Anda di halaman 1dari 53

TANDA & GEJALA

PENGGUNA
NARKOTIKA/ NAPZA
Carnophen / Zenith

RASA MELAYANG,
1 TREMOR DAN
BERHALUSINASI 5
KEJANG

2 RASA BAAL 6 MUDAH


SELURUH TUBUH TERSINGGUNG

PUSING,VERTI
3 7 MUAL MUNTAH
GO,
PINGSAN

4 DETAK JANTUNG CEPAT,


8 GANGGUAN
MENELAN,
NAFAS BERAT SAKIT PERUT
Your footer here 4
Bahaya yang ditimbulkan dari
penggunaan Carnophen
• Kerusakan ginjal akibat penumpukan crystal
(obat tidak terabsorbsi dalam jumlah banyak)
• Kerusakan hati akibat keracunan obat
• Kerusakan otak akibat tertekan syaraf simpatis
• Gangguan pernafasan akibat terjadi kejang
otot pernafasan dan jantung
• Overdosis dapat menyebabkan tekanan darah
rendah, gagal pernafasan hingga kematian
PERUBAHAN WAJAH PECANDU
SEBELUM & SESUDAH
PAKAI NARKOBA

Pengguna Narkoba lebih baik di rehabilitasi dari pada di penjara


Pecandu methamphetamines atau ekstasi selama
8 tahun

2001 2008

Pengguna Narkoba lebih baik di rehabilitasi dari pada di penjara


Pengguna Ekstasi Selama 8 Bulan

Januari 2008 Agustus 2008

Pengguna Narkoba lebih baik di rehabilitasi dari pada di penjara


Pengguna Heroin Selama 5 Tahun

2003 2007

Pengguna Narkoba lebih baik di rehabilitasi dari pada di penjara


Pengguna Ekstasi Selama 5 Tahun

2000 2004

Pengguna Narkoba lebih baik di rehabilitasi dari pada di penjara


Pengguna Heroin dan Kokain Selama 5 Tahun

2003 2007

Pengguna Narkoba lebih baik di rehabilitasi dari pada di penjara


PENGGUNA STIMULAN
(METAMFETAMIN)

“Meth Mouth”
Whitney Houston
Sebelum Mengkonsumsi Narkoba
Whitney Houston
Setelah Mengkonsumsi Narkoba
JARI-JARI MULAI LEPAS

Pengguna Narkoba lebih baik di rehabilitasi dari pada di penjara


FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB
PENYALAHGUNAAN
NARKOTIKA/ NAPZA
ALASAN MENGGUNAKAN NAPZA
• Coba – coba: rasa ingin tahu
• Pengobatan
• Tekanan lingkungan: ingin
diterima kelompoknya
• Tuntutan pekerjaan
• Budaya
• Adiksi
PROSES TERJADINYA
PENYALAHGUNAAN & KETERGANTUNGAN
NARKOTIKA/ NAPZA
STRATEGI DAN KEBIJAKAN P4GN
Peran Seluruh Elemen Bangsa dalam Penanganan Narkoba
Komitmen Diri Regulasi Antinarkoba
Konsolidasi Kekuatan
Seluruh elemen bangsa Penerbitan regulasi
bertanggung jawab dan Seluruh elemen
pencegahan
berkomitmen menjaga diri, (pemerintah,
penyalahgunaan dan
keluarga, swasta, dan
peredaran gelap narkoba
kelompok/komunitas, dan masyarakat)
di tingkat daerah, institusi,
lingkungannya dari berkonsolidasi dan
kampus, sekolah, dan
penyalahgunaan dan berkontribusi
lingkungan masyarakat, dll
peredaran gelap narkoba bersama
mendukung
penanganan
narkoba secara
Bersih Narkoba Deteksi Dini masif
Mewujudkan lingkungan Penyelenggaraan tes
masyarakat, pemerintahan, urine secara berkala di
tempat kerja, lingkungan instansi,

STOP
kampus/sekolah bersih organisasi, kampus,
narkoba sekolah, dan lingkungan
masyarakat
NARKOBA
Kebijakan Terhadap Penyalah Guna
Narkoba
2 (Dua) Model Pendekatan

• Penyalah Guna Sukarela Lapor Diri


• Penyalah Guna Yang Tertangkap
Penyalah guna narkoba yang secara Penyalah guna narkoba yang tidak
sukarela melaporkan diri ke IPWL atau melaporkan diri ke IPWL dapat
dilaporkan oleh anggota keluarga tidak ditangkap aparat dan akan diproses
akan dituntut pidana. hukum.
ALUR REHABILITASI

REHABILITASI

KLINIK
PRATAMA PASCAREHABILITASI
BNNP / BNNK

PETUGAS
• IPWL PASCAREHABILITAS
I
• PEMANTAUAN
• LRIP • INTERVENSI
• LRKM SINGKAT • PENDAMPINGAN

• RAWAT • BIMBINGAN
JALAN LANJUT
PBM
(PEMULIHAN BERBASIS
AGEN
MASYARAKAT) • RAWAT PEMULIHAN
TIM INAP
PETUGAS
PETUGAS PBM
REHABILITA
REHABILITA KADER
KADER
SI
SI

SIL
(SKRINNING INTERVENSI
LAPANGAN)
SASARAN KEGIATAN LAYANAN REHABILITASI

PECANDU Orang
AKIBAT
terdekat
PENYALAHG
UNA atau
NARKOTIKA keluarga

Korban
penyalahgu
naan
narkotika
33
Pengguna Narkoba lebih baik di rehabilitasi dari pada di penjara
BAGAIMANA PERMASALAHAN NARKOBA
Permasalahan demand Permasalahan supply
Prevalensi penyalahguna narkoba
diproyeksikan meningkat tiap tahun : Pengungkapan telah dilakukan dengan
- 2008 = 1,99 % (3,3 Juta) masiv, barang buktinya cukap banyak,
- 2011 = 2,32 % = 2,2 % (4 Juta) tetapi relatif kecil dibanding yang
- 2013 = 2,56 % (4,6 Juta) beredar, ini menyebabkan
- 2015 = 2,80 % (5,1 Juta) pemberantasan menjadi kewalahan
Pelaksanaan rehabilitasi belum berjalan karena terlalu besar demand.
secara maksimal. Sedikitnya baru 18.000 Jenis narkoba yang beredar di
(0,47%) yang dapat layanan rehabilitasi. masyarakat semakin bervariasi dengan
Pertimbangan hakim dalam memutus munculnya New Psychoactive
perkara lebih condong menghukum Substance (NPS) di Indonesia telah
pidana para pengguna / pecandu 4 Juta ditemukan 26 zat.
narkotika sehingga prevalensi Penyalahguna
Narkoba “The drug industries simple and
pengguna narkotika tidak turun dan
profitable”
cenderung meningkat.
Omset tahunan industri narkoba
Masyarakat belum memiliki budaya diperkirakan 400 – 600 Miliar Dolar
melaporkan diri, karena masyarakat AS, atau setara dengan jumlah uang
“takut”, meskipun secara yuridis tidak yang beredar dalam pasar minyak
dipidana apabila melaporkan kepada IPWL dunia.
dan mendapatkan perawatan.
Masyarakat kurang memahami kekhususan Masyarakat belum dapat
dari pada adiksi, sehingga hukuman pidana membedakan mana yang perlu
dipahami lebih berat dibandingkan hukuman dihukum mana yang perlu
rehabilitasi. direhabilitasi.
KEJAHATAN NARKOBA
KEJAHATAN NARKOBA :
KEJAHATAN BERSIFAT LINTAS NEGARA (TRANS NATIONAL CRIME) ,
KEJAHATAN TERORGANISIR (ORGANIZED CRIME), DAN
KEJAHATAN SERIUS (SERIOUS CRIME)

TIMBULKAN KERUGIAN SANGAT BESAR :


SEGI KESEHATAN : HEPATITIS, HIV/AIDS, PARU, MATA
SOSIAL-EKONOMI, DAN KEAMANAN

HILANGNYA SUATU GENERASI BANGSA


DI MASA DEPAN
DAMPAK PERMASALAHAN NARKOBA

Dampak Keamanan :
• Penyalahgunaan narkoba erat sekali dengan timbulnya
drug related crimes seperti : pemerasan, pencurian,
perampokan, pembakaran pembunuhan, kecelakaan lalu
lintas,dll.
• Perkembangan terkini narkoba dapat digunakan sebagai
alat untuk melakukan kejahatan terorisme, hasil
penjualan narkoba untuk mendukung kegiatan terorisme
dengan tujuan menghancurkan generasi muda dan ini
dikenal dengan narko – terorisme.
Dampak Sosial Budaya :
• Penyalah guna atau pecandu narkoba tergolong orang yang
sudah menderita brain disease atau mental disease yang
dapat berpengaruh dalam kehidupan sosial.
• Dalam kehidupan keluarga akan menjadikan suasana
keluarga yang kurang harmonis dan dapat berakibat pada
timbulnya kemiskinan dalam keluarga.
• Penyalah guna atau pecandu narkoba dapat menyeret
orang lain terlibat narkoba.
Dampak Ekonomi :
• Di tahun 2011 diperkirakan kerugian ekonomi dari
penyalahgunaan narkoba sebesar Rp 48,2 Trilyun dari 4 juta
penyalah guna atau pecandu narkoba.
• Ketahanan nasional terancam karena prevalensi tidak turun,
permasalahan narkoba tidak selesai, Indonesia cenderung
menjadi pasar narkoba
• Lapas menjadi tempat berkumpulnya para pengguna
narkoba, apabila tanpa direhabilitasi, maka konsekuensi
logis lapas menjadi sasaran bandar untuk mengedarkan
narkoba
• Apabila hanya mengedepankan pemberantasan tanpa
rehabilitasi, prevalensi tidak turun, masalah narkoba hanya
bisa ditahan, belum dapat diselesaikan, kerugian lain mental
aparat penegak hukum digrogoti oleh bandar narkoba
G A P
T A NG R K O B A
G R A M T N A
PR O R U R A
I A D A i
N E S i l i t a s
IND O e h a b a )
k a n R r k o b
G er a a N a
ra s i G un
ek l a ya l a h
(D P en
. 0 0 0
10 0
LATAR BELAKANG

Amanat Presiden pada acara Rapat Koordinasi Nasional


mengenai Gerakan Nasional
Indonesia Darurat Narkoba
sehingga dicanangkannya gerakan rehabilitasi bagi 100
ribu pecandu dan korban penyalahgunaan narkotika
Dalam rangka mewujudkan Indonesia Emas 2045
GERAKAN REHABILITASI 100 RIBU
PENYALAH GUNA NARKOTIKA

Tujuan
Peningkatan Pemulihan Penyalah Guna, Korban Penyalahgunaan dan
Pecandu Narkoba dan Berkurangnya Angka Relapse

Sasaran Strategis
 Meningkatnya upaya pemulihan pecandu narkoba melalui layanan
rehabilitasi yang komprehensif dan berkesinambungan
 Pecandu narkoba yang selesai program rehabilitasi (bermasalah
hukum/sukarela)
 Pecandu narkoba yang telah mendapatkan rehabilitasi kembali berfungsi
sosial dan produktif
ROADMAP PROGRAM INDONESIA DARURAT
NARKOBA REHABILITASI 100 RIBU PECANDU NARKOBA

 Dalam APBN Tahun 2015 : program rehab utk 28.545 org


terdiri dari :
 BNN = 7.220 orang
 Kementerian Sosial = 5.975 orang
 Kementerian Kesehatan = 15.000 orang terdiri dari ranap :
2.400 dan rajal : 12.600
 KPAN = 350 orang
 Usulan APBNP Kemensos Tahun 2015 = 4.025 orang
 Usulan APBNP BNN Tahun 2015 = 67.430 orang
 Total 100.000 orang
KONSTRUKSI DEKRIMINALISASI
DALAM UU NOMOR 35 TAHUN 2009

 Pasal 54
Pecandu Narkotika dan Korban Penyalahgunaan Narkotika
wajib menjalani Rehabilitasi medis dan rehabilitasi sosial.

 Pasal 103 (2)


Hakim dapat memutuskan dan menetapkan Pecandu
Narkotika dan Korban penyalahgunaan Narkotika untuk
menjalani pengobatan dan / atau perawatan, masa
menjalani pengobatan dan/atau perawatan diperhitungkan
sebagai masa menjalani hukuman.
 Pasal 127
(1) Setiap Penyalah Guna :
a. Narkotika Golongan I bagi diri sendiri dipidana dengan pidana
penjara paling lama 4 (empat) tahun;
b. Narkotika Golongan II bagi diri sendiri dipidana dengan pidana
penjara paling lama 2 (dua) tahun; dan
c. Narkotika Golongan III bagi diri sendiri dipidana dengan
pidana penjara paling lama 1 (satu) tahun.
(2) Dalam memutus perkara sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
hakim wajib memperhatikan ketentuan sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 54 Pasal 55 dan Pasal 103.
(3) Dalam hal Penyalah Guna sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dapat dibuktikan atau terbukti sebagai Korban Penyalahgunaan
Narkotika, Penyalah Guna tersebut wajib menjalani rehabilitasi
medis dan rehabilitasi sosial.
STRATEGI PENCEGAHAN
PENYALAHGUNAAN NARKOBA DI SEKOLAH

1. Menyelenggarakan Program P4GN

Antara lain :
1) Melaksanakan pendidikan pencegahan melalui
kurikulum dan ekstra kurikuler,
2) Mensosialisasikan dan melaksanakan kebijakan
penanggulangan penyalahgunaan narkoba;
3) Mengikuti / mengadakan pelatihan untuk para guru
tentang pencegahan narkoba guna mengetahui
materi-materi yang perlu dikuasai terampil
menggunakan metode mengajar sesuai tingkat dan
umur serta gejala-gejala penyalahgunaan narkoba;
4) Menetapkan dan melaksanakan kebijakan yang jelas
dan konsisten yang berlaku bagi siswa, guru dan semua
personil dilingkungan sekolah;

5) Menyelenggarakan Program bantuan / dukungan untuk


anak-anak sejak TK sampai siswa, antara lain :
- Kelompok Belajar
- kegiatan alternatif
- Konseling untuk teman sebaya;
- Ketrampilan;
- Kerja Bakti Sosial dan lain-lain

6) Partisipasi orang tua

7) Pendekatan terpadu antara sekolah dan masyarakat


2. Pembentukan Satgas Anti Narkoba

Pembentukan Satgas Anti Narkoba melibatkan


pelajar/Mahasiswa untuk ikut berperan serta membantu /
mencegah masuknya narkoba kedalam lingkungan sekolah,
dan Satgas Anti Narkoba harus bisa menjadi penggerak
P4GN di sekolahnya dan di lingkungannya.

Satgas Anti Narkoba harus mempunyai 4 kriteria yaitu :


 Mempunyai kepedulian terhadap permasalahan narkoba,
 Memiliki pengetahuan tentang narkoba,
 Mampu berkomunikasi, dan
 Mampu memberikan motivasi kepada orang lain.
Tugas dan Peran Satgas Anti Narkoba :
 Menyusun Program P4GN;
 Mengadakan Seminar / diskusi dengan sesama pelajar
tentang bahaya narkoba;
 Memberikan info kepada Guru BK apabila terdapat
kecurigaan terhadap siswa yang terindikasi
penyalahgunaan narkoba;
 Sebagai pendidik kelompok sebaya bagi teman -
temannya yang sedang dirundung masalah;
 Berpartisipasi memberikan Informasi dan membantu
BNNP dalam pelaksanaan program P4GN;
 Berkoordinasi dan bekerjasama dgn BNNP utk
melakukan sosialisasi tentang bahaya narkoba;
Tidak akan datang
kepada mereka yang
menunggu dengan tidak
melakukan apa-apa,
tetapi bagi mereka yang
selalu bekerja keras
mewujudkan mimpinya
………..
SEKIAN & TERIMA KASIH

(0511) 3366071/(0511)
3366072
bnnpkalsel@gmail.com
bidrehab.bnnpkalsel@g
mail.com
www.bnn.go.id
www.bnnpkalsel.com
infobnn_ri
infobnn_prov_kalsel
bidrehab.bnnpkalsel
“BERSAMA, KITA WUJUDKAN”
“INDONESIA BEBAS NARKOBA TAHUN 2019”

Sekian & Terima


Kasih

Anda mungkin juga menyukai