Anda di halaman 1dari 22

OVERVIEW PETUNJUK TEKNIS

PELAKSANAAN ORIENTASI
LAYANAN UPAYA BERHENTI
MEROKOK

DIREKTORAT PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN


PENYAKIT TIDAK MENULAR
SISTEMATIKA
1. LATAR BELAKANG
2. ORIENTASI LAYANAN UPAYA BERHENTI
MEROKOK
3. PERSIAPAN
4. PELAKSANAAN ORIENTASI
5. EVALUASI DAN PELAPORAN
LATAR BELAKANG
• Tujuan Umum
Tercapainya penurunan prevalensi perokok di Indonesia

• Tujuan Khusus
 Tersedianya petunjuk teknis pelaksanaan layanan UBM bagi pengelola
program PTM di Provinsi, Kabupaten/ Kota dan FKTP
 Tersedianya tenaga kesehatan yang terampil dalam layanan Upaya
Berhenti Merokok
 Terlaksananya implementasi layanan upaya berhenti merokok
 Tersedianya data implementasi layanan Upaya Berhenti Merokok untuk
pemantauan dan evaluasi.
RPJMN
PROGRAM P2PTM 2015-2019
  TARGET
NO INDIKATOR
2014
Baseline 2015 2016 2017 2018 2019

1 Prevalensi tekanan darah tinggi 25,8% 25,28% 24,77% 24,28% 23,79% 23,38%

Mempertahankan prevalensi
2 obesitas 15,4% 15,4% 15,4% 15,4% 15,4% 15,4%

8,8% 9,1%
Prevalensi merokok pada penduduk
3 7,2 % 6,9 % 6,4% 5,9% 5,6% 5,4%
usia ≤ 18 tahun
STRATEGI PENGENDALIAN
KONSUMSI TEMBAKAU
M Monitor konsumsi produk tembakau dan pencegahannya

P Perlindungan dari paparan asap orang lain


O Optimalkan dukungan layanan berhenti merokok

W Waspadakan masyarakat akan bahaya konsumsi tembakau

E Eliminasi iklan, promosi dan sponsor produk tembakau

Raih Kenaikan Harga Rokok melalui peningkatan Cukai dan pajak


R Rokok
NO INDIKATOR IDENTIFIKASI MASALAH TINDAK LANJUT PENGUATAN

4. Persentase 1. Masih ada Kab/kota yang belum 1. Mendorong Pemda membuat


Kab/Kota menerapkan PP 109/2012  dan mengimplementasikan
yang Perda/Perbup/Perwal Perda/Perbup/Perwal
melaksanaka
2. Masih banyak sekolah yang belum 2. Mendorong Disdik
n Kebijakan
Kawasan menerapkan KTR di sekolah menerapkan Permendikbud
Tanpa Rokok (Permendikbud No. 64 / 2015) No 64/2015
(KTR), 3. Belum optimalnya komitmen 3. Mendorong puskesmas untuk
minimal 50% pimpinan daerah terhadap melakukan pendampingan
sekolah pengendalian tembakau penerapan KTR di sekolah
4. Belum semua 4. Mendorong
puskesmas memiliki puskesmas
layanan UBM  melakukan layanan
HAMBATAN UBM
TANTANGAN
 Indikator Kinerja Utama PTM tahun 2020-2024 adalah Jumlah
Kabupaten/Kota dengan minimal 40% Puskesmas yang
menyelenggarakan layanan Upaya Berhenti Merokok (UBM) 
Standar Layanan UBM:
1. Memiliki Tenaga terlatih/ terorientasi;
2. Memiliki Pedoman/Panduan/Juknis yang ditetapkan
 Total Kabupaten yang dilatih 2015 - 2019 :
262 kab/kota (514 kab/kota)
 Total Puskesmas yang dilatih sampai 2019 :
410 puskesmas (9720 puskesmas)
 Selain itu, Provinsi dan kabupaten/kota di Indonesia telah didorong
mengadakan pelatihan UBM dan Implementasi KTR sejak tahun
2017  dana Dekonsentrasi
IKP 6 : JUMLAH KABUPATEN/KOTA ≥ 40% FKTP YANG
MENYELENGGARAKAN LAYANAN UPAYA BERHENTI
MEROKOK (UBM)
Kegiatan Indikator Tahun
2020 2021 2022 2023 2024
IKK

Pencegahan dan Jumlah kabupaten/kota ≥ 40%


Pengendalian FKTP yang menyelenggarakan
Penyakit Tidak layanan Upaya Berhenti 50 75 100 125 150
Menular Merokok (UBM)

324 374 424 474 514


ORIENTASI LAYANAN UPAYA BERHENTI MEROKOK

• Definisi
 Orientasi adalah peninjauan suatu proses untuk menentukan sikap tenaga kesehatan
agar mencapai kemampuan sebagai konselor yang tepat dan benar dalam pelaksanaan
layanan UBM.

E-learning Penyelesaian 7 modul



Evaluasi e-learning

Teori, Tanya jawab, praktek


Tatap Muka


Post Test
ORIENTASI LAYANAN UPAYA BERHENTI MEROKOK
• Sasaran
Pengelola program PTM di berbagai jenjang administrasi (Provinsi, Kabupaten/ Kota) dan
Tenaga kesehatan di pelayanan kesehatan primer

• Tahapan Kegiatan
Tahap Persiapan
Tahap Pelaksanaan
Tahap Monitoring dan Evaluasi

• Pendananaan
Biaya penyelenggaraan orientasi dibebankan kepada APBN, APBD dan sumber dana lain
yang sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku.
PERSIAPAN

• Penetapan sasaran
 Melakukan identifikasi peserta orientasi Tenaga kesehatan di fasilitas pelayanan
kesehatan primer yang dapat dipilih dari tenaga kesehatan di bawah ini:
 dokter umum
 psikolog
 konselor (gizi, VCT, KB, dan lain-lain)
 dokter spesialis jiwa
 perawat
 bidan
 tenaga kesehatan lainnya
PERSIAPAN

• Waktu dan Tempat


 Menentukan waktu dan tempat pelaksanaan orientasi yang mendukung
pembelajaran materi secara e – learning (jaringan internet yang dapat
mengakomodir)
 Orientasi dilaksanakan selama 2 hari efektif (14 jam pelajaran @ 45 menit)
 Tempat pelaksanaan kegiatan orientasi dapat menyesuaikan dengan situasi
dan kondisi wilayah setempat
PERSIAPAN

• Penetapan panitia pelaksana


Panitia pelaksana membuat Kerangka Acuan Kegiatan yang meliputi:
jadwal, tempat pelaksanaan, narasumber, fasilitator; undangan
peserta/narasumber/fasilitator; materi e-learning, materi tatap muka, soal
ujian, media dan alat bantu praktek di kelas
PELAKSANAAN ORIENTASI
• Penyelenggara
 Orientasi dapat diselenggarakan oleh Dinas Kesehatan Provinsi/ Kabupaten–Kota, Perguruan
Tinggi, Organisasi Profesi dan mitra terkait
 
• Materi Orientasi
1. Strategi Pengendalian P2PTM
2. Implementasi Layanan UBM
3. KIE Dampak Konsumsi Rokok terhadap Kesehatan
4. Konseling UBM
5. Tindak Lanjut UBM
6. Pengukuran Faktor Risiko Merokok
7. Pencatatan dan Pelaporan
PELAKSANAAN ORIENTASI

• Narasumber dan Fasilitator


Narasumber dan Fasilitator orientasi antara lain:
1) Pejabat fungsional dan struktural sesuai dengan keahlian di bidang nya;
2) Pakar/ Praktisi sesuai dengan keahlian di bidangnya;
3) Akademisi sesuai dengan keahlian dan bidangnya
PELAKSANAAN ORIENTASI

• Metode Orientasi
Metode orientasi terdiri dari e-learning menggunakan video dan
e-book; dan tatap muka di kelas (ceramah, diskusi, bermain
peran dan praktek)
PELAKSANAAN ORIENTASI

• e-learning
Pembelajaran e - learning dapat diakses melalui
https://berhentimerokok.id/elearning/ dengan memasukkan pasword dan
username yang sudah disediakan
Peserta yang sudah ditentukan harus mengakses alamat tautan yang sudah
disediakan untuk membuka video dan e-book secara bertahap (modul 1-7) sesuai
materi pembelajaran
Peserta wajib mengerjakan soal (melalui link tautan aplikasi google form) setelah
menyelesaikan pembelajaran 1 modul. Soal yang dikerjakan merupakan syarat untuk
melanjutkan pembelajaran ke modul selanjutnya. Peserta akan menyelesaikan 8 paket
soal sesuai dengan jumlah modul yang harus diselesaikan sebelum melaksanakan
pembelajaran tatap muka
PELAKSANAAN ORIENTASI

• Tatap muka
Pembelajaran tatap muka dilaksanakan setelah seluruh peserta
melakukan pembelajaran e-learning dan menyelesaikan
keseluruhan soal post test

• Sertifikat
Peserta orientasi yang telah mengikuti keseluruhan tahapan
pembelajaran dengan baik dapat menerima sertifikat yang
ditandatangani Kepala Dinas Kesehatan
EVALUASI DAN PELAPORAN
• Evaluasi Orientasi
 Evaluasi Hasil Belajar Peserta  Evaluasi yang dilakukan
terhadap peserta melalui : pre test dan post test
 Evaluasi terhadap Fasilitator
 Evaluasi terhadap penyelenggara
EVALUASI DAN PELAPORAN

• Pelaporan
Penyelenggara orientasi wajib membuat laporan penyelenggaraan
orientasi berupa nama peserta, biodata peserta dan dokumen
pendukung penyelenggaraan orientasi lainnya (lampiran hasil ujian
peserta, dokumentasi, rencana tindak lanjut dan lainnya)
Laporan yang sudah disetujui oleh kepala dinas kesehatan dilaporkan
kepada Direktorat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak
Menular
SEHAT diawali dari SAYA

TERIMA KASIH

22

Anda mungkin juga menyukai