Anda di halaman 1dari 15

TRANSKULTURAL DALAM

KEPERAWATAN :
Aplikasi Keperawatan Transkultural dalam
Berbagai Masalah Kesehatan Pasien
ANGGOTA KELOMPOK :
1. CLARA ARNESTY PUTRI 201911015
2. ELEONORA VALERIA JENARU 201911018
3. JANSENSIUS ITLAY 201911029
4. KHAIRUNNISA DINAR W.P 201911030
5. MARIA BETHANIA PRASTIKA 201911038
6. NATALIA ERSA P.W 201911042
7. VERONIKA SELVIA SITA 201911053
Kelompok 8
Definisi Keperawatan Transkultural

◦ Transcultural  Trans dan culture


◦ Trans : berarti alur perpindahan, jalan lintas atau
penghubung
◦ Culture : berarti budaya
◦ Keperawatan transkultural adalah suatu pelayanan
keperawatan yang berfokus pada analisis dan studi
perbandingan tentang perbedaan budaya
(Leininger, 1978)
Tujuan Keperawatan Transkultural
◦ Tujuan penggunaan keperawatan transcultural
adalah mengembangkan sains dan pohon
keilmuan yang humanis sehingga tercipta
praktik keperawatan pada kebudayaan (kultur-
culture) yang spesifik dan universal
(Leininger, 1978).
Konsep Keperawatan Transkultural
◦ Di dalam buku yang berjudul ◦ Konsep ini ingin memberikan
“Fundamentals of Nursing penegasan bahwa sifat seorang manusia
Concept and Procedures” yang yang menjadi target pelayanan dalam
ditulis oleh Kazier Barabara perawatan adalah bersifat bio – psycho
( 1983 ) mengatakan bahwa – social – spiritual. Oleh karenanya,
konsep keperawatan adalah tindakan perawatan harus didasarkan
merupakan suatu bagian dari ilmu pada tindakan yang komperhensif
kesehatan dan seni merawat yang sekaligus holistik.
meliputi pengetahuan.
Proses Keperawatan Transkultural
◦ Teori yang dikembangkan oleh Leininger dalam
menjelaskan asuhan keperawatan dalam konteks
budaya menyatakan bahwa proses keperawatan
ini digunakan oleh perawat sebagai landasan
berfikir dan memberikan solusi terhadap
masalah klien (Andrew and Boyle, 1995).
◦ Pengelolaan asuhan keperawatan dilaksanakan
dari mulai tahap pengkajian, diagnosa
keperawatan, perencanaan, pelaksanaan dan
evaluasi.
◦ Pengkajian adalah proses mengumpulkan data ◦ Diagnosa keperawatan adalah respon klien
untuk mengidentifikasi masalah kesehatan klien sesuai latar belakang budayanya yang dapat
sesuai dengan latar belakang budaya klien. 7 dicegah, diubah atau dikurangi melalui
komponen yang ada yaitu : intervensi keperawatan. (Giger and Davidhizar,
a) Faktor agama dan falsafah hidup (religious and 1995). Terdapat tiga diagnosa keperawatan yang
philosophical factors). sering ditegakkan dalam asuhan keperawatan
transkultural yaitu :
b) Faktor sosial dan keterikatan keluarga (kinship
and social factors). a) Gangguan komunikasi verbal berhubungan
dengan perbedaan kultur.
c) Nilai-nilai budaya dan gaya hidup (cultural value
and life ways) b) Gangguan interaksi sosial berhubungan
disorientasi sosiokultural.
d) Faktor kebijakan dan peraturan yang berlaku
(political and legal factors). c) Ketidakpatuhan dalam pengobatan
berhubungan dengan sistem nilai yang
e) Faktor ekonomi (economical factors). diyakini.
f) Faktor pendidikan (educational factors)
◦ Perencanaan adalah suatu proses memilih strategi ◦ Evaluasi asuhan keperawatan transkultural
yang tepat dan pelaksanaan adalah melaksanakan dilakukan terhadap keberhasilan klien tentang
tindakan yang sesuai dengan latar belakang budaya mempertahankan budaya yang sesuai dengan
klien (Gigerand Davidhizar, 1995). Ada tiga kesehatan, mengurangi budaya klien yang tidak
pedoman yang ditawarkan dalam keperawatan sesuai dengan kesehatan atau beradaptasi
transkultural (Andrew and Boyle, 1995) yaitu : dengan budaya baru yang mungkin sangat
bertentangan dengan budaya yang dimiliki
1. Mempertahankan budaya yang dimiliki klien bila
budaya klien tidak bertentangan dengan kesehatan, klien.

2. Mengakomodasi budaya klien bila budaya klien


kurang menguntungkan kesehatan dan
3. Merubah budaya klien bila budaya yang dimiliki
klien bertentangan dengan kesehatan.
PEMBAHASAN
ARTIKEL YANG
DIAMBIL
A. Judul : Budaya Berdampak pada Proses Pemulihan Pasien Pasca Stroke
B. Latar Belakang
Masalah Penelitian
Berdasarkan jurnal yang dianalisa yaitu sejauh mana sosial budaya yang dimiliki pasien
berkontribusi untuk membantu meningkatkan quality of life pasien pasca stroke.
Hipotesa Penelitian
1. H0 : Tidak ada pengaruh budaya pada proses pemulihan pasien pasca stroke
2. H1 : Ada pengaruh budaya pada proses pemulihan pasien pasca stroke
C. Metode Penelitian
Metode yang Digunakan
Berdasarkan jurnal yang kami analisa, metode penelitian yang digunakan adalah kuantitatif dan kualitatif.
Desain Penelitian
Desain penelitian yang digunakan peneliti dalam penelitian ini adalah desain penelitian RCT, metaanalysis,
cohort study, survey dan case report berdasarkan evidence based.
Intervensi yang Dilakukan (jika ada)
Pendekatan berbasis budaya dengan melibatkan keyakinan yang dimiliki pasien baik berupa tradisi ataupun
secara spiritual, dapat menjadi alternatif dalam pemberian asuhan keperawatan untuk meningkatkan
kualitas hidup pasien.
D. Hasil Penelitian

Hasil Penelitian
Latar belakang budaya yang berbeda akan menimbulkan persepsi yang berbeda. Budaya
dipengaruhi oleh tradisi, spiritual, dan lingkungan. Dampak budaya pada kualitas hidup pasien
terlihat dari keyakinan terhadap penyakitnya, representasi penyakit, dan hasil kesehatan secara
holistik.
Kesimpulan
Perawat dapat membantu meningkatkan quality of life pasien pasca stroke dengan tidak
meninggalkan konteks budaya masing-masing pasien selama proses pemulihan.
E. Pembahasan Penelitian
Keterbatasan
Jika perawat mengesamping kan nilai budaya setempat maka tidak akan dapat membantu
meningkatkan kualitas hidup pasien.
Kesimpulan Umum
Pengaruh budaya akan menciptakan pemikiran dan persepsi dan memberikan pengaruh pada
kualitas hidup pasien yang menderita stroke sangat tinggi. Perawat dapat membantu
meningkatkan quality of life pasien pasca stroke dengan tidak meninggalkan konteks budaya
masing-masing pasien selama proses pemulihan.
F. Analisa Kelompok
◦ Pandangan pasien stroke yang berbeda dari segi sosial dan budaya akan menciptakan pemikiran dan
persepsi dan memberikan pengaruh dalam membantu meningkatkan kualitas hidup pasien. Perawat yang
profesional tanpa mengesampingkan nilai budaya setempat dapat membantu meningkatkan kualitas
hidup pasien. Dalam jurnal penelitian dijelaskan bahwa kualitas hidup, budaya dan post truth dengan
latar belakang budaya dipengaruhi oleh tradisi spiritual dan lingkungan.
◦ Dampak budaya pada kualitas hidup pasien terlihat dari keyakinan terhadap penyakitnya, representasi
penyakit, dan hasil kesehatan secara holistik. Pendekatan berbasis budaya dengan melibatkan
keyakinan yang dimiliki pasien baik berupa tradisi ataupun secara spiritual, dapat menjadi alternatif
dalam pemberian asuhan keperawatan untuk meningkatkan kualitas hidup pasien.

Anda mungkin juga menyukai