Anda di halaman 1dari 18

xx

FISIKA !

BATUAN
SIFAT KELISTRIKAN BATUAN DAN MINERAL
(MODEL)
01
RIFNALDO KARANGAN
02
NURAINUN SHOLIHAT ARIFUDDIN

03
H061171007 H061171303

ST. SYAKIRAH

04 05
H061171504

REFSINAWATI M NUR ANDIKA


H061171508 H061171511
PENDAHULUAN
 Untuk memperoleh distribusi sifat fisis bawah-permukaan secara
lebih kuantitatif umumnya dilakukan melalui pemodelan.

 Data pengamatan merupakan respons dari struktur atau formasi


geologi bawah-permukaan. Respons tersebut timbul karena
adanya variasi sifat fisis yang relevan (seperti rapat massa,
resistivitas, sifat kemagnetan, kecepatan rambat gelombang
seismik dan sebagainya) yang berasosiasi dengan struktur atau
formasi geologi bawah-permukaan.

 model adalah representasi keadaan geologi bawah-permukan oleh


benda anomaly dengan besaran fisis dan geometri tertentu.

 Tujuan representasi menggunakan model adalah permasalahan


dapat disederhanakan dan respons model dapat diperkirakan atau
dihitung secara teoritis dengan memanfaatkan teori-teori fisika.

 Hubungan antara respons model dengan parameter model bawah-


permukaan dinyatakan oleh persamaan matematis yang
diturunkan dari konsep fisika yang mendasari fenomena yang di
tinjau.
Pemodelan Geofisika Dan Sifat Kelistrikan
Batuan Dan Mineral

 Model dan parameter model digunakan untuk


mengkarakterisasi suatu kondisi geologi bawah-
permukaan.

 Pemodelan merupakan proses estimasi model dan


parameter model berdasarkan data yang diamati
di permukaan bumi.

 Dalam suatu pengukuran lapangan, selalu


dilakukan berdasarkan prosedur yang sudah
ditentukan.
Invers &
Forward
Modelling
 Hasil pengukuran sangat tergantung pada kondisi dan
sifat fisis batuan bawah pengukuran yang selanjutnya
disebut sebagai data observasi atau data lapangan.

 Dari data observasi kemudian digunakan untuk


mengestrak parameter fisis batuan yang berdasarkan
model matematika. Proses ini disebut sebagai inverse
modelling.

 forward modelling, dimana kita memperoleh data


prediksi hasil pengukuran berdasarkan parameter
fisis.
Pemodelan Geofisika dan
Sifat Kelistrikan Batuan
dan Mineral (2)
 Dalam mempelajari karakteristik batuan dan mineral,
keduanya memiliki sifat kelistrikan yang ada dalam
batuan dan mineral itu sendiri.

 Pada bagian batuan atom-atom terikat secara ionic


atau kovalen sehingga menyebabkan batuan
mempunyai sifat hantaran arus listrik yang biasa
disebut konduktivitas.

 Kebalikan sifat konduktivitas adalah resistivitas yang


berarti hambatan jenis.
Pemodelan Geofisika Dan Sifat Kelistrikan
Batuan Dan Mineral (3)

 Salah satu sifat batuan tersebut yaitu resistivitas


(tahanan jenis) menunjukkan kemampuan bahan
tersebut untuk menghantarkan arus listrik.

 Berdasarkan harga resistivitasnya, batuan digolongkan


dalam tiga kategori, yakni:
Konduktor baik : 10-6 < 𝜌 < 1 Ωm
Konduktor sedang : 1 < 𝜌 < 107 Ωm
Isolator : 𝜌 > 107 Ωm
 Perbedaan sifat kelistrikan pada masing-masing
batuan memberikan respon yang berbeda
terhadap arus yang diberikan.

 Perbedaan respon ini nantinya dapat digunakan


sebagai data rujukan untuk menentukan lapisan
yang ada dibawah permukaan dan pendekatan
kondisi bawah permukaan melalui harga
resistivitas yang didapatkan.

 Nilai ini tidak hanya bergantung pada jenis


batuan saja tetapi bergantung pula pada pori
yang ada pada batuan tersebut dan kandungan
fluida pada pori tersebut.
 Selanjutnya ananlisis data untuk mempelajari sifat
resistivitas atau konduktivitas listrik dari tiap lapisan
batuan dalam bumi ini dapat dilakukan dengan
forward modeling dan Invverse modeling.

 Forward modeling dilakukan untuk memperkirakan


target anomaly yang akan diteliti, sementara inversi
dilakukan setelah ada data lapangan.
FORWARD
MODELLING
 Pemodelan ke depan (forward modeling)  menyatakan proses perhitungan
“data” yang secara teoritis akan teramati di permukaan bumi jika diketahui
harga parameter model bawah-permukaan tertentu.

 Dalam proses geofisika untuk pemodelan kedepan digunakan model


matematika yang dideskripsikan oleh persamaan integral berbentuk:
Pemodelan kedepan metode
resistivitas

 pemodelan ke depan data resistivitas lapisan homogeny menggunakan metode beda hingga (finite
difference method).
 Metode ini digunakan untuk menentukan parameter yang mempengaruhi perbedaan parameter
model awal dengan parameter respon model
 Hasil resistivitas model dapat digunakan sebagai gambaran awal untuk disesuaikan dengan respon
resistivitas model.
 Untuk memperoleh hasil yang tepat maka dilakukan pengurangan error dari hasil respon
resistivitas model dengan memvariasikan spasi elektroda menjadi lebih kecil dan posisi elektroda
tidak berada pada kedua sisi tepi model grid.
INVERSE
MODELLING
 Pemodelan inversi sering dikatakan sebagai kebalikan dari pemodelan ke
depan karena dalam pemodelan inversi parameter model diperoleh secara
langsung dari data.

 Solusi untuk menyelesaikan permasalahan inversi adalah respons model.

 Hubungan antara respons model dengan parameter model bawah-permukaan


dinyatakan oleh persamaan matematis yang diturunkan dari konsep fisika
yang mendasari fenomena yang ditinjau

 Berdasarkan model matematika itulah, parameter fisis batuan dapat diketahui


dari data observasi. Inilah yang disebut sebagai inverse modeling atau
pemodelan inversi.
Pemodelan kedepan metode
resistivitas

 Proses inversi adalah suatu proses pengolahan data lapangan yang melibatkan teknik
penyelesaian matematika dan statistik untuk mendapatkan informasi yang berguna mengenai
distribusi sifat fisis bawah permukaan.
 Didalam proses inversi dilakukan analisis terhadap data lapangan dengan melakukan curve fitting
antara model matematika dan data lapangan.
 Tujuannya adalah mengestimasi parameter fisis batuan yang tidak diketahui sebelumnya.
Pemodelan Kedepan Metode Polarisasi
Terinduksi

Metode Induksi polarisasi memanfaatkan sifat kelistrikan


batuan dalam hal ini berupa sifat konduktivitas dalam
polarisasinya.

Untuk menghitung respon IP dipermukaan, maka


persamaan Laplace harus diselesaikan dengan kondisi
batas tertentu.
Pemodelan matematik akan menghasilkan persamaan
matematika respon TDIP (Time Domain Induced
Polarization) yaitu resistivitas dan chargeabilitas terhadap
fungsi parameter bawah permukaan. Variasi parameter
bawah permukaan terhadap respon. TDIP diperoleh
dengan pemodelan kedepan.
Pemodelan Kedepan Metode
Polarisasi Terinduksi (2)

Pada
  forward modeling induced  
polarization, digunakan model bawah
permukaan berupa silinder horizontal dengan
(gambar 1.3) dengan merumuskan dan
respon dari IP yang berupa apparent Dimana dan serta
chargeability atau disimbolkan sebagai
, pada persamaan ini diasumsikan
bahwa efek interface udara dan bumi
tidak mempengaruhi benda sehingga
diperoleh perumusan sebagai berikut:
Model Silinder
Horizontal
Contoh penelitian
tentang Marine
Resistivity
 Pengolahan data resistivitas hasil pengukuran
lapangan dilakukan untuk menggabungksn
data parameter lapangan, data pengukuran
beda tegangan, resistivitas, posisi, dan
kedalaman.

 Data yang telah diproses kemudian


digabungkan dan diproses hingga menjadi
suatu model hasil dari forward modeling
maupun inverse modeling. Prosesnya sebagai
berikut:
THANKS!
ANY
QUESTION???
CREDITS: This presentation template was created by Slidesgo, including icons by Flaticon, and infographics &
images by Freepik.
Please keep this slide for attribution.

Anda mungkin juga menyukai