Anda di halaman 1dari 63

VARIABEL

DAN
DEFINISI OPERASIONAL
Disampaikan pada perkuliahan di
akper
VARIABEL
Karakteristik yang melekat pada populasi,
bervariasi

variabel merupakan sesuatu yang di dalamnya


terdapat atribut-atribut, unit-unit, dimensi-
dimensi atau nilai-nilai yang beragam
Definisi
Variabel Penelitian adalah setiap hal dalam
suatu penelitian yang datanya ingin
diperoleh. Dinamakan variabel karena nilai
dari data tersebut beragam.
Motivasi : Jenis kelamin :
Tinggi Laki-laki Penghasilan :
Menengah Perempuan 500 ribu
Rendah 300 ribu
Produktivitas: 100 ribu
Usia : Dlsb.
Tinggi
12 tahun, 15 tahun,
Cukup
20 tahun, 60 tahun,
Rendah
Dlsb.
Jenis-jenis variabel

1. independent variable
2. dependent variable
3. Variabel penengah (moderating variable)
4. Variabel sela/antara (intervening variable)
5. Variabel Kontrol
6. Variabel perancu (counfonding variabel)
INDEPENDENT VARIABEL
Variabel independen adalah variabel yang
mempengaruhi atau yang menjadi sebab
perubahannya atau timbulnya variabel
dependen (terikat).

Dinamakan sebagai variabel independen karena


bebas dalam mempengaruhi variabel lain
Sering disebut sebagai variabel stimulus, predictor,
antecedent, variabel pengaruh, Variabel Perlakuan,
Kausa, Treatment, Risiko, atau Variable Bebas

Kepatuhan diet

Tipe strok
Kualitas hidup pasien
Dukungan sosial
keluarga Variabel
dependen
Tingkat
Depresi
Variabel bebas
• Variabel independen (dalam eksperimen)
dapat dimanipulasi oleh peneliti.
• variabel dependen akan diketahui tingkat
perubahannya bila variabel terlebih dahulu
dipersiapkan.
• Contoh : Seorang ners spesialis, misalnya,
ingin tahu dosis pemberian jus alovera dan
khasiatnya, maka ia harus terlebih dahulu
menakar alovera yang akan diberikannya
kepada ‘kelinci’ percobaannya.
• Variabel independen adalah variabel yang
meramalkan, sedangkan variabel dependen
adalah variabel yang di ramalkan.
• Dalam Penelitian Keperawatan : Variabel bebas
merupakan stimulus atau intervensi keperawatan
yang diberikan kepada klien untuk mempengaruhi
tingkah laku.
• Contoh :
1. Pengaruh pemberian rebusan buah jambu
biji putih terhadap penurunan kadar glukosa darah
pada pasien Diabetes mellitus tipe 2
2. Pengaruh Diabetes Self Management Education
(DSME) terhadap Pengelolaan Diabetes Mandiri
pada Penderita Diabetes Mellitus Tipe 2
DEPENDENT VARIABLE
• Variabel Terikat merupakan Variabel yang
dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena
adanya variabel bebas.

• Disebut Variabel Terikat karena variabel ini


dipengaruhi oleh variabel bebas/variabel
independent
• Variabel akibat atau variabel yang akan
berubah akibat pengaruh atau perubahan
yang terjadi pada variabel independent

• Sering disebut sebagai Variabel out put,


kriteria, konsekuen, variabel efek, variabel
terpengaruh, variabel terikat atau variabel
tergantung.
Pendidikan

Prestasi Kerja Jumlah Gaji


Variabel tergantung

Dll.
• Variabel respon atau out put  akan muncul sebagai
akibat dari manipulasi suatu variabel independen
• Contoh :
1. Pengaruh pemberian rebusan buah jambu
biji putih terhadap penurunan kadar glukosa
darah pada pasien Diabetes mellitus tipe 2
2. Pengaruh Diabetes Self Management Education
(DSME) terhadap Pengelolaan Diabetes Mandiri
pada Penderita Diabetes Mellitus Tipe 2
VARIABEL PENENGAH/ MODERATOR

• Variabel Moderator adalah variabel yang


mempengaruhi (memperkuat dan
memperlemah) hubungan antara variabel
bebas dan variabel terikat.
• Variabel moderator disebut juga variabel
independen kedua.
Contoh hubungan
Variabel Independen – Moderator – Dependen

• Hubungan motivasi dan prestasi belajar akan


semakin kuat bila peranan dosen dalam
menciptakan iklim/lingkungan belajar sangat
baik, dan hubungan semakin rendah bila
peranan dosen kurang baik dalam
menciptakan iklim belajar
Motivasi Belajar Prestasi Belajar
(Variabel Bebas) (Variabel Terikat)

Iklim Belajar
(Variabel Moderator)
INTERVENING VARIABLE
• Variabel intervening adalah variabel yang
secara teoritis mempengaruhi hubungan antara
variabel bebas dengan variabel terikat, tetapi
tidak dapat diamati dan diukur.
• Variabel ini merupakan variabel penyela/antara
yang terletak diantara variabel bebas dan
variabel terikat, sehingga variabel bebas tidak
secara langsung mempengaruhi berubahnya
atau timbulnya variabel terikat.
Contoh :

• Tinggi rendahnya penghasilan akan


mempengaruhi secara tidak langsung
terhadap umur harapan hidup. Di sini ada
variabel antaranya yaitu yang berupa Gaya
Hidup seseorang. Antara variabel penghasilan
dan gaya hidup terdapat variabel moderator
yaitu Budaya Lingkungan Tempat Tinggal.
Penghasilan Gaya Hidup Umur Harapan
(Variabel Bebas) (Variabel Hidup
Intervening) (Variabel Terikat)

Budaya Lingkungan
(Variabel
Moderator)
VARIABEL KONTROL
• Variabel kontrol adalah variabel yang
dikendalikan atau dibuat konstan sehingga
hubungan variabel bebas terhadap variabel
terikat tidak dipengaruhi oleh faktor luar yang
tidak diteliti.
• Variabel kontrol sering dipakai oleh peneliti
dalam penelitian yang bersifat
membandingkan, melalui penelitian
eksperimental.
• Disebut V. Kontrol, karena variabel tersebut
berfungsi untuk mengontrol variabel independen
dan atau variabel dependen.
• V. Kontrol adalah variable yang dikendalikan atau
dibuat konstan sehingga pengaruh variable bebas
terhadap variable terikat tidak dipengaruhi oleh
faktor luar yang tidak diteliti.
• Tujuan dari pemunculan variabel kontrol yang
paling penting adalah, untuk;
a) menetralisir pengaruh variabel-variabel luar
yang tidak perlu, dan atau
b) menjembatani hubungan antara variabel
independen dengan variabel dependen.
• Karena itu variabel kontrol dapat menempati
posisi-posisi tertentu dalam hubungan antar
variabel; ada yang ditempatkan sebelum variabel
independen dan ada yang berada di antara
variabel independen-dependen.
• Variabel kontrol yang ditempatkan sebelum
variabel independen adalah variabel penekan
(suppressor variable) atau variabel pengganggu
(distorter variable),
• sedangkan variabel kontrol yang berada di antara
variabel independen-dependen adalah variabel
antara (intervening variable)
Contoh :
 Pengaruh senam nifas ibu pasca salin
terhadap involusi uteri.
Faktor usia dan paritas dapat dianggap
sebagai variabel kontrol
Contoh lain:
• Pengaruh metode pembelajaran terhadap
penguasaan keterampilan pertolongan persalinan
Kala II.
• Variabel bebasnya adalah metode pembelajaran,
misalnya metode ceramah & metode
demonstrasi. Sedangkan Variabel Kontrol yang
ditetapkan adalah sama, misalnya Standard
Keterampilan sama, dari kelompok mahasiswa
dengan latar belakang sama (tingkat/semesternya
sama), dari institusi yang sama
• Dengan adanya variabel kontrol tersebut,
maka besarnya pengaruh metode
pembelajaran terhadap penguasaan
keterampilan pertolongan persalinan kala II
dapat diketahui lebih pasti.
Penguasaan
Metode Ceramah &
Keterampilan
Metode Demonstrasi
Pertolongan Pers. Kala II
(Variabel Bebas)
(Variabel Terikat)

Tk/Semester, Institusi
sama
(Variabel Kontrol)
Counfonding Variable
(variabel Perancu)
Variabel lain yang berhubungan baik dengan variabel
independen maupun variabel dependen

Keberadaan variabel perancu akan mempengaruhi


hubungan antara variabel independen dan variabel
dependen

Harus diidentifikasi secara konseptual, dikendalikan


(Ex. merokok  hipertensi  minum Kopi)
Variabel Perancu
• Distorsi dalam menaksir pengaruh variabel
independen terhadap variabel dependen,
akibat dari tercampurnya pengaruh sebuah
atau beberapa variabel lain

• Variabel lain yang menyebabkan kerancuan


disebut faktor perancu (counfounding factor)
Secara konseptual suatu variabel disebut
counfounding, jika memenuhi 3 kriteria :

1. Variabel perancu merupakan faktor risiko


(variabel yang berpengaruh) terhadap
variabel dependen
Contoh Penelitian:
Hubungan asupan nutrisi dengan kualitas
hidup pada pasien cancer paru
* Stadium cancer  variabel perancu yang
mempengaruhi kualitas hidup pasien
2. Variabel perancu berhubungan dengan variabel
independen (paparan)
 Penentuan hubungan antara VP dengan VI
didasarkan pada pemahaman secara teori/ substansi
dari masalah yang diteliti
 Pembuktian lebih lanjut dilakukan dg uji statistik
korelasi antara VP dengan VI
 Semakin lanjut stadium kanker maka semakin
meningkat keluhan mual, muntah serta penurunan
nafsu makan  menurunkan asupan nutrisi
3. Variabel Perancu bukan merupakan variabel
antara (variabel intervening) dlm hubungan
kausal VI dengan VD
Contoh : aktivitas fisik bukan merupakan
variabel perancu karena asupan nutrisi yang
kurang menyebabkan penurunan aktivitas
fisik shg mempengaruhi kualitas hidup
Jadi : aktivitas fisik merupakan variabel
antara bukan variabel perancu
Hubungan/ pengaruh satu variabel independen
thd satu variabel dependen

VARIABEL VARIABEL
BEBAS TERIKAT

VARIABEL
PERANCU
Hubungan beberapa (lebih dari satu) variabel
independen dengan satu variabel dependen

VARIABEL BEBAS

VARIABEL BEBAS
VARIABEL TERIKAT
VARIABEL BEBAS

VARIABEL BEBAS
Contoh lain :
Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja
perawat dalam melaksanakan asuhan keperawatan
VB

Reward dan
punishment

Pengetahuan VA VT
ttg hak dan
kewajiban Motivasi Kinerja
kerja Perawat
Jenjang
pendidikan

Pengalaman
Kerja
Hubungan antar Variabel
• Pada hakikatnya inti dari setiap kegiatan
penelitian ilmiah adalah mencari
hubungan antar variabel.
• Hubungan yang paling dasar adalah
hubungan antara variabel independen
dengan variabel dependen (X dengan Y).
Skema hubungan antar variabel
VARIABEL VARIABEL
INDEPENDEN/ VARIABEL DEPENDEN/
BEBAS ANTARA TERIKAT

VARIABEL
VARIABEL COUNFOUNDI VARIABEL
ANTARA NG/PERANCU LUAR
Pengukuran Variabel
• Pengukuran variabel merupakan tahap awal
dari kegiatan pengukuran dalam penelitian.
• Tujuan pengukuran variabel ini baru pada
tahap menjawab pertanyaan “bagaimana cara
untuk mengukur variabel tersebut”?
Selanjutnya muncul pertanyaan lanjutan; “apa
yang diukur” atau “bagaimana cara merubah
konsep, dan “apa alat ukurnya? ”.
• Mengukur adalah sebuah proses kuantifikasi,
karena itu setiap kegiatan pengukuran
berkaitan dengan jumlah, dimensi atau taraf
dari sesuatu obyek/gejala yang diukur.
• Hasil dari pengukuran itu biasanya
dilambangkan dalam bentuk bilangan.
• Posedur pengukuran variabel dimulai dari
pembuatan definisi operasional konsep
variabel.
• Kerlinger mengungkapkan, bahwa definisi
operasional itu melekatkan arti pada suatu
konsep variabel dengan cara menetapkan
kegiatan- kegiatan atau tindakan-tindakan
yang perlu untuk mengukur suatu konsep
variabel itu.
Pengukuran Variabel Penelitian dapat
dikelompokkan menjadi 4 Skala Pengukuran,
yaitu :
1. Skala Nominal
Adalah suatu himpunan yang terdiri dari anggota – anggota
yang mempunyai kesamaan tiap anggotanya, dan memiliki
perbedaan dari anggota himpunan yang lain.
• Misalnya :
– Jenis Kelamin : dibedakan antara laki – laki dan perempuan
– Pekerjaan : dapat dibedakan petani, pegawai, pedagang
– Golongan Darah : dibedakan atas Gol. 0, A, B, AB
– Ras : dapat dibedakan atas Mongoloid, Kaukasoid, Negroid.
– Suku Bangsa : dapat dibedakan dalam suku Jawa, Sunda,
Batak dsb
• Skala Nominal
Variasinya tidak menunjukkan perurutan atau
kesinambungan, tiap variasi berdiri sendiri
secara terpisah.
Dalam Skala Nominal tidak dapat dipastikan
apakah kategori satu mempunyai derajat yang
lebih tinggi atau lebih rendah dari kategori
yang lain ataukah kategori itu lebih baik atau
lebih buruk dari kategori yang lain.
2. Skala Ordinal
Adalah skala variabel yang menunjukkan tingkatan –
tingkatan.
Skala Ordinal adalah himpunan yang beranggotakan
menurut rangking, urutan, pangkat atau jabatan.
Skala Ordinal adalah kategori yang dapat diurutkan atau
diberi peringkat.
Skala Ordinal adalah skala data kontinum yang batas satu
variasi nilai ke variasi nilai yang lain tidak jelas, sehingga yang
dapat dibandingkan hanyalah nilai tersebut lebih tinggi,
sama atau lebih rendah daripada nilai yang lain.
Contoh :
– Tingkat Pendidikan : dikategorikan Pendidikan dasar (SD dan
SMP), Pendidikan menengah (SMA), dan PT (Akademi dan
Sarjana)
– Pendapatan : Tinggi, Sedang, Rendah
– Tingkat Keganasan Kanker : dikategorikan dalam Stadium I, II,
dan III. Hal ini dapat dikatakan bahwa : Stadium II lebih berat
daripada Stadium I dan Stadium III lebih berat daripada
Stadium II.
– Tetapi kita tidak bisa menentukan secara pasti besarnya
perbedaan keparahan itu.
– Sikap (yang diukur dengan Skala Linkert) : Setuju, Ragu – ragu,
Tidak Setuju. Dsb.
3. Skala Interval
Adalah Skala Data Kontinum yang batas variasi
nilai satu dengan yang lain jelas, sehingga
jarak atau intervalnya dapat dibandingkan.
Dikatakan Skala Interval bila jarak atau
perbedaan antara nilai pengamatan satu
dengan nilai pengamatan lainnya dapat
diketahui secara pasti
• Nilai variasi pada Skala Interval juga dapat
dibandingkan seperti halnya pada skala
ordinal (Lebih Besar, Sama, Lebih Kecil..dsb);
tetapi Nilai Mutlaknya TIDAK DAPAT
DIBANDINGKAN secara Matematis, oleh
karena itu batas – batas Variasi Nilai pada
Skala Interval bersifat ARBITRER (ANGKA NOL-
nya TIDAK Absolut).
Contoh :

– Temperature / Suhu Tubuh : sebagai skala


interval, suhu 360C jelas lebih panas daripada
suhu 240C. Tetapi tidak bisa dikatakan bahwa suhu
360C 1½ kali lebih panas daripada suhu 240C.
– Alasannya : Penentuan skala 00C Tidak Absolut
(=00C tidak berarti Tidak Ada Suhu/Temperatur
sama sekali).
– Tingkat Kecerdasan,
– Jarak, dsb.
4. Skala Ratio = Skala Perbandingan.
Skala Ratio adalah Skala yang disamping batas
intervalnya jelas, juga variasi nilainya
mempunyai batas yang tegas dan mutlak
( mempunyai nilai NOL ABSOLUT ).
Misalnya :

– Tinggi Badan : sebagai Skala Ratio, tinggi badan


180 Cm dapat dikatakan mempunyai selisih 60 Cm
terhadap tinggi badan 120 Cm, hal ini JUGA dapat
dikatakan Bahwa : tinggi badan 180 adalah 1½ kali
dari tinggi badan 120 Cm.
– Denyut Nadi : Nilai 0 dalam denyut nadi dapat
dikatakan Tidak Ada Sama Sekali denyut nadinya.
– Berat Badan
– Dosis Obat, dsb
• Skala Ratio, Interval, Ordinal dan Nominal
berturut – turut memiliki nilai kuantitatif dari
yang Paling Rinci ke yang Kurang Rinci.
• Skala Ratio mempunyai sifat – sifat yang
dimiliki Skala Interval, Ordinal dan Nominal.
• Skala Interval memiliki ciri – ciri yang dimiliki
Skala Ordinal dan Nominal, sedangkan Skala
Ordinal memiliki sifat yang dimiliki Skala
Nominal.
• Adanya perbedaan tingkat pengukuran
memungkinkan terjadinya Transformasi Skala
Ratio dan Interval menjadi Ordinal atau
Nominal.
• Transformasi ini dikenal sebagai Data
Reduction atau Data Collapsing  Hal ini
dimaksudkan agar dapat menerapkan metode
statistic tertentu, terutama yang menghendaki
skala data dalam bentuk Ordinal atau
Nominal.
• Sebaliknya, Skala Ordinal dan Nominal tidak
dapat diubah menjadi Interval atau Ratio.
• Skala Nominal yang diberi label 0, 1 atau 2
dikenal sebagai Dummy Variable (Variabel
Rekayasa).
• Misalnya : Pemberian label 1 untuk laki – laki
dan 2 untuk perempuan tidak mempunyai arti
kuantitatif (tidak mempunyai nilai / hanya
kode).
DEFINISI OPERASIONAL VARIABEL
• Menggambarkan / mendeskripsikan variable
penelitian sedemikian rupa, sehingga variable
tersebut bersifat :
- Spesifik ( Tidak Beinterpretasi Ganda )
- Terukur ( Observable atau Measurable )
• Contoh variable yang berinterpretasi ganda :
Status Gizi.
Variable ini dapat diukur dan dideskripsikan
dengan bermacam kombinasi pengertian atau
pengukuran, seperti :
1. Berat Badan (BB) dengan Tinggi Badan (TB)
2. BB – TB dengan Usia
3. Kadar Protein serum
4. Lingkar Lengan Atas dan Lingkar Kepala, dsb
Definisi Operasional
Adalah mendefinisikan variable secara
operasional berdasarkan karakteristik yang
diamati yang memungkinkan peneliti untuk
melakukan observasi atau pengukuran secara
cermat terhadap suatu objek atau fenomena.
• Definisi Operasional ditentukan berdasarkan
Parameter yang dijadikan ukuran dalam penelitian.
Sedangkan cara pengukuran adalah Cara dimana
variable dapat diukur dan ditentukan
karakteristiknya.
• Dalam Definisi Operasional mencakup penjelasan
tentang :
• Nama variable
• Definisi variable berdasarkan konsep/
maksud penelitian.
• Hasil Ukur / Kategori
• Skala Pengukuran.
Contoh :

• Suatu penelitian dengan judul “Faktor – factor


yang mempengaruhi terjadinya hipertensi
pada ibu hamil…”
• Berdasarkan judul tersebut, maka :
Variabel bebasnya (misalnya) adalah Obesitas,
Diet Tinggi Garam, Genetik dan Umur.
Variabel terikatnya adalah Hipertensi
Definisi Operasional
NO VARIABEL DO HASIL UKUR/ SKALA
KATEGORI

1. Obesitas Kelebihan massa tubuh 1 : IMT > 27 kg/m2 Nominal


responden yang didapat 2 : IMT ≤ 27 kg/m2
berdasarkan perhitungan
rasio berat badan dan tinggi
badan pada kurun waktu tiga
bulan terakhir

2. Diet Tinggi Kebiasaan responden dalam Intensitas : Nominal


Garam mengkonsumsi makanan 1 : Sering
yang rasanya asin. 2. Tidak Pernah
NO VARIABEL DO HASIL UKUR/ SKALA
KATEGORI

3. Genetik Factor keturunan yang Nominal


dimaksud adalah adanya 1: Ada Keluarga yg
riwayat hipertensi dalam Hipertensi
keluarga yaitu orang tua atau 2: Tidak ada
saudara kandung. keluarga yg
hipertensi

4. Umur Usia responden yang 1: Muda Ordinal


terhitung sejak lahir hingga (16 – 25 tahun)
ulang tahun terakhir. 2: Dewasa
(26 – 35 tahun)
3: Tua
(36 – 46 tahun
NO VARIABEL DO HASIL UKUR/ KATEGORI SKALA

5. Hipertensi Suatu keadaan dimana Borderline : Ordinal


tekanan darah responden • TS : 140 – 159 mmHg.
(ibu hamil) melebihi • TD : 90 – 99 mmHg.
batas normal yaitu
sistolik ≥ 150 mmHg dan Ringan :
Diastolik > 90 mmHg. • TS : 160 – 179 mmHg.
• TD : 100 – 109 mmHg.

Sedang :
• TS : 180 – 209 mmHg.
• TD : 110 – 119 mmHg.

Berat :
• TS : > 210 mmHg.
• TD : > 120 mmHg.
DEFINSI OPERASIONAL
• Merupakan spesifikasi kegiatan peneliti dalam
mengukur suatu variabel atau
memanipulasaikannya.
• Tujuan : membuat variabel menjadi lebih
konkrit dan dapat diukur, mempermudah
peneliti dalam mengembangkan instrumen
penelitian, menentukan bagaimana metode
pengumpulan data dan jenis data/ skala
pengukurannya
• Dalam mendefinisikan variabel : apa yang
harus diukur, bagaimana mengukurnya,
kriteria pengukurannya, instrumen yg
digunakan, skala pengukurannya
• Hipotesis : pernyataan sementara ttg
hubungan antar variabel penelitian

• Dalam pernyataan hipotesis pada dasarnya


peneliti telah menyampaikan variabel yang
akan diteliti hanya masih bersifat abstrak
(masih belum tergambar apa yg akan diukur,
kriteria apa yang akan digunakan dalam
pengukuran, bagaimana mengukurnya, dll)
Contoh Penelitian:
• Hubungan pengetahuan perawat ttg infeksi
nosokomial dan perilaku perawat dalam
pelaksanaan program Universal Precaution (UP)
Hipotesis : semakin baik pengetahuan perawat
ttg infeksi nosokomial maka akan
semakin baik perilaku perawat
dalam pelaksanaan program
Universal Precaution (UP)
• Ada 2 variabel yang teridentifikasi :
1. pengetahuan perawat ttg infeksi
nosokomial
2. perilaku perawat dalam pelaksanaan
program Universal Precaution (UP)

Agar variabel lebih konkrit dan dapat diukur maka


HARUS diDEFINISIKAN secara OPERASIONAL
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai