Anda di halaman 1dari 13

PEMBALOKAN

CAMBRIDGE
TRIYA RIZKY KHAIRANI
REKHA MEILA ROSSA S.

TEKNOLOGI BANGUNAN 4
Pengertian Balok dalam Bangunan

Jika dilihat dari fungsinya maka balok adalah


bagian dari struktural sebuah bangunan yang
kaku dan dirancang untuk menanggung dan
mentransfer beban menuju elemen-elemen
kolom penopang yang memiliki fungsi sebagai
rangka penguat horizontal bangunan akan
beban-beban.
Mendeskripsikan balok beton bertulang
Balok akan menerima beban dari plat yang ada di atasnya dan dari
berat beton itu sendiri. Pembebanan pada sebuah balok
menimbulkan tegangan tarik, desak dan geser.
Satu balok beton mampu memikul desakan di Tulangan yang dipilih luasnya harus
atas sumbu netral, tak mempunyai sesuai dengan luas tulangan yang
dibutuhkan serta memenuhi
kemampuan yang berarti dalam menahan persyaratan konstruksi beton
tarikan di bawah sumbu ini. Agar supaya bertulang.
balok dapat berfungsi dengan baik, pada Setiap sudut balok harus ada satu
daerah tarik harus diberi suatu tahanan atau batang tulangan sepanjang balok
Diameter tulangan pokok minimal Ø 12
luasan balok di bagian ini harus ditulangi. mm
Bilamana batang tulangan ditempatkan pada Jarak pusat ke pusat (sumbu ke sumbu)
bagian bawah balok, tepatnya di dekat tulangan pokok maksimal 15 cm dan
permukaan tarik yang terluar, kekuatan balok jarak bersih 3 cm pada bagian-bagian
yang memikul momen maksimal.
tak lagi dibatasi oleh kuat tarik beton dan
pemberian tulangan untuk mencegah geseran
horisontal, sehingga balok dapat menjadi kuat
baik di dalam menahan tarikan maupun
desakan.
Tulangan tumpuan umumnya berjarak 1/4 dari jarak bentang (L) yang terletak di tepi-tepi
bentang, sedangkan tulangan lapangan 1/2 sisanya yang letakanya ditengah bentang.
pada contoh gambar kerja di bawah ini tulanga tumpuan dipasang dengan jarak 100 mm
dengan tulangan berdiameter 10mm, sedangkan untuk tulangan lapangan menggunakan
jarak 200 mm dengan tulangan berdiameter 10 mm. 
Fungsi utama baja tulangan pada struktur
beton bertulang yaitu untuk menahan gaya
tarik. Oleh karena itu pada struktur balok,
pelat, fondasi, ataupun struktur lainnya
dari bahan beton bertulang, selalu
diupayakan agar tulangan longitudinal
(memanjang) dipasang pada serat-serat
beton yang mengalami tegangan tarik.
Keadaan ini terjadi terutama pada daerah
yang menahan momen lentur besar
(umumnya di daerah lapangan/tengah
bentang, atau di atas tumpuan), sehingga
sering mengakibatkan terjadinya retakan
Tulangan longitudinal dipasang searah
beton akibat tegangan lentur tersebut
sumbu batang .Berikut ini diberikan
beberapa contoh pemasangan tulangan
memanjang pada balok maupun pelat.
Pemasangan tulangan geser
Retakan beton pada balok juga dapat terjadi di
daerah ujung balok yang dekat dengan
tumpuan. Retakan ini disebabkan oleh
bekerjanya gaya geser atau gaya lintang balok
yang cukup besar, sehingga tidak mampu
ditahan oleh material beton dari balok yang
bersangkutan. Retakan balok akibat gaya
geser dan cara mengatasi retakan geser ini
akan dijelaskan lebih lanjut . . .
Agar balok dapat menahan gaya geser
tersebut, maka diperlukan tulangan geser yang
dapat berupa tulangan miring/tulangan-
serong atau berupa sengkang/begel. Jika
sebagai penahan gaya geser hanya digunakan
begel saja, maka pada daerah yang gaya
gesernya besar (mislnya pada ujung balok
yang dekat tumpuan) dipasang begel dengan
jarak yang kecil/rapat, sedangkan pada daerah
dengan gaya geser kecil (daerah
lapangan/tengah bentang) dapat dipasang
Jarak tulangan pada balok

Tulangan longitudinal maupun begel balok diatur pemasangannya dengan jarak tertentu, seperti terlihat pada gambar berikut :

Keterangan gambar :

 Sb = tebal penutup beton minimal (9.7-1 SNI 03-2847-2002).Jika


berhubungan dengan tanah/cuaca :  Untuk D >atau =16 mm, tebal
Sb = 50 mm. ; Untuk D< 16 mm, tebal Sb = 40 mm ; Jika tak
berhubungan tanah dan cuaca tebal Sb = 40 mm.
 b = Jarak maksimum (as-as) tulangan samping (3.3.6-7 SK SNI T-15-
1991-03), diambil < atau = 300 mm dan < atau = balok (1/6) kali
tinggi efektif balok.Tinggi efektif = tinggi balok – ds atau d = h – ds
 S av = Jarak bersih tulangan pada arah vertikal (9.6-2 SNI 03-2847-
2002) diambil > atau = 25 mm, dan > atau = D.

 Sn = Jarak bersih tulangan pada arah mendatar (9.6-1 SNI 03-


2847-2002) diambil > atau = 25 mm, dan > atau = D.
Disarankan d > atau = 40 mm, untuk tulangan balok.
 D = diameter tulangan longitudinal (mm)
 ds = Jarak titik berat tulangan tarik sampai serat tepi beton
bagian tarik, sebaiknya diambil > atau = 60 mm.
 
Jumlah tulangan maksimum dalam 1 baris
Dimensi struktur biasanya diberi notasi b dan h, dengan b adalah
ukuran lebar dan h adalah ukuran tinggi total dari penampang
struktur.Sebagai contoh dimensi balok ditulis dengan b/h atau
300/500, berarti penampang dari balok tersebut berukuran lebar balok,
b = 300 mm dan tinggi balok h = 500 mm.
   As = luas turangan tarik (mm2)
 As’ = luas tulangan tekan (mm2)
 b  = lebar penampang balok (mm)
 c  =  jarak antara garis netral dan tepi serat beton
tertekan (mm)
 d  = tinggi efektif penampang balok (mm)
 ds1= Jarak antara titik berat tulangan tarik baris
pertama dan tepi serat beton tarik (mm)
 ds2= jarak antara titik berat tulangan tarik baris
kedua dengan tulangan tarik baris pertama (mm)
 ds’ = jarak antara titik berat tulangan tekan dan tepi
serat beton tekan (mm)
 h = tinggi penampang balok (mm)

Karena lebar balok terbatas pada nilai b, maka


jumlah tulangan yang dapat dipasang pada 1 baris
(m) juga terbatas. Jika dari hasil hitungan tulangan
balok diperoleh jumlah total (n) yang ternyata lebih
besar daripada nilai m, maka terpaksa tulangan
tersebut harus dipasang pada baris berikutnya. 

 
Semakin jauh jarak bentangan balok, semakin tinggi
pula balok yang menopang (agar tidak melendut)
dan semakin tinggi balok semakin lebar juga dimensi
balok tersebut.

a. Tinggi Balok Induk = 1/12 bentang --> 1/12 x 6


m = 0,5 m = 50 cm
b. Lebar Balok  = 1/2 tinggi balok --> 1/2 x 50 cm
= 25 cm
c. Tinggi Balok Anak = 1/15 bentang --> 1/15 x 6
m = 0,4 m = 40 cm
d. Lebar balok = 1/2 tinggi balok --> 1/2 x 40 cm =
20 cm
Jadi dimensi balok induk = 25 x 50 cm sementara
balok anak 20 x 40 cm. Lebar balok bisa juga
dihitung 2/3 tinggi balok.
SEKIAN
TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai