Anda di halaman 1dari 46

SIFILIS PADA KEHAMILAN

dr.David Randel
Christanto.,Sp.OG(K).,M.Kes
SMF/BAGIAN OBSTETRI & GINEKOLOGI

FK.UNCEN / RSUD JAYAPURA

Update Manajemen Infeksi dalam Kehamilan dan Rasionalisasi


Penggunaan Antibiotik
Kongres Obstetri dan Ginekologi Indonesia XVII
Semarang 19-20 Juli 2018

POKJA Infeksi Saluran Reproduksi PB POGI


PENDAHULUAN

• Sifilis : infeksi menular seksual (IMS) meningkatkan risiko


tertular HIV.
• Pada orang dengan HIV-AIDS (ODHA), sifilis meningkatkan
daya infeksi HIV.
• Ibu hamil yang terinfeksi sifilis tidak diobati dengan adekuat,
maka 67% kehamilan akan berakhir dengan abortus, lahir mati
atau sifilis kongenital.

POKJA Infeksi Saluran Reproduksi PB POGI


POKJA Infeksi Saluran Reproduksi PB POGI
• Detik news melaporkan di Queensland dalam 6 th
terakhir, 6 bayi meninggal karena sifilis yang ditularkan
lewat hubungan seksual yang sebenarnya hampir punah
di awal tahun 2002an
• Tahun 2008 : 2 kasus ditemukan di queensland
• 10 tahun kemuian >1100 kasus tercatat dengan tambahan
200 kasus baru setiap tahun.
• Kematian bayi 50%, berhasil hidup,
potensikebutaan, tuli dan kerusakan otak
• 5 tahun utk dana khusus turun 2016 $AUD 15,7
POKJA juta
Infeksi Saluran Reproduksi PB POGI
• Diperlukan upaya untuk mengkonfirmasi penyakit
tersebut pada ibu hamil & pemberian penanganan yang
tepat untuk mencegah terjadinya kesalahan diagnosis
& terapi yang tidak adekuat.

POKJA Infeksi Saluran Reproduksi PB POGI


INFORMASI DASAR
TENTANG
SIFILIS
Sifilis : infeksi menular seksual, disebabkan oleh
bakteri spirochaeta, yaitu Treponema pallidum.
Abrasi kecil pada mukosa vagina merupakan portal masuk,
sedangkan eversi serviks, hiperemia↑ risiko penularan.

POKJA Infeksi Saluran Reproduksi PB POGI


PENULARA
N
•Sifilis dini : masuknya bakteri dengan jumlah yang
banyak & tingkat transmisi dengan pasangan.

•Sifilis laten : tingkat transmisi menurun karena ukuran


inokulum yang mengecil.

POKJA Infeksi Saluran Reproduksi PB POGI


• Maternal sifilis : infeksi fetal melalui beberapa rute.
• Penularan dapat terjadi pada masa kehamilan (transmisi
plasenta), kontak saat persalinan & kontak dengan lesi
sifilis setelah persalinan.
• Penularan biasanya pada minggu ke 16 dan 28 kehamilan.
• Tidak diobati : keguguran, prematuritas, BBLR, lahir mati
dan Sifilis Kongenital

POKJA Infeksi Saluran Reproduksi PB POGI


KLASIFIKA
SI
A. SIFILIS YANG DIDAPAT
A.1 Sifilis Dini
Sifilis Stadium Primer
Sifilis Stadium Sekunder
Sifilis Laten Dini
A.2 Sifilis Lanjut
Sifilis Laten Lanjut
Sifilis Tersier: Gumma, Neurosifilis & Sifilis
Kardiovaskular.
B. SIFILIS KONGENITAL
Sifilis Kongenital Dini
Sifilis Kongenital Lanjut
POKJA Infeksi Saluran Reproduksi PB POGI
Stage of
syphilis

POKJA Infeksi Saluran Reproduksi PB POGI


Stadium primer infeksi
sifilis
Ulkus Sifilis Ulkus Sifilis
Primer
Primer di Daerah
di Labium
Anorektal
Mayora

POKJA Infeksi Saluran Reproduksi PB POGI


Stadium
sekunder
Bercak Kemerahan pada Bercak Kemerahan di
Telapak Kaki dan Telapak Punggung, Sifilis
Tangan. Sekunder

POKJA Infeksi Saluran Reproduksi PB POGI Sumber: Public Health Image Library Database
(PHIL)
Stadium
laten
Gambaran Gumma di Hidung Gumma di Pallatum

Sumber: Public Health Image Library Database


(PHIL) of the US Centers for Disease Control (CDC)
POKJA Infeksi Saluran Reproduksi PB POGI
Sifilis
Kongenital

• Sifilis kongenital sendiri dapat


diklasifikasikan menjadi 2 yaitu :
1. Sifilis kongenital dini, dari bayi lahir sampat
< 2 tahun.
2. Sifilis kongenital lanjut, penyakit ini
persisten hingga > 2 tahun setelah kelahiran.

POKJA Infeksi Saluran Reproduksi PB POGI


• WHO mendefinisikan "kematian sifilis"

kematian janin setelah 20 minggu
• Sifilis kongenital kemungkinan asimtomatis
pada
>50 % kasus, terutama pada minggu
pertama kehidupan.

POKJA Infeksi Saluran Reproduksi PB POGI


• Gejala muncul pada bulan pertama tetapi
manifestasi klinis baru terlihat sampai tahun
Manifestasi
ke-2 kehidupan. Keratitis interstisial,
hepatosplenomegali,
: limfadenopati, tulang, anemia,
Hutchinson,
kerusakan gigi
neurosifilis

POKJA Infeksi Saluran Reproduksi PB POGI


Sifilis
Kongenital
(stadium dini)
Lesi Mukokutaneus Hepatosplenomegali

POKJA Infeksi Saluran Reproduksi PB POGI


Sifilis
kongenital
(stadium
Gigi Hutchinson Interstitial keratitis
lanjut)

POKJA Infeksi Saluran Reproduksi PB POGI


Sifilis
kongenital
(stadium
lanjut)

Saddle nose, Clutton’s joints, Hutchinson’s teeth and chronic interstitial


keratitis
(sumber : Pathlogy Learning Centre)

POKJA Infeksi Saluran Reproduksi PB POGI


DIAGNOSIS SIFILIS KONGENITAL

Diagnosa tidak mudah < 15 bulan (tes serologi Ig G tidak


bermanfaat (transfer pasifantibodi ibu).
Ketentuan diagnosa :
1. Bayi yang dilahirkan dari ibu sifilis : dengan titer
serologi minimal 4x lebih tinggi dari titer ibunya, atau
tetap positif selama 4 bulan setelah lahir. Bila titer
negatif  dilanjutkan pemeriksaan liquor
serebrospinalis. Pada ibu yang terinfeksi sifilis :
pemeriksaan rontgen untuk melihat kelainan tulang &
fungsi hati janin setelah lahir.
POKJA Infeksi Saluran Reproduksi PB POGI
2. Anak usia 2 tahun pertama dengan bukti klinis sifilis
(setidaknya 2 manifestasi klinis) & serologi
positif ibu (-) )
(serologi
Manifestasi klinis : Pembengkakan pilek
sendi,
bula/gelembung di kulit, ,
hepatosplenomegali, anemia & perubahan ikterik
radiologis tulang panjang. ,

POKJA Infeksi Saluran Reproduksi PB POGI


3.Bayi dilahirkan mati dari ibu sifilis yang tidak diobati
atau tidak diobati adekuat, meliputi:
• Tidak ada dokumentasi tentang pengobatan.
• Diobati kurang dari 4 minggu sebelum persalinan.
• Tidak mengunakan penisilin untuk pengobatan.
• Tidak menyesuaikan pengobatan sesuai
dengan tahapan sifilis.

POKJA Infeksi Saluran Reproduksi PB POGI


DIAGNOSA IBU
HAMIL DENGAN
SIFILIS
1. Tes serologi : tes non-treponema & treponema

Tes non- treponema


RPR (rapid plasma reagin/rapidtest)
VDLR (venereal diseases research labotory).
Tes spesifik treponoma
tes TPHA (Treponema Pallidum HaemagglutinatioAssay)
TP Rapid (Treponema Pallidum Rapid),
TP-PA(Treponema Pallidum Particle AgglutinationAssay),
FTA-ABS (FluorescentTreponemal AntibodyAbsorption).
2. Tes Cepat Sifilis (Rapid test Syphilis)

POKJA Infeksi Saluran Reproduksi PB POGI


DIAGNOSIS

• Diagnosis menggunakan tes treponema dan


non
treponema.pertama
Langkah Pemeriksaan
tes nondilakukan
treponemadalam 2 RPR
dengan langkah.
/
VDRL. Jika hasil tes reaktif (positif) dilanjutkan tes
treponema yaitu TPHA / TP-PA / FTA-ABS / TP RAPID.

• Keuntungan tes non treponema dapat mendeteksi infeksi


dan reinfeksi yang bersifat aktif serta memantau
keberhasilan terapi

POKJA Infeksi Saluran Reproduksi PB POGI


DIAGNOSIS

• Kelemahan tes non treponema adalah false positif tes


yaitu infeksi virus akut dan penyakit kronis (penyakit
autoimun kronis).
• Keuntungan tes treponema spesifik namun tidak
dapat membedakan ini infeksi aktif atau tidak dan
tidak dapat memantau keberhasilan terapi.

POKJA Infeksi Saluran Reproduksi PB POGI


Bagan alur tes serologis sifilis dengan mengunakan tes
non treponema dan tes treponema dan tes yang hanya
menggunakan TP rapid dapat dilihat di bawah ini.

POKJA Infeksi Saluran Reproduksi PB POGI


1. Jika RPR reaktif, TP rapid reaktif , riwayat
dalam tiga bulan terakhir (berapapun titernya)
terapi
anamnesis tidak ada ulkus baru, pasien tidak perlu
diterapi. Pasien diobservasi dan di tes 3 bulan
kemudian.

POKJA Infeksi Saluran Reproduksi PB POGI


• Jika titer RPR tetap atau turun, tidak perlu
diterapi lagi dan tes ulang tiga bulan kemudian
• Jika RPR tidak reaktif atau reaktif rendah (serofast),
pasien dinyatakan sembuh
• Jika titer naik, berikan terapi sebagai
infeksi baru/sifilis aktif

POKJA Infeksi Saluran Reproduksi PB POGI


2. Jika RPR reaktif, TP rapid riwayat terapi (-) dalam
bulan terakhir bila:
reaktif 3
• Titer RPR < 1:4 (1:2 dan 1:4) dapat diinterpretasikan dan
diterapi sebagai sifilis laten lanjut dan dievaluasi tiga
bulan kemudian.

POKJA Infeksi Saluran Reproduksi PB POGI


• Titer > 1:8 diterapi sebagai sifilis aktif dan Evaluasi
terhadap titer RPR dilakukan tiga bulan setelah
terapi:

 Jika titer RPR turun dua tahap (misalnya dari 1:64


menjadi 1:16) atau lebih, terapi berhasil. Ulangi evaluasi
tiap 3 bln/tahun 1, dan 6 bln/tahun ke 2 untuk
mendeteksi infeksi baru.

 Jika titer tidak turun dua tahap, maka dilakukan evaluasi


kemungkinan reinfeksi atau sifilis laten.
POKJA Infeksi Saluran Reproduksi PB POGI
KONSELING SETELAH TES

1. Hasil tes sifilis “non-reaktif” atau negatif:


 Masa jendela/window period
 Pencegahan untuk tidak terinfeksi di kemudian
hari

2. Hasil tes sifilis “reaktif” atau positif


 Aspek kerahasiaan
 Rencana pemberian obat benzatin benzyl penisilin

POKJA Infeksi Saluran Reproduksi PB POGI


 Informasi  kehamilan: dukungan gizi yang
memadai untuk ibu hamil, termasuk pemenuhan
kebutuhan zat besi & asam folat
 Konseling hubungan seksual selama kehamilan
(abstinensia, saling setia atau menggunakan kondom
secara benar & konsisten)
 Informasi bahwa pasangan harus diobati dengan
regimen yang sama
 Kesepakatan tentang jadwal kunjungan lanjutan
POKJA Infeksi Saluran Reproduksi PB POGI
TERAPI SIFILIS PADA IBU HAMIL

