Anda di halaman 1dari 23

LAYANAN KAIGO UNTUK ELIMINASI

(HAISETSU)

Ns. Dhinny Novryanthi, M.Kep.Sp.Kep.Mat


ARTI DAN TUJUAN ELIMINASI
PENTINGNYA ELIMINASI
•Eliminasi merupakan hal yang sangat penting dalam kehidupan. Kotoran
yang diangkut dalam darah disaring oleh ginjal. Sebagian besar kotoran
diserap lagi, sementara sekitar 1% diantaranya dikeluarkan melalui urine.
Sementara makanan yang kita konsumsi dicerna oleh lambung, diserap
oleh usus kecil dan diserap oleh usus besar dan residunya menjadi feses
yang dikirim ke rektum dan dikeluarkan melalui anus.
• Keinginan BAK dan BAB tidak dapat kita kontrol dalam jangkan waktu
yang lama. Bagaimana bentuk / karakter urine serta feses dan frekuensi
BAK atau BAB setiap harinya dapat menggambarkan kondisi kesehatan
seseorang.
• Oleh karena itu kaigo tidak hanya perlu memilliki pemahaman yang
akurat tentang aspek naluriah dari eliminasi tapi juga mempunyai ilmu
pengetahuan yang cukup tentang pengaruh lingkungan dan psikis.
• Mekanisme naluriah eliminasi adalah hal yang sama bagi semua orang,
namun di sisi lain bagaimana pandangan tentang eliminasi serta pola
eliminasi itu berbeda-beda.
PENYESUAIAN KONDISI ELIMINASI DAN AKTIVITAS
1. Aktivitas yang mempengaruhi eliminasi
Level aktivitas lansia menentukan pola eliminasi mereka seperti
dalam hal-hal berikut :
a. Eliminasi di toilet : menyadari bila ingin kencing dan buang
hajat mampu mengatur posisi duduk, dan mampu ke toilet jika
dibantu.
b. Eliminasi dalam ruangan di toilet portabel : berjalan masih
memungkinkan tapi ke toilet susah. Tidak mampu mengontrol
rasa ingin kencing tapi dapat mengatur posisi duduk.
c. Eliminasi di tempat tidur memakai pispot selip/urinal :
menyadari ingin kencing tapi tidak mampu mengatur posisi
duduk meskipun dibantu.
d. Eliminasi dengan popok : urine keluar tanpa disadari. Tidak
menyadari keinginan buang air kecil dan air besar karena
penurunan kesadaran atau kondisi lainnya.
2. Kondisi eliminasi mempengaruhi isi tugas kaigo

Standar karakter dan volume urine/feses orang dewasa :


Urine :
•volume/hari : 1200-2000ml
•Warna : kuning muda dan bening. Warna pekat merupakan tanda
dehidrasi
•Frekuensi/hari : 6-7 kali
Feses :
•Frekuensi : 2-3 kali sehari hingga 1 kali dalam 2 hari
•Volume feses : 100 – 250 g/ 1 x eliminasi
• warna feses : dipengaruhi oleh makanan yang dikonsumsi. Umumnya
coklat atau coklat kekuning-kuningan.
•Sifat feses : bentuk seperti pisang. Tanpa bentuk merupakan gejala
diare. Keras dan kecil adalah gejala kekurangan air/dehidrasi..
Hal-hal yang perlu diingat dalam membantu eliminasi

1.Penilaian sebelum eliminasi


a.Aktivitas
• Pastikan apakah lansia menyadari keinginan buang air kecil dan besar.
• Pastikan sejauh mana lansia dapat mengontrol keinginannya buang air kecil dan
air besar.
• Pastikan apakah lansia mampu duduk di toilet duduk.
• Pastikan apakah lansia mampu melakukan tindakan-tindakan eliminasi
• Pastikan apakah lansia dapat kembali ke ruang keluargaatau tempat tidur dari
toilet.

b. Faktor lingkungan
• Periksa jarak ke toilet, kondisi koridor dan lantai.
• Periksa ukuran kamar toilet.
• Periksa tinggi toilet, jenis kloset dan tempat duduknya.
• Periksa susuran tangan dan perbedaan tinggi lantai
• Pastikan cara komunikasi dengan lansia selama dan setelah proses eliminasi
2. Penilaian yang dibuat selama proses eliminasi
Hal – hal janggal dan tidak normal saat buang air kecil
•Urine mengalir pelan atau susah keluar
•Lansia merasa sakit saat kencing
•Urine berbau tidak biasa
•Urine berwarna tidak biasa
•Lansia merasa tidak plong setelah buang air kecil dan selalu merasa
masih tersisa.

Hal-hal janggal dan tidak normal saat buang air besar


•Lansia ingin sekali BAB tapi tidak bisa mengeluarkannya walau
berusaha.
•Feses berwarna tidak biasa atau teksturnya tidak normal.
•Lansia sakit pada dubur ketika mengejang.
•Lansia merasa kembung setelah buang hajat dan merasa tidak plong.
3. Penilaian dibuat setelah proses eliminasi
a. Pastikan apakah lansia dapat melakukan beberapa
tindakan sesaat setelah eliminasi.
b. Kondisi setelah proses eliminasi.
• Lansia merasa ingin buang air kecil lagi segera setelah
buang air kecil dan ingin ke toilet lagi.
• Lansia tidak dapat mengontrol keinginannya untuk
kencing lagi sehingga membasahi selananya.
• Lansia merasa ingin kentut dan mencoba
mengeluarkannya, dan yang keluar adalah feses.
4. Memilih metode kaigo dan hal-hal yang perlu diingat
a. Gerakan tindakan :
• Bangun dari ranjang
• Duduk di tepi ranjang dan atur posisi tubuh agar stabil
• Berdiri dan atur postur
• Menuju ke tempat tujuan
• Duduk di tempat duduk toilet dan atur postur yang
benar
b. Berpakaian dan melepas pakaian :
• Lipat ujung pakaian tidur
• Pakai dan buka celana serta celana dalam
c. Komunikasi
PENGGUNAAN PERALATAN
KESEJAHTERAAN
Alat bantu dalam toilet :
•Alat bantu menaikkan tempat duduk
toilet yang dapat dipasang pada toilet
duduk ke podidi berdiri karena sakit lutut,
kekacauan gerak di persendian tulang
pinggul, atau kelumpuhan. Tempat duduk
ini memiliki susuran tangan.
•Toilet duduk dengan sandaran untuk
lansia yang mengalami kesulitan mengatur
posisi duduk.
•Toilet duduk dengan alat cuci berupa
semprotan air hangat / pengering udara.
Ini sesuai dengan lansia yang tidak dapat
menggunakan tisu toilet dengan tepat.
•Sistem pembilas otomatis, ini diatur oleh
sensor untuk membilas toilet ketika lansia
beranjak dari tempat duduknya.
Kaigo di toilet
a. Pengaturan lingkungan :
• Lingkungan yang mempertimbangkan keselamatan
• Lingkungan yang menjamin privasi
• Lingkungan yang higienis

b. Menuntun ke toilet.
• Pakaikan lansia baju dengan tepat
• Bantu lansia berjalan atau memnindahkannya ke kursi roda,
dan tuntun ke toilet.

c. Membantu aktivitas dalam toilet


• Urinari sesuai dengan jenis kelamin lansia
Pastikan posisi lansia berdiri pada pria jika memungkinkan atau
bantu mengubah posisi agar benar sehingga bisa BAK ke
toilet.
Bantu lansa wanita mengatur posisi duduk yang stabil.
• Panggil lansia pada waktu yang diperkirakan
Pastikan posisi lansia telah tepat, setelah itu perjelas cara
menghubungi satu sama lain, dan tunggu di depan pintu.
• Periksa dan bantu proses setelah eliminasi
Pastikan bahwa lansia telah membersihkan alat kelamin dan
daerah pantat dengan tepat setelah eliminasi. Jika lansia
telah membilas pastikan kulitnya kering.
• Cuci tangan dan kembali ke kamar
Eliminasi dalam
ruangan
a. Toilet portabel
• Mempunyai ketinggian yang sesuai sehingga memungkikan
lansia mengatur posisi duduk dengan mudah dan gampang
berdiri
b. Prosedur kaigo :
• Simpan keset/alas yang tidak licin di lantai pada arah di
bagian tubuh lansia sisi yang tidak lumpuh, tempatkan
toilet portabel di atas keset dengan posisi stabil.
• Beritahukan lansia agar duduk dan lansia berpindah posisi
duduk tegak di ranjang
• Sokong tubuh lansia bagian atas dengan pantatnya sebagai
landasan dan bantu mengarah ke toilet portabel.
• Minta lansia berpegangan pada susuran tangan ranjang
atau pada alat bantu arm swing bar dengan menggunakan
sisi yang tidak lumpuh, bantu lansia berdiri dengan
menyelipkan tangan anda di bawah kedua ketiak lansia
untuk menyokong tubuhnya, turunkan celana dan celana
dalamnya serta bantu lansia pindah ke toilet portabel.
• Pastikan lansia telah duduk di toilet pada posisi stabil,
tutupi badan lansia dengan handuk dan tinggalkan tempat
tersebut
• Tunggu lansia sampai kira-kira selesai kemudian panggil.
Lalu amati karakter/volume urine dan bantu llansia
membersihkan daerah kemaluan, serta rapikan pakaian
lalu tuntun berpindah ke ranjang
Membantu eliminasi menggunakan pispot slip
Prosedur Kaigo :
a. Periksa kondisi kesehatan lansia.
b. Berdiri pada tubuh lansia di sisi yang lumpuh. Ketika lansia
menekukkan lututnya, maka pungung bawah terangkat
sehingga memudahkan kaigo meletakan psipot slip di
bawahnya.
c. Bila lansia merasa ingin kencing, mintalah lansia memegang
urinal dengan tangan yang tidak lumpuh sambil tetap
merapatkan pispot slip pada tubuh lansia dan pastikan daerah
kemaluannya berada dalam pispot. Setelah lansia selesai buang
air kecil, ambil pispot tersebut, tutupi tubuhnya dengan selimut
atau handuk beesar kemudian tinggalkan tempat.
d. Bersihkan dan pindahkan pispot, panggil jika lansia
diperkirakan telah selesai BAB, kemudian amati karakter dan
volume feses, bersihkan daerah pantatnya, pakaikan
pakaiannya dengan tepat. Jika lansia mampu menyeka sendiri
tubuhnya setelah eliminasi, biarkan dia melakukannya.
e. Tanyakan kondisi fisik lansia setelah eliminasi dan bersihkan
pispot selip dan urinal.
f. Kaigo mencuci tangannya lalu menyeka tangan lansia dengan
kain basah dan tuntun lansia menyeka tangan kanannya
sendiri.
g. Lakukan ventilasi udaa kamar.
Membantu eliminasi dengan menggunakan popok

1. Sebelum menggunakan popok


Meskipun riosha san suka
mengompol, hindari memulai
menggunakan popok langsung
saja sebelum
mempertimbangkanny dengan
matang.
2. Contoh cara membantu riosha
san memakai popok.
Alat-alat yang digunakan :
a. Popok
b. Penutup popok
c. Wadah penampung popok
bekas, handuk yang diuapi
d. Handuk kering
e. Tisu toilet
f. Selimut (bila diperlukan)
Persiapan

Atur popok dan penutupnya,


sehingga mudah dipakai dan bagian
belakangnya tidak berkerut atau
terlipat.

-Bagi riosha san wanita posisi badan


terlentang, lipat popok ke belakang
sekitar 30-40 cm.
-Untuk riosha san pria, lipat bagian
perut.
-Atur popok ke arah dalam 1-2 dari
ujung penutup.
-Gulung setengahnya secara
vertikal.
Penggunaan popok kertas sekali pakai
-Tidak hanya ukuran tapi juga kapasitas penyerapan urine
merupakan kriteria penting dalam memilih popok kertas. Akan
terjadi pemborosan bila menggunakan popok dengan kapasitas
penyerapan tinggi namun jumlah urine hanya sedikit.
-Popok jenis celana dalam tergantung mereknya, mempunyai
perbedaan potongan mendasar di bagian pangkal paha. Oleh
karena itu penting menemukan yang paling cocok dengan
individu.
-Kombinasi popok jenis celana dalam dengan popok jenis
flat/rata atau penggunaan 2 lapis popok jenis celana dalam
sekaligus bagi riosha san yang memiliki volume urine tinggi atau
pada malam hari, untuk meningkatkan daya serap urine dan
menghindari kebocoran.
-Ketika menggunakan 2 popok sekaligus dalam waktu yang sama
potong atau lubangi permukaan plastik bagian dalam popok.
Prosedur kaigo dan hal-hal yang perlu diingat
Pastikan kaigo memakai sarung
tangan sekali pakai
1. Buka tutup popok, mintalah
riosha san menekukkan lututnya,
lepaskan popok vertikal dan seka
tubuh riosha san hingga bersih.
2. Gulung popok dengan bagian
yang basah ke dalam, tuntun
posisi riosha san ke posisi baring
menyamping, lepaskan popok
dan buang di wadah popok
bekas.
3. Basuh tubuh riosha san dengan
pelan menggunakan handuk yang
telah diuapi hingga bersih dan
kemudian seka dengan handuk
kering, sambil mengamati kondisi
kulitnya.
4. Letakkan unit set popok bersih di
bawah pantat riosha san dengan
menggulung secara vertikal
setengahnya ke arah riosha san,
seakan-akan menekan pada penutup
popok yang telah kotor.
5. Tuntun posisiriosha san agar
terlentang, bentangkan dan letakkan
unit set popok tersebut dengan rapi
pada riosha san.
Naikkan ujung popok secara vertikal ke
pubis.
6. Pastikan tutup popok tidak terlalu
ketat dan bagian dalamnya tidak
terlihat.
7. Rapikan kerutan pada pakaian
riosha san dan seprei ranjang setelah
menggantinpopok
Praktek langsung
Siapkan popok kertas dan buang air kecil pada
popok tersebut
1. Gunakan popok jenis celana dalam pada
malam hari
2. Kketika anada bangun keesokan paginya, atur
kembali posisi popok dengan benar agar tidak
mengotori sekitar, dan lakukan eliminasi di
popok dalam posisi berbaring.
3. Berjalanlah sebentar dengan popok basah.
Diskusikan bagaimana kesan dan perasaan
anda bersama.
Pencegahan dan antisipasi terhadap kecelakaan

1. Pencegahan infeksi saluran kecing


• Kebiasaan higienis setelah eliminasi
Kelembaban dan kekotoran mempengaruhi daerah kemaluan
karena merupakan tempat ideal berkembang biaknya
bakteri. Oleh karena itu sangat penting membarsihkan
riosha san dengan baik setiap selesai melakukan eliminasi.
• Rehidrasi
Penting inum air yang cukup untuk efek pembersihan diri
dengan mengeluarkan jumlah urine yang sesuai. Anda
perlu mengamati frekuensi dan volume kencing tiap
riosha san setiap harinya.
2. Mencegah riosha san terjatuh / jatuh dari ranjang
•Bagi riosha san yang berusia lanjut, patah tulang karena jatuh/terjatuh dari
ranjang sering kali menyebabkan penurunan tingkat “aktivitas” mereka, kadang-
kadang juga menjadi faktor berkembangnya sindrom disuse. Pentingnya
keselamatan dalam membantu eliminasi terbukti dengan adanya fakta bahwa
banyak riosha san jatuh/terjatuh dari ranjang terjadi ketika mencoba pergi ke
toilet ata saat menuju ke toilet portabel.

• Terutama hal ini tampaknya terjadi ketika riosha san melakukan eliminasi di
malam hati. Oleh karena itu penting memastikan bahwa lampu di koridor dan
toilet bersinar terang. Juga alangkah baiknya meminta riosha san yang tampaknya
beresiko jatuh untuk menggunakan toilet portabel ketika ingin buang air kecil dan
air besar pada malam hari meskipun biasanya mereka melakukannya di toilet guna
mencegah potensi jatuh/terjatuh dari ranjang.

• hal penting lainnya adalah kaigo harus membuat penilaian akurat tentang tingkat
kemandirian riosha san dalam bergerak.

Anda mungkin juga menyukai