Anda di halaman 1dari 13

PERLINDUNGAN

ANAK DI
INDONESIA
Meliana Rahmadani
Latar belakang
Indonesia masih memiliki kompleksitas persoalan anak
yang hingga saat ini belum terselesaikan secara
menyeluruh dan komprehensif. Kita bisa melihatnya
betapa banyaknya anak-anak yang mengalami gizi
buruk, anak-anak yang hidup dengan HIV/AIDS, anak-
anak cacat, anak-anak
.
yang harus bekerja siang dan
malam, anak-anak yang menjadi prostitusi dan objek
pornographi, anak-anak yang hidup dalam penjara-
penjara yang kumuh, kotor dan berdesak-desakan, dan
sejumlah masalah anak
.
lainnya
Saat ini jumlah anak-anak yang berada dalam situasi sulit
berdasarkan data dari Kementerian Sosial RI adalah
sebanyak 17,7 Juta (Kompas, 23 Februari 2010). Anak-anak
yang berada di dalam situasi sulit ini meliputi juga anak-
anak yang telantar, anak-anak yang dieksploitasi dan anak-
anak yang membutuhkan perlindungan khusus termasuk
anak cacat, anak-anak yang berada di dalam lembaga
pemasyarakatan, anak-anak yang berada di dalam panti
asuhan dan juga anak-anak yang bekerja di sektor formal
maupun informal. Dari jumlah anak-anak yang berada
dalam situasi sulit ini kemampuan negara untuk
mengatasinya hanya 4% setahun atau lebih kurang 708.000
anak, ini artinya negara baru mampu menyelesaikan
masalah anak anak yang berada dalam situasi sulit ini
selama 25 tahun atau seperampat abad ke depan.
Jumlah anak-anak yang berada dalam situasi sulit
ini belum termasuk anak-anak yang suku terasing,
anak-anak yang menderita HIV/AIDS, anak-anak
yang terdiskriminasi karena berbagai alasan seperti
suku, agama dan ras. Karena itu upaya dan langkah
masih sangat panjang untuk bisa mengatasi masalah
anak ini.
Upaya yang Sudah Dilakukan
Sejumlah masalah anak yang Pemerintah Indonesia sejak tahun

