Anda di halaman 1dari 17

Membangun Jembatan antara

Dunia Alkitab dan Dunia Modern


Renungkan isu-isu terbesar dalam:
1. Kehidupan Pribadi dan Keluarga Saudara
2. Kehidupan Gereja Saudara, baik secara
Sinode, Klasis atau Lokal
3. Kehidupan masyarakat di sekitar lokasi,
provinsi dan bangsa Indonesia
Itulah Dunia yang Perlu kita Layani melalui
Khotbah yang Relevan
• Kamu adalah garam dunia (Matius 5:13)
• Lihatlah sekelilingmu dan pandanglah ladang-
ladang... (Yoh 4:35). Ladang ialah dunia (Mat
13:38)
• Pergilah ke seluruh dunia, beritakanlah Injil
kepada segenap mahluk (Mar 16:15)
• Karena begitu besar kasih Allah akan dunia
ini.... (Yoh 3:16)
A. Khotbah Ibarat Jembatan
• Menjembatani Alkitab dengan konteks kita
bersama para pendengar

Alkitab

Dunia kita
Double listening (John Stott)
• Dalam dunia yang berubah: apakah orang
Kristen mau terlibat ? Apakah orang Kristen
memiliki cara berpikir yang beda? Apakah
kesaksian dan kehidupan orang Kristen
mewarnai dunia? (John Stott, Issues Facing
Christians Today)
• Gereja mengalami irelevansi pelayanan (Eka
Darmaputera)
Khotbah yang Relevan sangat
Diperlukan!

Khotbah itu agak mirip dengan membuka dua


koper: yaitu memahami atau menyingkap
perikop Alkitab dan memahami atau
menyingkap masyarakat kita
B. Tiga Keterampilan: Memastikan
Relevansi Khotbah Alkitabiah
1. Mengilustrasikan kebenaran:
kembangkan imajinasi Saudara sendiri
dan ciptakan ilustrasi Saudara sendiri

“ mencari hal-hal yang sangat rohani dalam


hal-hal yang sangat biasa”
• Pandanglah burung-burung di langit , yang tidak
menabur dan tidak menuai dan tidak
mengumpulkan bekal dalam lumbung....” (Mat 6:26)
• Perhatikanlah bunga bakung di ladang, yang
tumbuh tanpa bekerja dan memintal... (Mat 6:28)
• “Finding God in all
things”
2. Menerapkan kebenaran: pastikan Saudara
menjelaskan penerapan kebenaran pada orang
yang berbeda dengan Saudara
• Demikianlah bagi orang Yahudi aku menjadi sama
seperti orang Yahudi......bagi orang-orang yang
tidak hidup di bawah hukum Taurat aku menjadi
seperti orang yang tidak hidup di bawah hukum
Taurat...Bagi orang-orang yang lemah aku menjadi
seperti orang yang lemah.....(I Kor 9: 20-22)
Contoh : Penulis opini di Kompas
Contoh : Penerapan berubah berdasarkan konteksnya

“ancaman terhadap jemaat Penerapannya dalam konteks Saudara


Kristen” (I Pet 5)

Kuasa (5:1-4)

Kesombongan (5:5-6)

Kekuatiran (5:7)

Iblis (5:8-11)
3. Menyatakan kebenaran : menyadari
pentingnya apa yang Saudara katakan dan juga
bagaimana mengatakannya
• “...siapa pun yang menampar pipi kananmu,
berilah juga kepadanya pipi kirimu” (Mat
5:39) perintah jangan membalas dendam
yang disampaikan dengan hikmat dan sesuai
dengan kultur pendengar !
Dalam budaya Saudara, bagaimana
sepantasnya :

• Tangan dan sikap tubuh Saudara?


• Wajah Saudara?
• Mata Saudara ?
• Suara Saudara?
• Pakaian Saudara?
• Ingatlah, Kasihilah orang yang
mendengarkan Kotbah Saudara (cintai
mereka apa adanya tapi tidak cukup
menerima mereka seadanya. Yohanes
21:15-19). Jemaat berharga seperti
permata
• Memohon Roh Kudus supaya bekerja
dalam diri pengkotbah dan pendengar
(pengalaman berkotbah : memberi
sampai terasa sakit)
C. Empat sudut : menggambarkan
seluruh perjalanan kotbah
Teks 1 Pendengar
Roh Kudus yang menginspirasi Roh Kudus yang menerangi

2
4

Pengkotbah 3 dunia
Roh Kudus yang mengurapi Roh Kudus yang
menyatakan kesalahan

Anda mungkin juga menyukai