Anda di halaman 1dari 12

Faktor Resiko Kekambuhan Pada Sindrom Nefrotik

Pediatrik

Oleh
Ria Sulistiawati, S.Ked
(19360212)

Preseptor
dr. Aspri Sulanto, M.Sc., Sp.A
Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Anak
Rumah Sakit Pertamina Bintang Amin Husada
Fakultas Kedokteran Universitas Malahayati
Bandar Lampung
Tahun 2020
Pendahuluan

Sindrom nefrotik (NS) adalah penyakit ginjal yang paling


umum pada anak-anak dan ditandai oleh edema, proteinuria
masif, hipoalbuminemia, dan hiperlipidemia. Tingkat
kekambuhan tinggi masih merupakan masalah utama dalam
pengelolaan sindrom ini.
Tujuan

Untuk mengidentifikasi faktor risiko kekambuhan pada


sindrom nefrotik anak.
Metode

Penelitian ini dilakukan dengan rancangan


Rancangan Penelitian
Case control

Penelitian ini dilakukan di Rumah Sakit


Tempat dan Waktu Pendidikan Wahidin Sudirohusodo di Makassar,
Sulawesi Selatan dari Januari hingga Agustus
2017.
pengambilan sampel menggunakan presentase
perbandingan dengan menggunakan uji Chi-square.
Teknik Sampel
Subyek dibagi menjadi 2 kelompok, yaitu 80
responden relapse dan 62 responden non – relapse

Variabel yang diteliti adalah usia, jenis kelamin,


tinggi badan, berat badan, riwayat infeksi, tekanan
Variabel darah, dan laboratorium seperti protein serum, serum
albumin, kolesterol, kreatinin serum, hitung darah
lengkap, serta urinalisis
Hasil Tabel 1. Karakteristik Subjek
Variabel (N=142)
     
Jenis Kelamin    
Laki-laki : Perempuan, n (%) 94: 48 (66.2 : 33.8)
Usia, n (%)    
≥ 5 tahun 94 (66.2)
< 5 tahun 48 (33.8)
Status Gizi, n (%)    
Normal 80 (56.3)
Gizi Kurang 52 (36.6)
Gizi Buruk 10 (7.0)
Hipertensi, n (%)    
Ya 38 (26.8)
Tidak 104 (73.2)
Kadar Kreatinin, n (%)    
Normal 128 (90.1)
Peningkatan 14 (9.9)
Hematuria, n (%)    
Ya 72 (50.7)
Tidak 70 (49.3)
Infeksi saat diagnosis, n (%)    
Ya 52 (36.6)
Tidak 90 (63.4)
Diagnosis, n (%)    
Relapsed 80 (56.3)
Non-relapsed 62 (43.7)
     
Tabel 2. Perbandingan faktor risiko yang mungkin untuk kambuh antara
kelompok relapse dan non-relapse
  Kelompok P value
Variabel Relapse Non-relapse  
  (n = 80) (n = 62)  
       
Jenis Kelamin, n (%)      
Laki – laki 56 48 0.277
Perempuan 24 24  
Usia, n (%)      
≥ 5 tahun 57 46 0.697
< 5 tahun 23 16  
Status Gizi, n (%)      
Normal 37 43 0.023
Gizi Kurang 36 16  
Gizi Buruk 7 3  
Hipertensi, n (%)      
Ya 22 16 0.821
Tidak 58 46  
Kadar Peningkatan, n (%)      
Normal 73 55 0.615
Meningkat 7 7  
Hematuria, n (%)      
Ya 41 31 0.883
Tidak 39 49  
Infeksi, n (%)      
Ya 31 21 0.549
Tidak 31 41  
       
Diskusi

Frekuensi kekambuhan pada Sindrom nefrotik idiopatik


adalah 56,3% dalam penelitian ini, dengan rasio laki – laki
dan perempuan 1,95 ; 1. Rasio ini serupa dengan penelitian
yang dilakukan oleh Constantinescu et al yang melaporkan
1,8 ; 1,6
Dalam penelitian ini, usia pasien pada saat diagnosis diklasifikasikan
ke dalam baik kelompok usia ≤ 5 tahun atau kelompok usia > 5
tahun. Dari analisis bivariat menunjukkan tidak ada perbedaan yang
signifikan secara statistik antara kelompok kambuh dan non-kambuh
di usia pada saat diagnosis (P < 0,697), mirip dengan sebuah studi
oleh Ali et al. (P = 0,708)
Dalam penelitian ini perbedaan hanya signifikan secara statistik antara
kelompok yang kambuh dan non-kambuh adalah untuk status gizi (P = 0,023),
dengan persentase yang lebih tinggi dari mata pelajaran kurang gizi mengalami
kekambuhan. Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Noer et al. tidak
menemukan perbedaan yang signifikan secara statistik menurut status gizi
pasien mereka.
Kami tidak menemukan perbedaan yang signifikan secara statistik antara
kelompok yang kambuh dan non-kambuh kreatinin serum atau hematuria
tingkat, dengan P = 0,615 dan P = 0,883, masing-masing. Namun, penelitian
yang dilakukan Sarker et al. ditemukan rendahnya tingkat protein dan serum
albumin menjadi faktor risiko untuk sering kambuh.
Kesimpulan

Status gizi pasien pada saat diagnosis dapat digunakan


sebagai faktor risiko kekambuhan pada sindrom nefrotik
anak. Dokter harus memberikan terapi nutrisi jika pasien
sindrom nefrotik kurang gizi dan mengevaluasi kembali
setidaknya enam bulan setelah terapi steroid
‫َ‬ ‫ْ‬ ‫هّلِل‬ ‫ْ‬
‫اَل َح ْمد ِ َربِّ ال َعال ِم ْي َن‬
‫ُ‬
‫‪TERIMAKASIH‬‬

Anda mungkin juga menyukai