STADIUM TERAPI SIFILIS PADA


IBU HAMIL
Sifilis primer Benzatin benzyl penicillin 2,4
dan sekunder juta IU, injeksi IM dosis tunggal
; dosis ulangan 1 minggu setelah
dosis awal diberikan (anjuran).
Sifilis laten Benzatin benzyl penicillin 2,4
juta IU, injeksi IM, satu
kali/minggu selama 3 minggu
berturut-turut.
POKJA Infeksi Saluran Reproduksi PB POGI
TERAPI SIFILIS PADA IBU HAMIL

CATATAN:
Sifilis primer • Procain benzyl penicillin
dan sekunder 600.000 IU injeksi IM setiap
hari selama 30 hari berturut –
Sifilis laten turut atau 1,2 juta IU injeksi IM
setiap hari selama 10 hari
• Skin test sebelum pemberian
penicillin
• Desensitisasi (- alergi) th
penicilin

JA
POK Inf eksi Saluran Reproduksi PB POGI
TERAPI SIFILIS PADA IBU HAMIL

TERAPI jika tidak ada penicillin


atau desensitisasi penicilin (-)
Sifilis primer dan Sifilis primer, sekunder atau laten < 2 tahun
sekunder • Eritromisin 500 mg 4 kali sehari selama 14
Sifilis laten < hari, atau
2 tahun
• Ceftriaxone 1 gram IM satu kali sehari selama
10
– 14 hari
• Azithromycin 2 gram sekali secara oral
Sifilis laten > • Eritromisin 500 mg 4 kali sehari selama 30 hari
2 tahun Setelah lahir, bayinya diberikan penicillin selama
10 – 15 hari.
POKJA Infeksi Saluran Reproduksi PB POGI
MONITOR

• Pemeriksaan serologi VDRL dan RPR pada bulan ke – 3


dan bulan ke – 6.(VDRL dan RPR menurun 4x)
• Selama kehamilan titer serologi diperiksa setiap bulan
(wanita risiko tinggi reinfeksi).
• Evaluasi USG pada usia kehamilan > 20 minggu untuk
melihat sifilis kongenital yaitu hepatomegali, penebalan
plasenta, hidramnion, ascites, hidrops fetalis dan
peningkatan arteri serebri media.

POKJA Infeksi Saluran Reproduksi PB POGI


MONITOR

• Reaksi Jarisch-Herxheimer  8 - 48 jam (HIV)


 kortikosteroid atau TNF alpha antibodi.
• Komplikasi obstetri akibat reaksi ini
adalah prematuritas dan deselerasi lambat.

POKJA Infeksi Saluran Reproduksi PB POGI


Reaksi Jarisch-Herxheimer

• Febril akut disertai sakit kepala, mialgia, ruam,


& hipotensi.
• Reaksi 1-2 jam pengobatan, memuncak pada
8 jam & hilang dalam 24 hingga 48 jam.
• Memicu kontraksi uterus, persalinan
prematur, (trimester ke 2 kehamilan).

POKJA Infeksi Saluran Reproduksi PB POGI


PERSALINA
N
• Persalinan dapat dilakukan di fasyankes
dengan
universal precaution.
• Cara persalinan berdasarkan indikasi obstetri.

POKJA Infeksi Saluran Reproduksi PB POGI


Perawatan ANC (antenatal
care)
• Skrinin sifilis bersamaan denganperawata antenata
g n WHO l (World
sangat direkomendasikan oleh
Health Organization) & CDC (central of disease
(ANC)
control).
• 2 juta wanita hamil terinfeksi sifilis  85% akses
antenatal 1x, 58% akses antenatal 4/lebih kunjungan
ANC
• Wanita hamil ANC adekuat hanya 2/3 yang diuji
untuk sifilis.
• Skrining lebih awal, sehingga pengobatan lebih dini

POKJA Infeksi Saluran Reproduksi PB POGI
SKRINING

• Semua ibu hamil  skrining sebelum usia kehamilan 16


minggu dan diulang pada awal kehamilan trimester 3 (3
bulan kemudian).
• Skrining dengan VDRL / RPR atau TP rapid jika
fasilitas ini ada pada kunjungan pertama pelayanan
antenatal di semua Fasyankes.
• Jika selama kehamilan belum dikerjakan skrining, maka
dilakukan pada masa nifas.

POKJA Infeksi Saluran Reproduksi PB POGI


KONTRASEPSI

• Semua pilihan kontrasepsi bisa dianjurkan sesuai


kebutuhan pasien

POKJA Infeksi Saluran Reproduksi PB POGI


Terapi Sifilis
Kongenital
BAYI dengan KLINIS
TERBUKTI / KEMUNGKI
NAN BESAR ANJURAN TERAPI ANJURAN EVALUASI
sifilis congenital
 Pemeriksaan fisis sesuai  Anjuran terapi: Aqueous crystalline  Analisis cairan
sifilis kongenital penicillin G 100.000- 150.000 unit serebrospinal:
 Titer serologi non /Kg/hari, injeksi IV 50.000 VDRL,protein,dan hitung
treponema kuantitati unit/kg/dosis IV setiap 12 jam sel
lebih tinggi sampai 4X dalam 7 hari pertama dilanjutkan  Complete blood count,
lipat titer ibu dengan setiap 8 jam selama total 10 differential count,
 Hasil positif pada hari atau; platelet count
pemeriksaan  Procain penicillin G 50,000 unit/  Tes lain sesuai indikasi
mikroskopis lapangan kg/dosis, injeksi IM sekali klinis: Ro tulang panjang,
gelap dari cairan suntik perhari selama 10 hari Ro toraks Tes fungsi hati,
tubuh Catatan : Bila ada pengobatan yang USG cranial, Pemeriksaan
tidak oftalmologi, Respons
diberikan lebih dari satu hari, maka pendengaran
pengobatan diulang dari awal.

POKJA Infeksi Saluran Reproduksi PB POGI


BAYI dengan KLINIS Aturan Anjuran
NORMAL dan titer pakai evaluasi
Serologi nontreponema
kuantitatif SAMA Atau
tidak melebihi 4X lipat
titer ibu
•Ibu belum diobati, pengobatan •Aqueous crystalline  Analisis cairan serebro
tidak adekuat, tidak ada penicillin G 100,000– spinal: VDRL,protein,dan
catatan pernah di obati 150,000 unit/kg/hari,injeksi hitun gsel -
•Ibu diobati dengan eritromisin IV 50,000 unit/kg/dosisIV  Complete blood count,
atau obat bukan penisilin lain setiap 12 jam dalam usia 7
differential count, Platelet
•Ibu di obati kurang dari haripertama days dilanjutkan
4minggu sebelum partus degan setiap 8 jam selama count -
total 10 hari ATAU  Ro tulang panjang
•Procaine penicillin G 50,000
unit/kg/dosis, injeksi IM
sekali suntik per hari
selama 10 hari
•Benzathine penicillin G
50,000 unit/kg/dosis IM
sekali suntik

POKJA Infeksi Saluran Reproduksi PB POGI


BAYI dengan KLINIS NORMAL
dan titer Serologi nontreponema Anjuran Terapi Anjuran
kuantitatif SAMA Atau tidak
Evaluasi
melebihi 4X lipat titer ibu

 IBU sudah diobati saat  Benzathine penicillin G 50,000  Tidak ada


hamil,pengobatan unit/kg/ dosis IM sekali suntik
adekuat sesuai stadium,diobati  Pendapat lain: Tidak mengobati
lebih dari 4 minggu sebelum bayi, tetapi pengamatan ketat
partus serologi bayi bila si ibu titer
 Tidak ada bukti ibu mengalami serologi
relaps atau reinfeksi nontreponema menurun 4X
lipat sesudah terapi adekuat
untuk sifilis dini atau tetap
stabil atau rendah pada sifilis
lanjut

 IBU pengobatan  Tidak perlu terapi  Tidak ada


adekuat  Dapat diberikan terapi
sebelum hamil benzathine penicillin G 50,000
 IBU titer serologi units/kg/ dosis IM sekali
nontreponema tetap rendah dan suntik, terutama bila follow-up
stabil, sebelum dan selama meragukan
kehamilan atau saat partus
(VDRL<1:2;RPR<1:4)

POKJA Infeksi Saluran Reproduksi PB POGI


Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai