Anda di halaman 1dari 15

PANDUAN PASIEN DENGAN VENTILATOR

Intensive Care Unit ( ICU )

RSIA SETYA BHAKTI


Jln.Raya Bogor Km.30 Cimanggis- Depok 16953
Telp. (021)871 1517 – 871 1518, Fax. (021)8771 1809

1
BAB I
DEFINISI

1. Panduan adalah petunjuk melaksanakan kegiatan


2. Pasien adalah orang yang dirawat dokter atau penderita sakit
3. Coma adalah suatu keadaan penderita tidak bisa dibangunkan dan tidak memberikan
respon yang terjadi bila dirangsang, atau hanya respon reflex terhadap rangsangan nyeri
4. Ventilator adalah penggunaan alat bantu napas
5. Ventilasi mekanik adalah alat bantu napas untuk membantu pernapasan pasien secara
mekanik
6. Gagal napas akut ( acute respiratory failure ) adalah suatu kondisi akut pada paru ( selain
obstruksi jalan napas ) yang memerlukan tindakan aktif ( support )
7. Intensive care unit adalah suatu unit dari rumah sakit yang dilengkapi dengan perawatan
khusus, memiliki staf khusus yang ditujukan untuk observasi, perawatan dan terapi
pasien-pasien yang menderita penyakit, cidera, atau penyulit-penyulit yang menganjam
jiwa atau potensial mengancam jiwa dengan prognosis dubia ( standar pelayanan
Depkes, 2003 )
8. Ventilasi paru : proses keluar masuknya udara ( gas ) dari dan kedalam paru
9. Tidal volum ( VT ) adalah jumlah udara ( gas ) ekspirasi perkali napas ( 4-10 ml/kg BB )
10. Menit volum ( MV ) adalah perkalian tidal volum dengan frekuensi napas. Jumlah udara
inspirasi dan ekspirasi dalam 1 menit
11. Frekuensi napas ( RR ) adalah pembagian menit voleme ( MV ) dengan tidal volume
( TV )
12. Rasio I : E adalah perbandingan inspirasi ( TI ) dengan waktu ekspirasi ( TE ). Pada
umumnya perbandingan dibuat 1 : 2 dimana waktu ekspirasi lebih lama dari pada
inspirasi
13. PEEP adalah Positive End Expiratory Pressure.
14. IPL adalah Inspirasi Pressure Level.
15. PS adalah Pressuer Suport.
16. SIMV adalah Synchronized Intermitten Mandatory Ventilation.
17. PC adalah Pressure Control,
18. PIP adalah Peak Inspiratory Pressure.
19. VC adalah Volume Control dan FiO2 adalah Fraksi Inspirasi Oksigen.
20. Pressure triggering adalah member tekanan usaha nafas dari mesin.
2
BAB II
RUANG LINGKUP

A. Latar Belakang
Ventilasi atau ventilasi mekanik menggantikan fungsi paru dalam hal ventilasi. Dua
prinsip utama ventilator dalam memberikan bantuan ventilasi yang harus dibedakan namun
memiliki hubungan timbal balik adalah tekanan dan volume.
1. Setiap diberikan volume udara kedalam paru maka akan mengakibatkan
bertambahnya tekanan dan juga bertambahnya volume udara didalam paru
2. Setiap diberikan tekanan udara kedalam paru maka akan mengakibatkan
bertambahnya volume dan juga tekanan udara didalam ruang paru
Bantuan ventilasi yang diberikan mesin ventilator dapat berupa pemberian volume,
tekanan ( pressure ) atau gabungan keduanya, volume dan tekanan dengan prinsip kerjanya
pemberian tekanan positif.
Untuk mengalirkan udara yang terdiri dari oksigen ( O2 ), Nitrogen ( N ),
Karbondioksida ( CO2 ) dan Air ( H2O ), ventilator diperlukan system pendukung yang
disebut sentral oksigen, udara campuran, selang oksigen dan air ( udara ) serta aliran listrik
akan dihubungkan langsung dengan mesin ventilator.

B. Sirkuit Ventilator
Pipa ( tubing ) inspirasi merupakan jalan masuknya sejumlah udara kedalam paru-paru
pasien. Udara inspirasi ini akan melewati sistim pelembab ( humidifier ), udara yang sudah
dilembabkan dialirkan kedalam paru-paru pasien melewati trapping untuk menghindari
masuknya air ( water ) ke dalam paru-paru.
Flow sensor yang terdiri dari 2 selang menuju flextube dan diletakkan paling dekat
dengan ETT pasien. Kegunaan flow sensor adalah membaca nilai-nilai dari VT, MV, % O2,
frekuensi nafas, tekanan puncak, complain paru, tekanan jalan nafas auto peed, wob,
ditempelkan display ventilator.
Prinsip kerja ventilator
1. Awal kerja ( triggering )
 Mesin : otomatis ( waktu )
 Pasien : sensitivitas

 Pressure triggering

3
 Flow t

C. Tujuan Ventilasi Mekanik


 Digunakan untuk penatalaksanaan hipoksemia dan hipoksia jaringan
 Untuk mempertahankan tekanan positif pada jalan nafas melalui siklus pernafasan
 Meningkatkan oksigenisasi dan ventilasi
 Menurunkan usaha nafas
 Mengistirahatkan pasien dari usaha bernafas dan memulihkan obat-obatan pernafasan
( Hall, et, Al, 1998 )
 Alasan dasar penggunaan ventilator untuk membantu pengeluaran CO2 dan inspirasi
oksigen yang adekuat dimana kondisi pasien tidak mampu dan dianjurkan untuk tidak
melakukannya
 Mengembalikan asam basa dan kadar PO2 dalam batas normal
 Memenuhi kebutuhan Tidal Volume ( TV ) atau Minute Volume ( MV ) dengan
tekanan puncak ( PIP ) dalam batas normal

D. Indikasi Ventilasi Mekanik


1. Pasien dengan gagal nafas ( apneu atau hipolsemia yang tidak teratasi dengan
pemberian oksigen )
2. Insufisiensi jantung misal pasien syok kardiogenik, edema paru dan CHF.
Tujuanya mengurangi beban kerja system pernafasan sehingga beban kerja jantung
juga berkurang
3. Pasien coma dengan GCS ≤ 8
4. Tindakan operasi yang membutuhkan anestesi dan sedative

E. Kriteria Pemasangan Ventilasi Mekanik


1. Frekuensi nafas lebih dari 35 X/menit
2. Hasil analisa gas darah dengan O2 masker PaO2 kurang dari 70 mmHg
3. PaCO2 lebih dari 60 mmHg
4. Vital kapasitas kurang dari 15

BAB III
4
TATA LAKSANA

Adapun pengertian tentang ventilator itu sendiri yaitu suatu alat bantu nafas yang
dipakai pada pasien yang mengalami gagal nafas, dimana kita akan memasang alat tersebut
untuk membantu dan mencukupi kebutuhan pasien dalam bernafas.
Yang perlu diperhatikan dalam penggunaan alat bantu napas yaitu :
1. Harus mengerti prinsip kerja alat bantu yang digunakan
2. Harus mengerti patofisiologi gangguan organ yang akan dibantu

TIDAL VOLUME
 Adalah jumlah udara yang masuk kedalam paru-paru pada saat satu kali pernafasan biasa
dalam satu menit
 Satu menit = 60 detik
 Normal TV 4-12 cc/kg BB ( mediane 10 )
 Contoh : BB 50 KG, TV 500 cc

NORMAL WAKTU PERNAFASAN


 Ispirasi time : 25 %
 Paus time : 10 %
 Ekspirasi time : 65 %

CARA PENGGUNAAN ALAT BANTU NAFAS


Cara invasif
 Penggunaan pipa endotrakheal
 Penggunaan pipa trakheostomy

INDIKASI CARA INVASIF


1. Bila tidak ada perbaikan gas darah dengan cara non invasif
2. Bila kontra indikasi cara non invasif
3. Bila ada dugaan tidak mungkin ada perbaikan dengan cara non invasif
 Hipoksemia berat ( PaO2 < 40-50 mmHg )
 Asidosis respiratorik berat ( Ph < 7,2, PaO2 > 60-75 mmHg )
 Disertai gangguan SSP ( Sistem Saraf Pusat )
 Gangguan kesadaran
MODEL VENTILASI KONVENSIONAL
5
1. Ascist Control ( A/C )
2. SIMV ( Synchronized Intermitten Mandatory Ventilation )
3. Pressure Control Ventilator ( PCV )
4. Pressure Support Ventilator ( PSV )
5. SIMV-PSV
6. CPAP (Continuous Positive Airway Pressure )

MODEL VENTILASI

Mode Deskripsi Setting


CMV Frekuensi napas diatur ventilator, pasien tidak FiO2, VT, RR, PEEP, Flow
dapat bernafas Rate
Variabel : PAP
AC Membantu usaha napas pasien kembali ke FiO2, RR, VT, PEEP, Flow
bantuan penuh jika pasien tidak ada usaha Rate
napas Variabel : PAP, RR
SIMV Ventilator diset untuk memberikan RR sesuai FiO2, RR, VT, PEEP, Flow
dengan yang ditentukan, pasien dapat bernafas Rate
spontan Variabel : PAP, VT spt, RR
PSV Bantuan tekanan diberikan saat pasien bernafas FiO2, RR, PS, PEEP
spontan Variabel : RR, TV Inspirasi
Flow TI ( Tidal Volume
Inspirasi )
PCV Tekanan sesuai yang diset, TV dapt berubah FiO2, RR, Inspirasi Pressure,
target kompliance paru PEEP
Variabel : VT
PC-SIMV Spontan SIMV, tekanan sesuai yang diset FiO2, RR, Inspirasi Pressure,
PEEP, PSV
Variabel : VT, RR, TV
spontan
CPAP Total napas spontan dengan PEEP FiO2, PEEP, Variabel RR,
VT

VENTILATOR CRISES
1. Peningkatan PAP
ETT obstruksi, kinking atau tertekuk, malposisi, obstruksi jalan nafas, penurunan
komplians paru, batuk, fighting, agitasi
2. Penurunan Saturasi Oksigen
6
Malfungsi ventilator, ETT malposis atau bocor, atelektasis, edema paru, aspirasi,
gangguan kardiovaskuler, peningkatan konsumsi oksigen, shurting
3. Peningkatan PCO2
Malposisi ventilator, ETT bocor, spasme bronkus, odema paru, peningkatan dead space,
peningkatan produksi PCO2
4. Pasien Distres
Nyeri, tidak nyaman, tidak adekuat sedasi, withdrawal, peningkatan works of breathing,
syok

DAMPAK VENTILATOR
1. VILI ( Ventilator Incluced Injury )
2. VAP ( Ventilator Associated Pneumonia )
3. Musculoskeletal dysfunction

KRITERIA ARDS
1. Terjadi secara akut
2. Hipoksemia PaO2 / FiO2 < 300 mmHg dan < 200 mmHg ( ARDS )
3. Pada foto thorax tampak gambaran infiltrat paru di kedua paru

PERBAIKAN OKSIGENASI
 Target : SaO2 > 90%
PaO2 ≥80 mmHg

 Penyebab gangguan oksigenasi :


1. Shunting efek ( rasio ventilasi perfusi yang rendah ) terasi dengan pemberian FiO2 yang
tinggi
2. Shunting Intrapulmoner ( perfusi didaerah yang tidak ada ventilasi ) refrakter dengan
memanipulasi FiO2

PEEP ( Positive End Expiratory Pressure )


Tujuan : mencegah alveoli kolap dan memperbaiki oksigenasi
Cara menentukan besarnya PEEP :
1. Berdasarkan kecukupan oksigenasi
2. Berdasarkan compliance pada setiap kali pernafasan

7
FiO2 ( Fraksi Inspirasi dari Oksigenasi )
1. FiO2 segera diturunkan seminimal mungkin yaitu < 0,6
2. Untuk mencapai sasaran ( Sat O2 > 90 % ) diatur bersama dengan PEEP

SHUNTING INTRAPULMONER
Refrakter dengan memanipulasi FiO2
Cara mengatasinya :
1. Hisap lendir jalan nafas pada atelektasis
2. WSD pada pneumothorax
3. Menurunkan tekanan intra abdomen yang tinggi dengan PEEP

MINITE VOLUME
Adalah jumlah udara inspirasi dan ekspirasi dalam 1 menit
 Dewasa 10 cc/kg ( BB ideal ) / menit
 Volume tidal
 Frekuensi respirasi
 Perbandingan I : E

FREKUENSI RESPIRASI
Pengaturan frekuensi respirasi sesuai target ( ventilasi alveuler )

PERBANDINGAN I : E
Rasio I : E merupakan perbandingan waktu inspirasi ( TI ) dengan waktu ekspirasi ( TE )
 Normal 1,2 – 1, -1,5
 Pengaturan disesuaikan dengan frekuensi respirasi
 Pada tipe obstruksif I : E lebih kecil atau pendek pada tipe reskriktif lebih besar atau
panjang

Petunjuk Penggunaan Ventilator


1. Cek dan ricek kerja alat
2. Tentukan mode ventilator
 Yang paling familier
 Disesuaikan dengan kebutuhan pasien
a. Inisiatif nafas ada atau tidak atau lemah
8
b. Target yang akan dibantu
3. Tentukan target minite volume
4. Tentukan frekuensi respirasi
5. Tentukan I : E rasio
6. Berikan FiO2 100 % dan secara bertahap diturunkan berdasrkan SPO2 (TARGET > 90 %)
7. Berikan PEEP awal 5 cmH2O, selanjutnya disesuaikan dengan titrasi
8. Atur sistem peringatan ( alarm )
 Tekanan maksimal / minimal jalan nafas ( 35 – 90 cmH2O / pip 10-15 % )
 Minute volume minimal ( 40 cc/kg )
 Apnea interval 10 detik
 Frekuensi nafas tertinggi 35 x/menit
 Tekanan minimal sumber gas O2
9. Lihat interaksi pada pasien
 Dada mengembang
 Tidak sinkron ( melawan )
 Bila peringatan ( alarm ) berbunyi atasi penyebab
 Sedasi
10. Lakukan pengaturan kembali ( reseting ) dari mesin untuk mencapai target yang
diinginkan
11. Kelola penyakit yang mendasari
12. Cegah penyulit yang terjadi akibat penggunaan alat bantu nafas
13. Secepatnya melakukan weaning
14. Evaluasi tempat tidur bagian kepala 30-45°
15. Cuci tangan atau hand hygine

NURSING MANAJEMEN
1. Pasien dengan VM adalah tanggung jawab perawat berkordinasi dengan tim kesehatan lain
untuk mensupport pasien dan keluarga
2. Terangkan tujuan pemakaian ventilator pada pasien atau keluarga bagi pasien yang tidak
sadar
3. Mencuci tangan sebelum dan sesudah melakukan tindakan untuk mencegah infeksi
4. Breathing sirkuit sebaiknya tidak lebih tinggi dari ETT agar penyemburan yang terjadi
tidak masuk ke paru pasien
5. Perhatikan permukaan air di “ humidifier “ jaga jangan sampai habis, air diganti tiap 24
jam
9
6. Fiksasi ETT dengan plester dan harus diganti tiap hari, perhatikan jangan sampai letak dan
panjang berubah, tulis ukuran dan panjang tube pada flow sheet
7. Cegah terjadinya kerusakan trakea dengan cara tempatkan tubuh yang dihubungkan ke
ETT sedemikian rupa sehingga posisinya berada diatas pasien, tubing harus cukup panjang
untuk memungkinkan pasien dapat menggerakan kepala
8. Memberikan posisi yang menyenangkan bagi pasien dengan merubah posisi tiap 2 jam,
selain itu merubah posisi untuk mencegah terjadinya dekubitus
9. Memberikan rasa aman dengan tidak meninggalkan pasien sendirian
10. Tekhnik mengembangkan “ cuff “ kembangkan cuff dengan udara sampai tidak terdengar
suara bocor

ASKEP
Beberapa masalah keperawatan yang muncul pada pasien dngan ventilasi mekanik
1. Gangguan fungsi respirasi
2. Tidak efektifnya bersihan jalan nafas
3. Gangguan pertukaran gas
4. Kecemasan
5. Resti komplikasi
6. Resiko infeksi
7. Gangguan nutrisi

PEMANTAUAN PASIEN DENGAN VENTILATOR


1. SUCTION
Suction atau penghisapan lendir merupakan yang rutin dilakukan untuk membebaskan
jalan nafas.

2. HEMODINAMIK
Pemberian PEEP atau TV yang terlalu tinggi pada pasien hipotensi akan mengakibatkan
penekanan kedua paru terhadap ventrikel akibat ekspansi paru yang berlebih.

3. PEMBATASAN ANGGOTA GERAK


Pasien – pasien yang terpasang ventilator jangka panjang, disorientasi atau keadaan yang
tidak kooperaktif sering dijumpai ekstubasi dilakukan oleh pasien sendiri bukan suatu hal
yang tidak mungkin terjadi, pemasangan restrain pada kedua tangan diperlukan

4. PERUBAHAN POSISI TIDUR


10
Merubah posisi tidur miring kanan/ kiri, telentang ( jika tidak terdapat kontra indikasi )
setiap 2 jam, menurunkan resiko dekubitus dan juga membantu memperbaiki komplain
paru dan sirkulasi kapiler pulmonal terhadap efek gravitasi.

5. HUMIDIFIER
Humidifier atau pelembab udara inspirasi dari ventilator menuju pasien harus diisi air
aquabides dengan ukuran yang ada . humidifier untuk mematikan bakteri yang masuk
kedalam paru melalui pipa inspirasi, kelebihan mengisi air akan mengakibatkan naiknya
air dari humidifier kedalam paru.

6. WATER TRAPPING
Adalah menampung air diantara dua pipa ( tubing ), untuk mencegah masuknya air
kedalam paru – paru pasien. Water trapping yang penuh segera dibuang sebelum air naik
kebagian tubing dan masuk kedalam paru pasien.

PROSES PENYAPIHAN ( WEANING )


1. Dokter menentukan kapan weaning dilakukan, berdasarkan pengkajian yang dilakukan
oleh perawat atau respiratory teapist
2. Keberhasilan weaning tergantung dari status kesehatan pasien dan pasien saat
menggunakan ventilator mekanik

KRITERIA WEANING
1. Peningkatan kesembuhan penyakit pasien
2. Status nutrisi dan cairan baik ( balance 24 jam normal 0 )
3. Kekuatan fisik dan mental yang adekuat
4. Afebrile, bebas dari infeksi ( suhu tubuh normal 36C – 37C )
Tanda-tanda infeksi : rubor, kalor, dolor, tumor dan fungsiolesa negative
LED dan leukosit dalam batas normal ( LED 0 – 15mm/jam, leukosit 3600 – 11000/ul )
5. Status cardiovaskuler, renal dan cerebral yang stabil
Tekanan darah, nadi, respirasi dalam batas normal.
Renal : ureum 17 – 40mg/dl, kreatinin 0,45 – 1,1 omg/dl
Cerebral ; GCS E ; 4 M : 6 V : 15, Pupil 2/2 Reflek +/+ isocor
6. Pemeriksaan lab AGD, elektrolit, HB dalam level normal
AGD : PH ; 7,35 – 7,45 PcO2 : 35 – 45 mmHg, HCO3 : 22 – 26 mmol/L,
Beecf : (-2) – (+3)mmol/L, Po2 : 85 – 105 mmHg, So2: 95-98%
Elektrolit : Natrium (NA) : 138 – 146 mmol/L, Kalium : 3,5 – 4,9 mg/dl
11
HB : 11,7 – 15,5 gr/dl

WEANING DARI VOLUME ATAU PRESSER C0NTR0L

VC atau PS

AGD Normal
SIMV SIMV + PS

PS

Turunkan RR Turunkan RR dan IPL

RR kurang dari 6 RR kurang dari 6 IPL kurang dari 6

PS PS

WEANING SIMV + PS

SIMV + PS NAFAS SPONTAN lebih dari


10 x/menit

TV Adekust

YA Turunkan RR Bertahap YA

RR Kurang dari TV atau MU terapi


6

PS YA

12
MODE PS

PS

TV Adekuat ?

Turunkan IPL
Setiap 1 cm H20
YA Tidak

IPL Kurang dari 6


Naikan IPL sampai TV adekuat
dan PIP kuran dari 35
TV Adekuat

CPAP dngn FI02


kurang dari 35% Apakah komplain paru, TV,
YA Saturasi O2 dan frekuensi nafas
adekuat?
13
T. PIECE
Apakah saturasi O2, YA
AGD dan prekuensi
nafas adekuat

YA Extubasi jika AGD

BAB IV

1. Berkas Rekam Medik


2. Flow Sheet ICU/ HCU
3. SOP ( Standar Operasional Prosedur )
4. Buku Register Penggunaan Ventilator.

REFERENSI

1. Ventilator pendekatan praktis diunit perawatan kritis edisi I, volume I 2008


Krisna Sundana perawat Cardia Intensive Care Unit
RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung.
2. Pelatihan Keperawatan Intensive, ICU dewasa RSUP Nasional
Dr. Cipto Mangunkusumo 2009

14
15

Anda mungkin juga menyukai