Anda di halaman 1dari 20

Hernia Nukleus

Pulposus
by.Sunarto(HNP)
.,S.ST., Ners.,MKes
Polytechnic Health Nursing Programs
Ministry of Health Republic of Indonesia
Surakarta 2020
pengertian

Keadaan ketika nukleus pulposus keluar menonjol untuk


kemudian menekan ke arah kanalis spinalis melalui anulus
fibrosis yang robek.
HNP merupakan suatu nyeri yang disebabkan oleh proses
patologik di kolumna vertebralis pada diskus
intervertebralis/ diskogenik
Herniasi diskus intervertebralis (herniation of
intervertebralis disk)
Lanjutan...

suatu keadaan yang diakibatkan oleh penonjolan nukleus


pulposus dari diskus ke dalam anulus (cincin fibrosa di
sekitar diskus), yang disertai dengan kompresi dari akar-
akar saraf.
Herniasi dapat terjadi di lumbal, lumbosakral, regio skapula,
regio servikal dan berbagai kolumna vertebralis
Etiologi
• Trauma
• Degenerasi yang berkaitan dengan proses
penuaan dan malformasi kongenital. Herniasi
dapat berkembang dari beberapa bulan sampai
tahunan, menyebabkan gejala-gejala akut dan
kronis.
• Terjadi pada usia pertengahan, pada pria dan
pekerjaan/ aktivitas berat mengangkat barang
berat atau mendorong barang berat.
Patofisiologi

• Tahap pertama robeknya anulus fibrosus itu bersifat


sirkumferensial. Karena adanya gaya traumatis
yang berulang, robekan jadi lebih besar dan timbul
sobekan radial. Jika hal ini terus terjadi, resiko
herniasi nukleus pulposus hanya menunggu waktu
dan trauma berikutnya saja.
• Penonjolan (herniasi) nukleus pulposus dapat ke
arah korpus vertebra di atas atau dibawahnya
Lanjutan...

• HNP terbagi atas sentral akan menyebabkan


papaparesis flasid, parestesia, retensi urine dan
lateral bermanifestasi pada rasa nyeri yang terletak
pada punggung bawah, di tengah” antara bokong dan
betis, belakang tumit, dan telapak kaki.
• Kekuatan ekstensi ibu jari kaki berkurang dan
refleks patela negatif.
Manifestasi Klinis
GEJALA yang sering muncul :
•Nyeri pinggang bawah yang intermitten (beberapa
minggu sampai tahun) menjalar sesuai dengan
distribusi saraf skiatik.
•Sifat nyeri khas dari posisi berbaring ke duduk,
nyeri mulai dari pantat dan menjalar ke bagian
belakang lutut lalu ke tungkai bawah.
•Nyeri bertambah hebat karena pencetus seperti
gerakan pinggang saat batuk atau mengejan,
berdiri atau duduk dalam jangka waktu yang lama
dan nyeri berkurang klien beristirahat berbaring.
Lanjutan...

• Penderita sering mengeluh kesemutan (parastesia)


atau baal bahkan kekuatan otot menurun sesuai
distribusi persarafan yang terlibat.
• Nyeri bertambah bila daerah L5-S1 (garis antara dua
krista iliaka) ditekan
Pemeriksaan fisik

• Test lasegue/SLR
• Test Braggard
• Test siccard
• Test lain :
 Patrick dan contra Patrick
 Valsalva
 Naffziger
Penatalaksanaan
• Terapi konservatif
a. Tirah baring : dengan posisi setengah duduk, tempat
tidur dari papan yang lurus dan ditutup dengan
lembar busa tipis
b. Medikamentosa : - simptomatik = analgesik (salisilat,
parasetamol), kortikosteroid (prednison, prednisolon),
anti-inflamasi non-steroid (AINS seperti piroksikan),
antidepresan trisiklik (amitriptilin), obat penenang
minor (diazepam, klordiasepoksid), - kausal
=kolagenese
c. Fisioterapi : dalam bentuk diatermi (pemanasan
dengan jangkauan permukaan yang lebih dalam)
untuk relaksasi otot dan mengurangi lordosis.
• Terapi operatif
a. Distektomi : pengangkatan fragmen yang mengalami
herniasi atau penonjolan dari diskus intervertebral.
b. Distektomi dengan fusi : digunakan tandur tulang untuk
menyatukan prosesus spinosus verteral; tujuannya untuk
menjembatani antara diskus yang mengalami kelainan
ke tulang belakang yang stabil dan mengurangi frekuensi
kekambuhan.
c. Laminektomi : pengangkatan lamina untuk
memajangkan elemen neural dalam medula spinalis;
memungkinkan ahli bedah untuk menginspeksi
kanalis spinalis, mengidentifikasi dan membuang
bagian patologi, serta menghilangkan kompresi pada
korda dan radiks saraf.
d. Laminotomi : pembagian lamina dari vertebra.

• Rehabilitasi
ASUHAN KEPERAWATAN
 
Pengkajian

•Identitas klien
•Nama
•Umur
•Jenis kelamin
•Pendidikan
•Alamat
•Pekerjaan
•Agama
•Suku bangsa
•Tanggal dan jam MRS
•Nomor register dan diagnosis medis.
Keluhan utama (PQRST) :
•Provoking accident : riwayat trauma (angkat/ dorong
benda berat)
•Quality and quantity : seperti ditusuk atau disayat,
mendenyut, seperti kena api, nyeri tumpul/ kemeng yang
terus-menerus.
•Range : Penyebaran radikular/ nyeri alih, menetap atau
hilang timbul.
•Severity : nyeri hebat atau nyeri sedang.
•Time : nyeri menetap atau hilang timbul, nyeri bertambah
hebat karena pencetus, dan lain-lain.
• Riwayat penyakit sekarang (keluhan paraparesis
flasid, parastesia dan retensi urine. Nyeri pada
punggung bawah, di tengah abtra bokong dan betis,
belakang tumit dan telapak kaki).
• Riwayat penyakit dahulu (TB tulang, osteomalitis,
keganasan mieloma multipleks, metabolik osteoporosis,
berhubungan dengan peningkatan resiko HNP, riwayat
hipertensi).
• Riwayat penyakit keluarga dan pengkajian
psikososial.
Pemeriksaan Fisik
•B1-B6 dengan fokus pemeriksaan B3 brain dan B6 bone.
•B1 (breathing) : Inspeksi tidak batuk, tidak sesak nafas, frekuensi
pernafasan normal. Palpasi taktil fremitus ka-ki seimbang. Perkusi
suara resonan seluruh lapangan paru. Auskultasi tidak terdengar bunyi
nafas tambahan.
•B2 (blood) : bila tidak ada gangguan sistem kardiovaskuler maka
kualitas dan frekuensi nadi dan TD normal. Auskultasi tidak ditemukan
bunyi jantung tambahan.
•B3 (brain) : inspeksi kurvatura yang berlebihan, pendataran arkus
lumbal, adanya angulus, pelvis miring/ asimetris, muscular
paravertebral atau pantat asimetris, postur tungkai abnormal.
Hambatan pergerakan punggung, pelvis dan tungkai selama bergerak.
Tingkat kesadaran compos mentis.
lanjutan

• B4 (bladder) : terdapat retensi urine atau tidak rentensi urine.


• B5 (bowel) : pemenuhan nutrisi berkurang karena mual dan asupan
nutrisi kurang. Pemeriksaan rongga mulut dengan melakukan
penilaian ada tidaknya lesi pada mulut atau perubahan pada lidah,
dapat menunjukkan adanya dehidrasi.
• B6 (bone) : kesulitan beraktivitas dan menggerakkan badan karena
nyeri, kelemahan, kehilangan sensorik, mudah lelah menyebabkan
masalah pada pola aktivitas dan istirahat. Inspeksi kurvatura yang
berlebihan, pendataran arkus lumbal, adanya angulus, pelvis
asimetris, muskular paravertebral, postur tungkai abnormal.
Kesulitan atau hambatan dalam pergerakan punggung, pelvis, dan
tungkai selama bergerak. Palpasi raba kolumna vertebralis cari
adanya deviasi ke lateral atau anteposterior, palpasi daerah yang
ringnan rasa nyerinya ke arah yang terasa paling nyeri.
Pemeriksaan Diagnostik

Diagnosis awal HNP servikal yaitu foto polos leher antero-


posterior, lateral, dan odontoid view. Guna menilai
integritas dan posisi vertebra, lebar celah invertebra,
foramen saraf, perubahan osteofitik, dan osifikasi
ligamentum posterior. Pemeriksaan lainnya yakni CT Scan
untuk mengevaluasi elemen tulang pada potongan
melintang, menilai kompresi radiks atau medula spinalis,
mielografi dan MRI.
Diagnosa Keperawatan

• Nyeri b.d penjepitan saraf pada diskus intervertebralis,


tekanan di daerah distribusi ujung saraf.
• Gangguan eliminasi alvi (konstipasi) berhubungan
dengan imobilisasi intake cairan yang tidak adekuat.
• Defisit perawatan diri b.d kelemahan neuromuskular,
menurunnya kekuatan dan kesadaran, kehilangan
kontrol/koordinasi otot.
• Perubahaan mobilitas fisik berhubungan dengan
himiparese /hemiplegia
• Intervensi
• Implementasi
• Evaluasi

Anda mungkin juga menyukai