Anda di halaman 1dari 95

SMK NEGERI 2 WONOSARI

Jl. K.H. Agus Salim Wonosari, Gunungkidul Telp. (0274) 391019, Fax. (0274) 392454
Laman : http://www.smkn2wonosari.sch.id,
http://www.smkn2wonosari.sch.id, E_mail : stmnegerigk@yahoo.com
PENGENALAN PLC

Di dalam teknik pengendali dibedakan menjadi dua jenis


pengendali :
Pengendali terprogram dengan pengawatan:
a. program tetap melalui pengawatan
b. program tidak tetap melalui sakelar pilih
Pengendali terprogram yang tersimpan dengan PLC :
a)program tersimpan yang dapat diprogram bebas
melalui RAM (Random Access Memory).
a.program tersimpan yang programnya tidak dapat
diubah-ubah melalui ROM (Read Only Memory),
PROM (Programmable Read Only Memory), EPROM
(Eraseable Programmable Read Only Memory).
Pengendali terprogram tetap dengan pengawatan dapat
dioperasikan melalui komponen-komponen relai, magnetik
kontaktor dan rangkaian elektronik. Kontak hubung-tutup dari
komponen-komponen tersebut yang melakukan kerja rangkaian
pengendali. Melalui kontak-kontak relai hubungan seri -
paralel rangkaian pengendali dibuat. Fungsi pengendali dapat
dihasilkan melalui pengawatan dari komponen-komponen
tersebut.
Pada pengendali terprogram dengan PLC , fungsi
pengendali tidak tergantung dari pengawatannya. Elemen
input ( tombol tekan, sensor ) dan elemen output
dihubungkan ke peralatan PLC. Hubungan elemen input dan
output tidak dilakukan dengan pengawatan tetapi melalui
pemrograman dengan peralatan pemrogram ( Personal
Komputer atau peralatan khusus
Programmable logic controller (PLC) yang pertama telah
dikembangkan oleh para insinyur General Motor pada tahun
1968, saat mana perusahaan menemukan jalan buntu untuk
mencari pengganti sistem kontrol relai yang sangat komplek

Sehingga ditetapkan bahwa sistem kontrol baru ini (PLC) harus


memenuhi beberapa persyaratan yang sekaligus merupakan
keuntungannya, yaitu sebagai berikut:
1.Pemrograman sederhana
2.Perubahan program tanpa harus merubah sistem (tidak ada
perubahan instalasi di dalamnya)
3.Lebih kecil, lebih murah dan lebih stabil dari pada hubungan
sistem kontrol relai
4.Sederhana, biaya perawatan murah
Perkembangan berikutnya difokuskan di dalam sistem yang
memungkinkan sambungan dilakukan secara sederhana untuk
sinyal-sinyal biner. Ketentuan-ketentuan seperti bagaimana
sinyal-sinyal dihubungkan adalah menjadi bagian tugas di
dalam program kontrol. Dengan sistem kontrol baru ini
menjadi mungkin untuk pertama kali merencanakan sinyal-
sinyal pada layar dan menyimpan di dalam penyimpan
elektronik.
Sejak itu, tiga dekade telah dilewati, hingga kemajuan yang
sangat pesat telah dilakukan di dalam pengembangan
elektronik mikro, seperti halnya pada PLC. Misalnya,
bagaimana mengoptimalkan program tanpa harus khawatir
dengan kapasitas memori yang terbatas. Sekarang hal ini
menjadi sesuatu yang sangat mudah untuk diatasi.
Selain itu jangkauan fungsinya telah berkembang sangat pesat.
Limabelas tahun yang lalu, visualisasi proses, dan proses analog
dengan menggunakan PLC sebagai kontrol dianggap sebagai
suatu impian. Sekarang, pendukung dari fungsi-fungsi ini telah
menyatu dengan banyak PLC.
STRUKTUR PLC
Dengan sistem komputer, perbedaan secara umum adalah terletak
pada hardware (perangkat keras), firmware (perangkat tetap),
dan software (perangkat lunak). Tetapi secara prinsip pokok PLC
menggunakan struktur yang sama dengan komputer mikro.
Gambar 4.1 menggambarkan struktur dasar sebuah komputer
mikro.
Hardware terdiri dari piranti teknologi aktual, seperti PCB
(printed circuit boards), modul-modul terintegrasi, kabel-kabel,
batery, kotak rumah, dll.
Firmware adalah bagian dari software, dimana secara permanen
dipasang dan disediakan oleh pabrik pembuat PLC. Ini termasuk
sistem dasar rutin, digunakan untuk starting processor setelah
power dihidupkan. Disamping itu, ada sistem operasi dalam
kasus PLC, dimana secara umum disimpan di dalam ROM (Read
Only Memory) yaitu sebuah penyimpan yang hanya dapat dibaca
atau didalam EPROM (Eraseable Program Read Only Memory)
dengan media penyimpan ini program lama dapat dimungkinkan
untuk dihapus dengan sinar ultraviolet.

Software digunakan untuk memprogram PLC, ditulis oleh


pemakai PLC. Program biasanya dipasang didalam RAM,
random access memory, dimana program secara mudah dapat
dimodifikasi.
Hardware PLC – seperti pada kebanyakan sistem mikro
komputer sekarang – berdasarkan pada sistem bus. Sebuah sistem
bus adalah sejumlah jalur listrik dibagi ke dalam addres, data, dan
jalur kontrol. Jalur address digunakan untuk memilih address
pada sambungan bus dan jalur data untuk mengirim informasi
yang diperlukan. Jalur kontrol diperlukan untuk mengaktifkan
bus yang benar juga sebagai transmitter atau pengirim (sender).
Kebanyakan bus yang disambungkan ke sistem bus adalah
microprocessor dan memori. Memori dapat dibagi ke dalam
memori untuk firmware dan memori untuk program dan data.
Tergantung pada struktur PLC, modul-modul input dan output
dihubungkan ke common bus tunggal atau – dengan bantuan
interface bus ke bus I/O eksternal. Teristimewa dalam hal sistem
PLC modular yang lebih panjang, bus I/O eksternal biasa
digunakan.
Akhirnya, hubungan/sambungan diperlukan untuk piranti
pemrograman atau PLC, sekarang lebih banyak dalam bentuk
interface serial. Gambar 4.2 dibawah memperlihatkan salah satu
bentuk contoh PLC.

Gambar 4.2. Programmable Logic Controller Festo FPC


101
UNIT PUSAT KONTROL PADA PLC
Pada prinsipnya, unit pusat kontrol PLC terdiri dari sebuah
mikrokomputer. Sistem pengoperasian PLC seperti halnya
komputer pada umumnya, dioptimalkan secara khusus untuk
tugas teknologi kontrol

Bentuk Unit Pusat Kontrol


Gambar berikut mengilustrasikan versi sederhana dari
mikroprosessor yang menampilkan inti dari mikrokomputer
Sebuah mikroprosesor terdiri dari unit aritmetik utama, unit
kontrol, dan beberapa bilangan pada unit-unit memori internal,
yang disebut register.
Arithmetic unit (ALU: rithmetic logic unit) terdiri dari dua
atau lebih accumulator dan berfungsi menjalankan operasi
aritmatik dan logika dengan data yang dikirim

Accumulator adalah register khusus yang ditugaskan secara


langsung ke ALU. Hal ini menyimpan kedua data untuk
diproses sebagai hasil operasi. Desain accumulator biasanya
terdiri dari 1 wort ( = 2 byte = 16 bit) atau untuk prosesor yang
lebih tinggi memiliki accumulator yang terdiri dari 2 wort (=32
bit).
Instruction register menyimpan perintah yang dipanggil dari
memori program hingga hal ini dikode dan dijalankan

Perintah (command) terdiri dari sebuah bagian operasi dan


bagian alamat. Bagian operasi menandakan operasi logika yang
dikeluarkan/dijalankan. Bagian alamat mendefinisikan operan
(sinyal-sinyal input, flag, dll), dengan mana operasi logika
dijalankan.
Program counter adalah register, yang berisi alamat-alamat
pada perintah berikutnya untuk diproses.

Control unit mengatur dan mengontrol urutan logika masuk


pada operasi yang diperlukan untuk menjalankan perintah.
Siklus Instruksi Di dalam Unit Kontrol Pusat

Sekarang sistem mikrokomputer konvensional beroperasi menurut


apa yang disebut “prinsip von-Neumann”. Aturan prinsip ini,
komputer memproses program baris demi baris. Dalam istilah
sederhana, Anda dapat mengatakan bahwa setiap baris program pada
program pemakai PLC di proses dalam urutan.

Hal ini diterapkan secara menyeluruh tanpa melihat bahasa program


yang digunakan, dimana program PLC ditulis, baik dalam bentuk
program teks (statement list) atau program gambar (ladder diagram,
sequential function chart). Karena variasi bentuk-bentuk pada
penggambaran ini selalu berakibat dalam urutan baris program di
dalam komputer, mereka setelah itu diproses satu setelah yang lain
Pada prinsipnya, baris program, yaitu perintah secara umum, diproses
dalam dua tahap:
1.Penarikan perintah dari memori program
2.Menjalankan perintah

Isi ‘program counter’ ditransfer ke bus alamat. Unit kontrol lalu


menyebabkan perintah pada alamat tertentu di dalam memori
program, akan dikirim ke bus data. Dari sana, perintah dibaca ke
‘instruction register’. Pertama kali perintah telah dikode, unit
kontrol membangkitkan urutan pada sinyal-sinyal untuk
dijalankan
Selama menjalankan program, perintah-perintah ditarik di dalam
urutan. Mekanisme yang mengatur urutan ini sangatlah
diperlukan. Tugas ini dilakukan oleh ‘penambah sederhana’,
seperti fasilitas penambah langkah di dalam ‘program counter’.
Mode Fungsi Pada PLC
Struktur pemrosesan informasi
Pemrosesan informasi pada manusia maupun pemrosesan
informasi pada sistem otomatisasi dibagi dalam tiga tahapan
yaitu: masukan data , pengolahan data/penyipanan data dan
keluaran data.
Masukan data adalah informasi yang diambil dari keadaan
sebuah sistem.
Pengolahan data dan penyipanan data disini data yang telah
diambi dari masukan data atau informasi yang telah
tersimpan diproses/dikerjakan. Hasil dari proses selain
disimpan dalam memori dapat pula dikeluarkan sebagai
output data.
Keluaran data adalah informasi dari hasil pemrosesan yang
dikeluakan untuk sistem.
Blok diagram berikut ini mengilustrsikan urutan pemrosesan
informasi pada manusia maupun pada sistem otomatisasi.
Pada pemrosesan informasi dalam otomatisasi, informasi yang
akan dikerjakan diambil melalui modul masukan (input) sebagai
sumber. Informasi yang telah diterima dikerjakan dalam
prosesor dengan bantuan program yang telah tersimpan. Hasil
pemrosesan dikeluarkan ke modul output melalui sinyal sebagai
pembawa invormasi.
Pemrosesan Program (Exsekusi Program)
Program PLC secara kontinyu di prosses di dalam siklus.
Exsekusi program PLC oleh CPU ini dipilih melalui penghitung
alamat, dimana pada masing-masing alamat terdapat baris
memori yang didalamnya tertulis instruksi
Karakteristik siklus pemrosesan adalah:
•Segera setelah program dijalankan pertama kali hingga
baris program terakir secara otomatis melompat kembali ke
bagian awal serangkaian proses ini disebut satu siklus dan
pemrosesan diulangi lagi. (Gambar 3)
•Pada permulaan siklus, status pada input-input disimpan di
dalam tabel proses bayangan.input. Proses bayangan input
ini menyediakan area memori tersendiri di RAM-memori
dalam unit pusat kontrol (CPU). Selama siklus status input
dalam tabel bayangan hingga siklus berakhir tetap konstan
walaupun secara fisik input telah diubah.
• Eksekusi program dilaksanakan mulai dari baris instruksi pada
alamat terendah, kemudian penghitung alamat menambahkan
1 sehinga baris instruksi berikutnya dipidahkan ke prosessor
untuk di kerjakan (di exsekusi).
• Serupa dengan input, output-output tidak dengan segera ter-set
atau reset selama siklus, tetapi status disimpan dengan segera
didalam proses ke tabel bayangan output. Hanya pada akhir
siklus semua output secara fisik disambungkan sesuai dengan
status logika yang tersimpan di dalam tabel bayangan output
(PIQ) ke output
Pemrosesan pada baris program melalui unit pusat kontrol PLC
memerlukan waktu dimana tergantung pada PLC dan operasinya yang
berkisar antara beberapa mikro detik sampai beberapa mili detik.
Waktu yang diperlukan oleh PLC untuk sekali menjalankan
program termasuk di dalamnya mewujudkan dan mengeluarkan
proses bayangan, diistilahkan dengan waktu siklus. Untuk program
yang lebih panjang, masing-masing PLC memembutuhkan untuk
memproses baris program dalam siklus yang lebih panjang pula.
Periode waktu yang sesungguhnya untuk hal ini berkisar antara
mendekati 1 dan 100 mili detik.
Konsekuensi pemrosesan program PLC secara siklus dengan
menggunakan proses bayangan sebagai berikut:
•Sinyal input yang lebih pendek dari waktu siklus kemungkinan
tidak akan disimpan.
•Dalam hal yang sama, ada kemungkinan tertundanya waktu pada
dua siklus antara terjadinya sebuah sinyal input dan munculnya
reaksi pada output untuk sinyal ini.
•Semenjak perintah diproses secara urut, urutan perilaku spesifik
pada program PLC menjadi sesuatu yang sangat penting.

Dengan beberapa aplikasi hal ini adalah penting untuk input-


input atau output-output yang akan diakses secara langsung
selama siklus. Jenis ini pada pemrosesan program,
pemendekan jalur pada proses bayangan, bagaimanapun juga
didukung oleh beberapa sistem PLC.
Piranti Pemrograman/Personal Computer (PC)
Setiap PLC mempunyai alat pemrograman dan diagnostik untuk
mendukung aplikasi PLC.
•Pemrograman (programming)
•Ujicoba (testing)
•Penggabungan/pengintegrasian (commissioning)
•Pencarian kesalahan (fault finding)
•Dokumentasi program (program documentation)
•Penyimpan program (program storage)
Alat-alat pemrograman dan diagnostik ini dapat pula dalam
bentuk yang lebih khusus berupa piranti pemrograman atau
personal komputer lengkap dengan software-nya. Sekarang,
yang lebih mutakhir kebanyakan lebih disukai piranti yang
bervariasi, semenjak kapasitas PC modern menjadi sangat
besar, dikombinasi dengan keunggulan komparatif berupa
rendahnya biaya awal dan fleksibilitas yang tinggi.
Juga tersedia dan dikembangkan apa yang disebut pemrogram
dengan tangan untuk sistem kontrol mini dan untuk maksud
perawatan. Dengan penambahan fungsi pada PC LapTop, yakni
portabel, PC beroperasi dengan batery, kepentingan terhadap
pemrogram dengan tangan terus menurun.
Bagian Pembentukan Fungsi-fungsi Sistem Software
Pokok pada Alat Pemrograman dan Diagnosa

Software-software pemrograman yang mengacu pada IEC 1131-1


harus menyediakan bagi pengguna dalam bentuk urutan fungsi-
fungsi. Karena itu software pemrograman harus memuat modul-
modul software untuk:
Input Program
Pembuatan dan pemodifikasian program dalam salah satu bahasa
pemrograman melalui PLC
Test Kalimat
Pengecekan program masukan dan data masukan untuk keakuratan
kalimat, dengan demikian memperkecil input dari kesalahan
program
Penerjemah(Assembler)
Penerjemahan program masukan ke dalam program yang dapat
dibaca dan diproses oleh PC, yakni pada umumnya dengan kode
mesin yang berkait dengan PC
Sambungan antara PLC dan PC
Sambungan/rangkaian data ini menyebabkan terjadinya
pemanggilan program ke PLC dan memungkinkan pelaksanaan
test fungsi-fungsi.
Test Fungsi-fungsi
Mensupport pengguna selama penulisan dan pembatasan
kesalahan dan pengecekan program pengguna melalui
1.Cek status pada output dan input, timer, counter, dll
2.Pengetesan urutan program dalam arti pada operasi step tunggal,
perintah STOP, dll
3.Simulasi dalam arti pengesetan manual pada input/output,
pengesetan konstanta, dll.
Tampilan Status Sistem Kontrol
Informasi yang dikeluarkan mengenai mesin, proses dan status
pada sistem PLC
1.Tampilan status pada sinyal-sinyal input/output
2.Tampilan/perekaman perubahan status di dalam sinyal-sinyal
eksternal dan data internal
3.Pemantauan pada waktu pelaksanaan/eksekusi
4.Ukuran waktu sesungguhnya pada pelaksanaan program
Dokumentasi
Penggambaran yang menjelaskan sistem PLC dan program
pengguna. Terdiri dari:
1.Penjelasan konfigurasi hardware
2.Printout dari program pengguna lengkap dengan data dan
pengenal untuk sinyal-sinyal dan komentar
3.Daftar referensi-silang untuk semua data terproses sebagaimana
halnya input-input, output, timer, dll
4.Penjelasan modifikasi
Pengarsipan Program Pengguna
Pengamanan pogram pengguna dalam memori yang tidak mudah
hilang/berubah seperti halnya EPROM, dll.
Bahasa Pemrograman
IEC1131-3 menetapkan lima bahasa pemrograman:
1.Ladder Diagram (LAD)
2.Diagram Blok Fungsi (Function Block Diagram/FBD)
3.Daftar Instruksi (Statement List /STL)
4.Teks Terstruktur (Structured Text/ST)
5.Urutan Chart Fungsi (Sequential Function Chart/SFC)
Meskipun secara fungsi dan struktur dari bahasa-bahasa ini
sangat berbeda, mereka dikategorikan sebagai satu keluarga
bahasa oleh IEC 1131-3 dengan pelengkapan elemen-elemen
struktur (pernyataan variabel, bagian-bagian organisasi seperti
halnya fungsi dan blok fungsi, dll) dan elemen-elemen
konfigurasi. Dari kelima bahasa program diatas yang sering
digunakan adalah: Ladder Diagram (LAD), Diagram Blok
Fungsi (Function Block Diagram/FBD) dan Daftar Instruksi
(Statement List /STL)
Bahasa-bahasa dapat dikombinasi dalam banyak hal di dalam
sebuah proyek PLC. Ketentuan telah dibuat untuk
pengembangan lebih lanjut, (sebagaimana prinsip blok fungsi
atau bahasa teks terstruktur) disamping detail informasi
teknologi yang diperlukan (jenis data, dll) telah pula
digabungkan. Elemen-elemen bahasa dikembangkan dengan
bantuan proses permesinan yang rumit dalam produksi katup.
Untuk penjelasan masing-masing bahasa program diilustrasikan
dengan permasalahan sederhana sebagai berikut: Dua sensor
digunakan untuk menetapkan apakah lobang bor benda kerja
ditempatkan secara benar pada posisi mesin. Jika katup yang
akan dikerjakan adalah dari jenis A atau jenis B – hal ini diset
melalui sakelar pilih 2 posisi – silinder bergerak ke luar dan
menekan lengan katup ke dalam lobang bor.
Ladder Diagram
Ladder diagram adalah sebuah bahasa pemrograman gambar
diturunkan dari diagram rangkaian pengawatan kontrol relai
secara langsung. Ladder diagram terdiri dari susunan kontak-
kontak yang disusun dari sebelah kiri ke kanan pada diagram;
kontak-kontak ini disambungkan ke elemen-elemen pensakelaran
(kontak NO/NC) melalui jalur arus dan elemen koil.
Diagram Blok Fungsi (Function Block Diagram/FBD)
Dalam diagram blok fungsi, fungsi-fungsi dan blok fungsi
digambarkan secara grafik dan dihubungkan ke dalam jaringan.
Diagram blok fungsi berasal dari diagram logika untuk desain
rangkaian-rangkaian elektronik.
Daftar Instruksi (Instruction List/IL)

Daftar kalimat (statement list) adalah sebuah bahasa kalimat


jenis assembler bercirikan model mesin sederhana (prosesor
hanya dengan satu register). Daftar instruksi difromulasikan dari
instruksi kontrol yang berisi sebuah operator (pengerja) dan
sebuah operand (yang dikerjakan). Berikut ini Contoh Bahasa
Daftar Instruksi
LD Benda_typeA
OR Benda_typeB
AND Benda_ada
AND Bor_oke
= Lengan_masuk
Berkenaan dengan filosofi bahasa, ladder diagram, diagram blok
fungsi dan daftar instruksi telah ditetapkan bagaimana cara
menggunakannya dengan PLC saat ini. Bahasa-bahasa ini
bagaiamanapun dibatasi untuk fungsi-fungsi dasar dengan
memperhatikan elemen-elemennya. Perbedaan diantaranya
dikarenakan oleh pabrik pembuatnya. Keunggulan bahasa-
bahasa ini tetap dipertahankan terutama dalam penggunaan
fungsi-fungsi dan blok-blok fungsi.
Teks Terstruktur (Structured Text/ST)
Teks terstruktur adalah bahasa tingkat-tinggi yang berbasis
Pascal, terdiri dari ekspresi-ekspresi dan instruksi-instruksi.
Instruksi-instruksi secara pokok dapat dikategorikan menjadi:
•Instruksi-instruksi pilihan seperti: IF, THEN, ELSE, dll.
•Instruksi-instruksi pengulangan seperti: FOR, WHILE, dll
dan
•Blok fungsi harapan/hasil.

Berikut merupakan contoh bahasa teks terstruktur


Lengan_masuk = (Benda_typeA OR Benda_typeB) AND
Benda_ada AND Bor_oke;
Teks terstruktur memungkinkan aplikasi yang banyak,
melebihi fungsi teknologi secara murni, seperti problem-
problem algoritma (kontrol algoritma tingkat tinggi) dan
penanganan data (analisa data maupun pemrosesan struktur
data yang kompleks).
Chart fungsi urutan (Sequential Function Chart/SFC)

Chart fungsi urutan adalah resource bahasa untuk penstrukturan


program-program kontrol berorientasi urutan.
Elemen-elemen dari chart fungsi urutan adalah langkah-langkah
(step), pemindahan-pemindahan (transisi), cabang alternatif dan
pencabangan paralel.
Setiap step menampilkan status pemrosesan dari program
kontrol, mana yang aktif dan tidak aktif. Step terdiri dari aksi-
aksi yang maupun transisi yang diformulasikan dalam bahasa-
bahasa standart IEC 1131-3. Setiap aksi dapat juga terdiri dari
struktur-struktur berurutan. Keistimewaan ini memungkinkan
tingkatan struktur dari program kontrol. Chart fungsi urutan
merupakan sebuah alat yang unggul untuk desain dan
penstrukturan program kontrol.
Latihan soal
Jawaban :
d. Lampu_nyala := (Tombol_start OR Lampu_nyala) ANDN
Tombol_stop;
Fungsi-fungsi Logika Dasar
Fungsi-fungsi Logika Dasar
Semua komputer dan PLC beroperasi menggunakan sistem
bilangan berbasis 2. Ini juga diterapkan untuk sistem bilangan
oktal (23) dan sistem bilangan heksadesimal (24). Secara terpisah
variabel dapat dianggap hanya mempunyai 2 nilai,yaitu “0” atau
“1”. Algoritma khusus telah dikenalkan untuk dapat
menghubungkan variabel-variabel ini – disebut aljabar boolean.
Hal ini dapat digambarkan secara lebih jelas dengan kerja kontak
listrik (diagram lintasan arus).
Fungsi NOT/Negasi (Pembalikan)
Diagram lintasan arus logika NOT
Sebuah tombol tekan diperlihatkan dengan kontak normally closed
(NC). Ketika tombol ini tidak teraktuasi (ditekan), lampu H1
menyala, sebaliknya dalam kondisi teraktuasi, lampu H1 menjadi
mati.
Tabel kebenaran logika NOT
Aktivitas tombol tekan S1 sebagai sinyal input(I), lampu adalah
bentuk output (Q). Sinyal output dari logika NOT memiliki
harga “1” jika sinyal input memiliki harga “0”. Status
sebenarnya dapat ditulis dalam sebuah tabel kebenaran Logika
NOT berikut:
Fungsi AND
Diagram lintasan arus logika AND
Jika dua kontak NO disambung secara seri (Gambar 9.3), lampu
akan menyala hanya saat kedua tombol tekan ditekan secara
bersama-sama.
Tabel kebenaran logika AND
Aktivitas tombol tekan S1 dan S2 sebagai sinyal input, lampu H1
adalah bentuk output. Status sebenarnya dapat ditulis dalam
sebuah tabel kebenaran logika AND berikut:

Dari tabel kebenaran ditunjukan, output sama dengan 1 hanya


jika kedua input (I1 dan I2) menghasilkan sinyal-1. Hal ini
didasarkan sebagai operasi AND.
Fungsi OR
Diagram lintasan arus logika OR
Fungsi logika dasar yang lain adalah OR. Jika 2 buah kontak NO
disambung secara paralel, maka lampu akan menyala jika
minimal salah satu dari dua tombol tekan ditekan.
Kombinasi Rangkaian Logika Dasar
Dalam pengendali-program tidak hanya diperlukan elemen
logika AND/OR murni saja, melainkan dalam beberapa kasus
dibutuhkan penggabungan antara keduanya. Dalam rangkaian
penggabungan ini akan selalu membentuk pola dasar yaitu:
1.Fungsi AND sebelum fungsi OR (Disjungsi) atau
2.Fungsi OR Sebelum fungsi AND (Konjungsi
Fungsi AND Sebelum Fungsi OR
Digram lintasan arus AND sebelum OR
Dalam pola dasar ini keluaran dari fungsi AND dihubungkan
kedalam fungsi OR
Fungsi OR Sebelum Fungsi AND
Diagram lintasan arus fungsi OR sebelum AND
Dalam pola dasar ini keluaran dari fungsi OR dihubungkan
kedalam fungsi AND
Tabel kebenaran fungsi OR sebelum AND
Jika kedua rangakaian OR dan input I3 masing-masing
menghasilkan sinyal “1”, maka output Q akan menghasikan
sinyal “1” (lampu menyala). Hubungan antara variabel input
dan output telihat dalam tabel kebenaran berikut:
Soal
Buatlah tabel kebenaran, persamaan aljabar boolean dan gambar
simbol logikanya untuk gambar diagram lintasan arus berikut :
Jawaban :
a. Tabel kebenaran :
b. Tabel kebenaran :
Buatlah tabel kebenaran, persamaan aljabar boolean, simbol
logika dan realisasi program statement list untuk gambar diagram
lintasan arus berikut
Tabel kebenaran
Flag (Bendera)
Seperti telah dijelaskan pada kegiatan pembelajaran sebelumnya, dalam
pembentukan program pengendali seringkali dihadapkan pada struktur gabungan
yaitu disjungsi, konjungsi atau kombinasi dari keduanya. Hal ini dapat langsung
diprogram pada perangkat otomatisasi (PLC) dengan membuat beberapa tingkat
kurung.
Berikut contoh sederhana pemrograman langsung untuk rangkaian gabungan
dengan dua tingkat kurung:
Persamaan aljabar boolean:
Persamaan aljabar boolean untuk diagram simbol logika diatas
memiliki dua tingkat kurung:
Q = (I1  I2 V (I2 V !4)  I3)  I5 V (I2 V I3)  I1
Realisasi Program Statement List (mengacu pada PLC siemens):
Untuk mengontrol dan mencari kesalahan dari simbol logika dan
program statement list diatas sedikit lebih sulit. Sehingga untuk
menghindari hal itu dalam pemrograman dapat dilakukan dengan
membentuk hasil sementara yaitu menggunakan flag. Flag adalah
merupakan elemen memori yang dapat langsung diakses oleh CPU
dengan simbol pengenal "M". Sebuah flag seperti halnya output
dimana kondisi sinyalnya hanya berada didalam interen peralatan.
Dengan bantuan flag ini maka rangkaian diatas dapat
disederhanakan menjadi beberapa rangkaian murni AND sebelum
OR atau OR sebelum AND sebagai berikut :
Macam-Macam Flag
Pada setiap alat otomatisasi (PLC) sudah disiapkan lokasi flag
(addres) yang suadah pasti, padanya kondisi sinyal dapat
disimpan. Flag ini dibedakan dalam Retentive Flag dan Not-
Retentive
RetentiveFlag.
flag: melalui baterei kondisi sinyal akan tetap
tersimpan meskipun PLC dalam kandisi stop atau pada saat
listrik padam. Dengan retentive flag ini keadaan terakhir
sebelum mesin mati akan tersimpan. Sehingga pada saat start
baru perlatan atau mesin dapat langsung meneruskan proses
dari kondisi terakhir yang ditinggalkan (tidak mengulang dari
awal proses). flag: kondisi sinyal flag akan hilang saat PLC
Not-retentive
kondisi stop atau pada saat listrik padam. Pada saat start baru
kondisi sinyalnya adalah "0".
PEMBENTUKAN HUBUNGAN FUNGSI
TURUNAN PERSAMAAN BOOLEAN DARI TABEL
KEBENARAN
Seringkali, operasi logika yang diperlihatkan pada bagian
sebelumnya tidak cukup memadahi penjelasan status di dalam
teknologi kontrol. Seringkali kombinasi operasi logikanya
berbeda. Hubungan logika dalam bentuk persamaan boolean dapat
secara mudah disusun dari tabel kebenaran. Contoh berikut akan
menjelaskan hal tersebut:
Contoh permasalahan pada Pos Penyortiran
Beberapa bagian untuk peralatan dapur diorganisasi di dalam
sistem produksi (mesin bor dan mesin pemisah gambar 11.1).
Bagian pintu dan dinding untuk penentuan type dapur ditentukan
dengan perbedaan lubang-lubang bor. Sensor B1 sampai B4
dipersiapkan untuk mendeteksi lubang-lubang tersebut. Dengan
bantuan silinder 1.0 maka benda di pos penyotiran akan didorong
keban berjalan yang lain atau dibiarkan lewat sesuai dengan
keinginan.
Misalnya bagian-bagian benda dengan pola lubang sebagai
berikut adalah untuk dapur type “standar”. Bagian-bagian benda
dengan pola lubang ini akan didorong menuju ban berjalan yang
lain oleh silinder 1.0. Selebihnya untuk benda dengan pola lubang
yang lain akan dibiarkan lewat.
Dengan asumsi bahwa sebuah lubang bor akan dibaca sebagai
sinyal "1", maka dapat dibuat tabel kebenaran sebagai berikut :
Dua pilihan tersedia dalam hal ini untuk membuat persamaan
logika dari tabel di atas, dimana ditunjukkan dalam dua
perbedaan ekspresi.

Bentuk Standar, Disjungsi


Di dalam bentuk standar disjungsi, semua konjungsi (operasi
AND) dari variabel-variabel input dengan hasil 1, dikeluarkan
sebagai operasi disjungsi (operasi OR). Dengan status sinyal-0,
variabel input dikeluarkan sebagai operasi pembalikan (NOT)
dan dengan status sinyal-1 sebagai operasi bukan pembalikan
(YES).
Dalam contoh kasus di atas, variabel-variabel input yang
menghasilkan output "1" adalah pada baris oktal nomer: 10, 11,
12, 13, 15 dan 17. Hal ini jika diperlukan dapat dibuat tabel
minterm sebagai berikut :
Bentuk Standar, Konjungsi
Di dalam bentuk standar konjungsi, semua disjungsi (operasi OR)
pada variabel-variabel input dengan hasil 0, dikeluarkan sebagai
operasi konjungsi (operasi AND). Berkebalikan dengan bentuk
standar disjungsi, dalam contoh ini, variabel input dinegatifkan
dengan status sinyal-1 dan operasi non-negatif dikeluarkan dengan
status sinyal-0.
Dalam contoh kasus di atas, variabel-variabel input yang
menghasilkan output "0" adalah pada baris oktal nomer: 00, 01, 02,
03, 04, 05, 06, 07, 14, dan 16. Hal ini jika diperlukan dapat dibuat
tabel maxterm sebagai berikut :
Soal :
Permasalahan :
Sebuah garasi bawah tanah dipasang empat penghembus udara
sirkulasi yang bekerja secara otomatis. Untuk mengetahui apakah
penghembus bekerja atau tidak dipasang sensor aliran udara pada
masing masing-penghembus (I1, I2, I3 dan I4). Sensor memberikan
sinyal "1" jika penghembus aktif. Didepan pintu garasi dipasang
tiga buah lampu (hijau / H1, kuning / H2 dan merah / H3). Jika
hanya salah satu saja atau tidak ada penghembus yang bekerja,
menyala lampu hijau. Lampu kuning menyala jika ada dua
penghembus yang bekerja. Sedangkan lampu merah menyala jika
ada tiga atau lebih penghembus yang bekerja.
Tugas :
Buatlah tabel kebenaranya
Buatlah persamaan booleannya untuk masing-masing lampu dalam
format disjungsi
Buatlah persamaan booleannya untuk masing-masing lampu dalam
format konjungsi
Jawaban :
PENYEDERHANAAN FUNGSI LOGIKA
PENYEDERHANAAN FUNGSI LOGIKA
Persamaan-persamaan boolean hasil turunan dari tabel
kebenaran dalam bentuk standar seringkali masih terlalu panjang
sehingga agak menyulitkan. Dengan demikian harus dilakukan
langkah-langkah untuk penyederhanaan bentuk persamaan
tersebut.
Dalam tugas penyortiran pada pelajaran terdahulu, bentuk
standar disjungsi adalah:

Ekspresi ini dapat disederhanakan dengan bantuan aljabar


boolean. Aturan yang lebih penting di dalam aljabar boolean
dengan kesetaraannya dengan aljabar umum diperlihatkan
berikut ini:
•Polaritas atau cakupan operasi

Aljabar Boolean Aljabar Umum


NOT------------------ Pangkat
--
Konjungsi----------- Perkalian / Pembagian
--
Disjungsi Penjumlahan / Pengurangan
-------------
Aturan untuk konjungsi sebelum disjungsi dalam aljabar
boolean tidak dibakukan. Tetapi orang dapat melakukannya
dengan menggunakan kurung.
• Aturan untuk satu variabel:
Aljabar Boolean Aljabar Umum
IV0=I X+0=X
-------------------

I1=1 X1=X
---------------
IV1=1  
I0=0 X0=0
---------------
IVI=I  
II=I  
IVI=1  
II=0  
Aturan Untuk Banyak Variabel
•Hukum Komulatif

Aljabar Boolean Aljabar Umum

I 1 I 2  I 2  I 1 - - - - - - - - - - - -  ab ba
I1  I 2  I 2  I1 - - - - - - - - - - - -  a b  b  a

•Hukum Assosiatif
I1 I 2  I 3  I1 ( I 2  I 3) - - - - - --  a  b  c  a  (b  c)
 ( I1 I 2)  I 3  (a  b)  c
I1 I 2  I 3  I1 ( I 2  I 3) - - - - - --  a  b  c  a  (b  c)
 ( I1 I 2)  I 3  (a  b)  c
•Hukum Distributif

I1  I 2  I1  I 3  I1  ( I 2  I 3) -  a  b  a  c  a  (b  c)
( I1  I 2)  ( I1  I 3)  I1  ( I 2  I 3)
Dalam aljabar umum hanya faktor yang sama pada penjumlahan
dari hasil perkalian saja yang dapat dikeluarkan dari kurung. Tetapi
dalam aljabar boolean dapat dilakukan semuanya baik pada format
konjungsi maupun disjungsi.
•Aturan Reduksi

I1  I1  I 2  I1
I 1  ( I 1  I 2)  I 1
I 1  ( I 1  I 2)  I 1  I 2
I 1  ( I1  I 2)  I1  I2

•Aturan De Morgan

I 1  I 2  I1  I 2
I 1  I 2  I1  I 2
I 1  I 2  I1  I 2
I 1  I 2  I1  I 2
•Contoh –contoh Penyelesaian Permasalahan:
Contoh persamaan:

A  ( I 3  I 2  I1)  ( I 3  I 2  I1)
Penyelesaian:
Dari persamaan diatas telihat perbedaan hanya terletak pada I2 yaitu
pada rangkaian dinegasikan sedangkan rangkaian yang laian tidak.
Dengan teori distri butif diproleh:

A  I 3  I 1  ( I 2  I 2)
Peryataan yang berada dalam kurung ternyata apapun kondisi dari I2 akan selalu
menghasilkan output sinyal “1”. Pada aturan untuk satu variabel hubungan AND dengan
variabel yang nilainya selalu “1” , nilai satu dapat dihilangkan I1  1 = I1. Sehingga persamaan
diatas hanya tinggal:

A  I 3  I1
Soal :
Sederhanakan persamaan berikut :

A  I 3  I 2  I1  I 3  I 2  I1  I 3  I 2  I1  I 3  I 2  I1
Y  B1  B 2  B3  B 4  B1  B 2  B3  B 4  B1  B 2  B3  B 4
 B1  B 2  B3  B 4  B1  B 2  B3  B 4  B1  B 2  B3  B 4
Jawab :
A  I 3  I 2  I1  I 3  I 2  I1  I 3  I 2  I1  I 3  I 2  I1
A  I3  I 2  ( I1  I 1)  I 2  I1  ( I 3  I 3)
A  I 3  I 2  I 2  I1  I 2  ( I 3  I1)
Y  B1  B 2  B3  B 4  B1  B 2  B3  B 4  B1  B 2  B3  B 4
 B1  B 2  B3  B4  B1  B 2  B3  B 4  B1  B 2  B3  B 4
Y  B 2  B3  B 4  ( B1  B1)  B2  B3  B 4  ( B1  B1)
 B1  B3  B 4  ( B 2  B 2)
Y  B 2  B3  B 4  B2  B3  B 4  B1  B3  B 4
Y  B3  B 4  ( B 2  B 2)  B1  B3  B 4
Y  B3  B 4  B1  B3  B4
Y  B 4  ( B3  B1  B3)
Thank ‘s for Your
Attention

Anda mungkin juga menyukai