A
disebutkan di atas tentunya 1990 telah meratifikasi Konvensi
bukan tidak ada perhatian Hak Anak melalui Keppres 36/1990.
sama sekali dari pemerintah Ratifikasi ini merupakan tonggak
Indonesia. Banyak hal yang awal dari perlindungan anak di
sudah dilakukan baik itu
kebijakan, upaya konkrit B Indonesia. Selanjutnya pasca
diratifikasinya Konvensi ini,
yang sudah di disusunlah berbagai upaya untuk
implementasikan, berbagai memetakan berbagai persoalan
regulasi dan legislasi,
perencanaan dan
C anak baik dilakukan oleh
Pemerintah sendiri maupun
penganggaran serta bekerjasama dengan berbagai
pembentukan kelembagaan
yang bisa mengatasi masalah D lembaga PBB yang memiliki
mandat untuk melaksanakan
anak secara lebih sistematis. perlindungan anak.
Selanjutnya tahun 1997
Sebagai puncak dari upaya
Indonesia telah memiliki
legislasi adalah lahirnya Undang-
undang-undang khusus yang
undang No. 23/2002 tentang
mengatur masalah anak yang
Perlindungan Anak. Undang-
berkonflik dengan hukum,
undang ini memberikan nuansa
Undang-Undang No.3/1997
yang lebih komprehensif dalam
memberikan perhatian dan
upaya negara memberikan
spesikasi khusus bagi anak-
perlindungan pada anak di
anak yang disangka
Indonesia. Selanjutnya
melakukan tindak pidana,
nomenklatur perlindungan anak
undang-undang ini juga
dimasukkan dalam APBN
memberikan kekhususan baik
sehingga memberikan jaminan
dalam penyidikan, penahanan,
bagi upaya perlindungan dan
penuntutan, peradilan hingga
kesejahteraan anak-anak
penempatan di lembaga
Indonesia.
pemasyarakatan anak.
Selanjutnya, undang-undang ini memberikan mandat
untuk membentuk Komisi Perlindungan Anak (KPAI).
KPAI sebagai insitusi independent diberikan mandat
untuk melakukan pengawasan pelaksanaan upaya
perlindungan anak yang dilakukan oleh institusi
negara, melakukan investigasi terhadap pelanggaran
hak anak yang dilakukan negara, KPAI juga bisa
memberikan saran dan masukkan serta
pertimbangan secara langsungkepada Presiden
tentang berbagai upaya perlindungan anak.
Kehadiran lembaga ini sebenarnya sangat strategis
karena bisa mempercepat upaya upaya perlindungan
anak yang menyeluruh dan kompleks.
Puncaknya adalah pada Kebinet Indonesia bersatu
jilid kedua , Presiden memberikan perhatian secara
khusus pada masalah anak dengan merubah nama
Kementerian Pemberdayaan Perempuan menjadi
Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan
Perlindungan Anak.
Masalah Perlindungan Anak di Indonesia
Terkait dengan penerapan UU No. 3/1997 tentang Peradilan
Anak, maka patut menjadi perhatian kita semua bahwa besarnya
jumlah anak-anak yang dihukum penjara di Indonesia. Menurut
catatan UNICEF (2009) jumlahnnya telah mencapai lebih dari 4000
orang anak per tahun. Padahal sebagian besar dari mereka
adalah melakukan kejahatan ringan. Anak-anak juga sering
ditahan bersama orang dewasa dalam kondisi yang
mengenaskan, disamping itu batas usia tanggung jawab
kriminalyaitu usia 8 tahun adalah terlalu rendah.
Indonesia telah meratifikasi Konvensi ILO 138 tentang batasan
usia minimum untuk bekerjadan Konvensi ILO 182 tentang
Penghapusan Bentuk-bentuk Terburuk Pekerjaan untuk Anak.
Indonesia juga telah memiliki rencana aksi nasional penghapusan
bentuk bentuk terburuk pekerjaan untuk anak. Namun
kenyataannya tingginya jumlah anak-anak yang bekerja yang
sebagian besar di bawah usia 15 tahun baik di sektor formal
maupun informal.
Terkait dengan penerapan UU No. 3/1997 tentang Peradilan Anak,
maka patut menjadi perhatian kita semua bahwa besarnya
jumlah anak-anak yang dihukum penjara di Indonesia. Menurut
catatan UNICEF (2009) jumlahnnya telah mencapai lebih dari 4000
orang anak per tahun. Padahal sebagian besar dari mereka
adalah melakukan kejahatan ringan. Anak-anak juga sering
ditahan bersama orang dewasa dalam kondisi yang
mengenaskan, disamping itu batas usia tanggung jawab
kriminalyaitu usia 8 tahun adalah terlalu rendah.
Indonesia telah meratifikasi Konvensi ILO 138 tentang batasan usia
minimum untuk bekerjadan Konvensi ILO 182 tentang Penghapusan
Bentuk-bentuk Terburuk Pekerjaan untuk Anak. Indonesia juga
telah memiliki rencana aksi nasional penghapusan bentuk bentuk
terburuk pekerjaan untuk anak. Namun kenyataannya tingginya
jumlah anak-anak yang bekerja yang sebagian besar di bawah
usia 15 tahun baik di sektor formal maupun informal.
Hingga saat ini Indonesia belum
meratifikasi optional protocol Kovensi
Hak Anak (protocol tambahan PBB)
tentang penjualan anak, pelacuran
anak dan pornogrpahi anak sehingga
undang-undang yang ada masih
dinilai kurang efektif akibatnya anak-
anak korban eksploitasi seksualsering
tidak mendapatkan perlidungan atau
bantuan pemuliahan yang efektif.
berikut ini beberapa upaya meminimalisir
persoalan pelindungan anak di Indonesia :

Mengembangkan mekanisme dan sistem


perlindungan anak yang terpadu sehingga alur
perlindungan anak menjadi lebih teratur
sehingga tidak terjadi lagi tumpang tindih
perlindungan anak.

Untuk mengurangi tingkat diskriminasi


pada anak maka perlu untuk menaikkan batas
usia menikah pada anak perempuan sehingga
posisinya setara dengan laki-laki. 

Menaikkan batas usia minimal tanggung


jawb kriminal anak sampai level yang bisa
diterima secara internasional.

Melanjutkan usaha menghapus pekerja


anak (anak-anak yang bekerja)
Menjamin agar Rencana Aksi Nasional Penghapusan
Perdagangan Orang dan Eksploitasi Seksual Anak diberi
alokasi sumberdaya yang memadai dalam implementasinya
serta dapat dilaksanakan secara efektif di tingkat Provinsi dan
Kabupaten.

Meratifikasi dua oprional protocol Konvensi Hak Anak(KHA)


yang hingga saat ini belum diratifikasi pemerintah Indonesia
yaitu opsional protocol KHA tentang penjualan anak,
pelacuran anak dan pornographi anak, serta optional protocol
KHA tentang anak di dalam konflik bersenjata.
TERIMA KASIH~

Anda mungkin juga menyukai

  • T6
    T6
    Dokumen3 halaman
    T6
    Meliana Rahmadani
    Belum ada peringkat
  • T13
    T13
    Dokumen5 halaman
    T13
    Meliana Rahmadani
    Belum ada peringkat
  • T10
    T10
    Dokumen4 halaman
    T10
    Meliana Rahmadani
    Belum ada peringkat
  • T11
    T11
    Dokumen5 halaman
    T11
    Meliana Rahmadani
    Belum ada peringkat
  • T12
    T12
    Dokumen5 halaman
    T12
    Meliana Rahmadani
    Belum ada peringkat
  • T11
    T11
    Dokumen5 halaman
    T11
    Meliana Rahmadani
    Belum ada peringkat
  • T7
    T7
    Dokumen7 halaman
    T7
    Meliana Rahmadani
    Belum ada peringkat
  • T12
    T12
    Dokumen5 halaman
    T12
    Meliana Rahmadani
    Belum ada peringkat
  • Leaflet Mpasi
    Leaflet Mpasi
    Dokumen2 halaman
    Leaflet Mpasi
    Meliana Rahmadani
    Belum ada peringkat
  • Leaflet Diare
    Leaflet Diare
    Dokumen2 halaman
    Leaflet Diare
    Meliana Rahmadani
    Belum ada peringkat
  • T14
    T14
    Dokumen4 halaman
    T14
    Meliana Rahmadani
    Belum ada peringkat
  • Rencana Tindak Lanjut
    Rencana Tindak Lanjut
    Dokumen3 halaman
    Rencana Tindak Lanjut
    Meliana Rahmadani
    Belum ada peringkat
  • LP Ansietas
    LP Ansietas
    Dokumen8 halaman
    LP Ansietas
    Meliana Rahmadani
    Belum ada peringkat
  • Intervensi Ansietas
    Intervensi Ansietas
    Dokumen2 halaman
    Intervensi Ansietas
    Dara Ayu
    29% (7)
  • LP Ansietas
    LP Ansietas
    Dokumen8 halaman
    LP Ansietas
    Meliana Rahmadani
    Belum ada peringkat
  • LP Gastritis
    LP Gastritis
    Dokumen1 halaman
    LP Gastritis
    Meliana Rahmadani
    Belum ada peringkat
  • SP 3 Pasien DPD
    SP 3 Pasien DPD
    Dokumen4 halaman
    SP 3 Pasien DPD
    Meliana Rahmadani
    Belum ada peringkat
  • SP 1 Pasien Isos
    SP 1 Pasien Isos
    Dokumen6 halaman
    SP 1 Pasien Isos
    Meliana Rahmadani
    Belum ada peringkat
  • Naskah Roleplay Pasien Safety
    Naskah Roleplay Pasien Safety
    Dokumen3 halaman
    Naskah Roleplay Pasien Safety
    Meliana Rahmadani
    Belum ada peringkat
  • SP 2 Pasien HDR
    SP 2 Pasien HDR
    Dokumen5 halaman
    SP 2 Pasien HDR
    Meliana Rahmadani
    Belum ada peringkat
  • LP Gastritis Afni
    LP Gastritis Afni
    Dokumen11 halaman
    LP Gastritis Afni
    Meliana Rahmadani
    Belum ada peringkat
  • SP 4 Keluarga RPK-Meliana Rahmadani-3B
    SP 4 Keluarga RPK-Meliana Rahmadani-3B
    Dokumen4 halaman
    SP 4 Keluarga RPK-Meliana Rahmadani-3B
    Meliana Rahmadani
    Belum ada peringkat
  • SP 3 Keluarga (Meliana Rahmadani)
    SP 3 Keluarga (Meliana Rahmadani)
    Dokumen4 halaman
    SP 3 Keluarga (Meliana Rahmadani)
    Meliana Rahmadani
    Belum ada peringkat
  • Makalah Struktur Rs Revisi Fix
    Makalah Struktur Rs Revisi Fix
    Dokumen39 halaman
    Makalah Struktur Rs Revisi Fix
    Meliana Rahmadani
    Belum ada peringkat
  • 1B Kel 2 Proses Sosial Dan Interaksi Sosial
    1B Kel 2 Proses Sosial Dan Interaksi Sosial
    Dokumen14 halaman
    1B Kel 2 Proses Sosial Dan Interaksi Sosial
    Meliana Rahmadani
    Belum ada peringkat
  • Otonomi Daeraaaaahhhhhhh
    Otonomi Daeraaaaahhhhhhh
    Dokumen9 halaman
    Otonomi Daeraaaaahhhhhhh
    Meliana Rahmadani
    Belum ada peringkat
  • Naskah Roleplay Pasien Safety
    Naskah Roleplay Pasien Safety
    Dokumen3 halaman
    Naskah Roleplay Pasien Safety
    Meliana Rahmadani
    Belum ada peringkat
  • SAP Nurse Day New
    SAP Nurse Day New
    Dokumen10 halaman
    SAP Nurse Day New
    Meliana Rahmadani
    Belum ada peringkat
  • 1B Kelas 4 Mobilitas Sosial
    1B Kelas 4 Mobilitas Sosial
    Dokumen25 halaman
    1B Kelas 4 Mobilitas Sosial
    Meliana Rahmadani
    Belum ada peringkat