima kembali, baik pada tahun
anggaran bersangkutan maupun tahun-
tahun anggaran berikutnya, yang dalam
penganggaran pemerintah terutama
dimaksudkan untuk menutup defisit atau
memanfaatkan surplus anggaran
13
KOMITE STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN
AKUNTANSI PENERIMAAN
PEMBIAYAAN
Penerimaan pembiayaan diakui pada saat
diterima pada Rekening Kas Umum
Negara/Daerah
Akuntansi penerimaan pembiayaan
dilaksanakan berdasarkan azas bruto, yaitu
dengan membukukan penerimaan bruto, dan
tidak mencatat jumlah netonya (setelah
dikompensasikan dengan pengeluaran)
14
KOMITE STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN
AKUNTANSI PENGELUARAN
PEMBIAYAAN
15
KOMITE STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN
TRANSAKSI DALAM MATA
UANG ASING
Transaksi dalam mata uang asing
harus dibukukan dalam mata uang
rupiah dengan menjabarkan jumlah
mata uang asing tersebut menurut
kurs tengah bank sentral pada tanggal
transaksi
16
KOMITE STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN
TRANSAKSI PENDAPATAN,
BELANJA, DAN PEMBIAYAAN
BERBENTUK BARANG DAN JASA
Transaksi pendapatan, belanja, dan pembiayaan dalam
bentuk barang dan jasa harus dilaporkan dalam Laporan
Realisasi Anggaran dengan cara menaksir nilai barang dan
jasa tersebut pada tanggal transaksi. Di samping itu,
transaksi semacam ini juga harus diungkapkan sedemikian
rupa pada Catatan atas Laporan Keuangan sehingga dapat
memberikan semua informasi yang relevan mengenai
bentuk dari pendapatan, belanja, dan pembiayaan yang
diterima.Contoh transaksi berwujud barang dan jasa adalah
hibah dalam wujud barang, barang rampasan, dan jasa
konsultansi 17
KOMITE STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN
18
KOMITE STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN
19
KOMITE STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN
20
KOMITE STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN
21
KOMITE STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN
TERIMA KASIH
Komite Standar Akuntansi
Pemerintahan
(KSAP)
Gedung Perbendaharaan II, Lt. 3, Departemen
Keuangan
Jl. Budi Utomo No. 6, Jakarta
Telepon/Fax (021) 352 4551,
website : www.ksap.org
Email: webmaster@ksap.org
22
KOMITE STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN