Anda di halaman 1dari 31

VENTILATOR

Ikram, S.Kep., Ns., M.Kep.


Sistem Respirasi

 Proses respirasi
1. Ventilasi
2. Difusi
3. Perfusi
4. Transportasi
Ventilasi

 Dipengaruhi oleh 3 hal:


 Status asam basa dan kadar PO2 dalam darah

 Kerja sistem saraf (kemosensitif sentral dan

perifer)
 Otot-otot pernafasan
Difusi

 Difusi adalah perpindahan molekul gas dari


konsentrasi tinggi menuju konsentrasi rendah.
 Perpindahan gas antara alveolus dengan pembuluh
darah kapiler pulmonal dipengaruhi oleh:
 Koefisien difusi gas terhadap membran

 Luasnya daerah permukaan membran

 Ketebalan membran respirasi

 Perbedaan tekanan gas di dalam alveoli


Perfusi
 Perfusi yang terjadi pada paru-paru diartikan
sebagai proses mengalirnya darah dari arteri
pulmonal menuju kapiler pulmonal.
 Dalam keadaan normal jumlah aliran yang menuju
kapiler pulmonal hampir sama dengan jumlah CO
yang dihasilkan ventrikel kiri.
 Jika CO menurun atau adanya sumbatan pada
kapiler pulmonal (emboli) maka perfusi menurun.
 Perfusi dipengaruhi juga oleh efek grafitasi.
Transportasi

 Transportasi oksigen didalam darah dibawa oleh


plasma dan hemoglobin (Hb).
 Didalam plasma dalam bentuk PO2 (tekanan) dan
dengan Hb dalam bentuk saturasi oksigen (persen).
 Tekanan parsial oksigen didalam arteri (PO2)
adalah 80-100 mmHg.
 PO2  Saturasi O2
VENTILATOR
 Ventilator atau ventilasi mekanik menggantikan
fungsi paru dalam hal ventilasi.
 Dua prinsip utama ventilator dalam memberikan
bantuan ventilasi yang harus dibedakan namun
memiliki hubungan timbal balik adalah volume dan
tekanan.
 Setiap diberikan volume udara ke dalam paru maka
akan mengakibatkan bertambahnya tekanan dan
juga bertambahnya volume udara didalam paru.
 Setiap diberikan tekanan udara ke dalam paru maka
akan mengakibatkan bertambahnya volume dan
juga tekanan udara di dalam ruang paru.
 Bantuan ventilasi yang diberikan mesin ventilator dapat
berupa pemberian volume, tekanan (pressure) atau
gabungan keduanya volume dan tekanan.
 Jumlah volume udara yang masuk paru setiap mesin
memberikan 1x inspirasi disebut sebagai tidal volume
(TV).
 Selain jumlah tekanan atau volume, ventilator dapat juga
memberikan jumlah inspirasi (frekuensi nafas) sesuai
yang kita tentukan. Perkalian tidal volume dengan
frekuensi nafas ini menghasilkan ventilasi semenit (MV).
ETT (Endotracheal Tube)

 Merupakan jalan nafas buatan untuk


menghubungkan antara bronkhus dengan mesin
ventilator.
 Penggunaan ETT tidak melebihi 21 hari dan jika
demikian jalan nafas buatan harus diganti dengan
tracheostomy tube.
Intubasi
 Tindakan invasive untuk memasukkan ETT ke
dalam trakhea dengan menggunakan alat
laryngoscopy.
 Tujuan
 Mengembalikan asam basa dan kadar PO2

DBN.
 Memenuhi kebutuhan tidal volume (TV) atau

menit volume (MV) dengan tekanan puncak


(PIP) DBN.
Indikasi
 Henti jantung (cardiac arrest)
 Henti nafas (respiratory arrest)
 Hipoksemia yang tidak teratasi dengan pemberian oksigen
non-invasive
 Asidosis respiratory yang tidak teratasi dengan obat-
obatan dan pemberian oksigen non-invasive
 Gagal nafas atau dengan manifestasi klinis: takhipneu,
penggunaan otot-otot pernafasan tambahan, penurunan
kesadaran, saturasi oksigen menurun drastis.
 Tindakan pembedahan yang menggunakan anestesi umum.
Mode Ventilator
 Pengaturan ventilator meliputi 2 hal yaitu:
pemilihan mode dan penentuan setting.
 Mode ventilator terbagi menjadi 3 target utama:
 Target volume

 Target tekanan (pressure)

 Gabungan volume dan tekanan


Target volume
 Besarnya volume udara yang masuk ke dalam paru-
paru pasien tergantung pada jumlah tidal volume
(TV) dan atau menit volume (MV) yang kita
tentukan pada mesin ventilator.
 Mode-mode dengan target volume diantaranya:
VC, CMV, IPPV, (S) CMV, SIMV, dan APV
Target tekanan (pressure)
 Besarnya volume udara yang masuk ke dalam paru-
paru pasien tergantung pada besarnya tekanan
udara inspirasi atau IPL yang kita tentukan pada
mesin ventilator.
 Pada mode ini, jumlah TV atau MV tidak perlu kita
tentukan karena besarnya volume udara yang
dihasilkan tergantung pada kecukupan IPL yang
kita set pada mesin ventilator.
Gabungan volume dan tekanan
 Besarnya volume dan tekanan udara di dalam paru-
paru pasien tergantung pada TV dan IPL yang kita
tentukan pada mesin. Karena ini merupakan mode
gabungan maka nilai TV dan IPL harus ditentukan.
Pemilihan mode ventilasi
 Pemilihan mode ventilator tidak mutlak harus
menggunakan mode volume atau mode tekanan.
Pertimbangan ???
 Apakah pasien tampak nyaman (WOB tidak meningkat)
 Apakah kebutuhan TV atau MV optimal terpenuhi
 Apakah dengan mode volume yang diberikan tekanan PIP
berada dalam batas aman
 Apakah dengan mode tekanan TV atau MV dapat dihasilkan
dalam jumlah yang adekuat dan PIP dalam batas aman
 Apakah frekuensi napas pasien berada dalam batas yang
diharapkan
 Apakah saturasi O2 dan nilai AGD menunjukkan perbaikan
 Apakah kebutuhan respirasi pasien dapat terpenuhi dengan
mode bantuan sebagian atau sebaliknya harus dengan mode
kontrol (full control)
PROSES KEPERAWATAN
Pengkajian
 TTV
 Hipoksia
 Frek dan pola pernafasan
 Bunyi nafas
 Status neurologis
 Kebutuhan suction
 Upaya ventilasi spontan pasien
 Status nutrisi
 Status psikologis
Pengkajian kardiovaskuler

 Perubahan curah jantung (tekanan positif)


 Pneumothoraks
 Perhatikan tanda dan gejala hipoksemia dan
hipoksia (takikardia, takipnea, pucat, gelisah,
gugup, berkeringat, penurunan haluaran urine).
Pengkajian peralatan
 Jenis ventilator
 Cara pengendalian
 Pengaturan volume tidal dan frek
 Pengaturan FIO2
 Adanya air dalam selang, terlipat ataupun terlepas
 Humidifikasi
 Alarm
 PEEP
Penting !!!
 Jika terjadi malfungsi sistem ventilator dan jika
masalah tidak dapat diidentifikasi dan diperbaiki
dengan cepat, perawat harus siap memberikan
ventilasi dengan menggunakan bag recustitation
manual.
Pemeriksaan diagnostik
 Pemeriksaan fungsi paru
 AGD
 Kapasitas vital paru
 Tekanan inspirasi
 Sinar X dada
 Status nutrisi/elektrolit
Diagnosa keperawatan
 Kerusakan pertukaran gas
 Ketidakefektifan bersihan jalan nafas
 Resiko trauma/infeksi
 Kerusakan mobilitas fisik
 Kerusakan komunikasi verbal
 Koping individu tidak efektif
Masalah kolaboratif
 Gangguan kardiovaskuler
 Pneumothoraks
 Infeksi paru
Evaluasi
 Menunjukkan pertukaran gas, AGD, tekanan arteri
pulmonal dan TTV adekuat
 Menunjukkan ventilasi yang adekuat
 Bebas dari cedera atau infeksi
 Berkomunikasi secara efektif
Penyapihan
 Tes penyapihan; kapasitas vital 10-15 cc/Kg,
volume tidal 4-5 cc/Kg, ventilasi menit 6-10 L, frek
permenit <20 permenit
 Pengaturan ventilator; FiO2 <50%, PEEP 0
 AGD; PaCo2 N, PaO2 60-70 mmHg, pH N
 Selang ETT; foto diatas karina pada foto rontgen,
diameter 8.5 mm
 Obat-obatan; agen sedative/paralise dihentikan >24
jam

Anda mungkin juga menyukai