Anda di halaman 1dari 14

ANALISA TEKNIK BIAYA

Nama : Moch Bachtiar E


NbI : 1421700055
Kelas : A
Benefit Cost Ratio
Merupakan sebuah perbandingan antara semua nilai benefit terhadap semua nilai pengorbanan atau biaya. Secara matematis,
dapat dituliskan melalui persamaan sebagai berikut :
BCR = (Present Value dari Manfaat / Present Value dari Pengorbanan atau biaya)
Nilai sekarang atau present value adalah berapa nilai uang saat ini untuk nilai tertentu di masa yang akan datang. Sebagai
gambaran adalah jika anda ingin memiliki uang sebesar 100 juta tiga tahun mendatang dengan tingkat inflasi 7% per tahun,
maka berapa uang yang harus anda persiapkan dari sekarang?
Dengan menggunakan rumus present value, anda akan dapat menentukan berapa uang yang harus anda tabung untuk
mendapatkan uang sebesar Rp.100 juta tiga tahun ke depan.
Nilai present value ini dapat kita hitung menggunakan persamaan sebagai berikut :

PV = Fn/ ( 1 + r ) n
Dimana :
Fn = Future value ( nilai pada akhir tahun ke n )
PV = ( Nilai sekarang ( nilai pada tahun ke 0 )
r = Suku bunga
n = Jumlah Waktu ( tahun )
Sedangkan pengambilan keputusan terhadap kelayakan dapat dilihat dari nilai BCR yang ditentukan sebagai berikut :
Jika BCR ≥ 1, maka dikatakan bahwa benefit dari proyek tersebut lebih besar daripada pengorbanan yang dikeluarkan.
Sehingga proyek tersebut dapat diterima atau layak (feasible).
Sebaliknya jika BCR <1 maka dikatakan bahwa benefit dari proyek tersebut lebih kecil daripada pengorbanannya atau proyek
tersebut tidak layak (not feasible).

Sebuah klinik sedang mempertimbangkan untuk membeli beberapa peralatan medis baru dengan harga Rp.25.000.000.
Dengan adanya peralatan medis tersebut diperkirakan klinik tersebut dapat melakukan penghematan sebesar Rp.500.000 per
tahun dengan jangka waktu selama 5 tahun. Pada akhir tahun ke 5 peralatan tersebut memiliki nilai jual sebesar 40.000.000.
Dengan tingkat pengembalian investasi sebesar 9% per tahun apakah pembelian peralatan medis akan menguntungkan bagi
klinik tersebut ataukah tidak?
Perhitungan : Melalui persamaan berikut maka akan dapat kita input nilai-nilainya menjadi :
BCR = (Present Value dari Manfaat / Present Value dari Pengorbanan atau biaya)
= (500.000 (P/A, 9%,5) + 40.000.000 (P/F,9%,5) / 25.000.000
=((500.000(3,88966) + 40.000.000(0,64993))/25.000.000
BCR =1,17
Karena nilai BCR yang dihasilkan nilainya lebih dari 1 maka investasi pembelian peralatan medis baru tersebut dianggap
layak dan menguntungkan bagi klinik di masa yang akan datang. Jika demikian, maka disimpulkan bahwa klinik dapat
membeli peralatan medis tersebut.
Analisa manfaat biaya
Analisa Manfaat – Biaya (Benefit cost analysis) adalah analisis yang sangat umum digunakan untuk mengevaluasi proyek-
proyek pemerintah dari berbagai sudut pandang yang relevan terhadap ongkos-ongkos maupun manfaat yang
disumbangkannya.
Suatu proyek dikatakan layak atau bisa dilaksanakan apabila rasio antara manfaat terhadap biaya yang dibutuhkannya lebih
besar dari satu.Oleh karena itu dalam melakukan analisis manfaat biaya harus dikuantifikasi dan bila perlu dalam bentuk
mata uang.
Secarra matematis rumus B/C = manfaat terhadap umum / ongkos yang dikeluarkan pemerintahKedua ukuran tersebut sama-
sama dinyatakan dalam nilai present worth atau nilai tahunan dalam bentuk nilai uang
Apabila rasio B/C sama dengan 1, maka nilai rupiah yang ekuivalen dengan manfaat sama dengan nilai rupiah yang
ekuivalen dengan ongkos.B/C = manfaat ekuivalen/ ongkos ekuivalen dimana manfaat ekuivalen = semua manfaat setelah
dikurangi dengan dampak negatif, dinyatakan dengan nilai uang. Sedangkan ongkos ekuivalen adalah semua ongkos setelah
dikurangi besarnya penghematan yang bisa didapatkan oleh sponsor proyek (pemerintah)
Onkos-ongkos yang harus ditanggung oleh suatu proyek terdiri atas ongkos ongkos investasi dan ongkos operasi dan
perawatan. Maka dapat dirumuskan untuk analisis ini:B/C = (manfaat netto bagi umum – ongkos operasi dan perawatan) /
ongkos investasi proyekJika rasio B/C lebih dari 1 maka proyek tersebut bisa diterima dan jika kurang dari 1 maka proyek
tersebut ditolak.Jika rasio B/C sama dengan 1 maka kondisi proyek tidak berbeda antara bisa diterima atau tidak.
Contoh Kecelakaan fatal per orang
Karena banyaknya kecelakaan lalu lintas yang terjadi di sebuah jalan raya maka pemerintah melalui departemen
PU sedang mempertimbangkan untuk membuka jalur baru. Diestimasikan bahwa ongkos pembangunan jalur
balu per mil adalah Rp. 900 juta dengan perkiraan umum 30 tahun dan ongkos-ongkos perawatan tahunannya
diperkirakan 3 % dari ongkos awal. Kepadatan lalu lintas paada jalan ini adalah kendaraan per hari dan analisis
dilakukan dengan tingkat bunga 7%. Dengan dibukanya jalur baru diestimasikan tingkat kecelakaan akan turun
dari 8 menjadi 4 per 100 juta mil kendaraan. Ongkos-ongkos yang ditimbulkan dari adanya kecelakaan meliputi
ongkos kerugian properti, pengeluaran untuk keperluan medis, dan hilangnya upah bagi orang yang mengalami
kecelakaan. Dari data yang diperoleh informasi bahwa rata-rata ada 35 kecelakaan ringan dan 240 kerusakan
properti untuk setiap satu kecelakan fatal. Ongkos ekuivalen saat ini dari setiap klasifikasi kecelakan tersebut
adalah sbb:
Dengan metode b/C tentukanlah apakah usulan pembukaan jalur baru tersebut bisa diterima atau tidak
Kecelakaan fatal per orang
Kecelakaan ringan
Kerusakan property
Rp. 400 juta
Rp. 14 juta x 35 = Rp. 490 jutaRp. 3 juta x 240 = 720 juta
Solusi Manfaat ekuivalen tahunan

(8-4) x x 1610 juta / 100 juta = Rp. 644 rb


Ongkos ekuivalen tahunan permil yang harus ditanggung oleh pemerintah :900 juta (A/P,
7%, 30) juta (3 %) = 900 juta (0,0806) juta (0,03) = 99,540 juta.Dengan demikian maka B/C
rasio adalah:B/C = 644 ribu / 99,540 juta = ....
Kesimpulan : usulan pembukaan jalur proyek baru ditolak karena nilainya kurang dari satu
Contoh
Departemen pariwisata sedang mempertimbangkan 4 alternatif proyek rekreasi di Jawa Timur, sebut sja alternatif
A, B, C, dan D. Besarnya manfaat ekuivalen tahunan, ongkos ekuivalen tahunan dan nilai rasio dari keempat
alternatif terlihat pada tabel berikut ini:
Bila dilihat sekilas, kita dapat terjebak untuk langsung memilih alternatif B karena memberikan rasio B/C terbesar
dari keempatnya. Namun dalam kasus ini bukan B ynag terbaik. Alternatif terbaik bisa dipilih dengan analisi
B/C meningkat seperti halnya yang bisa dilakukan pada analisis ROR meningkat.
Alternatif, Manfaat, ekuivalen tahunan, Ongkos ekuivalen, tahunan Resiko B/C
A B C D 182 juta 167 juta 115 juta 95 juta 91,5 juta 79,5 juta 88,5 juta 50 juta 1,992,11,31,9
Pada persoalan ini pertama kali kita akan membandingkan alternatif D dengan alternatif 0 atau do nothing.
Peningkatan manfaat dari alternatif 0 ke alternatif D adalah 95 juta dan peningkatan ongkosnya adalah 50 juta.
Dengan demikian maka rasio B/C peningkatan tersebut adalah :
B/C (D-0) = 95 juta / 50 juta = 1,90
Karena B/C lebih dari satu maka alternatif D yang dipilih.
Selanjutnya alternatif D dibandingkan dengan alternatif C sehingga diperoleh rasio B/C meningkat sebagai berikut:
B/C (C-D) = (115 juta -95 juta) / (88,5 juta -50 juta) = 20 juta / 38,5 juta = 0,52
Karena B/C (C-D) kurang dari satu, maka alternatif D tetap dipilih dan alternatif C ditolak dan selanjutnya tidak
akan dipertimbangkan lagi.
Penyelesaian
Pada persoalan ini pertama kali kita akan membandingkan alternatif D dengan alternatif 0 atau do nothing. Peningkatan manfaat
dari alternatif 0 ke alternatif D adalah 95 juta dan peningkatan ongkosnya adalah 50 juta. Dengan demikian maka rasio B/C
peningkatan tersebut adalah :
B/C (D-0) = 95 juta / 50 juta = 1,90
Karena B/C lebih dari satu maka alternatif D yang dipilih.
Selanjutnya alternatif D dibandingkan dengan alternatif C sehingga diperoleh rasio B/C meningkat sebagai berikut:
B/C (C-D) = (115 juta -95 juta) / (88,5 juta -50 juta) = 20 juta / 38,5 juta = 0,52
Karena B/C (C-D) kurang dari satu, maka alternatif D tetap dipilih dan alternatif C ditolak dan selanjutnya tidak akan
dipertimbangkan lagi.
Pembanding berikutnya dari alternatif D adalah alternatif B sehingga:
B/C (B-D) = (167 juta – 95 juta) / ( 79,5 juta – 50 juta) = 72 juta / 29 juta = 2,44
Karena B/C (B-D) lebih dari satu maka alternatif B lebih baik dari alternatif D. Dengan demikian alternatif B diterima dan
alternatif D ditolak.
Selanjutnya rasio B/C dari alternatif B terhadap alternatif AB/C (A-B) = (182 juta – 167 juta) / (91,5 juta -79,5 juta) = 15 juta / 12
juta = 1,25
Dapat disimpulkan bahwa alternatif A adalah yang terbaik karena nilai rasio lebih dari satu
Pengertian Benefit, Dibenefit dan Ongkos

• Benefit adalah semua manfaat positif yang akan dirasakan oleh masyarakat umum dengan
terlaksananya suatu proyek
• Disbenefit adalah manfaat atau dampak negative yang menjadi konsekuensi bagi
masyarakat umum dengan adanya proyek tersebut
• Ongkos :
 Biaya – biaya awal proyek
 Biaya – biaya tahunan
Bentuk-Bentuk Benefit
1. Upah atau Gaji
Upah merupakan imbalan dalam bentuk uang yang diterima oleh buruh dan biasanya diberikan secara harian. Sedangkan gaji
merupakan imbalan yang diberikan secara mingguan, bulanan atau bahkan tahunan.
2. Insentif
Insentif berupa tambahan-tambahan yang diperoleh dari luar gaji atau upah yang diberikan oleh organisasi. Umumnya
pemberian insentif dilakukan berdasarkan pada produktifitas, keuntungan-keuntungan, penjualan, atau upaya-upaya
pemangkasan biaya.
3. Tunjangan
Setiap perusahaan biasanya memberikan tunjangan kepada para karyawannya. Tunjangan yang diberikan diantaranya adalah
meliputi asuransi kesehatan, asuransi jiwa, program pensiun, liburan yang ditanggung perusahaan, dan tunjangan lainnya yang
terkait dengan kepegawaian.
4. Fasilitas
Bagi pegawai tertentu, biasanya perusahaan akan memberikan fasilitas khusus seperti mobil operasional, tempat parkir khusus,
keanggotaan klub, dan lain-lain.
Jenis-Jenis Benefit

1. Benefit Finansial Secara Langsung


2. Benefit Finansial Tidak Langsung
3. Benefit Non Finansial
Faktor Penentu Besarnya Benefit

1. Penawaran dan Permintaan


2. Pendidikan, Pengalaman dan Tanggungan
3. Kemampuan Perusahaan
4. Biaya Hidup/ Kemampuan Ekonomi
5. Produktivitas Kerja Karyawan
6. Posisi Jabatan Karyawan
Analisa manfaat biaya untuk membandingkan alternatif
 Proyek – proyek pemerintah bukan hanya mengevaluasi kalyakan sebuah alternative proyek, tetapi
beberapa alternative proyek
 Pemilihan alternatif bisa dilakukan dengan analisa meningkat (incremental analysis)
 Prosedurnya mirip dengan analisis meningkat yang menggunakan metode ROR.
 Alternatif do nothing tetap dipertimbangkan dalam pemilihan ini
 Analisis rasio B/C meningkat hanya bisa digunakan apabila alternatif yang dihadapi bersifat mutually
eksklusif.
 Apabila peningkatan rasio B/C dari satu alternatif ke alternatif lainnya lebih besar atau sama dengan
satu maka proyek yang memiliki investasi lebih besar yang dipilih, sebaliknya apabila peningkatan
rasio B/C kurang dari satu maka yang dipilih adalah alternatif proyek yang membutuhkan investasi
yang lebih kecil.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai