Anda di halaman 1dari 13

OBSERVASI

PENINGKATAN TEKANAN
INTRA KRANIAL
KELOMPOK 6
FAHRUN NAJMI
SY.NAZARUDIN
SAYUTI
RADIANSYAH
M. RANU YUSNIAR
HISTORY

 Prinsip TIK diuraikan pertama kali oleh Profesor


Monroe dan Kellie pada tahun 1820. Orang dewasa
normal menghasilkan sekitar 500 mL cairan
serebrospinal (CSF) dalam waktu 24 jam. Setiap
saat, kira-kira150 mL ada didalam ruang
intrakranial. Ruang intradural terdiri dari ruang
intraspinal ditambah ruang intrakranial.
PENGERTIAN

 Tekanan intrakranial adalah nilai tekanan di


dalam rongga kepala. Tekanan ini berada di
dalam tulang tengkorak yang artinya meliputi
jaringan otak, cairan serebrospinal dan
pembuluh darah otak. Pada tekanan
tertentu, tekanan intrakranial dapat meningkat.
ETIOLOGI
1. adanya cedera pada kepala, akibat pukulan atau benturan yang mengenai kepala.  
2. peningkatan tekanan pada cairan serebrospinal, yaitu cairan yang mengelilingi otak
dan sumsum tulang belakang.
3. Peningkatan tekanan intrakanial juga dapat terjadi karena jaringan otak
membengkak akibat luka atau penyakit.
 Infeksi
 Kejang
 Stroke
 Tumor
 Aneurisma otak
 Hidrosefalus
 Hipoksemia atau berkurangnya kadar oksigen dalam darah
 Meningitis, peradangan pada selaput otak
 Status epilektikus pada penderita epilepsy
 Perdarahan otak karena tekanan darah yang terlalu tinggi
GEJALA

 Sakit kepala
 Mual dan muntah
 Penglihatan ganda
 Tekanan darah meningkat
 Merasa bingung, linglung, gelisah atau timbul perubahan
perilaku
PENATALAKSANAAN
Tujuan utama dari penanganan medis pada peningkatan tekanan
intrakranial yaitu mengurangi tekanan di kepala hingga mencapai nilai
normal yang diharapkan. Salah satu cara yang biasanya dilakukan
adalah mengurangi cairan serebrospinal dengan pemasangan shunt.
Tindakan lain yang juga dapat dilakukan oleh dokter untuk mengatasi
peningkatan tekanan intrakranial adalah:
 Perawatan di rumah sakit
 Pemberian obat-obatan tertentu untuk mengurangi pembengkakan
jaringan otak dan meredakan peningkatan tekanan intrakranial.
 Membuka sebagian tulang tengkorak
PEMANTAUAN TIK

Pemantauan TIK digunakan untuk mencegah terjadinya fase kompensasi


ke fase dekompensasi. Secara obyektif, pemantauan TIK adalah untuk
mengikuti kecenderungan TIK tersebut, karena nilai tekanan menentukan
tindakan yang perlu dilakukan agar terhindar dari cedera otak
selanjutnya, dimana dapat bersifat ireversibel dan letal. Dengan
pemantauan TIK juga kita dapat mengetahui nilai CPP, yang sangat
penting, dimana menunjukkan tercapai atau tidaknya perfusi otak begitu
juga dengan oksigenasi otak .
INDIKASI PEMNTAUAN TIK
Pedoman BTF (Brain Trauma Foundation) 2007 merekomendasi bahwa TIK harus dipantau pada
semua cedera kepala berat (Glasgow Coma Scale/GCS 3-8 setelah resusitasi) dan hasil CT scan
kepala abnormal (menunjukkan hematoma, kontusio, pembengkakan, herniasi, dan/atau
penekanan sisterna basalis),
TIK juga sebaiknya dipantau pada pasien cedera kepala berat dengan CT scan kepala normal jika
diikuti dua atau lebih kriteria antara lain usia>40 tahun, sikap motorik, dan tekanan darah
sistolik <90 mmHg.
Indikasi pemantauan TIK
1 Trauma kepala berat
2 Intraserebral hemoragik
3 Subarachnoid Hemoragik
4 Hidrosephalus
5 Strok
6 Edema serebri
7 Post Kraniotomi
8 Ensefalopati
KONTRA INDIKASI PEMANTAUAN TIK

Tidak ada kontrindikasi absolut untuk memantau TIK, hanya ada beberapa
kontraindikasi relatif yaitu :
a. Koagulopati dapat meningkatkan resiko perdarahan pada pemasangan alat
pemantauan TIK. Bila memungkinkan pemantauan TIK ditunda sampai
International Normalized Ratio (INR), Prothrombin Time (PT) dan Partial
Thromboplastin Time (PTT) terkoreksi ( INR <1,4 dan PT <13,5 detik). Pada
kasus emergensi dapat diberikan Fresh Frozen Plasma (FFP) dan vitamin K.
b. Trombosit < 100.000/mm³
c. Bila pasien menggunakan obat anti platelet, sebaiknya berikan sekantong
platelet dan evaluasi fungsi platelet dengan menghitung waktu perdarahan
KOMPLIKASI PEMANTAUAN TIK

a. Infeksi intracranial
b. Perdarahan intraserebral
c. Kebocoran udara masuk ke ventrikel atau ruang
subarachnoid
d. Kebocoran cairan serebrospinal
e. Overdrainage CSF menyebabkan ventrikel kolaps dan
herniasi
METODE PEMANTAUAN TIK
Ada dua metode pemantauan TIK yaitu
1. metode invasif (secara langsung)yaitu dapat dilakukan di beberapa lokasi anatomi
yang berbeda yaitu intraventrikular, intraparenkimal, subarakhnoid/subdural, dan
epidural
2. non invasif (tidak langsung) yaitu dilakukan pemantauan status klinis, neuroimaging
dan neurosonology (Trancranial Doppler Ultrasonography/ TCD).
Pemantauan TIK secara tidak langsung (non invasif) meliputi pemantauan beberapa
kondisi klinis yang harus dinilai pada peningkatan TIK yaitu:
3. Tingkat kesadaran (GCS)
4. Pemeriksaan pupil
5. Pemeriksaan motorik okuler (perhatian khusus pada nervus III dan VI)
6. Pemeriksaan motorik (perhatian khusus pada hemiparesis)
7. Adanya mual atau muntah
8. Keluhan nyeri kepala
9. Tanda vital saat itu
MANAJEMEN PENINGKATAN TIK

1. PENANGANAN KONVESIONAL
2. PENANGANAN AGRESIF
3. PENANGANAN EKSTRIM
PENATALAKSANAAN KHUSUS

1. Mengurangi efek massa


2. Sedasi dan/atau paralisis
3. Mengurangi volume cairan serebrospinal
4. Mengoptimalkan CPP
5. Mengurangi volume darah intravaskular1
6. Terapi osmotik

Anda mungkin juga menyukai