Anda di halaman 1dari 40

INVERTEBRATA

(Porifera dan
Protozoa)

DISUSUN OLEH KELOMPOK 1


Anisa Fujiyanti ♀
Desty Priscila ♀
Gagan Rizki ♂
M. Catur Ibnu ♂
Nendita Syalwa ♀
Syahda Talitha♀

Kelompok 6
Invertebrata

Protozoa Porifera

Flagelata Rhizopoda Calcarea Hexatinellida

Ciliata Sporozoa Domospongiae Selenospongiae


Invertebrata
– Invertebrata adalah hewan yang tidak memiliki tulang belakang.
– Ciri- ciri umum Invertebrata :

Hewan Inverterata tidak memiliki tulang endoskeleton keras.


Invertebrata merupakan organisme multiseluler, akan tetapi tidak memiliki dinding sel.
Invertebrata bereproduksi secara seksual gamet jantan dan gamet betina.
Ivertebrata termasuk hewan heterotrop
Hewan inveretebrata memiliki kerangka luar namun tidak memiliki kerangka dalam (internal)
yang berupa tulang.
Tubuh invertebrata dibagi menjadi tiga bagian yaitu, kepala, dada dan perut.
Sistem pernafasan dan sistem morfologi, dan sistem pencernaan lebih sederhana dari pada
hewan vertebrata.
Protozoa (hewan bersel satu)
– Protozoa kebanyakan hanya dapat dilihat mellaui mikroskop karena ukurannya yang sangat
kecil. Protozoa sendiri kebanyakan hidup didalam air. Secara umum protozoa lebih mirip
seperti algae. Protozoa dibedakan dari algae karena tidak berklorofil, dibedakan dari fungi
karena dapat bergerak aktif dan tidak memiliki dinding sel. Protozoa terdapat pada air bersih
maupun air tanah, lautan bebas, sungai, dan lingkungan berair di seluruh bagian dunia.
Berikut ini adalah ciri-ciri umum Protozoa
a. Merupakan organisme uniseluler(bersel satu)
b. Merupakan organisme eukariotik (memiliki membran nukleus)
c. Hidup soliter (sendiri) atau koloni (kelompok)
d. Tidak dapat membuat makanan sendiri (heterotrof)
e. Hidup bebas saprofit atau parasit.
f.  Dapat membentuk kista untuk bertahan hidup.
g. Bergerak dengan, silia, flagela, maupun Pseudopodia.
Click icon to add picture

Flagellata
CIRI - CIRI FLAGELLATA
Ciri-ciri Flagellata pada umumnya yakni:
– bergerak dengan menggunakan bulu cambuk (flagel),
– hidupnya ada yang soliter ada yang berkoloni,
– Morfogenesis (bentuk tubuh) bersifat polimorfik
– ada yang mempunyai mitokondria dan ada yang tidak,
– Tubuhnya dilindungi selaput fleksibel yang disebut dengan pelicle, sedangkan bagian luarnya dilapisi
oleh selaput plasma,
– mempunyai tubuh yang tetap meski tidak punya rangka luar,
– bersifat mikroskopis atau tidak dapat dilihat dengan mata telanjang,
– mendapatkan nutrisinya dengan holozoik, holofilik, maupun saprofitik.
– Hidup secara parasit atau secara simbiosis mutualisme.
Struktur flagellate
Klasifikasi flagellata

– Ftoflagellaita
– Zooflagellata
Fitoflagellata
Berikut adalah ciri khas fitoflagellata :
Fitoflagellata adalah jenis Flagellata  dengan bentuk menyerupai tumbuhan. 
– Flagellata golongan ini mempunyai kemampuan fotosintesis karena terdapat
kromatofora/klorofil pada tubuhnya. 
– Struktur tubuh fitoflagellata bagian luar memiliki lapisan pembungkus  yang
mengandung protein bernama pelikel yang terbentuk dari selaput plasma. Namun, ada
pula tubuh Fitoflagellata yang diselulubungi oleh membran selulosa, seperti volvox.
– Flagellata jenis ini melakukan reproduksi secara seksual dengan cara konjugasi dan
aseksual dengan cara membelah diri. 
– Pencernaan makanan flagellata ini dapat bersifat holozoik, holofoik, juga  saprofitik. 
– Habitat utamanya adalah berupa peraian bersih maupun kotor.
Fitoflagellata
– a. Struktur Tubuh -  struktur  tubuh fitoflagellata adalah tubuhnya
diselubungi oleh membran selulosa seperti volvox. Ada juga yang
memiliki lapisan pelikel, seperti Euglena. Pelikel adalah lapisan luar
yang terbentuk dari selaput plasma yang mengandung protein.
b. Reproduksi Fitoflagellata - fitoflagellata bereproduksi melalui
dua cara yaitu secara seksual dengan cara konjugasi dan secara
aseksual dengan cara membelah diri.
Kelas fitigellata
– a. Euglenoida

Euglenoida merupakan protozoa golongan Fitoflagellata dengan bentuk tubuh menyerupai
gelpndong dan diselubungi pelikel. Salah satu contohnya adalah Euglena viridis.
– Euglena viridis termasuk Euglenoida yang memiliki sifat holozoik dan holofilik dengan
struktur tubuh meruncing pada ujung tubuhnya dan mempunyai satu buah flagel lada
bagian anterior serta berbentuk tumpul pada bagian posteriornya. 
– Ujung anterior tubuh euglena viridis memiliki celah sempit memanjang ke posterior
membentuk kantong cadangan atau yang disebut reservoir. Selain itu, Euglena viridis juga
mempunyai stigma (bintik mata berwarna gelap) yang berfungsi untuk membedakan
antara warna gelap dan terang. 
– Stigma memlunyai kemampuan untuk membedakan warna karena terdapat kumpulan
pigmen yang bersifat peka terhadap cahaya.  Euglena viridis umumnya berukuran mikro
atau berkisar antara 35-60 mikron.
b. Dinoflagellata

– Dinoflagellata termasuk golongan Fitoflagellata yang memiliki bentuk tubuh


bervariasi. Ada dinoflagellata berbentuk lonjong berwarna kecoklatan dan
kekuningan. Flagel pada dinoflagellata terletak di cekungan transversal yang
mengelilingi tubuhnya. Banyak dari spesies ini kehilangan flagelnya dan
kemudian tumbuh sebagai fase vegetatif non-motil.
– Contoh protozoa kelompok Dinoflagellata adalah Nocticula miliaris. Nocticula
miliaris mempunyai sepasang flagel yang berukuran tidak sama panjang. Habitat
utama Nocticula miliaris di dalam air laut dan hidup dengan simbiosis bersama
jenis ganggang tertentu. Jika terkena rangsangan mekanik, Nocticula miliaris
dapat mencarkan sinar (biominense). Ukuran nocticula miliaris cenderung
besar.
C. Volvocida

– Volvocida termasuk golongan Fitoflagellata yang memiliki bentuk tubuh bukat


dan hidup secara berkoloni. Contoh golongan ini adalah Volvox globator.
Karakteristik Volvox yakni terdiri dari ribuan sel yang masing-masing sel nya
mempunyai dua flagel, inti vakuola kontraktil, stigma, kloroplas, serta eyepost. 
– Vakuola ini memiliki fungsi untuk mengeluarkan kelebihan air dari sel dan untuk
mengukur tekanan osmosis. Adapun eyepost berperan untuk membantu Volvox
yang berkoloni agar dapat berenang menuju cahaya. Sel-sel yang ada pada
Volvocida dihubungkan dengan benang-benang pada protoplasma yang
nantinya membentuk hubungan fisiologis.
Peran flagellata
– Flagellata yang bersifat holozoik berperan sebagai predator, memangsa
organisme uniseluler atau ganggang, bakteri, dan microfungi, sehingga Flagellata
memainkan peranan penting dalam mengendalikan populasi bakteri dan biomas
(Wasetiawan, 2010).
– Flagellata yang bersifat saprofitik memainkan peran baik sebagai herbivora dan
konsumen dalam tingkatan dekomposer dari rantai makanan. Sebagai komponen
dari mikro dan meiofauna, Flagellata berperan sebagai phytoplankton dan
zooplankton di dalam lingkungan perairan yang berfungsi sebagai sumber pakan
alami organisme lain, misalnya ikan dan udang
Ciri ciri Zooflagellata

Zooflagellata dianggap sebagai protozoa yang paling primitif dibanding dengan jenis protozoa
lainnya. Ini karena Zooflagellata merupakan protozoa yang mangalami transisi bentuk dari
organisme prokariotik berubah menjadi eukariotik. Karenanya, Zooflagellata merupakan
Flagellata yang mirip hewan dan tidak memounyau kloroplas sehingga bersifat heteretrof atau
tidak dapat menghasilkan makanannya sendiri.

Adapun karakteristik khusus zooflagellata yakni :

– Struktur tubuh menyerupai leher porifera dengan flagel yang berfungsi sebagai alat gerak
serta untuk menghasilkan aliran air dengan cara menggoyangkan flagelnya.
– Cara reproduksi aseksual dengan pembelahan biner, sedangkan reproduksi seksual belum ada
hasil penelitian yang valid.
– Sebagian besar hidup secara parasit untuk mendapatkan makanannya. Namun, ada pula yang
melakukam simbiosis dengan organisme lain atau hidup secara bebas di air tawar dan air laut. 
– a. Struktur Tubuh - Bentuk tubuh Zooflagellata mirip dengan leher
porifera. Zooflagellat mempunya flagella yang memiliki fungsi
untuk menghasilkan aliran air dengan mengoyangkan flagela.
Selain itu, flagela juga berfungsi sebagai alat gerak.
b. Reproduksi Zooflagellata - Reproduksi terjadi secara aseksual
dengan pembelahan biner longitudinal, sedangkan reproduksi
seksual belum banyak diketahui.
Kelas zooflagellata
– Trypanosoma
– Trypanosoma termasuk salah satu Zooflagellata yang memiliki bentuk tubuh pipih dan panjang
menyerupai daun serta tidak membentuk kista. Trypanosoma mempunyai dua bentuk flagel dalam siklus
hidupnya. Pada fase intraseluler, flagela akan munciul dan lalu menghilang pada fase ektraseluler. 
– Habitat utama trypanosoma bersifat parasit pada sel darah merah, sel darah putih, dan sel hati di tubuh
vertebra inangnya. Trypanosoma menginvasi inang dengan cara hospes perantara seperti hewan-hewan
pengisap darah.

– Contoh Trypanosoma, meliputi:


Trypanosoma cruzi, yang sering menyebabkan anemia pada anak kecil atau juga sering disebut sebagai
penyakit cadas.
– Trypanosoma evansi, yang sering menyebabkan penyakit malas pada ternak, dengan hospes perantaranya
adalah lalat tse-tse.
– Trypanosoma gambiense dan Trypanosoma rhodesiensis, yang sering menyebabkan penyakit tidur pada
manusia.
– Trypanosoma lewisi, yang memiliki sifat parasit pada tikus, dan dengan hospes perantara berupa lalat tse-
tse.
A. Leishmania

Leishmania termasuk protozoa golongan Zooflagellata yang umummya dapat
menyebabkan penyakit pada sel-sel endotelium (sel epitelium yang melapisi jantung,
pembuluh darah, dan pembuluh limfa). Contoh Leishmania, habibat hidup dan
penyakit yang ditimbukkan, meliputi:
– Leishmania donovani, habitat di sekitar laut tengah, India dan Mesir. Sering
menyebabkan penyakit kalazar.
– Leishmania tropica, habitat dominan di daerah Asia dan sebagian Amerika Selatan.
Leishmania tropica banyak menyebabkan penyakit kulit yang dikenal sebagai oriental
sore. Oriental sore disebabkan Leishmania tropica dengan strain yang berlainan, (1)
Leishmania kulit tipe kering atau urban menyebabkan penyakit menahun, dan (2)
Leishmania kulit tipe basah atau rural menyebabkan penyakit akut. 
– Leishmania brasiliensis, memiliki habitat di Meksiko dan Amerika Tengah dan Selatan.
Leishmania ini sering menyebabkan penyakit kulit.
Siklus hidup
Rhizopoda
Rhizopoda
– Ciri-Ciri (Sarcodina) - Rhizopoda (sarcodina) memiliki beberapa karekteristik/ciri-ciri yang membedakan jenis
protozoa lainnya. Ciri-ciri rhizopoda adalah sebagai berikut..
– Bergerak dengan kaki semu/palsu (pseudopodia)
– Bersifat heterotrof
– Ukuran tubuh sekitar 200-300 mikron
– Umumnya hidup di air tawar atau laut
– Bentuk yang dapat berubah-ubah atau tidak tetap
– Ada yang bercangkang dan tidak
– Memiliki ektoplasma dan endoplasma, 
– Memiliki vakuola makanan dan juga vakuola kontraktil
– Rhizopoda menelan makannya/fagosit
– Reproduksi secara aseksual dengan pembelahan diri
– Hidup dengan bebas atau parasit. 
– Pernapasan dengan cara difusi ke seluruh permukaan tubuh
5 ordo rhizopoda
– Ordo Labosa, ciri-cirinya : memiliki pseudopodia (kaki semu) yang pendek dan
tumpul serta dapat dibedakan jelas antara ektoplasma dan endoplasma
– Ordo Filosa, ciri-cirinya : memiliki pseudopodia (kaki semu) yang halus mirip
dengan benang dan juga bercabang-cabang
– Ordo foraminifera, ciri-cirinya :pseudopodi (kaki semu) yang panjang dan juga
halus
– Ordo Helioza, ciri-cirinya : pseudopodia (kaki semu) yang berbentuk benang yang
radien dan antarfilamen yang tidak pernah bersatu membentuk jala atau
anyaman
– Ordo Radiolarian, ciri-cirinya : pseudopodia
Reproduksi Rhizopoda (Sarcodina)

– - Rhizopoda bereproduksi secara aseksual, sedangkan reproduksi secara seksual


kini belum diketahui. Reproduksi secara aseksual melalui berbagai mekanisme
dengan pembelahan sel yang mengarah ke pembelahan mitosis. Namun, tahap-
tahap mitosis tidak tampak dengan jelas. Contohnya, pada proses pembelahan
sel yang terbentuk benang-benang spindel, akan tetapi membran inti tidak
pernah menghilang selama proses pembelahan. Pembelahan sel diawali dengan
pembelahan inti yang selanjutnya membran plasma semakin melekuk ke arah
dalam hingga terbentuk dua sel anakan.
Peran
– Peranan Rhizopoda (Sarcodina) - Rhizopoda memiliki peranan baik itu yang menguntungkan
maupun yang merugikan dari beberapa contoh rhizopoda antara lain sebagai berikut...
– Entamoeba gingivalis, hidup pada gusi dan gigi manusia dengan memakan sisa-sisa makanan di
sela-sela gigi dan dapat menyebabkan kerusakan gigi dan radang  gusi
– Entamoeba coli, hidup di dalam organ tubuh yaitu usus besar (kolon), tidak bersifat parasit yang
kadang-kadang dapat menyebabkan diare
– Entamoeba histolytica, hidup parasit di usus manusia yang dapat menyebabkan penyakit disentri.
Organisme ini dapat menyebar melalui air minum, makanan, dan peralatan makanan yang
terkontaminasi protozoa tersebut baik dalam bentuk sista maupun bentuk sel aktif
– Difflugia, hidup di air tawar dan mengeluarkan lendir yang menyebabkan butir-butir pasir halus
dapat melekat
– Foraminifera, memiliki cangkang dari bahan organik dan kalsium karbonat yang keras. Foraminifera
memiliki cangkang yang merupakan komponen sedimen lautan. Sekitar 90% Foraminifera telah
menjadi fosil dan digunakan sebagai marker (penanda) umur batuan sedimen dan juga sebagai
penunjuk sumber minyak bumi. 
Struktur tubuh rhizopoda
Ciliata
– Ciri-Ciri - Ciliata memiliki beberapa karakteristik atau ciri-ciri yang membedakan jenis-jenis protozoa yang
lainnya. Ciri-ciri umum ciliata adalah sebagai berikut...
– Bergerak dengan silia atau rambut getar
– Bersifat heterotrof
– Pembelahan biner
– Umumnya berukuran mikroskopis, namun ada juga spesies yang berukuran 3 mm sehingga dapat dilihat
dengan mata telanjang
– Terdapat pada seluruh bagian sel atau pada bagian tertentu. 
– Membantu pergerakan makanan ke sistoma
– Bentuk tubuh oval dan tidak berubah-ubah atau tetap
– Memiliki dua inti sel yaitu makronukleus dan mikronukleus. Makronukleus sebagai fungsi vegetatif, dan
mikronukleus sebagai fungsi reproduksi yaitu konjugasi
– Hidup bebas pada lingkungan berair baik itu air laut maupun air tawar yang banyak mengandung zat
organik
– Hidup secara parasit, simbiosis dan ada juga yang hidup bebas di alam
Klasifikasi Ciliata
– Paramecium : jenis ciliata yang bagian ujung depannya tumpul, sedangkan pada
bagian belakang meruncing sehingga tampak berbentuk sandal atau sepatu.
– Vorticella : jenis ciliata yang bentuknya seperti lonceng dan bertangkai panjang
dengan bentuk lurus atau spiral yang terdapat silia disekitar mulutnya. Hidup berada
di air tawar, menempel dengan tangkai batang yang sifatnya kontraktil dan substrak.
Makanannya berupa bakteri atau sisa-sisa bahan organik yang masuk bersama
aliran air melalui celah mulutnya. 
– Didymium : jenis ciliata yang merupakan predator pada ekosistem perairan yaitu
pemangsa pramecium.
– Stentor : jenis ciliata yang berbentuk seperti terompet dan menetap di air tawar
yang bergenang atau mengalir. Makanan hewan ini adalah ciliata yang berukuran
lebih kecil. 
– Balantidium coli : jenis ciliata yang terbesar dalam usus terbesar dan satu-satunya
golongan ciliata manusia yang patogen dengan menimbulkan balantidiasis atau
ciliata dysentri. Ciliata jenisi ini dapat dijumpai di daerah tropis dan sub-tropis. 
Stentor Vorticella Didymium

Stentor Balantidium coli


Reproduksi
Dalam perkembangbiakan ciliata dapat dilihat pada cara perkembangbiakan
Paramecium. Reproduksi paramecium sama dengan jenis ciliata lainnya yaitu secara
aseksual = pemelahan biner dan seksual = konjugasi. 
Reproduksi Secara Aseksual : Dalam perkembangbiakan secara pembelahan biner,
satu sel membelah menjadi dua, kemudian menjadi 4, 8 dan seterusnya.
Pembelahan biner diawali dengan pembelahan makronukleus yang selanjutnya
penggantian membran plasma dan akhirnya terbentuk dua sel anak. 
Reproduksi Secara Seksual : Dalam perkembangbiakan secara seksual (kawin)
dengan cara konjugasi yang perkembangbiakannya.
Siklus hidup
Reproduksi Secara Aseksual Reproduksi Secara Seksual
Peran
– Peranan Ciliata - Ciliata memiliki peranan yang menguntungkan dan merugikan
antara lain sebagai berikut...
Peranan Ciliata yang Menguntungkan : Didinium, mirip dengan ceret
bertangkai yang memiliki peranan sebagai predator di air tawar 
– Peranan Ciliata yang Merugikan : Balantidium coli, hidup parasit dalam usus
manusia yang dapat menyebabkan gangguan perut dan dapat menyebabkan
diare berdarah. 
sporozoa
Sporozoa
–Sporozoa atau Apicomplexa memiliki beberapa karakteristik atau ciri-ciri yang membedakannya dengan ketiga jenis Protozoa lainnya. Berikut ini penulis
uraikan ciri-ciri Sporozoa secara umum.
–■ Tidak memiliki alat gerak khusus, sehingga Sprozoa bergerak dengan cara meluncur atau mengubah-ubah posisi tubuhnya.
–■ Merupakan organisme bersel tunggal (uniseluler).
–■ Kebayakan bersifat parasit, baik pada hewan maupun manusia.
–■ Dapat membentuk spora pada suatu saat dalam daur hidupnya.
–■ Mempunyai spora berbentuk lonjong.
–■ Ukuran spora sekitar 8 – 11 mikron pada dinding kitin.
–■ Mempunyai 2 kapsul polar pada anterior, berpasangan dengan bentuk seperti labu, berukuran sama, terletak pada  sudut sumbu longitudinal dengan
ujung posterior.
–■ Dari depan ujung anterior sama dengan lebar posterior.
–■ Dinding katub tidak jelas.
–■ Daur hidup Sporozoa menunjukkan pergiliran generasi/keturunan antara bentuk seksual (fase generatif) dan aseksual (fase vegetatif).
–■ Tubuh berbentuk bulat atau oval.
–■ Memiliki nukleus (inti sel) tetapi tidak memiliki vakuola kontraktil.
–■ Memiliki organel-organel kompleks khusus pada salah satu ujung sel (apeks) yang berfungsi untuk menembus sel dan jaringan tubuh inang.
–■ Proses penyerapan makanan, pernafasan (respirasi) dan pengeluaran (ekskresi) terjadi secara langsung melalui permukaan tubuh.
–■ Sebagian besar spesies Sporozoa menyebabkan penyakit pada hospes (inang) yang ditumpanginya.
Klasifikasi sporozoa
– Kelas sporozoa memiliki 3 (tiga) sifat yang berbeda antara genus yang satu
dengan genus yang lain, perbedaan itu antara lain:
– ■ Genus sporozoa yang hidup didalam sel darah merah dan memerlukan vektor
biologis, sifat ini terdapat pada Genus Plasmodi­um.
– ■ Genus sporozoa yang hidup di dalam intestinal dan tidak memerlukan vektor
biologis, sifat ini terdapat pada Genus Isospora dan Genus Eimerie.
– ■ Parasit yang hidup di dalam sel endotel, leukosit mono­nukleus, cairan tubuh,
sel jaringan tuan rumah dan belum diketahui vektor biologisnya, sifat ini yang
terdapat pada genus toxoplasma. 
Reproduksi

– Cara perkembangbiakan pada Sporozoa (ex. Plasmodium) pertama kali


ditemukan oleh Ronald Ross dan Grassi. Reproduksi pada Sporozoa ini dapat
terjadi melalui dua cara, yaitu:
– ■ Reproduksi aseksual (vegetatif) yang terjadi di dalam tubuh manusia
secara skizogoni (pembelahan diri dalam tubuh inang tetap) dan pada tubuh
nyamuk Anopheles betina secara sporogoni (pembentukan spora pada inang
sementara).
– ■ Reproduksi seksual (generatif) dengan peleburan makrogamet dan
mikrogamet di dalam tubuh nyamuk Anopheles.
Peranan Sporozoa
– ■ Babesia bigemina merupakan spesies penyebab penyakit demam Texas.
– ■ Theileria parva merupakan spesies penyebab penyakit demam Pantai Timur (Afrika).
– ■ Toxoplasma gondii merupakan spesies Sporozoa penyebab penyakit Toksoplasmosis yang menyebabkan
meningitis, hepatitis dan infeksi janin. Organisme ini masuk ke dalam tubuh manusia melalui makanan,
misalnya daging yang tercemar kista toxoplasma dari kotoran kucing atau burung. Infeksi Toxoplasma
gondii membahayakan bagi ibu hamil karena dapat mengakibatkan bayi yang lahir cacat mental, kebutaan,
serta terjadinya pembengkakan hati.
– ■ Plasmodium vivax merupakan penyebab penyakit malaria tertiana. Masa sporulasi (masa pembentukan
spora) setiap 2 x 24 jam.
– ■ Plasmodium ovale merupakan penyebab penyakit limpa. Masa sporulasinya setiap 48 jam.
– ■ Plasmodium malariae merupakan penyebab penyakit malaria quartana. Masa sporulasinya setiap 3 x 24
jam.
– ■ Plasmodium falciparum merupakan penyebab malaria tropikana. Plamodium ini mempunyai masa sporulasi
sekitar 1 hari (1 x 24 jam).
Struktur tubuh
Siklus hidup

Anda mungkin juga menyukai