SMART WAY :
LRSO4 (III) PARALISIS
tertarik kebagian sehat
An Alga, berusia 8 tahun dibawa ibunya ke IGD dengan keluhan
kejang seluruh tubuh 30 menit yang lalu selama 1-2 menit. Selama di
perjalanan, pasien kejang kembali 1-2 menit. Saat pemeriksaan,
pasien kejang 1-2 menit. Diantara kejang pasien tidak pernah
sadarkan diri hingga saat ini. Tanda vital nadi 94x/ menit, laju napas
22x/ menit, dan suhu 36 O C. Diagnosis yang tepat pada kasus ini
adalah…
a. Grand mall seizure
b. Petit mal seizure
c. Generalized seizure
d. Status epilepticus
e. Tonic clonic seizure
STATUS EPILEPTIKUS
Level Kompetensi: 3B
Etiologi : Riwayat epilepsy (+)
Dx :
BB < 12 mg : diazepam 5 mg
Bangkitan/ kejang dengan durasi > 30 menit atau BB ≥ 12 mg : diazepam 10 mg
Key Point :
q Spina Bifida Oculta
Benjolan (-) Rambut-rambut halus (+) Paralisis ekstremitas
bawah (-)
Penatalaksanaan:
Rujuk ke Rs
Tn Eri, berusia 65 tahun datang ke IGD RS diantar oleh
keluarganya dengan keluhan kelemahan pada tungkai kanannya
dan berbicara pelo secara tiba-tiba sejak 8 jam yang lalu. Keluhan
mual, muntah, dan nyeri kepala disangkal. Keluhan kemudian
menghilang 1 jam SMRS. Dari anamnesis, diketahui bahwa pasien
mempunyai riwayat hipertensi dan DM. Dari pemeriksaan fisik,
didapatkan tekanan darah 150/100 mmHg, nadi 90 x/menit,
frekuensi napas 20x/menit suhu 36,5C. Pemeriksaan neurologis
dalam batas normal. Apakah diagnosis pasien tersebut?
a. Perdarahan subarachnoid
b. Stroke hemoragik
c. Transient ischemic attack
d. RIND
e. Guillain barre syndrome
TRANSIENT ISCHEMIC ATTACK (TIA)
Level Kompetensi: 3B
Etilogi :
Gangguan aliran darah sepintas akibat Trombus Pd Pembuluh Darah otak ,
dimana defisit neurologis hilang < 24 jam
Key Point :
qDefisit Neurologis (Motorik/ sensorik)
qHilang sempurna dalam < 24 jam
qPenunjang : CT scan → " Normal "
Penatalaksanaan:
qFarmakologi : antiplatelet aspilet 1 x 80 mg
Tn Gino, seorang laki-laki berusia 70 tahun, diantar keluarganya ke
poliklinik saraf dengan keluhan sulit menggerakkan anggota
tubuhnya baik sebelah kanan maupun kiri. Keluhan sudah
dirasakan sejak 6 bulan yang lalu. Kedua tangan terlihat bergetar-
getar, seperti orang menghitung uang, wajah kaku dengan
kesadaran yang compos mentis. Pemeriksaan tanda vital Tekanan
darah TD 130/80 mmHg, Nadi 80 kali/menit, RR 20 kali/menit, T
37C. Riwayat penyakit kronis sebelumnya disangkal. Maka
kemungkinan letak lesi untuk kasus tersebut adalah…
a. Korteks serebri
b. Serebellum
c. Substansia nigra
d. Substansia alba
e. Kapsula interna
PARKINSON DISEASE
Level Kompetensi: 3A
Definisi : Penyakit neuro degeneratif karena gangguan pada ganglia basalis akibat penurunan atau tidak adanya
pengiriman dopamine dari substansia nigra ke globus palidus.
Key Point : TRAP !!! Penatalaksanaan:
q Tremor resting tremor, mulai pd tangan, dapat q Rujuk ke Rs
meluas hingga bibir & seluruh kepala q Prinsip pengobatan parkinson adalah meningkatkan
q Rigidity cogwheel phenomenon, hipertonus aktivitas dopaminergik di jalur nigrostriatal dengan
q Akinesia/bradikinesia gerakan halus lambat memberikan :
dan sulit, muka topeng, bicara lambat, hipofonia 1. Levodopa diubah menjadi dopamine di substansia
q Postural Instability berjalan dengan langkah nigra
kecil, 2. THP
3. Pramipexole
Pem . Fisik : 4. Sellegeline
q Finger tapping test/ Dexterity test
q Glabellar Reflex/ Myerson Sign : Pemeriksa
memberikan ketukan ringan tepat di tengah dahi
di atas hidung. Abnormal pasien mengedipkan
mata.
Ny viona, 32 tahun, dating ke puskesmas dengan keluhan
nyeri di telapak kaki bagian depan dan jari-jari kaki kiri
sejak 1 bulan ini. Keluhan dirasakan terutama setelah
berlari atau jalan jauh. Pemeriksaan tanda vital dalam
batas normal. Pada pemeriksaan neurologis ditemukan
hipoestesi di telapak kaki kiri dan Tinel sign (+). Saraf
yang mengalami gangguan pada pasien ini adalah…
a. N. tibialis posterior
b. N. Tibialis anterior
c. N. peroneus komunis
d. N. tibialis
e. N. peroneus longus
TARSAL TUNNEL SYNDROME (TTS)
Level Kompetensi: 3A
Definisi: kelainan neuropati perifer lokal yang sering terjadi akibat tertekannya n. Tibialis posterior
Risk : pekerjaan dengan aktivitas pergerakan tangan yang tinggi
Keypoint :
q Sensorik - Parastesia : sensasi abnormal (nyeri, terbakar, Tatalakasana :
baal, kesemutan) Non farmakologi :
q Motorik (jika sudah lama) – Kelemahan q Steroid injeksi
Pemeriksaan Fisik: q NSAID untuk mengurangi inflamasi
q Tinnel test Keluhan bertambah (ajuvan)
q Diuretik (kadang): untuk mengurangi
kompresi saraf akibat edema
q Rujuk ke RS
Tn Rahul, berusia 20 tahun, dilarikan ke IGD Rumah Sakit setelah
mengalami kecelakaan lalu lintas 1 jam yang lalu. Pasien terjatuh dari
sepeda motor saat melewati jalan yang licin akibat hujan. Pasien tidak
memakai helm. Pemeriksaan tanda vital didapatkan tekanan darah
100/80 mmHg, frekuensi nadi 98 kali/menit dan pernafasan 18
kali/menit , T 37. Saat diberikan rangsang nyeri pasien mengerang
kesakitan dan mata terbuka, ekstremitas fleksi abnormal. Juga
ditemukan laserasi dan hematoma di region temporal kanan. Berapa
GCS pasien?
a. 6
b. 7
c. 8
d. 10
e. 5
HEAD INJURY
Level Kompetensi: 3B
Etiologi: trauma kapitis Tatalaksana : ATLS: Primary Survey
Keypoint : q Airway + C- spine Control
q nyeri kepala, muntah Tripel airway manuver : Heat tilt (KI : cedera
proyektil
servikal), Chinlift, Jaw trust
q Gangguan memori jangka
Collar neck (C-spine control)
pendek
q Penurunan kesadaran q Breathing Pemberian O2 penanganan
q Defisit neurologis kasus trauma terapi oksigen yang diberikan
menggunakan NRM min 6 lpm
Klasifikasi : q Circulation : resusitasi cairan
q Mild : ≥ 13-15 Tanda syok (-) holiday segar
q Moderat : 9-12 Tanda syok (+) 20mg/kgBB/15 menit
q Severe: 3-8 q Disability
q Exposure
Tn Leonardo, usia 44 tahun dibawa ke IGD RS setelah mengalami
kecelakaan lalu lintas 3 jam yang lalu. Pemeriksaan GCS didapatkan
E3V4M5. Pemeriksaan tanda vital didapatkan tekanan darah 100/80
mmHg, frekuensi nadi 98 kali/menit dan pernafasan 18 kali/menit.
Dilakukan pemeriksaan CT Scan kepala ditemukan gambaran
crescent shape hiperdens. Apakah kemungkinan diagnosis pasien
tersebut?
a. Epidural hematoma
b. Subdural hematoma
c. Intraserebral hematoma
d. Fraktur basis cranii
e. Contusio cerebri
SUBDURAL HEMATOM
Level Kompetensi: 2
Etiologi: trauma capitis perdarahan
diantara duramater dan arahnoidmater
akibat pecahnya Bridging Vein
Key Point :
q Nyeri kepala berat progresif
q Late onset setelah trauma
q Muntah proyektil karna peningkatan TIK
q Defisit neurologis
q Penurunan kesadaran terjadi secara
lambat (karena perdarahan vena)
Pemeriksaan Penunjang:
q CT SCAN non kontras : tampak lesi hiperdens berbentuk bulan sabit/crescent
Penatalaksanaan:
• Resusitasi
• Konservatif TT & ATS
• Rujuk
Tn Jacob, berusia 25 tahun dibawa ke UGD keluhan tiba-tiba
mengalami penurunan kesadaran. Sebelumnya disebutkan bahwa
pasien mengeluh sakit kepala hebat. Tanda vital pasien saat diperiksa
adalah kesadaran kompos mentis TD 110/70, frekuensi nadi 100x/m,
suhu 37, dan RR 20x/m. Riwayat kecelakaan tertimpa besi 5 jam yang
lalu. Pada pemeriksaan neurologis didapatkan kaku kuduk.
Pemeriksaan CT scan menunjukkan adanya gambaran hiperdens di
daerah sisterna suprasellar. Diagnosis yang paling tepat pada
pasien diatas adalah?
a. Perdarahan epidural
b. Perdarahan subdural
c. Perdarahan subaraknoid
d. Perdarahan intra serebral
e. Perdarahan subgaleal
PERDARAHAN SUBARACHNOID
Level Kompetensi: 3B
Etiologi: perdarahan diantara lapisan arachoid dan pia mater akibat
pecahnya aneurisma berry
Key Point :
q Nyeri kepala sangat berat yang disebut thunder clap headache
q Muntah proyektil karna peningkatan TIK
q Riw. Trauma kapitis
q Penurunan kesadaran
q Diplopia, kehilangan penglihatan
q Rangsang meningeal (+)
Pemeriksaan Penunjang:
CT SCAN non kontras Tampak darah yang mengisi sulcus dan gyrus
yang membentuk seperti bintang (stellata)
Penatalaksanaan:
• Resusitasi
• Konservatif TT & ATS
• Rujuk
Ny Tesa, usia 25 tahun bernama datang ke praktik dokter karena merasa
tidak bisa melayani suaminya dengan baik. Pasien sebelum menikah
merupakan korban pemerkosaan. Saat berhubungan pasien sering
merasakan ngilu terutama pada bagian kemaluan karena otot vagina yang
mengencang , sehingga tidak tahan berhubungan seksual. V ital sign
didapatkan tekanan darah 110/80, nadi 94 kali/menit, RR 22 kali/menit, T
37C Pada pemeriksaan fisik didapatkan dalam batas normal . Apakah
diagnosis pasien tersebut?
a. Dispareunia
b. Vaginismus
c. Gangguan Orgasme
d. Hiposeksual
e. Gangguan rangsangan
VAGINISMUS
Level Kompetensi: 3A.
DISFUNGSI SEKSUAL
q HIPOAKTIF SEX DI DISIRE DISORDER qDISPAREUNIA:
Tidak memiliki fantasi/ saat koitus pasif rasa sakit saat atau setelah
q GANGGUAN AVERSI SEX berhubungan seksual yang tidak
Selalu menghindar saat diajak pasangan koitus dapat dijelaskan secara medis.
q DISFUNGSI EREKSI qVAGINISMUS:
Tidak mampu/tidak bisa mempertahankan ereksi kontraksi tak sengaja/involunter dari
q EJAKULASI TERHAMBAT otot vagina, sehingga penetrasi penis
Sudah penetrasi (+), ejakulasi (-), sperma tidak menjadi menyakitkan atau tidak
keluar mungkin dilakukan.
q EJAKULASI DINI
Sudah penetrasi (-), ejakulasi (+), sperma keluar (+)
Nn Fazira, usia 24 tahun dikenal sebagai orang yang sangat
pendiam. Apabila dia mendapat cacian/hinaan, dia akan
menekan dan menyimpan perasaan tidak enak tersebut ke
alam jiwa bawah sadar, sehingga dari tampilan luar dia akan
terlihat biasa saja. Vital sign didapatkan tekanan darah 110/80,
nadi 94 kali/menit, RR 22 kali/menit, T 37C. Maka mekanisme
apakah yang dipakai orang tersebut?
a. Represi
b. Proyeksi
c. Introyeksi
d. Fantasi
e. Sublimasi
REPRESI
Level Kompetensi: 2
DEFENS MECHANISM/MEKANISME PERTAHANAN DIRI
q Adanya satu atau beberapa q Berpura-pura sakit atau q Berpura-pura sakit atau membuat dirinya
gejala neurologis (misalnya melebih-lebihkan kondisi sakit. Namun hal ini dilakukan semata-
buta, lumpuh anestesi, fisik yang sudah ada mata untuk mendapatkan perhatian/
amnesia, dll) yang tidak dapat
sebelumnya dengan tujuan simpati dari orang lain saja.
dijelaskan dengan penjelasan
untuk mendapatkan
medis maupun neurologis yang
ada kompensasi tertentu
(misalnya untuk
mendapatkan cuti kerja).
Tn Gion, usia 35 tahun, datang ke dokter karena mengalami
kebotakan akibat suka mencabuti rambut nya sendiri.
Kebiasaan ini jika tidak melakukannya maka pasien merasa
gelisah, dan merasa lega jika melakukannnya seperti setelah
minum obat penenang. V ital sign didapatkan tekanan darah
110/80, nadi 94 kali/menit, RR 22 kali/menit, T 37C. Apa
penatalaksanaan yang tepat untuk pasien di atas?
a. Alprazolam
b. Domperidone
c. Haloperidole
d. Diazepam
e. Sertraline
TRICOTILOMANIA
Level Kompetensi: 3A
IMPULSE CONTROL DISORDER
Kleptomania Piromania TRICOTILOMANIA
q Keinginan untuk selalu q Dorongan yang tidak dapat q Keinginan untuk selalu mencabut rambut
mengambil/mencuri benda- ditolak untuk melakukan diri sendiri di mana tindakan tersebut
benda yang umumnya tidak pembakaran. Muncul menimbulkan kelegaan.
berharga, dan penderita perasaan puas atau lega saat q Paling sering mencabut rambut di bagian
merasakan api mulai membakar. kepala, namun dapat juga di tempat lain
kelegaan/kenikmatan seperti alis, bulu mata, dll.
setelah melakukan tindakan Penanganan :
mencuri tersebut q paling utama adalah CBT Habit Reversal
Training (HRT).
q anti depresan, SSRI sertraline
Tn Santosa, berusia 48 tahun datang ke IGD RS dengan keluhan
sesak nafas sejak 1 bulan yang lalu, selain itu pasien juga merasa
khawatir, gelisah dan sering berdebar-debar. Terkadang pasien juga
merasa pusing dan mual. Pasien sering merasa khawatir dia akan
jatuh sakit berat dan tidak ada yang menolong karena dia tinggal
sendirian. Istri pasien sudah lama pergi karena selingkuh dan anak
pasien juga kabur dari rumah. Pada vital sign didapatkan tekanan
darah 110/80, Nadi 94 kali/menit, RR 22 kali/menit, T 37C
pemeriksaan fisik dan laboraturim tidak ditemukan kelainan dan dalam
batas normal. Diagnosa pasien adalah...
a. Gangguan cemas
b. Gangguan somatisasi
c. Gangguan depresi
d. Gangguan hipokondriasis
e. Gangguan cemas menyeluruh
GANGGUAN CEMAS MENYELURUH
Level Kompetensi: 3A
Etiologi : stress psikologis Th/
Keypoint : qGol. Benzodiazepin
qAnsietas berlebih terus menerus (alprazolam) serangan
berlangsung setiap hari sampai ≥6bulan qRumatan : Gol SSRI /Trisiklik
qkhawatir akan nasib buruk
q ketegangan motorik (gemetar, sulit
berdiam diri, dan sakit kepala),
qhiperaktivitas otonomik (sesak napas,
berkeringat, palpitasi)
Ny Ira, berusia 43 tahun, datang ke poliklinik dengan merasa
sangat yakin bahwa dirinya telah mengalami penyakit kanker
payudara. Pasien datang ke dokter penyakit dalam dan
meminta untuk dilakukan pemeriksaan mamografi. Dari
pemeriksaan fisik dalam batas normal dan vital sign
didapatkan tekanan darah 130/80, Nadi 94 kali/menit, RR 22
kali/menit, T 37C. Hasil mamografi menunjukkan hasil normal.
Diagnosa yang tepat pada kasus diatas adalah?
a. Gangguan Somatoform
b. Gangguan Somatisasi
c. Gangguan Hipokondriasis
d. Gangguan Konversi
e. Gangguan Cemas
HIPOKONDRIASIS
Level Kompetensi: 4A
GANGGUAN SOMATOFORM
HIPOKONDRIASIS SOMATISASI BODY DISMORFIK MALINGERING FACTINOUS
DISORDER
Keypoint : Keypoint : Keypoint : Keypoint : Keypoint :
q Keyakinan yang menetap q Mengeluhkan > 1 q Meyakini q Berpura-pura sakit q Berpura-pura sakit
adanya satu penyakit organ bentuk tubuh untuk tujuan untuk
fisik yang serius .
q Shopping doctor cacat tertentu mendapatkan
q Tidak mau menerima
nasehat atau dukungan
q Pemeriksaan q Pemeriksaan perhatian
penjelasan dari beberapa penunjang : Normal penunjang :
dokter bahwa tidak Normal
ditemukan penyakit atau
abnormalitas fisik yang
melandasi keluhan-
keluhannya
Tn. Barack, 65 tahun, datang ke puskesmas dengan keluhan terdapat
benjolan di leher kanan dan kiri sejak 6 bulan ini. Benjolan awalnya
muncul di sebelah kanan, kemudian muncul di sebelah kiri. Benjolan
semakin lama semakin membesar dan tidak nyeri. Pasien sudah berobat
namun keluhan tidak berkurang. Pasien juga mengeluhkan hidung
tersumbat, nyeri pada telinga kanan, terdapat penurunan pendengaran
dan nyeri kepala. Pemeriksaan fisik tekanan darah 130/80 mmHg, nadi
92 x/menit, RR 22 x/menit, suhu 36,9 o C Apakah kemungkinan
diagnosa kasus ini?
a. Tumor Colli
b. Karsinoma Laring
c. Limfadenitis TB
d. Karsinoma Nasofaring
e. Limfoma Hodgkin
Karsinoma nasofaring (KNF)
Level Kompetensi: 2
Definisi : Karsinoma nasofaring (KNF) merupakan keganasan di daerah kepala dan leher.
Etiologi : genetik (mutasi gen dan kromosom), lingkungan (ikan asin, asap rokok, asap kayu bakar, zat karsinogenik)
dan virus Ebstein Barr.
Key Point :
Gejala :
Kearah hidung hidung tersumbat, Epistaksis
kearah mata pandangan ganda.
kearah telinga otalgia/tinnitus, penurunan pendengaran.
Kearah leher benjolan dileher , pembesaran kelenjar limfa
servikal.
Alarm symptoms penurunan berat badan
Pemeriksaan Penunjang:
Rinoskopi posterior : Massa di nasopharing mudah berdarah,
koana tertutup.
Gold standard : biopsi
Penatalaksanaan:
An. Hasel, usia 17 tahun, datang ke dokter umum dengan
keluhan mimisan banyak dan berulang. Keluhan dirasakan
sejak pasien berusia 13 tahun. Terdapat keluhan hidung
tersumbat. Pada pemeriksaan tanda-tanda vital didapatkan TD
120/80 mmHg, HR 80x/mnt, RR 22x/mnt dan suhu 37C. Pada
rhinoskopi posterior ditemukan massa lunak, kenyal, berwarna
abu-abu. Apakah kemungkinan diagnosis pasien tersebut?
a. Ca tonsil
b. Epistaksis
c. Ca nasofaring
d. Tonsilitis akut
e. Angiofibroma nasofaring tipe juvenile
ANGIOFIBROMA NASOFARING JUVENILE
Level Kompetensi: 2
Definisi : Tumor jinak pembuluh darah di nasofaring .
Etiologi : Etiologi: masih belum diketahui, namun diduga berasal dari dinding posterolateral atap rongga hidung
Key Point :
q laki-laki, usia 7-19 tahun, jarang >25 tahun
q hidung tersumbat yang progresif & epistaksis berulang yang masif
Rinoskopi posterior:
q Massa tumor kenyal, warna abu-abu, merah muda, kebiruan
q Mukosa tumor hipervaskularisasi, dapat ulserasi
Pemeriksaan Penunjang:
q CT scan: – Penting untuk dilakukan di awal untuk mengetahui luasnya tumor
q Sifat: secara histologi jinak, secara klinis ganas karena dapat mendestruksi tulang
Penatalaksanaan:
• Rujuk Ke RS
Tn. Jame , berusia 48 tahun datang dengan keluhan keluar cairan
kekuningan dari telinga kanan sejak 1 minggu yang lalu. Keluhan hilang
timbul sejak 2 tahun yang lalu, terdapat gangguan pendengaran.
Keluhan disertai batuk pilek. Pemeriksaan tanda vital tekanan darah
130/80 mmHg, nadi 92 x/menit, RR 22 x/menit, suhu 37,7 o C . Pada
pemeriksaan ditemukan keluar sekret mukopurulen kekuningan,
perforasi membran timpani pars tensa. Diagnosis pasien tersebut
adalah…
a. Otitis Media Akut
b. Otitis Media Eksterna
c. Otitis Difusa Eksterna
d. Otitis Media Supurasi Kronik Tipe Bahaya
e. Otitis Media Supurasi Kronik Tipe Aman
OTITIS MEDIA SUPURASI KRONIK TIPE AMAN
Level Kompetensi: 3A
OTITIS MEDIA supurasi KRONIK
Etiologi: Pseudomonas aeruginosa tersering
Keypoint :
Otalgia, Demam, Riw OMA : Sekret (+) berwarna kuning kehijauan , berbau busuk, Berulang > 2 bulan
OMK Tubotimpanal (Benigna / Tipe Aman) OMSK Atikoantral (Maligna / Tipe Bahaya)
q Otoskopi: Perforasi membran timpani ditemukan di q Otoskopi: Perforasi membran timpani ditemukan di atik/
sentral / pars tensa marginal/ pars flacid
q Kolesteatom (-) q Kolesteatom (+)
Th/ Th/:
q Konservatif q MASTOIDEKTOMI +/- TIMPANOPLASTI
q Sekret : eartoilet H2O2 3 %
q Kombinasi antibiotik topikal (DOC: Fluoroquinolon) +
Steroid topikal
q AB PO
Indikasi surgikal:
Perforasi > 6 minggu
Otorea > 6 minggu walaupun diberikan antibiotik
Ny. Cici, usia 34 tahun, datang ke Puskesmas dengan keluhan
hidung tersumbat sejak 2 tahun yang lalu. Keluhan dirasakan
hilang timbul. Riwayat berobat ke dokter dengan keluhan
serupa dan mendapatkan obat oxymetazoline. Pasien
kemudian sering menggunakan obat tersebut tanpa kontrol ke
dokter terlebih dahulu. Pemeriksaan fisik tekanan darah 120/80
mmHg, nadi 92 x/menit, RR 22 x/menit, suhu 36,9 o C Apakah
kemungkinan diagnosis pasien tersebut?
a. Rinitis alergika
b. Rinitis vasomotor
c. Rinitis medikamentosa
d. Sinusitis
e. Asma alergika
RINITIS MEDIKAMENTOSA
Level Kompetensi: 3A.
Rhinitis Medikamentosa
Definisi:kelainan hidung berupa gangguan respons normal vasomotor akibat pemakaian vasokonstriktor topikal (tetes
hidung atau semprot hidung) dalam waktu lama dan berlebihan, sehingga menyebabkan sumbatan menetap terjadi
rebound dilatation dan rebound congestion
Risk : pemakanian dekongestan jangka Panjang (Anjuran: pemakaian obat topikal sebaiknya tidak lebih dari 1 minggu )
Patofisiologi Adanya disregulasi pada tonus sympathetic/parasympathetic oleh molekul vasokonstriktor . Oxymetazoline
golongan agonis reseptor alpha adrenergik vasokonstriksi pada arteriol yang ada pada mukosa nasal
Keypoint :
q Keluhan hidung tersumbat yang hilang timbul + riwayat pemakaian obat oxymetazoline ( rhinitis yang disebabkan oleh
penggunaan obat dekongestan jangka Panjang)
q Pemeriksaan Fisik : edema/hipertrofi konka, rinorea, beefy-red
Tatalaksana
q Pada minggu pertama: pemberian kortikosteroid intranasal sambil pasien diedukasi untuk menghentikan penggunaan
vasokonstriktor secara perlahan.
An Brandon, usia 10 tahun, datang dibawa oleh orang tua dengan
keluhan utama berupa nyeri telinga kanan sejak 2 hari yang lalu. Pasien
juga mengeluhkan adanya penurunan pendengaran. Terdapat riwayat
batuk pilek (+) 1 minggu yang lalu. Tanda vital nadi 90kali/menit, nafas
22 kali/menit, T 38C. Pemeriksaan telinga didapatkan membran timpani
hiperemis, bulging. Termasuk apakah ketulian yang dialami oleh
pasien ini?
a. Tuli konduksi kiri
b. Tuli sensorineural kanan
c. Tuli konduksi kanan
d. Tuli campuran kanan
e. Tuli campuran kiri
OMA STADIUM SUPURASI
Level Kompetensi: 4A.
Faktor penyebab: sumbatan tuba Eustachius
Pencetus: infeksi saluran napas atas
Sering terjadi pada bayi dan anak
STADIUM OTITIS MEDIA AKUT menyebabkan tuli konduktif
Oklusi Tuba Eustachius Gambaran retraksi membran timpani, membran timpani kadang berwarna keruh pucat/suram
Hiperemis/Pre-Supurasi Pembuluh darah melebar di membran timpani/membran timpani hiperemis & edema
Supurasi
q Edema hebat pada mukosa telinga tengah, hancurnya sel epitel superfisial
q Eksudat purulen di kavum timpani membuat membran timpani menonjol (bulging) ke arah liang telinga angat nyeri,
suhu dan nadi meningkat
Perforasi
q Perforasi membran timpani
q Nanah keluar mengalir dari telinga tengah ke liang telinga
q Anak menjadi tenang dan dapat tidur nyenyak Suhu dan nadi turun
Resolusi
q Bila membran timpani tetap utuh: membran timpani perlahan kembali normal
q Bila membran timpani ruptur: sekret berkurang sampai kering, kemudian membran timpani kembali terbentuk
Tuli konduktif
Kelainan di telinga luar :
qKelainan kongenital : Atresia liang telinga, Mikrotia , Otitis Eksterna, Osteoma liang
telinga , Sumbatan serumen
qKelainan di telinga tengah : Gangguan fungsi tuba eustakhius, Barotrauma, Otitis media,
Otosklerosis, Timpanosklerosis, Hemotimpanum
Tuli Sensorineural
– Tipe koklea
– Tipe retrokoklea
An Silla, berusia 4 tahun datang ke dokter dengan keluhan
demam selama 3 hari. Keluhan disertai dengan anak sulit
menelan. Diketahui bahwa anak tidak pernah diimunisasi sejak
kecil. Tanda vital nadi 90kali/menit, nafas 22 kali/menit, T 38C
Pada pemeriksaan hidung sekret (-) dan selaput putih (-),
pemeriksaan orofaring ditemukan selaput putih mudah
berdarah pada tonsil, pemeriksaan faring normal. Apa
diagnosis pada kasus diatas?
a. Tonsilitis bacterial
b. Tonsilitis viral
c. Tonsilitis difteri
d. Tonsilitis akut
e. Tonsilitis kronik
TONSILITIS DIFTERI
Level Kompetensi: 4A
Etiologi : Corynebacterium Difteri
FR : riwayat imunisasi tidak jelas
Keypoint :
q Demam
q Odinofagia
q Disfagia
q Selaput pseudomembran (membran putih kotor )mudah berdarah,
q Pembesaran KGB BULLNECK
Pemeriksaan penunjang :
q Darah lengkap
q Swab tonsil untuk pewarnaan gram gambaran drumstick sugestif
tonsilitis difteri
Penanganan:
q Penisilin prokain 50.000 U/kgbb IM selama 7 hari atau
q Eritromisin 25-50 mg/kgbb/hari (pada kasus resisten/ hipersensitivitas
penisilin)
q Antitoksin (ADS) 20.000-100.000 IU
q Kortikosteroid
Ny Shinra, usia 34 tahun datang ke Poliklinik THT dengan keluhan suara
serak dan nyeri tenggorokan sejak 3 bulan ini. Nyeri dirasakan terutama
ketika sedang berbicara dan menyayi. Pasien bekerja sebagai seorang
penyayi sejak usia 20 tahun. Pada pemeriksaan vital sign TD 110/80
mmHg, nadi 80 kali/menit, RR 22kali/menit, Tax 37C. Pemeriksaan fisik
di dapatkan tonsil T1/T1 tidak hiperemis, faring dalam batas normal pada
laringoskopi didepatkan tampak nodul berwarna putih/pucat, keras
simetris bilateral tanpa tanda radang. Diagnosa pada pasien ini
adalah...
a. Tonsilitis akut
b. Karsinoma Laring
c. Vocal nodul
d. Laringitis akut
e. Faringitis akut
VOCAL NODUL
Level Kompetensi: 3A
Etiologi : sering pada penyanyi akibat trauma (vocal abuse)
berulang
Keypoint :
qSuara serak/hilang
qPemeriksaan laringoskopi :
Kalus dan nodul massa bulat berwarna putih/pucat, keras,
simetris-bilateral
Tanpa tanda radang
Penanganan:
qVoice rest
qSurgey
qKortikosteroid
An. Jubi, berusia 10 tahun datang dengan keluhan pendarahan hidung
sejak 1 jam . Pasien mengatakan perdarahan pada hidungnya tidak
kunjung berhenti. Pada pemeriksaan tanda vital didapatkan nadi
80x/menit, napas 22x/menit, suhu 37C. Pemeriksaan rinoskopi anterior
tampak pendarahan pada agger nasi. Penatalaksanaan yang tepat
adalah…
a. Pemasangan tampon anterior dengan antibiotic
b. Pemasangan tampon anterior selama 3 hari
c. Pemasangan tampon posterior
d. Pemasangan tampon Bellocq
e. Penjahitan sumber pendarahan
EPISTAKSIS ANTERIOR
Level Kompetensi: 4A
Berdasarkan sumber perdarahan
Pasang tampon sementara yang telah dibasahi adrenalin 1/5000-1/10000 atau lidokain 2% cari sumber pendarahan
Keypoint :
q Demam
q Odinofagia
q Disfagia
q Akut: tonsil hiperemis, detritus (+) folikular,
lacunaris
q Kronik : kripta melebar, halitosis
lacunaris folikular
Penanganan:
Bed rest, diet lunak, oral hygiene
q Antibiotik
q NSAID
q Kortikosteroid oral
Penanganan:
Pengeluaran benda asing di telinga bergantung pada jenis benda asing,
q Binatang hidup sebaiknya diteteskan oleh cairan rivanol, lidokain atau mineral oil ke dalam telinga ekstraksi
forceps alligator
q Objek yang berbentuk bulat atau mudah hancur ekstraksi hook/ (pengait)
q berbentuk seperti kepingan kecil sehingga lebih cocok diekstraksi menggunakan pinset.
Ny. Santi, berusia 28 tahun, datang ke klinik anda dengan keluhan nyeri
pada liang telinga sejak 2 hari yang lalu. Keluhan muncul setelah pasien
membersihkan telinga menggunakan cotton bud. Pasien juga
mengeluhkan telinga terasa penuh dan keluhan keluar cairan bening dari
telinga. Terdapat riwayat sering membersihkan telinga menggunakan
cotton bud. Riwayat keluar cairan dari telinga sebelumnya disangkal.
Pemeriksaan fisik tekanan darah 130/80 mmHg, nadi 92 x/menit, RR 22
x/menit, suhu 36,9 o C . Pada pemeriksaan telinga didapatkan liang telinga
eritema, edema, dan terdapat cairan serosa yang keluar dari telinga.
Diagnosis yang paling mungkin pada pasien adalah…
a. Serumen obliterans
b. Otitis obliterans
c. Otitis eksterna difus
d. Otitis media supuratif akut
e. Otitis media supuratif kronis
OTITIS EKSTERNA DIFUSA
Level Kompetensi: 4A
OTITIS EKSTERNA
Keypoint : Keypoint :
q Disebabkan trauma tumpul pd daun telingga q Disebabkan trauma dgn penetrasi pd kulit dan luka yg
q Pd pinna ditemukan edema, fluktuasi dan ekimodis terkontaminasi (pseudomonas) pada kartilago auricula
q Jika terjadi infeksi perichondritis. q Aurikula eritema, edema, hangat dan nyeri
Th/: q komplikasi : (cauliflower ear)
q Kompres dingin Th/:
q incision & drainage/needle aspiration q Kompres hangat
q pressure bandage q Antibiotics betalactam
q Jika fluktuasi + dari pus drainase
q Shadowtest
Pseudopositif
Tn. Beno, berusia 61 tahun dirujuk ke poliklinik mata rumah sakit.
Keluhan pandangan buram. Dia menderita DM tapi tidak teratur
kontrol. Pada pemeriksaan vital sign dijumpai tekanan darah
130/80mmHg, denyut nadi 90 x/mnt, RR 20x/mnt, suhu 37C
Pemeriksaan visus maupun luar mata normal. Funduskopi: media
jernih, papil normal, retina datar, ada neovascularization, dot
haemorrhages (+), hard exudates (+), cotton woll spot. Yang menjadi
tanda dari proliferative diabetic retinopathy adalah…
a. Neovaskularisasi
b. Dot haemorrhages
c. Hard exudates
d. Cotton woll spot
e. Mikroaneurisma
RETINOPATI DIABETIK PROLIFERATIF
Level Kompetensi: 2.
Reinopati Diabetik Retinopati Hipertensi
Keypoint : Keypoint :
q Penurunan visus q Penurunan visus
q Mata tenang q Mata tenang
q Riw. DM q Riw. HT
Funduskopi : Funduskopi :
q Soft exudate (cotton wall patches) adalah iskemia retina q blot dot haemorrhages
tampak sebagai bercak kuning bersifat difus dan warna putih q cooper wiring
q Hard exudate (infiltrasi lipid ke dalam retina akibat dari q av crossing
peningkatan permeabiitas kapiler), warna kekuningan q silver wiring
q Neovaskularisasi (+) PROLIFERATIF
q Neovaskularisasi (-) non PROLIFERATIF
Ny. Riani, berusia 50 tahun datang dengan keluhan mata nyeri, mata
seperti melihat pelangi, silau, mata merah, dan pasien memakai
kacamata plus sejak kecil. Pada pemeriksaan vital sign dijumpai
tekanan darah 130/80mmHg, denyut nadi 90 x/mnt, RR 20x/mnt,
suhu 37C. Pemeriksaan Fisik : konjungtiva injection (+), pupil
midriasis, sudut bilik mata tampak dangkal. Pemeriksaan Penunjang :
TIO OD / OS : 15 / 35. Apakah diagnosis pasien?
a. Glaukoma akut sudut tertutup
b. Glaukoma akut sudut terbuka
c. Glaukoma kronik
d. Glaukoma uveitis
e. Glaukoma sekunder
GLAUKOMA AKUT SUDUT TERTUTUP
Level Kompetensi: 3B.
Etiologi: q PRIMER : Bukan disebabkan penyakit mata yang
q TIO meningkat mendahului
q Suplai darah kemata << q SEKUNDER : komplikasi dari kondisi tertentu (ex.
Trauma,katarak,hifema,dll)
GLAUKOMA AKUT: SUDUT TERTUTUP GLAUKOMA RONIK: SUDUT TERBUKA
Glaukoma Akut ( Sudut
Tertutup)
Keypoint : Keypoint : Mata Merah Visus Turun
q Obstruksi trabekula oleh iris q Etiologi: disfungsi trabekula →
q mata merah visus turun mendadak, penurunan ekskresi aquaeus
nyeri, mual, muntah humour →neuropati optik
q PF: TIO > 21, injeksi konjungtiva , Pupil q Anamnesis: tunnel vision atau
mid-dilatasi dan tidak reaktif edema asimptomatik
kornea, COA dangkal , cup to disc ratio > q PF: TIO normal, COA dalam, cup to
0.5. Lapang pandang menyempit disc ratio > 0.5. Lapang pandang
menyempit
Th/ Inisial:
q acetazolamide, timolol, pilokarpin Tatalaksana:
Definitif: iridotomi (iridektomi) beta bloker topikal.
Glaukoma Kronik (Sudut Terbuka) Mata Tenang Visus
Trabekuloplast Turun Perlahan
An Tora, usia 19 tahun datang dengan keluhan pandangan kabur saat
melihat jarak jauh. Pada pemeriksaan fisik dijumpai TD 110/80mmHg,
HR 72 x/mnt, RR 20x/mnt, suhu 37C. Pada pemeriksaan didapatkan:
Mata tenang visus turun Mata tenang visus turun Mata tenang visus turun
Sulit melihat jauh Sulit melihat dekat Benda seperti bergelombang
Pemeriksaan: UJI PINHOLE (+)
SNELEN CHART (+)
Klasifikasi : Amsler Grid (+)
Miopia Ringan -
0,25 sampai -3,00 D Klasifikasi :
Miopia Sedang Astigmatisme Simplek
C-/C +
-3,25 sampai -6,00 D
Astigmatisme Kompositus
Miopia Berat C-S-/ C+S+
>6,00 D Astigmatisme Mixtus
C+S-/ C-S+
Penanganan :
Non- Farmakologi : Kompres hangat, Jaga higenitas mata/kelopak
mata
Farmakologi : Antibiotik : Amoxicilin/Clavulanate
Definitif : jika terdapat abses : insisi drainase, pada dakriosistitis Penanganan:
berulang: dacryocystorrhynostomy Antibiotik lokal dan sistemik
Bila ada abses -> insisi & drainase
Komplikasi : Fistula glandula lakrimalis, fistula saccus lakrimalis dan Pembedahan: Dakriosistorinostomi, operasi Toti
selulitis orbita
Ny. Listy, berusia 46 tahun datang ke Puskesmas dengan
keluhan mata merah sejak 4 hari yang lalu. Keluhan disertai
nyeri, perih, mata terasa ada yang mengganjal dan berair.
Pada pemeriksaan vital sign dijumpai tekanan darah
130/80mmHg, denyut nadi 90 x/mnt, RR 20x/mnt, suhu 37C.
Injeksi konjungtiva (+). Jaringan fibrovascular di ditepi pupil ,
tes sonde (-). Diagnosis pasien ini adalah...
a. Pseudoptyerigum.
b. Pterygium grade IV
c. Pinguekula
d. Pterigium grade III
e. Episkleritis
PTERIGIUM
Level Kompetensi: 3A
Definisi :Pertumbuhan fibrovaskular yang KLASIFIKASI
bersifat degenerative dan invasive q Derajat 1: Jika pterigium hanya terbatas pada
1
limbus kornea
Etiologi: iritasi kronis karena debu, cahaya q Derajat 2: Jika pterigium sudah melewati
matahari(terutama UV-B), limbus kornea tetapi tidak lebih dari 2 mm
melewati kornea
2
Keypoint : q Derajat 3: Jika pterigium sudah melebihi
q mata merah, derajat dua tetapi tidak melebihi pinggiran
q perasaan mengganjal pada mata pupil mata dalam keadaan cahaya normal
q Jaringan biasanya berbentuk segitiga, (diameter pupil sekitar 3-4 mm)
q tumbuh dari bagian nasal atau temporal q Derajat 4: Jika pertumbuhan pterigium sudah 3
konjungtiva yang meluas hingga ke area melewati pupil sehingga mengganggu
kornea sehingga puncak segitiga berada penglihatan
di kornea. Tes sonde (-) ujung sonde tidak kelihatan
pterygium
4
Penanganan :
Ekstirpasi pterigium
Tn. Herman, berusia 50 tahun datang ke puskesmas dengan kedua
mata sering berair. Keluhan disertai dengan mata pegal dan
penglihatan kabur untuk membaca. Pada pemeriksaan fisik mata
didapatkan segmen anterior tenang. Hasil pemeriksaan visus
didapatkan hasil sebagai berikut :VOD 6/15 dengan koreksi S +0,75
menjadi 6/6 VOS 6/10 dengan koreksi S +0,50 menjadi 6/6. Apakah
diagnosis yang paling mungkin?
a. Hipermetropia
b. Anisometropia
c. Astigmatisme
d. Presbiopia
e. Miopia
PRESBIOPIA
Level Kompetensi: 4A
Definisi: Gangguan akomodasi pada usia lanjut
Etiologi :
- Kelemahan otot akomodasi
- Lensa mata tidak kenyal atau berkurang elastisitasnya akibat sklerosis lensa
Key Point :
• Mata tenang visus turun
• Lansia ≥ 40 tahun
• Kesulitan dalam membaca jarak dekat
KONJUNGTIVITIS ALERGI
SIMPLE
Hay Fever Seasonal Perennial Atopi Vernal Giant Papillary Flikten
Riwayat
penggunaan lensa
kontak
Berhubungan Musim Sepanjang Pada q Sering pada anak Riw. Penggunaan Nodul di
dengan semi, musim, debu dewasa q Mata merah saat bermain/ lensa kontak konjungtiva
rhinitis alergi serbuk rumah memiliki terpapar panas dan debu
Sari atopi q Riwayat atopi
q Pemeriksaan konjungtiva
didapatkan Cobble stone/Giant
papil (+), Trantas dot (+)
q Terapi : - Topikal antihistamin
atau mast cell stabilizer (sodium
cromoglycat)
Nn Chandra, berusia 20 tahun datang ke klinik dengan
keluhan kiri mata merah sejak 2 hari yang lalu disertai
dengan rasa nyeri. Tanda vital denyut nadi 90 x/mnt,
RR 20x/mnt, suhu 37C. Dari pemeriksaan didapatkan
Visus ODS 6/6 dan segment anterior seperti gambar
disamping. Tatalaksana yang tepat adalah?
a. Topikal Gentamycin
b. Topikal Asiklovir
c. Topikal betametason asetat
d. Artificial tears
e. Topikal Antihistamin
EPISKELERITIS
Level Kompetensi: 4A
EPISKLERITIS SKLERITIS
Keypoint: Keypoint:
q Mata merah, q Mata merah,
q Menghilang dengan tetes q TIDAK Menghilang dengan tetes
fenilefrin 2.5% fenilefrin 2.5%
q Nyeri ringan/ mengganjal q Nyeri menjalar ke dahi, dagu, alis,
wajah
q Etiologi : hipersensitivitas,
penyakit sistemik, q Etiologi : penyakit sistemik
idiopatik
q Terapi : steroid, NSAID (Topikal &
Terapi : sistemik), imunosupresif
q Vasokonstriktor, steroid, (Sistemik)
NSAID (topikal)
Tn Cleo, berusia 40 tahun datang ke poliklinik dokter umum
dengan keluhan mata merah mendadak sejak 2 hari yang lalu.
Tidak didapatkan riwayat trauma sebelumnya dan tidak ada
riwayat Hipertensi serta DM. Riwayat batuk dan bersin-bersin
sejak 5 hari yang lalu. Tanda vital denyut nadi 90 x/mnt, RR
20x/mnt, suhu 37C. Dari hasil pemeriksaan didapatkan VODS
20/20, sekret (-), nyeri (-). Diagnosis yang tepat untuk
kasus tersebut adalah?
a. Konjungtivitis
b. Episkleritis
c. Perdarahan Subkonjungtiva
d. Hifema
e. Glaukoma
PERDARAHAN SUBKONJUNGTIVA
Level Kompetensi: 4A
Definisi : ekimosis / perdarahan pada subconjungtiva akibat Ruptur pembuluh darah dibawah lapisan konjungtiva
Etiologi : Sebagian besar spontan atau idiopatik
Faktor resiko :
q hipertensi,
q trauma,
q penggunaan obat,
q batuk atau muntah,
Keypoit :
Tampak perwarnaan merah homogen dengan batas tegas pada konjungtiva
Tatalaksana:
q Kompres dingin untuk menekan titik perdarahan
q Kompres hangat untuk membantu reabsorbsi
q perdarahan akan diabsorbsi dalam waktu 1-2 minggu
An Sopie, berusia 3 tahun dibawa ke IGD dengan keluhan batuk dan
sesak nafas sejak satu hari ini. Riwayat pasien sering tersedak setelah
diberi makan. Pasien menderita cerebral palsy. Pada pemeriksaan fisik
didapatkan anak tampak sakit berat dengan tanda vital nadi
120x/menit, nafas 60x/menit, suhu 37.4 o C. Pasca pemeriksaan perkusi
redup, palpasi stemfremitus meningkat, auskultasi didapatkan suara
vesikuler menurun pada thorax kanan. Pemeriksaan Rontgen Thorax
didapatkan konsolidasi homogen berbatas tegas berbentuk segitiga di
regio parakardial kanan, trakea tertarik ke paru kanan. Apakah
diagnosis yang sesuai pada pasien dengan kasus diatas?
a. Bronkopneumonia
b. Atelektasis
c. Aspirasi pneumonia
d. Efusi pleura
e. Asthma bronchial
ATELEKTASIS
Level Kompetensi: 2
Etiologi : Fibrosis jaringan paru
Faktor Risiko : Post infeksi tidak diobati adekuat
Key Point :
q Batuk
q Sesak nafas
q Nyeri dada
q Sesuai penyakit yang mendasari ; cth: pneumonia
Pemeriksaan fisik :
Inspeksi asimetris
Perkusi redup
Palpasi stem fremitus↑
Auskultasi vesikuler menurun
Pemeriksaan penunjang :
x-ray thorax : gambaran radioopaq di lobus paru/ konsolidasi homogen/ gambaran segitiga/ trakea tertarik ke arah sakit.
Tatalaksana :
RUJUK
An helen, bayi baru saja lahir dari ibu G1P1A0 usia gestasi 39
minggu, secara operasi seksio sesaria atas indikasi partus
tidak maju. Bayi lahir dengan skor APGAR 8/10, BB 2900
gram, PB 46 cm, dan air ketuban jernih. Pada usia 3 jam
setelah lahir, bayi mulai terlihat sesak nafas, denyut jantung
148 x/menit, Frekuensi Nafas 72 x/menit, retraksi (+), sianosis
(-). Apakah kemungkinan diagnosis pada pasien ini?
a. Neonatal pneumonia
b. Penyakit membran hialin
c. Sindrom aspirasi mekonium
d. Aspirasi pneumonia
e. Takipnea sementara pada neonatus
Transient tachypnea of the newborn (TTN)
Level Kompetensi: 2
Definisi : reflkes bernafas belum sempurna
Faktor Risiko : SC
Key Point :
qRiwayat SC
qtakipnea, grunting, retraksi dinding dada, sianosis
qMekonium jernih
qCukup bulan/post term
qSesak napas saat atau segera setelah lahir
Pemeriksaan penunjang :
§ x-ray thorax : sunburst” pattern.
Terapi :
Resusitasi
Rujuk
Ny. Rafia, 24 tahun, datang ke Puskesmas dengan keluhan batuk
berdahak yang dirasakan sejak 3 minggu yang lalu. Pasien mengatakan
dahak warna kehijauan disertai penurunan berat badan dan keringat
malam. Pada pemeriksaan tanda-tanda vital didapatkan TD 120/80
mmHg, HR 80x/mnt, RR 22x/mnt dan suhu 37,8C. Pada pemeriksaan fisik
didapatkan suara ronkhi basah kasar di apex pulmo kanan, stem fremitus
meningkat dan suara napas vesikuler. Pada pemeriksaan BTA didapatkan
hasil -/-. Apakah tindakan dokter yang paling tepat terhadap pasien
tersebut?
a. Berikan terapi antibiotic golongan quinolone
b. Terapi antibiotic non OAT
c. Pengobatan TB kategori 1
d. Pengobatan TB kategori 2
e. Rujuk untuk dilakukan foto thorax
TB PARU
LEVEL KOMPETENSI: 4A
An Rahmi, berusia 8 tahun datang ke dokter dibawa ibunya dengan
keluhan utama batuk lama. Batuk dan demam naik turun dirasakan
sudah 3 minggu. Anak juga tampak berat badan tidak kunjung naik,
bahkan turun 3 kg sejak 1 bulan. Dari anamnesis ayah pasien juga
menderita batuk lama dan masih dalam pengobatan TBC. Pada
pemeriksaan fisik terdapat Nadi 80 x/menit, RR 20 x/menit, Suhu 37.5
derajat Celcius. Pada pemeriksaan rontgen dada dilakukan dokter,
tampak adanya gambaran perselubungan di apeks paru kanan atas
seperti dibawah ini. Apakah tatalaksana yang tepat untuk pasien
diatas?
a. INH 10mg/kgBB/hari
b. 2RHZE / 4R3H3
c. 2RHZ / 4R3H3
d. 2RHZE / 10 HR
e. INH 5mg/kgBB/hari
TUBERKULOSIS PARU ANAK
Level Kompetensi: 4A
Etiologi: bakteri Mycobacterium tuberculosis
Profilaksis TB Anak
Pemeriksaan fisik :
Retraksi dinding dada
wheezing
Pemeriksaan penunjang :
airbronkogram (+), hiperaerasi (+)
Tatalaksana :
O21-2 liter/menit
Saba inhalasi
Bayi Jio, usia 2 tahun dibawa ke UGD karena sesak nafas,
keluhan di dahului panas,batuk, pilek sejak 3 hari sebelumnya.
Bayi lemah tidak mau minum disertai suara serak dan batuk
menggonggong. Pada pemeriksaan fisik didapatkan nadi
110x/menit, RR 30kali/menit, T37.8C. terdapat retraksi
suprasternal, interkostal, dan epigastrium, capillary refill time
2 detik. Apakah diagnosis yang paling mungkin?
a. Croup
b. Pneumonia
c. Bronkolitis
d. Asma bronkhiale
e. Empisema
CROUP/ LARINGOTRAKEOBRONKITIS
Level Kompetensi: 3A
Etiologi : parainfluenza virus
a. Ventrikular takikardi
b. Ventrikular fibrilasi
c. Atrial fibrilasi
d. Flutter atrium
e. Supraventrikular takikardi
ATRIAL FIBRILASI
Level Kompetensi: 3A.
Tachyarrhytmia
q Jantung berdebar debar,
q Gangguan irama jantung, HR > 100x/menit
q Nadi teraba
q Perlu diperhatikan kompleks QRS –Narrow QRS masalah dari atas/supraventrikel
q Wide QRS masalah ada pada ventrikel
Narrow QRS Wide QRS
Reguler (jarak R-R) Ireguler (jarak R-R) Reguler (jarak R-R) IReguler (jarak R-R)
Supraventricular tachycardia Atrial Flutter Atrial Fibrilasi Ventricular tachycardia (VT) VF
(SVT) • Gambaran gigi • Gelombang P monomorfik
• Gelombang P tidak gergaji (saw-tooth) menghilang
tampak (tertutup
gelombang T)
• Manuver Vagal ( KI : Bruit Karotis ; TIA ; Riw. VT / Beta Bloker atau CCB amiodaron
VF)
• Adenosine IV
Stabil / Tidak Stabil Hipotensi ; Penurunan Kesadaran ; Akral Dingin ( Tanda Shock ) ; Nyeri Dada (Iskemik Jantung) ; Rhonki Basah +
Sesak Nafas (Edema Paru ) Ditemukan 1 atau Lebih =Tidak Stabil
Kardioversi 50 – 100 Joule Kardioversi Monofasik Kardioversi 100 Joule DC Shock /
200 Joule ; kardioversi Defibrilasi
Bifasik Monofasik 360 Joule
120 – 200 Joule
ATRIAL FIBRILASI
Level Kompetensi: 3A.
Ventricular tachycardia (VT)
SVT monomorfik
A.Flutter
A. Fibrilasi
Tn Kim, 60 tahun datang ke IGD dengan keluhan nyeri dada kiri menjalar sampai
leher sejak 3 jam yang lalu. Dari pemeriksaan fisik TD 140/90 mmHg, Nadi 100
x/m, RR 20 x/m. EKG menunjukkan gambaran sebagai berikut. Pembuluh darah
manakah yang menyebabkan keluhan pada kasus di atas?
Key Point :
q Adanya pseudomembran di mukosa kolon atau usus kecil
q diare, keram perut, anoreksia, malaise
q Demam
q Risk
Pemeriksaan Penunjang:
kultur feses
Penatalaksanaan:
Hentikan antibiotik irasional
metronidazol Kolonoskopi : pseudomembran (+)
Berat : vankomisin
An aditama, usia 36 jam dibawa ke puskesmas karena
muntah kehijauan. Ibu mengatakan anaknya muntah
berwarna kehijauan. Riwayat lahir kurang bulan, berat anak
cukup. Tanda Vital didapatkan HR:100x/m, RR: 24x/m, Tax:
36.5 o C, didapati adanya gambaran double bubble sign pada
pemeriksaan radiologi. Diagnosis yang tepat adalah ?
a. Stenosis pylorus
b. Achalasia
c. Hirschprung disease
d. atresia duodenum
e. Atresia esofagus
ATRESIA DUODENUM
Level Kompetensi: 2.
ETIOLOGI : defek kongenital
Keypoint :
q Muntah billier
q Distensi abdomen
q Darm counter
q Darm steifung
q Metalic sound
q Mekonium pertama < 24 jam
Pemeriksaan penunjang:
q BNO Double bubble
Tatalaksana:
Double bubble
NIDAR
An. Gea, usia 8 bulan dibawa ke IGD dengan keluhan
BAB cair bercampur lendir dan darah. Pada
pemeriksaan fisik , HR:90x/m, RR: 24x/m, Tax:
36.5 o C , teraba massa di kuadran kiri dan tengah
abdomen. Pada pemeriksaan rectal toucher ditemukan
portio like sign . Diagnosis yang tepat pada pasien
adalah…
a. Atresia esophagus
b. Intususepsi
c. Colitis ulseratif
d. Appendisitis akut
e. Volvulus
INTUSUSEPSI
Level Kompetensi: 3B
Definisi: masuknya usus bagian proksimal ke distal
Keypoint :
q Nyeri kolik abdomen
q BAB cair berlendir dan darah
q Muntah billier
Pemeriksaan Fisik : massa seperti sosis/pisang/ pseudo portio like sign
Pemeriksaan penunjang:
USG
q Dougnat sign (transversal)
q Target sign (transversal)
q Pseudokidney sign (longitudinal)
q Sandwich sign (longitudinal)
Barium enema :
q Coiled spring appearance
Tatalaksana:
Reduksi manual bubur enema
NIDAR
USG : sandwich sign
Pseudokidney sign
Nn Cantika, berusia 20 tahun datang ke IGD dengan keluhan nyeri
perut di daerah ulu hati yang kemudian menjalar ke perut kanan
bawah. Keluhan dirasakan sejak 3 jam yang lalu. Keluhan disertai
mual muntah. Pemeriksaan tanda vital didapatkan TD 110/70 mmHg,
nadi 80x/ menit, laju napas 22x/ menit, dan suhu 38,8 O C. Dokter
melakukan pemeriksaan dengan meminta pasien berbaring lalu
mengangkat 1 kakinya lalu lututnya ditekan dan endorotasi.
Pemeriksaan apa yang dilakukan oleh dokter?
a. Psoas sign
b. Rovsing sign
c. Obturator sign
d. Blumberg sign
e. Murphy sign
APENDISITIS AKUT
Level Kompetensi: 3B
Etiologi : infeksi pada appendix vermicularis, obstruksi pada lumen appendix
Keypoint : Alvarado score q Mc burney : nyeri tekan RLQ
Symps: Score q Blumberg : nyeri lepas
q Nyeri epigastrium menjalar q Rovsing ; tekaln LLQ, nyeri RLQ
ke perut kanan Bawah 1 q Psoas : nyeri RLQ dengan ekstensi paha
q Nause vomiting 1 q Obturator : nyeri RLQ dengan rotasi internal tungkai
q Anorexia 1 q Dunphy : nyeri RLQ saat batuk
Sign:
q Mc.burney 2 P. Penunjang :
q Temperatur > 38C 1 USG abdomen
q Nyeri lepas 1
Lab: Tatalaksana :
q Leukositosis 2 Apendiktomi
q Shift to the left 1
Komplikasi :
Perforasi appendiks
Peritonitis
Tn Hermawan, berusia 27 tahun dibawa ke IGD Rumah Sakit setelah
mengalami kecelakaan sepeda motor 1 jam yang lalu. Badan pasien
terjepit di antara sepeda motor dan pembatas jalan. Kesadaran pasien
somnolen, TD 80/60 mmHg, nadi 120x/ menit teraba lemah, laju napas
30x/ menit, Sat O2 90%, dan suhu afebris. Tampak jejas di area perut,
defans muskular (+). Apa tatalaksana selanjutnya yang paling tepat?
a. Pemberian O2 1-2 lpm nasal kanul
b. Pemasangan kateter urin
c. Pemasangan pipa orogastrik
d. Resusitasi cairan
e. Pemberian analgetik
TRAUMA ABDOMEN
Level Kompetensi: 3B
TT HTIG TT HTIG
IMUNISASI < 3X (+) (-) (+) (+)
ATAU LUPA
IMUNISASI > 3 X (-) kecuali > 10 (-) (-) (-)
tahun Kecuali > 5
tahun
Tn Sandi, berusia 35 tahun, datang ke dokter praktek umum dengan
keluhan BAB cair bercampur lendir dan darah sejak 1 minggu, frekuensi 5-
8x/hari. Tanda vital didapatkan tekanan darah 120/80 mmHg, nadi 72
x/menit, suhu 38.0C, napas 24 x/menit Pada pemeriksaan fisik terdapat
nyeri tekan perut kanan atas. Dari pemeriksaan tinja ditemukan parasit
berukuran 25-40 mikrometer, bentuk irregular, terdapat pseudopodia, di
dalam sitoplasma terdapat sel darah merah. Apakah bentuk infektif dari
parasite yang menginfeksi pasien dengan kondisi diatas?
a. Serkaria
b. Microfilaria
c. Trofozoit
d. Kista
e. Pre-cyst
DISENTRI AMOEBA
Level Kompetensi: 4A
Definisi: kumpulan gejala penyakit seperti diare berdarah, lendir, dan nyeri saat mengeluarkan feses.
Terapi :
Metronidazole 3 x 500 mg (5-10 hari), atau metronidazole 30mg/kgbb
Abses hepar : metronidazole 3 x 750 mg (7-10 hari)
Tn. Alpha The Ultimate Mutant, berusia 57 tahun, datang ke IGD
RS dengan keluhan buang air kecil berkurang sejak 4 bulan
SMRS. Keluhan disertai dengan badan terasa lemas dan nyeri
pinggang. Pasien memiliki riwayat batu ginjal sejak 1 tahun
terakhir. Dari pemeriksaan fisik didapatkan tekanan darah
190/100 mmHg, nadi 108kali/menit, nafas 20 kali/menit, T 36.7C.
Pemeriksaan darah lengkap menunjukkan Hb saat ini 8 mg/dl.
Apakah pemeriksaan penunjang untuk menegakkan diagnosis
pasien tersebut?
a. Globulin
b. BUN/kreatinin
c. Albumin
d. Gamma GT
e. SGOT/SGPT
GAGAK GINJAL KRONIS
Level Kompetensi: 2
Definisi :
Kerusakan ginjal (renal damage) yang terjadi lebih dari 3 bulan, berupa kelainan struktural
atau fungsional, dengan atau tanpa penurunan laju filtrasi glomerulus (LFG)
Etiologi : Pemeriksaan penunjang :
Mayor : q Darag lengkap : HB <<
q DM, q Tingkat penurunan fungsi ginjal→
q Hipertensi berupa peningkatan kadar ureum dan
Minor: kreatinin serum, serta penurunan LFG
q Glomerulonefritis q USG ginjal (paling membantu): dapat
q BPH melihat simetrisitas, perkiraan ukuran
q Urolitiasis ginjal mengecil
q SLE, dll
Key Point :
q Penurunan produksi urine ≥ 3 bulan
q Tanda-tanda anemia
• Hipertensi Primer
Stage I
1st Tiazid (HCT)
2nd Acei/ARB, B-Bloker, CCB
An Syifa, 19 tahun dibawa oleh ibunya ke RS dengan keluhan
demam sejak 2 hari yang lalu. Riwayat nyeri perut bagian
bawah 2 minggu yang lalu. Saat ini pasien juga mengeluh
nyeri pada kedua pinggang. Pemeriksaan fisik didapatkan
tekanan darah 110/80mmHg, nadi 88x/m, RR 18x/m, suhu
37,8 o C, nyeri ketok costovertebra (+), lain-lain dalam batas
normal. Lab urinalisis dijumpai leukosit 20/lpb, nitrit (+). Apa
diagnosis yang tepat pada kasus ini?
a. Ureterolitiasis
b. Glomerulonefritis akut
c. Sindroma nefrotik
d. Sindroma nefritik
e. Pyelonefritis akut
PYELONEFRITIS TANPA ISK & BSK
q Nyeri pinggang , TIDAK menjalar , KOLIK+/-, nyeri ketok CVA (+)
KOMPLIKASI ISK pielonefritis
Level Kompetensi: 4A BsK Nefrolitiasis
INFEKSI SALURAN KEMIH q Nyeri pinggang , menjalar , KOLIK+, nyeri ketok CVA (-)
ISK Non ISK ISK ureteritis
Komplikata Komplikata BSK ureterolitiasis,
Proksimal menjalar ke pinggang dan disertai keluhan mual-muntah,
q ISK bawah pada q ISK atas pada
Distal nyeri menjalar ke selangkangan.
perempuan tidak Perempuan
hamil, q ISK apapun q Nyeri suprapubik , nyeri tekan supra pubik
imunokompeten pada pria atau ISK : sistitis : nyeri akhir miksi, Nyeri mendadak setelah BAK (kandung
tanpa penyakit perempuan hamil kemih kosong, batu mengenai dinding kandung kemih)
struktural atau q ISK dengan BSK: vesikolitiasis : miksi terhenti, kembali normal jika berubah posisi
neurologik yang kelainan
Mendasari struktural atau q Nyeri berkemih: RT prostat membesar, nyeri tekan
Imunosupresi Prostatitis
Keypoint :
TRIAS
q Demam (+)
q Nyeri saluran kemih
q Lab : leukosituria
Penunjang
q Urinalisis: pyuria, bakteriuria, nitrit (+), leukosit esterase (+) pengambilan dengan urin pancar
Tengah/ urin midstream, urin clean-catch
q Koloni bakteri :
ISK bergejala (sistitis akut dan pielonefritis): ditemukan bakteri 103 cfu/mL
– ISK tak bergejala (asymptomatic bacteriuria): ditemukan bakteri 105 cfu/mL
q Gold standard : kultur urine
Tn Lucas, 25 tahun datang ke Puskesmas dengan keluhan
nyeri perut bawah sejak 3 hari yang lalu. Keluhan di sertai
demam, mual, dan BAK keluar sedikit- sedikit. Pemeriksaan
fisik didapatkan TD 120/80, HR 115x/menit , RR 26x/menit,
Suhu 37.5 o C, terdapat nyeri tekan suprapubik. Hasil lab
urinalisis leukosit lebih dari 10 6 /LPB dan nitrit urin (+). Apa
diagnosis pada kasus di atas?
a. Prostatitis akut
b. BPH
c. Cystitis
d. Striktur urethra
e. Vesikolithiasis
ISK & BSK
q Nyeri pinggang , TIDAK menjalar , KOLIK+/-, nyeri ketok CVA (+)
CYSTITIS ISK pielonefritis
BsK Nefrolitiasis
Level Kompetensi: 4A
INFEKSI SALURAN KEMIH q Nyeri pinggang , menjalar , KOLIK+, nyeri ketok CVA (-)
ISK ureteritis
ISK Non ISK
BSK ureterolitiasis,
Komplikata Komplikata Proksimal menjalar ke pinggang dan disertai keluhan mual-muntah,
q ISK bawah pada q ISK atas pada Distal nyeri menjalar ke selangkangan.
perempuan tidak Perempuan
hamil, q ISK apapun q Nyeri suprapubik , nyeri tekan supra pubik
imunokompeten pada pria atau ISK : sistitis : nyeri akhir miksi, Nyeri mendadak setelah BAK (kandung
tanpa penyakit perempuan hamil kemih kosong, batu mengenai dinding kandung kemih)
struktural atau q ISK dengan BSK: vesikolitiasis : miksi terhenti, kembali normal jika berubah posisi
neurologik yang kelainan
q Nyeri berkemih: RT prostat membesar, nyeri tekan
Mendasari struktural atau
Prostatitis
Imunosupresi
q Nyeri perineum sampai ujung kemaluan
ISK = DEMAM (+) ISK : uretritis
BSK = DEMAM (-) BSK : Uretrolitiasis : nyeri BAK, BAK mengedan,
nyeri di ujung kemaluan
CYSTITIS
Level Kompetensi: 4A
ISK
q Non STDs E.Coli
q STDs : N. Go
q STDs : Chlamydia trachomatis
Keypoint :
TRIAS
q Demam (+)
q Nyeri saluran kemih
q Lab : leukosituria
Penunjang
q Urinalisis: pyuria, bakteriuria, nitrit (+), leukosit esterase (+) pengambilan dengan urin pancar Tengah/
urin midstream, urin clean-catch
q Koloni bakteri :
ISK bergejala (sistitis akut dan pielonefritis): ditemukan bakteri 103 cfu/mL
– ISK tak bergejala (asymptomatic bacteriuria): ditemukan bakteri 105 cfu/mL
q Gold standard : kultur urine
Seorang dokter IGD didatangi oleh seorang wanita pada pagi hari,
dimana wanita tersebut mengaku diperkosa oleh pacarnya setelah
minumannya dimasuki oleh obat tidur 1 hari yang lalu. Pasien
mengaku belum lapor polisi karena tidak tahu harus ke polisi dahulu
atau ke dokter untuk memeriksa kalau dia tidak hamil. Kemungkinan
apakah yang akan kita temukan saat pemeriksaan?
a. Selaput dara tidak utuh dan terdapat luka lecet dan luka memar
baru
b. Selaput dara tidak utuh dan tidak memerah
c. Selaput dara tidak utuh, dan tidak terdapat luka lecet dan luka
memar
d. Tidak ada kelainan pada selaput dara
e. Selaput dara utuh dan terdapat luka lecet dan memar
KEJAHATAN SUSILA
Tanda Persetubuhan
Persetubuhan yang diancam di KUHP meliputi Tanda penetrasi:
pemerkosaan, persetubuhan dengan wanita tidak q Ada jejas, kemerahan, lecet,memar,robek selaput
berdaya, persetubuhan dengan wanita yang belum dara sampai ke dasar.
cukup umur. q Bisa juga tidak ditemukan robekan di vagina.
Dokter wajib membuktikan:
1. Adanya persetubuhan (deflorasi hymen, laserasi Komponen yang diperiksa:
vulva atau vagina, sperma dalam vagina paling q Ditemukan adanya cairan mani
sering terdapat pada fornix posterior) q Sel sperma (bisa tidak ditemukan, misalnya pada
2. Adanya tindak kekerasan (memberikan azoospermia,pasca vasektomi)
racun/obat/zat agar menjadi tidak berdaya)
3. Usia korban (berdasarkan haid, dan tanda seks Pada soal disebutkan waktu kejadian satu hari yang
sekunder lalu, sehingga yang dapat ditemukan antara lain
4. Menentukan pantas tidaknya korban untuk dikawin sperma/air mani pada vagina, robekan himen, serta
5. Adanya penyakit menular seksual, kehamilan, tanda kekerasan seperti lecet atau memar yang masih
kelainan pskiatrik atau kejiwaan sebagai akibat dari baru.
tindak pidana
Tn. Toni, berusia 37 tahun datang ke IGD Rumah Sakit akibat
Tangan kanan terguyur zat basa saat bekerja. Pasien
merupakan seorang pekerja pipa. Keadaan umum compos
mentis, TD 110/70 mmHg, nadi 90x/ menit, laju napas 88x/
menit, dan suhu afebris. Pada pemeriksaan fisik tangan
kanan tampak kemerahan dan melepuh. Tindakan awal
yang tepat pada kasus ini adalah…
a. Diguyur dengan NaCl 0.9%
b. Diguyur dengan RL
c. Diguyur dengan air mengalir 30 menit
d. Diguyur zat asam
e. Dressing dengan salep antibiotic
LUKA BAKAR KIMIA
Level Kompetensi: 3B
Asam : asam sulfat, nitrat, krlorida, hidrofluorat.
Basa/ Alkali natrium dan kalium hidroksida, kalsium oksida, hipoklorit, amonia
Penatalaksanaan:
Penangan awal:
q Lepaskan pakaian dan cegah kontaminasi
q Irigasi minimal 30 menit.
Asam irigasi 2-3 jam
Alkali irigasi 12 jam
Tindakan operatif: eskarotomi, skin graft sesuai indikasi
Pada kasus NaCl 0,9% dan RL dapat pula digunakan sebagai cairan irigasi, namun pada kedua pilihan
jawaban tersebut tidak dijelaskan diberikan dengan cara dialirkan dan selama 30 menit, untuk menghilang
kontak jaringan dengan zat basa tersebut.
Tn Rey, usia 27 tahun diantar oleh keluarganya ke IGD
dengan riwayat terkena ledakan di ruang tertutup. Kesadaran
pasien menurun. Pada pemeriksaan tampak sianosis,
terdengar stridor. Ketika pasien batuk, keluar sputum
berwarna kehitaman. Tekanan darah 100/60, nadi
100kali/menit, RR 16kali/menit. Apa tindakan pertama yang
harus dilakukan pada pasien tersebut?
a. Pasang oksigen nasal kanul
b. Lakukan trakeostomi
c. Lakukan intubasi
d. Pasang infus tetesan maksimal
e. Pasang mayo
TRAUMA INHALASI
Level Kompetensi: 3B
Key point :
qMengenai wajah dan leher
qKebakaran di ruang tertutup
qEdema laring suara serak, alis mata dan bulu hidung hangus,
sputum mengandung arang
Penatalaksanaan:
ATLS Intubasi dan O2 100%
An Kiano, berusia 1 bulan, dibawa ibunya ke Puskesmas
dengan keluhan sulit BAK dan rewel sejak lahir. Pasien lahir
dibantu oleh bidan desa, cukup bulan, dna langsung menangis.
Ibu pasien rajin ANC ke bidan setiap bulan, kesehatan dan gizi
sangat diperhatikan dalam kehamilan. Pemeriksaan tanda vital
nadi 100kali/menit, nafas 28kali/menit, T 37C. Pemeriksaan
Fisik tampak meatus uretra di sisi bawah batang penis. Apakah
diagnosis yang paling tepat?
a. Epispadia
b. Hipospadia
c. Striktur uretra
d. Hidronefrosis
e. Phimosis
HIPOSPADIA
Level Kompetensi: 2
Epispadia Hipospadia
Etiologi: kelainan kongenital
Keypoint:
q Gangguan pancaran urin/ pancaran urine abnormal
q Disuria
Tetalaksana :
Rujuk untuk uretroplasti + sirkumsisi
Tatalaksana :
Rujuk
Ny. Tati berusia 25 tahun G1P0A0 usia kehamilan 32
minggu datang untuk memeriksakan kehamilannya.
Pemeriksaan tanda vital TD 120/70 mmHg, N 80
x/menit, P 16 x/menit. Pemeriksaan obstetric
ditemukan Leopold 1 teraba keras, leopold II
punggung kiri, leopold III lunak. Presentasi janin
pada wanita tersebut adalah...
a. Presentasi bokong
b. Presentasi kepala
c. Letak melintang
d. Presentasi lintang
e. Presentasi ekstremitas
MALPRESENTASI
Level Kompetensi: 2
PRESENTASI POSISI
q Bagian terbawah janin yang berada/mendekati jalan lahir q Hubungan antara bagian tertentu fetus (ubun-ubun
q Terdiri atas presentasi kepala, bokong, transversal, ganda, wajah dan dahi kecil, dagu, mulut, sakrum, punggung) dengan bagian
q Malpresentasi adalah semua presentasi janin selain verteks kiri, kanan, depan, belakang, atau lintang, terhadap
Bila bokong merupakan bagian terendah janin jalan lahir
q complete breech(bokong sempurna), q Pada presentasi kepala yang menjadi penanda adalah
q Frank breech (bokong murni) vertex. Normalnya vertex berada di bagian anterior
q incomplete breech (termasuk di dalamnya presentasi bokong kaki) tubuh ibu
Presentasi Dahi q Malposisi adalah posisi kepala janin relatif terhadap
q Diagnosis pada periksa dalam dapat diraba sutura frontalis, pakal hidung pelvis dengan oksiput sebagai titik referensi
dan lingkaran orbita. Mulut dan dagu tidak dapat diraba. Malposisi Oksiput Posterior
Presentasi Muka q Oksiput berada didaerah posterior dari diameter
q Dagu merupakan titik acuan, sehingga ada presentasi muka dengan dagu transversal pelvis
anterior dan posterior
LETAK HABITUS
Hubungan antara sumbu panjang fetus terhadap sumbu panjang ibu. Letak Sikap tubuh janin selama dalam uterus.
janin yang dapat dijumpai adalah letak lintang (transverse), longitudinal dan
oblique
Presentasi bokong
PEMERIKSAAN LEOPOLD
Ny. Srikandi, berusia 27 tahun G2P1A0 dengan usia
kehamilan 30 minggu datang ke klinik kandungan untuk
konsultasi ke dokter karena takut anak kedua
perkembangannya seperti anak pertama. Pasien mengatakan
anak pertama lahir dengan persalinan normal tapi seiring
perkembangan usia terdapat benjolan di tulang vertebranya.
Tanda vital TD 120/80, HR 80kali/mnt, RR 22kali/menit, T37C.
Apa terapi yang harus diberikan?
a. Asam folat 4mg/hari
b. Asam folat 0.4 mg /hari
c. Kalsium
d. Kalium
e. Zink
SPINA BIFIDA
Level Kompetensi: 2.
Etilogi : Genetik, kekurangan asam folat dalam kandungan , obat-obatan antiepilepsi , alkoholisme
Key Point : Kebutuhan Asam Folat
q Spina Bifida Oculta q 50-100 μg/hari pada wanita
Benjolan (-) Rambut-rambut halus (-) normal
Paralisis ekstremitas bawah (-) q 300-400 μg/hari pada wanita
hamil, hamil kembar lebih besar
q Spina Bifida Meningocele lagi
Benjolan / massa kistik berisi CSF q Pencegahan defek pada tube
Paralisis ekstremitas bawah (-) neural: Min. 400 mcg/hari
q Riwayat kehamilan sebelumnya
q Spina Bifida Meningomyelocele memiliki komplikasi defek tube
Benjolan / massa kistik berisi CSF + spinal cord neural atau riwayat anensefali:
Paralisis ekstremitas bawah (+) 4mg/hari pada sebulan pertama
sebelum kehamilan dan
q Spina Bifida Myeloschisis diteruskan hingga 3 bulan
Paralisis ekstremitas bawah (+) setelah konsepsi
Selaput (-)
Penatalaksanaan:
Rujuk ke Rs
Ny. Liona, berusia 30 tahun P2A0 datang dengan keluhan
sulit menahan buang air besar dan kentut. Satu bulan lalu,
pasien mengaku baru melahirkan anak kedua dengan berat
lahir 4600 gram. Tanda vital TD 120/80, HR 80kali/mnt, RR
22kali/menit, T37C. Saat dilakukan pemeriksaan fisik
didapatkan adanya fistula dari daerah kemaluan sampai ke
perineum. Apakah penyebab keluhan pasien?
a. Makrosomia
b. Primipara
c. Persalinan kala II
d. Kehamilan usia tua
e. Mikrosomia
FISTULA REKTOVAGINAL
Level Kompetensi: 2.
TRAUMA (PPH early)
Ruptur Perineum
Risk : makrosomia
Keypoint:
q Perdarahan postpartum
q Laserasi perineum : laserasi grade III dan IV
q FR: makrosomia, primigravida, tidak episiotomi
Th/ jahit situsional Mukosa
Ruptur Serviks
Keypoint:
q Perdarahan postpartum
q Inspekulo : Laserasi serviks
Th/ Resusitasi C-A-B
Rujuk Repair/ debridement
Ny. Ratu berusia 25 tahun G1P0A0 hamil 3 minggu datang
untuk kontrol kehamilannya. Menurut ingatan pasien haid
terakhir adalah
8 Januari 2019. Pada vital sign tekanan darah 110/70mmhg,
HR 70kali/menit, RR 20kali/menit, T36.5C, pemeriksaan fisik
didapatkan tinggi fundus uteri belum teraba. Berdasarkan
keterangan di atas, taksiran persalinan pada pasien ini
adalah….
a. 15 Oktober 2019
b. 8 Oktober 2019
c. 22 Oktober 2019
d. 22 September 2019
e. 15 November 2019
TAKSIRAN PARTUS
Level Kompetensi: 4A
Naegele (siklus 28 hari)
(hari +7, bulan -3, tahun +1)
15 oktober 2019
Ny. Nadim berusia 27 tahun G1P0A0 datang ke Puskesmas
dengan usia kehamilan 28 minggu, untuk memeriksakan
kehamilannya. Riwayat sakit kepala dan bengkak disangkal
pasien. Riwayat darah tinggi sebelumnya tidak ada. Pada
pemeriksaan fisik tekanan darah 150/90 mmHg. Pemeriksaan
lain dalam batas normal. Pada pemeriksaan laboratorium
protein urine (-). Apakah terapi yang tepat untuk pasien
ini?
a. Nifedipin PO
b. Captopril PO
c. Metildopa PO
d. Hidroklorotiazid PO
e. Nikardipin PO
HIPERTENSI GESTASIONAL
Level Kompetensi: 2
Diagnosa KLINIS
Hipertensi Kronik q Hipertensi tanpa proteinuria yang timbul dari sebelum kehamilan dan menetap setelah persalinan (TD ≥
140/90mmHg)
q Sudah ada riwayat HT sebelum hamil atau diketahui HT pada UK < 22 minggu
Hipertensi q Hipertensi tanpa proteinuria yang timbul setelah kehamilan 22 minggu dan menghilang setelah persalinan (TD ≥
Gestasional 140/90 mmHg)
q Tidak ada riwayat HT sebelum hamil
Preeklamsia ringan PE Ringan
Preeklamsia Berat q TD ≥ 140/90 mmHg pada UK > 22 minggu
q Proteinuria + 1 atau pemeriksaan protein kuantitatif > 300 mg/24 jam
PEB
q TD > 160/110mmHg pada UK > 22 minggu
q Proteinuria ≥ 2 atau protein kuantitatif > 5 g/24 jam atau
q Gejala organ target
1. Otak : penurunan kesadaran, muntah proyektil, Sakit kepala, skotoma penglihatan
2. Jantung : nyeri dada
3. Paru : sesak nafas + ronkhi
Superimposed q Ibu dengan riwayat HT kronik (sudah ada sebelum UK 22 minggu)
preeklamsia q Proteinuria > +1 atau
q Gejala organ target
Eklamsia PE/PEB/Superimposed preeklamsia + KEJANG
Diagnosa TERAPI
Hipertensi Kronik / Anti Hipertensi
Hipertensi Gestasional 1st Metildopa
2nd CCB
Preeklamsia q Suplementasi Ca 1000 mg / hari
q Anti Hipertensi
1st CCB
2nd Metildopa
Preeklamsia Berat/ Awal : profilaksis Kejang
Superimposed preeklamsia/ 1st MgSO4
Eklamsia Dosis awal 4 g MgSO4 40% + RL bolus IV 15-30 menit
Dosis rumatan 6 g MgSO4 40% + kolf RL dalam 6 jam
Antidotum :
1st Ca glukonas
2nd Diazepam IV
Terapi Definitif : SC
Ny Prita, berusia 26 tahun G3P2A0 usia kehamilan 39
minggu datang dengan keluhan keluar darah dan lendir sejak
beberapa jam yang lalu dan diikuti dengan rasa ingin
mengedan. Pemeriksaan fisik TD 120/70 mmHg, N 90
x/menit, P 16 x/menit, T 37C. Pemeriksaan dalam:
pembukaan lengkap, sudah masuk PAP, kepala janin di
introitus vagina. Diagnosisnya adalah….
a. Kala I fase aktif
b. Kala I fase laten
c. Kala II
d. Kala III
e. Kala IV
PERSALINAN NORMAL
Level Kompetensi: 4A
KALA PERSALINAN
KALA 1 Kala 2 Kala 3 Kala 4
q Pematangan dan pembukaan serviks sampai lengkap q Pengeluaran bayi q Pengeluaran q Masa 1 jam
(kala pembukaan) (kala pengeluaran) plasenta setelah partus,
Fase Laten q Dimulai ketika (kala uri) terutama
q Pembukaan sampai mencapai 3 cm (8 jam). pembukaan serviks untuk
Fase Aktif sudah lengkap (10 cm) observasi
q Pembukaan dari 3 cm sampai lengkap (+ 10 cm), dan berakhir dengan
berlangsung sekitar 6 jam lahirnya bayi
1. Fase akselerasi (sekitar 2 jam), pembukaan 3 cm
sampai 4 cm.
2. Fase dilatasi maksimal (sekitar 2 jam), pembukaan 4
cm sampai 9 cm.
3. Fase deselerasi (sekitar 2 jam), pembukaan 9 cm
sampai lengkap (+ 10 cm).
Ny Yuna, usia 27 tahun G2P0A1 dengan usia kehamilan 37 minggu
datang ke Puskesmas karena nyeri perut, keluar cairan, lendir
bercampur darah sejak 3 jam yang lalu. Pemeriksaan tanda vital
didapatkan tekanan darah 120/80 mmHg, Nadi 88 x/menit, RR 20
x/menit, dan suhu 36,5oC. Pemeriksaan fisik ditemukan His 3x 10’
40”, DJJ 150 x/menit. Pemeriksaan dalam didapatkan pembukaan 6
cm, lendir darah (+), ketuban (+). 4 jam kemudian pembukaan menjadi
8 cm. Apakah diagnosis pada pasien ini?
a. Kala I fase laten
b. Kala II
c. Kala I Fase akselerasi
d. Kala I Fase deselerasi
e. Kala I Fase dilatasi maksimal
PERSALINAN NORMAL
Level Kompetensi: 4A
KALA PERSALINAN
KALA 1 Kala 2 Kala 3 Kala 4
q Pematangan dan pembukaan serviks sampai lengkap (kala q Pengeluaran bayi (kala q Pengeluaran q Masa 1 jam
pembukaan) pengeluaran) plasenta (kala setelah partus,
Fase Laten q Dimulai ketika uri) terutama untuk
q Pembukaan sampai mencapai 3 cm (8 jam). pembukaan serviks observasi
Fase Aktif sudah lengkap (10 cm)
q Pembukaan dari 3 cm sampai lengkap (+ 10 cm), berlangsung dan berakhir dengan
sekitar 6 jam lahirnya bayi
1. Fase akselerasi (sekitar 2 jam), pembukaan 3 cm sampai 4
cm.
2. Fase dilatasi maksimal (sekitar 2 jam), pembukaan 4 cm
sampai 9 cm.
3. Fase deselerasi (sekitar 2 jam), pembukaan 9 cm sampai
lengkap (+ 10 cm).
An Griya, bayi perempuan baru lahir, cukup bulan secara
spontan dari ibu G2P0A0 usia gestasi 40 minggu. Ketika lahir
langsung menangis tetapi kemudian merintih, seluruh badan
kemerahan tapi ujung ekstremitas membiru, pergerakan
kurang aktif, hanya fleksi di tangan dan kaki sedikit, denyut
jantung 130x/menit. Bayi menyeringai lemah. Berapa skor
APGAR bayi tersebut?
a. 3
b. 4
c. 6
d. 8
e. 9
RESUSITASI NEONATUS
Level Kompetensi: 3B
Skor APGAR
Skor APGAR dievaluasi menit ke-1 dan menit ke-5
0 1 2
Activity (tonus otot) Tidak ada tangan dan kaki fleksi sedikit Aktif
APGAR skor pada kasus ini adalah : – merintih (1) – ujung ekstremitas biru (1) – pergerakan kurang aktif hanya fleksi
sedikit tangan dan kaki (1) – denyut nadi 130 x/menit (2) – menyeringai lemah dan merintih (1) Total Skor APGAR 6
An Deni, baru lahir dari ibu dengan usia kehamilan 35 minggu
di bidan. Ketuban jernih. Ibu memiliki riwayat keputihan
selama kehamilan. Setelah lahir, bayi tidak langsung
menangis. Pada bayi segera dihangatkan, dikeringkan, serta
stimulasi. Setelah penilaian awal, didapatkan nadi 80x/menit,
napas megapmegap. Tindakan selanjutnya yang tepat
dilakukan adalah…
a. O2 supplementasi 100%
b. Injeksi adrenalin
c. VTP + pijat jantung
d. VTP dengan O2 21%
e. VTP + pijat jantung, dengan O2 100%, injeksi epinefrin
RESUSITASI NEONATUS
Level Kompetensi: 3B
PROTOKOL RESUSITASI NEONATUS q Kompresi dada dilakukan pada 1/3 bawah sternum dengan
kedalaman 1/3 dari diameter antero-posterior
Tonus Otot +/- q Pada bayi baru lahir tanpa adanya denyut jantung,
Menangis +/- dianggap layak untuk menghentikan resusitasi jika detak
↓ jantung tetap tidak terdeteksi setelah dilakukan resusitasi
Tidak selama 10 menit
↓
HaPoJa
Rangsang Taktil
↓
APGAR < 7
↓
Nilai HR > 100x/mnit :
Sianosis oksigenasi
Megap-megap/ tidak bernafas spontan C-PAP
↓
Nilai HR < 100x/mnit atau apnea : VTP
↓
HR < 60 kali/mnit : VTP + kompresi dada 3:1 + injeksi epinefrin
Ny. Vioni, berusia 20 tahun G1P0A0 datang diantar suaminya dengan
keluhan keluar darah dan jaringan dari kemaluan sejak pagi tadi.
Keluhan lain juga dirasakan mulas-mulas sejak semalam. Pasien
terlambat haid 3 bulan. Pemeriksaan tanda vital didapatkan tekanan
darah 100/60 mmHg, nadi 120 x/menit, frekuensi nafas 20 x/menit,
suhu 36,3 o C. Pemeriksaan fisik labium mayor tampak bercak darah,
tidak aktif, tidak ada jaringan, portio tertutup. Diagnosis pada pasien
ini adalah...
a. Missed Abortion
b. Abortus Insipiens
c. Abortus Inkomplit
d. Abortus Komplit
e. Abortus Iminens
ABORTUS KOMPLIT
Level Kompetensi: 4A
Abortus
ancaman atau pengeluaran hasil konsepsi sebelum janin dapat hidup di luar kandungan, usia kehamilan
kurang dari 20 minggu atau berat janin kurang dari 500 gram
PORSIO TERTUTUP
ABORTUS IMINENS ABORTUS komplit Missed abortion
Sign Perdarahan jalan lahir Perdarahan jalan lahir Perdarahan jalan lahir
DJJ + - -
Masa jalan lahir - + +
TFU Sesuai Usia kehamilan Kecil Usia kehamilan Kecil Usia kehamilan
Resusuitasi c-A-B
A. Iminens bedrest total
A. Komplit konseling anak meninggal
Missed A. induksi persalinan rujuk kuret
Ny Sarah, usia 25 tahun dengan G2P0A1 usia kehamilan 10 minggu
datang ke IGD karena keluar darah banyak dari jalan lahir sejak 3 jam
yang lalu, disertai nyeri perut. Riwayat jatuh terpeleset di dapur.
Pemeriksaan tanda vital didapatkan tensi 110/60 mmHg, nadi 88
x/menit, frekuensi nafas 18 x/menit, suhu 36,5oC. Pada pemeriksaan
fisik didapatkan TFU setinggi simfisis dan pada genetalia didapatkan
bercak darah di labium mayor. Pada pemeriksaan dalam didapatkan
portio terbuka, perdarahan (+), jaringan (-). Apakah diagnosis pada
kasus tersebut?
a. Abortus inkomplit
b. Abortus komplit
c. Missed Abortion
d. Abortus insipiens
e. Abortus iminens
ABORTUS INSIPIEN
Level Kompetensi: 3B
Abortus
ancaman atau pengeluaran hasil konsepsi sebelum janin dapat hidup di luar kandungan, usia kehamilan
kurang dari 20 minggu atau berat janin kurang dari 500 gram
PORSIO TERBUKA
ABORTUS INSIPIEN ABORTUS INkomplit
Sign Perdarahan jalan lahir Perdarahan jalan lahir
DJJ - -
Masa jalan lahir - +
TFU KECIL Usia kehamilan Kecil Usia kehamilan
USG sisa konsepsi (+)
Resusuitasi c-A-B
rujuk kuret tajam
Ny Loly, 35 tahun G5P4A0 usia kehamilan 37 minggu datang ke IGD
dibawa oleh suaminya dengan keluhan keluar darah dan lender dari
kemaluan sejak 3 jam yang lalu. Pemeriksaan tanda vital didapatkan
tekanan darah 110/70 mmHg, nadi 90 x/menit, frekuensi nafas 20
x/menit, suhu 36,3 o C. . Dari pemeriksan didapatkan pasien inpartu, 6
jam kemudian setelah dilakukan pemeriksaan fisik dokter memutuskan
untuk memimpin persalinan. Saat kala 2 berlangsung terlihat tali pusat
keluar dari vagina namun kepala belum keluar , ketuban (-) . Apa
diagnosa yang tepat pada pasien tersebut?
a. Vasa previa
b. Prolapsus tali pusat
c. Prolapsus uteri
d. Inversio tali pusat
e. Inversio uteri
PROLAPS TALI PUSAT
Level Kompetensi: 3B.
Definisi : lahirnya tali pusat mendahului janin Penatalaksanaan:
IVFD (-) : knee chest position
Key Point : IVFD (+) , inpartu (+) : lanjutkan persalinan
q Gerakan janin berkurang IVFD (+), inpartu(-) : induksi persalinan
q Bradikardia
q Fetal distress
q VT : teraba tali pusat (+)
Klasifikasi:
q Tali pusat menumbung (prolapsus funikuli)
Tali pusat teraba keluar / disamping dan melewati
bagian terendah janin didalam jalan lahir setelah
ketuban pecah
q Tali pusat terkemuka (tali pusat terdepan)
Tali pusat berada di samping atau lebih rendah dari
bagian bawah janin, ketuban masih utuh
Ny Maya, berusia 25 tahun G1P0A0 hamil 39 minggu datang
diantar oleh suami dan keluarganya dengan keluhan nyeri
perut bawah yang menjalar ke pinggang sejak semalam
sebelumnya. Pemeriksaan tanda vital didapatkan tekanan
darah 110/70 mmHg, nadi 90 x/menit, frekuensi nafas 22
x/menit, suhu 36,7 o C. Pemeriksaan dalam didapatkan,
pembukaan serviks 4 cm. Pemeriksaan dalam sebaiknya
dilakukan setiap berapa lama?
a. 1 jam
b. 2 jam
c. 3 jam
d. 4 jam
e. 5 jam
PERSALINAN NORMAL
Level Kompetensi: 4A
KALA PERSALINAN
KALA 1 Kala 2 Kala 3 Kala 4
q Pematangan dan pembukaan serviks sampai lengkap (kala pembukaan) q Pengeluaran bayi q Pengeluaran q Masa 1 jam
Fase Laten (kala plasenta setelah
q Pembukaan sampai mencapai 3 cm (8 jam). pengeluaran) (kala uri) partus,
Fase Aktif q Dimulai ketika terutama
q Pembukaan dari 3 cm sampai lengkap (+ 10 cm), berlangsung sekitar 6 jam pembukaan untuk
1. Fase akselerasi (sekitar 2 jam), pembukaan 3 cm sampai 4 cm. serviks sudah observasi
2. Fase dilatasi maksimal (sekitar 2 jam), pembukaan 4 cm sampai 9 cm. lengkap (10 cm)
3. Fase deselerasi (sekitar 2 jam), pembukaan 9 cm sampai lengkap (+ 10 dan berakhir
cm). dengan lahirnya
bayi
Ny Vanya, usia 29 tahun, G2P1A0 usia kehamilan 10 minggu,
datang ke IGD RS dengan keluhan keluar darah dari jalan
lahir disertai nyeri perut hebat. Riwayat penggunaan AKDR 3
bulan yang lalu. Pemeriksaan tanda vital ditemukan tekanan
darah 100/60 mmHg, nadi 100 x/menit, frekuensi nafas 18
x/menit, Suhu 36,7 o C. Pemeriksaan dalam didapatkan tidak
ada pembukaan serviks, jaringan (-), nyeri goyang portio (+),
perdarahan (+). Apakah diagnosis pada kasus ini?
a. Abortus imminens
b. Abortus insipiens
c. Abortus inkomplit
d. Abortus komplit
e. Kehamilan ektopik terganggu
KEHAMILAN EKTOPIK TERGANGGU
Level Kompetensi: 3B
Definisi : Kehamilan yang terjadi diluar cavum uterus, Lokasi tersering dari KET adalah Tuba Fallopi di area Ampula.
Keypoint :
q Nyeri Abdomen kanan/kiri bawah
q Massa di pelvic
q Kuldosintesis : terdapat darah pada cavum douglas
(Cavum Douglas Menonjol)
q Nyeri Goyang Portio
Tatalaksana :
q Manajemen Awal : Pemberian Cairan NaCl 0,9%
Menjaga Tekanan Darah Tetap Stabil
q Rujuk Untuk Laparotomi
Ny. Lusi, berusia 30 tahun datang dengan keluhan tidak bisa hamil
selama 5 tahun menikah. Pasien mengaku tidak menggunakan
kontrasepsi apapun. Riwayat menstruasi tidak teratur, rambut rontok,
bulu kaki kasar, banyak jerawat, BB naik Tanda vital TD 120/80
mmHg, Nadi 80 kali/menit, RR 20 kali/menit, T37C. Pada
pemeriksaan sperma didapatkan hasil dalam batas normal. Penyebab
yang mendasari keluhan pasien adalah...
a. Mioma uteri
b. Obstruksi tuba fallopi
c. Sindrom polikistik uteri
d. Kehamilan ektopik terganggu
e. Endometriosis
SINDROM POLIKISTIK OVARI
Level Kompetensi: 1.
Etiologi : hiperandrogenisme dan resistensi terhadap insulin
Key Point :
q Gangguan siklus haid yaitu siklus haid jarang dan tidak teratur
q Gangguan kesuburan dimana yang bersangkutan menjadi sulit hamil
(subfertile)
q Tumbuh bulu yang berlebihan dimuka, dada, perut, anggota badan
dan rambut mudah rontok (hirsutisme)
q Banyak jerawat
q kegemukan (obesitas)
Pemeriksaan penunjang :
q USG ditemukan banyak kista di ovarium. Gambaran seperti roda
pedati , 12 atau lebih folikel terlihat jelas di satu ovarium
Tn Rino dan istrinya dating ke praktek dokter dengan keluhan belum
memiliki anak setelah menikah 3 tahun. Suami usia 30 tahun dan istri
25 tahun. Istri rutin menstruasi tiap bulan dan suami merasa normal.
Tanda vital TD 120/80 mmHg, Nadi 80 kali/menit, RR 20 kali/menit,
T37C. Pemeriksaan sperma didapatkan sperma 3 ml, putih, bau khas,
jumlah sperma 5 juta/cc, morfologi 52%, motilitas normal 52%.
Diagnosis yang tepat adalah...
a. Oligozoospermia
b. Astenozoospermia
c. Teratozoospermia
d. Oligoastenozoospermia
e. Astenoteratozoospermia
INFERTILITAS
Level Kompetensi: 3A.
Key Point :
q Oligospermia: jumlah sperma kurang dari 15 juta per ml
cairan ejakulat
q Astenozoospermia: motilitas < normal
a(lurus) N > 32%,
a+b(lurus + tidak lurus) > 40%
GO Non-GO
Tn.Gema, usia 55 tahun, datang ke IGD dibawa keluarga dengan
penurunan kesadaran sejak 3 jam. Pasien memiliki riwayat asma
bronkhiale, dan sudah bertahun-tahun mengkonsumsi steroid , akan
tetapi sejak 3 hari ini obat asma dihentikan karena habis. Pada
pemeriksaan ditemukan pasien somnolen, TD 80/60 mmHg, N
5 0x/mnt, T 38 C,RR 24x/mnt dan SpO2 95%. Pada pemeriksaan
laboratorium didapatkan Hb normal, leukosit normal, GDS 60mg/dL.
Apakah tatalaksana yang akan diberikan pada pasien tersebut?
a. Oksigen 3L, ditambah infus NaCl 0,9% + bolus D40%
b. Oksigen 3L + infus D5%
c. Oksigen 3L + infus NaCl 0,9% + kortikosteroid IV
d. Intubasi endotracheal
e. Oksigen 3L, bolus D40%, dilanjutkan infus Dextrose 10%
KRISIS ADRENAL
Level Kompetensi: 3B
Keypoint :
q Penghentian kortikosteroid secara tiba-tiba
q Penurunan kesadaran
q Hipoglikemia berat
q Bradikardia
q Tekanan darah menurun
Penatalaksanaan:
q Resusitasi CAB (infusion of 1000 mL of isotonic saline infusion within the first hour)
q Atasi hipoglikemia
q Rujuk untuk steroid dosis tinggi (Hydrocortisone (immediate bolus injection of 100 mg hydrocortisone i.v. or
i.m. followed by continuous intravenous infusion of 200 mg hydrocortisone per 24 h )
Ny. Prilly, usia 28 tahun, datang dibawa oleh keluarga dengan
penurunan kesadaran sejak 6 jam, dengan keluhan demam tinggi
sejak 3 jam yang lalu. Riwayat sebelumnya terdapat benjolan di leher
yang semakin hari semakin membesar, riwayat berdebar debar, sering
berkeringat, cepat lapar dan penurunan berat badan dijumpai. Pasien
sudah didiagnosis dengan hipertiroid dan sudah minum obat tiroid
tetapi tidak teratur. Pada pemeriksaan tanda-tanda vital didapatkan
tekanan darah 110/70 mmHg, HR 120x/mnt, suhu 41 C. Apakah
Diagnosa yang tepat pada kasus diatas ?
a. Krisis adrenal
b. Krisis tiroid
c. Addison disease
d. Tirotoksikosis
e. Koma mixedema
KRISIS TYROID
Level Kompetensi: 3B
ETIOLOGI: penggunaan terapi hipertiroid yang dihentikan tiba-tiba
Keypoint : TRIAS
qHiperpireksi (suhu > 40 °C),
qkolaps vascular
qDelirium
RISK (+)
Penatalaksanaan :
qrehidrasi dengan cairan kristaloid dan PTU 600 mg loading dose.
qAntipiretik (asetaminofen)
Tn. Lion, 55 tahun, dibawa ke IGD dengan penurunan kesadaran
sejak 30 menit yang lalu. Sebelumnya pasien mngeluhkan lemas dan
keringat dingin. Pasien memiliki riwayat DM sejak 10 tahun yang lalu
dan mengkonsumsi sulfonilurea. Pada pemeriksaan fisik didapatkan
TD 110/80 mmHg, napas 24 x/menit, nadi 100x/menit, dan suhu 36,8C.
Pemeriksaan lab didapatkan hasil GDS 51 mg/dl, natrium 143 dan
kalium 4,1. Diagnosis yang tepat adalah…
a. Imbalance elektrolit
b. Koma hipoglikemi
c. KAD
d. HHS
e. Koma Hiponatremia
HIPOGLIKEMIA
Level Kompetensi: 3B
Definisi: kumpulan gejala klinis karena konsentrasi glukosa Etiologi :
darah yg rendah q obat-obatan golongan sulfonil urea, Insulin, dan glinid.
Patofisiologi: q Hiperaktivitas
q Respons akut hipoglikemia dimediasi oleh glukagon &
Gejala :
epinefrin untuk menaikkan glukosa darah. q Berkeringat dingin,
q gelisah,
q Bila respons tersebut gagal, timbul gejala neurogenik q Rasa lapar
yang berasal dari impuls saraf simpatoadrenal di SSP q palpitasi, Pucat, takikardia,
adrenergik (gemetar, palpitasi, ansietas) dan kolinergik
(sweating, hunger). Pemeriksaan penunjang :
• GDS < 80 mg/dl
q Obat beta bloker (propranolol, atenolol) dapat
Penatalaksanaan :
menyamarkan respon adrenergik. Sadar : Glukosa 15-20 g (2-3 sdm) dilarutkan dalam air
Tidak sadar : bolus dextrose 40% 50 ml setiap 10-20 menit dan
q Bila glukosa darah semakin rendah, timbul gejala pantau kgd tiap 30 menit
neuroglikopenik (confusion,koma) akibat efek langsung
hipoglikemia di SSP.
Whipple triad
q Gejala hipoglikemia
q Kadar glukosa darah rendah
q Gejala berkurang dengan pengobatan
Anak perempuan berusia 7 tahun datang ke puskesmas
diantar ibunya dengan keluhan mudah lelah sejak 2 minggu,
disertai sering BAK dan sering terasa haus dan lapar.
Menurut ibunya dalam 1 bulan ini BB anak turun. Ayah pasien
memiliki riwayat diabetes mellitus. Pada pemeriksaan fisik
dalam batas normal, pemeriksaan laboratorium GDS 320
GDP 200 HbA1c 7%. Apakah tatalaksana yang tepat pada
kasus tersebut?
a. Gaya hidup sehat
b. Metformin
c. Glibenclamide
d. Insulin
e. Edukasi
DM TIPE 1
Level Kompetensi: 4A
Gejala :
• Polidipsi, poliuri, polifagi
• Penurunan BB dalam waktu cepat dengan gejala lain tidak khas
• Mudah lelah
Pemeriksaan penunjang :
• GDS ≥ 200 mg/dl, GDP ≥ 126 mg/dl, GD2PP ≥ 200 mg/dl
• HbA1C > 6,5%
• Kadar C peptide menurun
Penatalaksanaan:
Insulin
• Pengaturan makan, olahraga dan edukasi
Tn. Dilky, usia 37 tahun datang ke RS dengan keluhan
benjolan di leher sejak 6 bulan yang lalu. Keluhan disertai
dengan badan lemas, malas beraktivitas dan terdapat
kenaikan berat badan. Pada pemeriksaan tanda-tanda vital
didapatkan TD 100/60 mmHg, HR 60x/mnt, RR 17x/mnt dan
suhu 36.4C. Pada pemeriksaan lab: FT4 turun, TSH naik
dan anti-TPO >10.000 IU/ml (normal < 35 IU/mL) . Apakah
kemungkinan diagnosis pasien tersebut?
a. Hipertiroid subklinis
b. Grave disease
c. Tiroiditis Hashimoto
d. Tirotoksikosis
e. Hipotiroid sekunder
TIROIDITIS HASHIMOTO
Level Kompetensi: 2
Hipotiroid : Deficiency of thyroid hormone.
Autoimmune thyroid disease (Hashimoto disease) is the most common cause of hypothyroidism.
Key Point : Penatalaksanaan:
q Penurunan nafsu makan tapi BB meningkat q Rujuk
q Edema, Makroglosia, konstipasi
q Penurunan libido sex Komplikasi :
q Tidak tahan dingin Myxedema coma: hipotermia, hipotensi, hipoventilasi,
↓kesadaran
Pemeriksaan Fisik :
TTV TD, HR, RR , T menurun
Pemeriksaan penunjang :
q TSH meningkat,
q FT4 FT3 menurun
q anti-TPO >10.000 IU/ml TIROIDITIS HASIMOTO
q Biopsi PA (infiltrasi Igg/limfosit) pada kelenjar tiroid
hipotiroid autoimun TIROIDITIS HASIMOTO
Ny. Cemeli, umur 23 tahun G1P0A0 sedang hamil 18 minggu.
Pasien datang dengan keluhan sering merasa kecapekan,
jantung berdebar-debar, nafsu makan bertambah, tangan
berkeringat dan gemetar. Pemeriksaan fisik Tekanan Darah
130/80mmHg, N 100 x/menit, RR 20kali/mnit, T 37.4C.
pemeriksaan tiroid juga sedikit membesar. Pada pemeriksaan
lab: FT4 naik , TSH turun. Apa pengobatan yang boleh
diberikan kepada pasien?
a. Metimazol
b. Levotiroksin
c. PTU
d. Propanolol
e. Kalium Iodida
HYPERTHYROIDISME
Level Kompetensi: 3A.
Hyperthyroidisme adalah suatu gejala akibat peningkatan hormone thyroid yang disebabkan overaktivitas/disfungsi kelenjar thyroid.
Etiologi : autoimun, infeksi
Key Point :
Symtoms: Peningkatan nafsu makan, BB menurun, tidak tahan panas, ansietas, palpitasi,
Sign: tremor, iritabilitas, goiter + exoftalmus Graves Disease /parry disease/Basedow disease
Sign lain : lid lag, jofroy, Mobius sign, stellwag sign
Skoring : New Castle, Wayne
Pemeriksaan Penunjang:
EKG : atrial fibrilasi Laboratorium:
TSH menurun FT4, FT3 meningkat
Imunologi : sidik thyroid, dan IgG TSI
Biopsy :FNAB
Penatalaksanaan:
q PTU (menghambat perubahan T4T3) dosis 300mg/hari terbagi (aman untuk ibu hamil T1)
q Metimazole (menghambat sintesis T3 dan T4) dosis 15-30mg PO single dose (bumil T2, T3)
q Propanolol dosis 40-80 mg/hari, terbagi dalam 3-4 dosis. untuk keluhan palpitasi (KI: asma)
Komplikasi :
Atrial fibrilasi, thyroid Storm, Thyroid Eye disease (pemeriksaan Hertel test)
Ringan (21-23mm), sedang (23-27mm), berat (>28mm) terapi steroid
An Rafael, usia 5 tahun datang dibawa ke dokter dengan keluhan
muncul bintik-bintik merah di tubuh tanpa disertai rasa nyeri atau gatal.
Riwayat demam sebelumnya di sangkal. Riwayat sakit serupa
sebelumnya dan riwayat keluarga dengan sakit serupa disangkal.
Sekitar 1 minggu yang lalu anak sempat alami demam dan batuk pilek.
Pemeriksaan Fisik: nadi 94x/menit, nafas 20x/menit, suhu afebris,
petekie dan purpura. Pada pemeriksaan laboratorium rutin didapatkan:
Hb 11,4gr/dl, leukosit 6300/mm3, trombosit 18.000/mm3. Apakah
diagnosis pada anak ini?
a. Hemofilia
b. DIC
c. Anemia Aplastik
d. ITP
e. Von Willebrand Disease
IMMUNE THROMBOCYTOPENIC PURPURA
Level Kompetensi: 2
Immune thrombocytopenic purpura (ITP, yang disebut juga autoimmune ITP akut
thrombocytopenic purpura, morbus Wirlhof, atau purpura hemorrhagica, Biasanya didahului oleh infeksi virus dan
merupakan kelainan perdarahan akibat destruksi prematur trombosit menghilang dalam 3 bulan.
yang meningkat akibat autoantibodi yang mengikat antigen trombosit. ITP kronik
Gejala biasanya mudah memar atau perdarahan
Risk : Riwayat infeksi ispa ringan yang berlangsung selama 6 bulan
Etiologi : autoimun tipe II
Key Point :
q Petechie
q perdarahan membran mukosa
Pemeriksaan Penunjang:
q Trombositopenia <100,000/mm3
q Bleeding time dan clotting time normal
q MDT : Giant trombosit
Penanganan:
q Steroid yang biasa digunakan ialah prednison, dosis 1-2 mg/kgBB/hari,
dievaluasi
q IVIG
q suspensi trombosit /Transfusi trombosit jika < 20.000 + perdarahan
massif
An Didi, berusia 8 tahun datang dibawa ke RS oleh orangtuanya
dengan keluhan lemas dan pucat sejak 2 hari yang lalu. Pada
pemeriksaan tampak anak konjungtiva anemis. Sebelumnya pasien
dibawa ke Puskesmas karena diare dan mendapat pengobatan
kotrimoksazol. Pemeriksaan fisik muka dan telapak tangan tampak
pucat; RR 20x/menit; HR 80x/menit, T37C; Pemeriksaan laboratorium
didapatkan Hb 8 g/dL, normositik normokrom, pada sediaan apus
darah tepi ditemukan gambaran bite cell. Apa penyebab anemia
pada anak ini?
a. Defisiensi Fe
b. Defisiensi G6PD
c. Anemia hemolitik autoimun
d. Defisiensi Asam Folat
e. Defisiensi B6
DEFISIENSI G6PD
Level Kompetensi: 3A.
Defisiensi Glukosa-6-FosfatDehidrogenase (G6PD)
merupakan enzimopati terkait kromosom X yang
paling umum diderita manusia.
Pemeriksaan Penunjang:
q Laboratorium: Anemia normositik, peningkatan bilirubin
indirek, retikulositosis
q Deteksi autoantibodi pada eritrosit: direct coomb’s test postif
q Hapusan darah tepi: tampak fragmentasi dari eritrosit
(sferosit,skistosit, helmet cell, dan retikulosit).
Penatalaksanaan:
q Lini pertama : Kortikosteroid 1-1,5 mg/kgBB/hari.
q Terapi lini kedua yang memberikan efikasi paling baik adalah
splenektomi dan antiCD20 (Rituximab).
q Pada AIHA yang refrakter, dapat digunakan imunosupresan
(seperti Azathiopirine, Cyclosporine, Mycofenolate mofetil) dan
pemberian Cyclophosphamide dosis tinggi
Tn. Diman, usia 37 tahun, datang ke RS dengan keluhan
lemas sejak lama. Pasien sering berobat namun tidak pernah
sembuh. Pada pemeriksaan tanda- tanda vital didapatkan TD
120/80 mmHg, HR 80x/mnt, RR 22x/,mnt dan suhu 37 C.
Pada pemeriksaan fisik ditemukan sklera ikterik,
hepatosplenomegali disertai ditemukan teardrop cell. Apakah
kemungkinan temuan pada kasus tersebut?
a. Tes coomb positif
b. Bence jones protein di urin
c. Eritrosit berbentuk rouleux pada apusan darah tepi
d. Sel target pada apusan darah tepi
e. Ditemukan gametosit seperti pisang pada apusan darah
tepi
THALASSEMIA
Level Kompetensi: 3A.
Etiologi : defek genetik pembentukan rantai globin
Key Point :
q Riwayat transfusi darah berulang
q Riwayat keluarga dengan penyakit yg sama
q Anemia
q Ikterus
q Facies cooley
q Hepatosplenomegali
q Gangguan pertumbuhan (gizi kurang/buruk, perawakan pendek, pubertas
terlambat)
Pemeriksaan Penunjang:
q Hapusan darah tepi : hipokrom mikrositer, anisositosis, poikilositosis, sel target
(+) , tear drop cell
q Analisis Hb / Hb elektroforesa : HbA2 dan atau HbF ↑, HbA↓/ (_)
Penanganan:
Transfusi darah : Hb < 7 atau Hb ≥ 7 disertai gejala klinis
Kelasi besi (deferoxamine/DFO) setelah 3-5 liter atau 10-20x transfusi
Ny. Alesia, 25 tahun, datang ke puskesmas dengan keluhan mudah
lelah sejak 2 minggu terakhir. Selain itu pasien juga mengeluh pusing
dan nafsu makan menurun. Pada pemeriksaan fisik didapatkan TD
120/80 mmHg, RR 18x/menit, nadi 89x/menit, suhu 36,8 serta
konjungtiva Anemis. Pada pemeriksaan lab didapatkan Hb 10,5
mg/dL dan Fe serum 45 mcg/dl (normal 60-170 mcg/dL).
Bagaimanakah edukasi gizi pada pasien ini?
a. Pemberian Fe + asam fitat
b. Pemberian Fe + tannin
c. Pemberian Fe + asam askorbat
d. Pemberian Fe + asam oksalat
e. Pemberian Fe + kalsium
ANEMIA DEFISIENSI ZAT BESI
Level Kompetensi: 4A.
Definisi : anemia yang terjadi akibat kurangnya penyediaan besi Penatalaksanaan:
untuk eritropoesis karena cadangan besi kosong Non farmakologi: Diet daging, hati ayam
Etiologi : Kebutuhan zat besi meningkat (anak dalam pertumbuhan, Farmakologi :
ibu hamil, laktasi), perdarahan kronis, intake kurang q Suplemen Besi (Ferrous Sulfat) – 300 mg/hari selama 6-12 bulan
Atau sampai Hb normal + 8 minggu (WHO) – dapat ditambah
Key Point : Keluhan lemah, cepat lelah, mata berkunang-kunang, suplemen vitamin C untuk menambah penyerapan besi
pucat. Koilonikia (kuku sendok), atropi papil lidah, stomatitis q Terapi besi parenteral �Iron dextran dapat diberikan secara IV
angularis atau IM bila absorbs besinya buruk.
Transfusi PRC jika Hb < 7gr/dl + Gangguan hemodinamik
Pemeriksaan Penunjang:
Darah lengkap : Hb turun, MCV, MCH, MCHC rendah
Pemeriksaan darah tepi : gambaran hiprokomik mikrositik,
Sel pensil atau cigar cell, anisositosis, poikilositosis, ring cell
q Gold standard : Profil besi SI (serum iron) < 50 µg/dl, TIBC
meningkat > 350 µg/dl, saturasi transferin menurun < 15 µg/dl,
feritin serum < 20 µg/dl
Tn Nuno, 46 tahun datang ke IGD Rumah Sakit dengan
keluhan nyeri pada pinggang. Satu hari sebelumnya pasien
mengalami kecelakaan lalu lintas. Tanda vital didapatkan TD
1 2 0/80, HR 90 x/menit, RR 20x/menit, Tax 3 7 °C . Pad
pemeriksaan fisik didapatkan jejas di area punggung bawah.
Pada pemeriksaan X-Ray lumbo-sakral didapatkan gambar
seperti ini: Kemungkinan diagnosis pada kasus ini
adalah…
a. Spondilosis
b. Spondilitis
c. Spondilolisis
d. Spondilolistesis
e. Spondiloartrosis
SPONDILOLISTESIS
Level Kompetensi: 1
SPONDYLOLISTHESIS adalah pergeseran vertebra
kedepan terhadap segment yang lebih rendah,
yang biasa terjadi pada lumbal vertebra ke 4
atau ke 5 akibat kelainan pada pars
interartikularis
Etiologi : trauma
Keypoint :
q Nyeri radikuler, seperti tersengat listrik yang
menjalar dari punggung ke tungkai. Baal,
kesemutan
q Kelemahan otot tungkai bawah
q Inkontinensia urin/ alvi,
q Lower back pain’
Penunjang :
X-ray lumbal pergeseran vertebra
CT SCAN
MRI
Terapi :
Rujuk
Ny Villa, berusia 45 tahun, datang ke Poliklinik Rumah Sakit
dengan keluhan nyeri punggung. Keluhan tersebut seudah
dirasakasn sejak 1 bulan yang lalu. Pasien tersebut diketahui
memiliki riwayat batuk lama. Vital sign TD 120/80mmHg, nadi
90kali/menit, nafas 20 klai/menit , T 37.5C. Keadaan
hemodinamik pasien stabil. Dari hasil pemeriksaan dijumpai
adanya gibbus, dan dari MRI dijumpai adanya massa di Vertebra
T9-11. Apa diagnosis yang paling mungkin pada kasus di
atas?
a. Osteoporosis
b. Tumor vertebra
c. Spondilolistesis
d. Spondilolisis
e. Spondilitis tuberculosis
SPONDILITIS TB
Level Kompetensi: 3A.
Definisi : “Spondilitis TB dikenal dengan Pott’s disease adalah
penyakit infeksi yang disebabkan oleh kuman Mycobacterium
tuberculosis yang mengenai tulang belakang.
Etiologi : MTB
Keypoint :
q Adanya benjolan pada tulang belakang yang disertai oleh nyeri
q Terdapat Gejala – gejala TB
q Paraparesis, rasa kebas, baal, gangguan defekasi dan miksi
Pemeriksaan Fisik :
Gibus + kifosisi
Penunjang :
X-ray : Fraktur kompresi + Gibus . Terlihat lesi litik pada
anterolateral korpus vertebra
Terapi :
Rujuk untuk regimen OAT
Ny. Agina, berusia 30 tahun, datang ke Puskesmas dengan
keluhan nyeri dan bengkak pada tangan kanannya sejak 4 hari
yang lalu. Riwayat tertusuk duri pada telunjuk tangan kanannya
saat berkebun. Tanda vital didapatkan TD 120/80, HR 90x/menit,
RR 20x/menit, Tax 3 7 °C . Pada pemeriksaan fisik ditemukan
merah dan bengkak pada telunjuk hingga telapak tangan kanan,
jari telunjuk dalam posisi fleksi, nyeri saat diluruskan .
Kemungkinan diagnosis pada kasus ini adalah?
a. Osteomyelitis akut
b. Tenosinovitis supuratif akut
c. Ruptur tendon fleksor
d. Trigger finger
e. Osteomyelitis kronis
TENOSINOVITIS SUPURATIF
Level Kompetensi: 3B
Tenosynovitis adalah suatu peradangan yang melibatkan tendon
dan selubungnya yang mengakibatkan pembengkakan dan nyeri.
Keypoint :
q Nyeri jari tangan
q Riw. tertusuk pada sela sendi jari (port d’entry)
PF:
q tanda inflamasi
q Kanavels’ cardinal sign
Terapi :
antibiotik golongan sefalosporin
Analgesik PO
Tn Beni, usia 25 tahun datang ke poli RS dengan keluhan nyeri
pada pergelangan tangan kanannya akibat kecelakaan lalu lintas.
Pada pemeriksaan fisik pergelangan lengan kanan pasien
terdapat krepitasi, nyeri dan deformitas. Pemeriksaan tanda vital
didapatkan tekanan darah 1 1 0/80 mmHg, frekuensi nadi 9 0
kali/menit, pernafasan 20 kali/menit. Pada pemeriksaan radiologi
tampak patahan pada 1/3 proximal ulna dan dislokasi ulna ke
arah anterior dari os radius. Apakah diagnosa pasien ini?
a. Fraktur Monteggia
b. Fraktur Colles
c. Fraktur Smith
d. Fraktur Galeazzi
e. Fraktur Supracondyler
MONTEGGIA
Level Kompetensi: 3B
FRAKTUR RADIUS ULNA
DISLOKASI ULNA (-) DISLOKASI ULNA (+)
Fraktur Colles FRAKTUR SMITH GALEAZI MONTEGGIA
q Fraktur os radius q Fraktur os radius q Fraktur os radius q Fraktur os ulna
q pergeseran fragmen q pergeseran fragmen distal patahan ke q Dislokasi +/-
distal patahan ke arah arah VENTRAL
DORSAL q Deformitas= “House spade / garden
q Deformitas = “Dinner spadedeformity
fork deformity
Penanganan
q Resusitasi
q Management fraktur (Recognize, Reduction, Retention, Rehab)
q Analgesik
q Antibiotik profilaksis (k/p)
q Rujuk untuk operatif
Tn. Gabriel, berusia 44 tahun datang ke RS dengan keluhan utama
berupa nyeri di jempol kaki kanan sejak 2 hari ini. Pasien memiliki
kebiasaan makan sate kambing 2-3x/minggu. Pada pemeriksaan
tanda-tanda vital didapatkan TD 120/80 mmHg, HR 80x/mnt, RR
22x/mnt dan suhu 37C. Dari pemeriksaan fisik didapatkan MTP I
bengkak dan hangat. Pada pemeriksaan lab didapatkan asam urat
11,1 (normal 3,4-7,0 mg/dL). Apa etiologic yang menyebabkan
kasus di atas?
a. Proses autoimun
b. Proses infeksi
c. Proses degenerasi
d. Deposisi monosodium urat di sendi
e. Deposisi kristal calsium phosphate disendi
GOUT ARTRITIS
Level Kompetensi: 4A
Definisi ; Artritis gout adalah peradangan akut yang hebat pada Penatalaksanaan:
jaringan sendi disebabkan oleh endapan kristal-monosodium urat q Fase akut: Kolkisin, analgetik, kortikosteroid
Faktor Predisposisi: diet tinggi purin q Obat anti hiperuricemia Agen penurun asam urat tidak diberikan
saat serangan akut, kecuali sudah rutin diminum dari sebelum
Key Point : serangan)
q Demam, nyeri hebat q Golongan penghambat xantin oksidase : Allopurinol mulai 80
q Tanda inflamasi: eritema, hangat, bengkak, nyeri tekan, deformitas mg; kemudian bertahap dinaikkan sampai dosis max 800
sendi, dan tofus. mg/hari.
q Sendi yang paling sering terkena: tungkai bawah (sendi MTP 1) q Golongan Orikosurik: Probenesid, KI diuretik tiazid
(PODAGRA)
Pemeriksaan Penunjang:
q Awal : Kadar asam urat darah
q Gold standard Aspirasi cairan sendi: Kristal monosodium urat
berbentuk jarum.
Dan diwarnai dengan Briefringent negatif kuat (berwarna biru)
Klasifikasi: PODAGRA
Stadium Artritis Gout Akut Nyeri mendadak, bengkak, terasa hangat, merah dengan gejala sistemik berupa demam, mengigil
Stadium Interkritikal • Kelanjutan stadium akut, radang akut (-), aspirasi cairan sendi: Kristal urat
Stadium Artritis Gout Kronis • Tofi yang banyak dan terdapat poliartrikular/ Lokasi Tofi: cuping telinga, MTP-1, olekranon, tendon Achilles
dan jari tangan.
OA RA GOUT
Penatalaksanaan:
q Awal : NSAID : ibu profen 3x 400mg, kortikosteroid
q Definitif : DMARTS (menghambat sintesis DNA) : metotrexat
Ny. Lina, usia 45 tahun, datang dengan keluhan nyeri pada sendi lutut
yang semakin memberat ketika lama berjalan. Keluhan nyeri pada
lutut sudah dirasakan pasien sejak 1 tahun terakhir. Pada
pemeriksaan tanda-tanda vital didapatkan TD 120/80 mmHg, HR
82x/mnt, RR 22x/mnt dan suhu 37C. pada pengukuran IMT
didapatkan hasil obesitas. Hasil pemeriksaan foto genu didapatkan
celah sendi menyempit. Apakah kemungkinan diagnosis pada
pasien tersebut?
a. Osteoartritis
b. Osteoporosis
c. Rheumatoid artritis
d. Osteporosis
e. Gout
OSTEOARTRITIS (OA)
Level Kompetensi: 4A
Keypoint: Klasifikasi:
q Nyeri di didaerah lutut dan panggul (sendi penopang tubuh) q Grade 1 : Osteofit minmal
q Kaku sendi dipagi hari yang dialami < 30 menit q Osteofit, deformitas tulang, penyempitan celah sendi
q Diperberat dengan aktivitas q Osteofit, deformitas tulang, penyempitan celah sendi
Pemeriksaan Fisik : Sebagian
q Krepitasi q Celah sendi menghilang
q OA di sendi kecil (nodus Heberden, nodus bouchard)
Penatalaksanaan:
Clobetasol cream
Khoebner phenomenon
Candle Wax Sign
Auspitz Sign
Ny Shela, berusia 31 tahun datang ke praktek dokter dengan keluhan
keputihan. Keputihan sudah dialami selama 1 bulan ini, berwarna
putih keabuan , kental dan berbau amis. Diketahui pasien sering
menggunakan vaginal douche. Pemeriksaan fisik dalam batas normal.
Pada pemeriksaan inspekulo didapatkan eritem pada liang vagina,
sekret putih keabuan di daerah forniks dan anterolateral vagina. Pada
pemeriksaan apusan sekret didapatkan clue cell . Apa
penatalaksanaan yang tepat pada pasien tersebut?
a. Azitromisin 1 g, single dose
b. Ceftriaxone 150 mg IM single dose
c. Metronidazole 2 g, single dose
d. Metronidazole 2 x 500 mg ,selama 3 hari
e. Nistatin 100.000 IU, intravgina, 7 hari
BACTERIAL VAGINOSIS
Level Kompetensi: 4A.
Etiologi : Gardnella vaginalis
Faktor risiko: terjadi akibat gangguan PH vagina sehingga terjadi pergeseran flora normal
Key Point :
q Duh putih keabuan,
q berbau amis, terutama pasca coitus
q PH > 4,5
q tes amin (+),
q clue cell.
Pemeriksaan Penunjang :
q Test amin / whiff test dengan KOH bau amis
q Sediaan basah (larutan KOH 10%) Clue cell
Penatalaksanaan:
1st metronidazole 2 gram single dose
2nd metronidazole 2x500mg selama 7 hari
3rd klindamisin 2 x 300mg selama 7 hari
Tn Roni, berusia 25 tahun datang ke puskesmas dengan keluhan
muncul bintil-bintil berisi air sejak 1 hari lalu. Sebelumnya pasien
demam, lalu muncul merah-merah pada tubuhnya. Sebelumnya
anak pasien memiliki keluhan yang sama. Pada pemeriksaan fisik
didapatkan tekanan darah 120/80 mmHg, nadi 72 x/menit, suhu
36,5 0 C, napas 24 x/menit. Status dematologis: ditemukan
vesikomakulopustul pada regio thorakal. Terapi yang tepat
untuk diberikan adalah…
a. Prednison 3x20 mg 7 hari
b. Acyclovir 5x800 mg 7 hari
c. Acyclovir 3x400 mg 7 hari
d. Kloramphenikol 3x200 mg 5 hari
e. Kloramphenikol 5x500 mg 5 hari
VARICELLA/ CHICKENPOX
LEVEL KOMPETENSI: 4A
Etiology Varicella Zoster Virus Pemeriksaan Penunjang :
Predisposisi : A history of exposure to an infected contact . q Tzanck smear – Multinucleated giant cells
Transmission Inhalation of airborne respiratory droplets from a VZV
infected host, viral transmission may also occur through direct Th/
contact with these vesicles. Incubation periode Incubation q Edukasi hindari gesekan kulit agar vesikel tidak
period of 10-21 days pecah
q Hindari aspirin karena bisa menyebabkan Reye’s
q Keypoint: syndrome
q Prodrome of nausea, myalgia, anorexia, and headache q Tatalaksana suportif, parasetamol bila demam
q Ruam vesikel dasar eritema sesuai indikasi
q Nyeri, gatal , dimulai dari TENGAH ke seluruh tubuh q Asiklovir oral dewasa 5x800 mg/hari selama 7-10
q dewdrop on a rose petal atau tear drops (seperti tetesan embun) hari
q Dosis asiklovir anak 4x20 mg/kgBB (dosis maksimal
800 mg)
q Valasiklovir 3x1000 mg/hari selama 7 hari.
q Bedak salisil 2%
Tn Hugo, usia 40 tahun datang dengan keluhan gatal di lutut kiri.
Keluhan gatal dirasakan sejak 3 bulan ini, pasien bekerja sebagai
staff ahli dengan beban kerja yang banyak, pasien merasa cemas
akan tugasnya. Pada pemeriksaan fisik didapatkan tekanan
darah 120/80 mmHg, nadi 72 x/menit, suhu 36,5 0 C, napas 24
x/menit. Status dematologis: Likenifikasi dengan skuama,
tampak eritema. Apa tatalaksana yang tepat untuk pasien ini?
a. Berikan asam salisilat
b. Kortikosteroid cream
c. Antibiotik salep
d. Banyak mandi
e. Pemberian antihistamin sedatif
NEURODERMATITIS IRKUMSKRIPTA /LIKEN
SIMPLEKS KRONIS/LIKEN VIDAL
LEVEL KOMPETENSI: 3A
Definisi: Peradangan kulit yang bersifat kronis Th/
berulang qAntihistamin sedatif(A,1) : efek sedatif
Risk: Rangsangan pruritogenik dari alergi atau agar mengurangi sifat menggaruk
stress q Kortikosteroid : CLOBETASOL cream /
Keypoint; 4 jam
qPredileksi daerah yang mudah dijangkau
oleh tangan area lutut pasien , kulit kepala,
tengkuk, ekstremitas ekstensor
qpenebalan kulit akibat gesekan/garukan
berulang: likenifikasi
qukuran lentikular hingga plakat, kering dan
berskuama, sedangkan bagian tepi
hiperpigmentasi.
Ny Usi, berusia 21 tahun dating dengan keluhan terdapat luka
di sekitar kelaminnya, terasa panas dan nyeri. Awalnya luka
berupa gelembung seperti berisi air dan bergerombol. Pada
pemeriksaan fisik didapatkan tekanan darah 120/80 mmHg,
nadi 72 x/menit, suhu 36,5 0 C, napas 24 x/menit. Hasil
pemeriksaan tzank smear didapatkan sel datia berinti banyak.
Apakah etiologi pada penyakit tersebut diatas?
a. HPV tipe 6
b. H. Ducreyi
c. HSV tipe I
d. HSV tipe II
e. GardnellaVaginalis
HERPES GENITAL
Level Kompetensi: 4A
Risk : Riwayat free sex
Etiologi : HSV1(oral),
HSV2(genital)
Key Point :
qGejala prodromal
qVesikel / ulkus dasar eritema : nyeri daerah
genital/ area labial
qRisk (+)
Pemeriksaan penunjang :
Tzank test : sel datia berinti banyak
Tn Rasya, berusia 37 tahun datang ke poliklinik dengan
keluhan timbul luka pada kemaluan. Sebelumnya pasien ada
berhubungan dengan PSK sebanyak 3 kali. Dari pemeriksaan
vital sign fisik tekanan darah 120/80 mmHg, nadi 92 x/menit,
RR 20 x/menit, suhu 37,8 o C Pada pemeriksaan fisik
ditemukan adanya lesi soliter pada glands penis, tidak nyeri,
indurasi (+), luka bersih, tepi rata. Penyebab yang paling
tepat pada pasien diatas adalah?
a. H. Ducreyi
b. Treponema pallidum
c. Poxvirus
d. Trikomonas
e. N. Gonorhea
ULKUS DURUM SIFILIS STADIUM I
Level Kompetensi: 4A
Risk : Riwayat free sex
Etiologi : Treponema pallidum
Key Point :
q limfadenopati generalisata persisten
q Ulkus pada kemaluan soliter, dasar bersih, tidak nyeri,
hilang/sembuh sendiri
Klasifikasi :
Sifilis Stadium I ulkus durum , limfadenopati generalisata
Sifilis Stadium II:
q makulopapular diseluruh tubuh
q masa dikemaluan permukaan halus, rata(kondiloma lata)
SiSifilis Stadium III
Penatalaksanaan :
q Gumma destruksi jaringan (sifilis kardiovaskular mengenai katup
1st benzatin penisilin
jantung, neurosifilis : encepalitis)
2nd eritromisin 4 x 500 mg selama 15 hari (ibu hamil)
Pemeriksaan penunjang :
Doksisiklin 2 x 100 mg selama 30 hari (tidak hamil)
Indirect
1. VDRL (Skrining)
2. TPHA (diagnosis)
Direct :
q Direct field microscopy bakteri bentuk spiral
Ny Mirna, berusia 43 tahun datang ke dokter poliklinik RS dengan keluhan
muncul bercak pada wajah sejak 1 tahun yang lalu. Bercak berwarna
keputihan tidak gatal namun semakin bertambah banyak pada alis, pipi
dan dagu. Tanda vital tekanan darah 130/80 mmHg, nadi 75 x/menit, RR
20 x/menit, suhu 37 o C. Pada pemeriksaan tampak makula depigmentasi
multipel batas tegas, simetris, dan tidak berskuama. Pada wood lamps
didapatkan berpendar blue-white. Apa diagnosis pasien ini yang
sesuai?
a. Pitiriasis alba
b. Pitiriasis versicolor
c. Vitiligo
d. Lichen sclerosus
e. Hipopigmentasi post inflamasi
VITILIGO
LEVEL KOMPETENSI: 3A.
Definisi: Hipomelanosis idiopatik ditandaidengan makula putih yang dapat meluas
mengenai bagian tubuh yang memiliki melanosit (kulit, rambut, mata)
Predileksi : Area ekstensor tulang (jari, periorifisial sekitar mata, mulut dan hidung,
tibialis anterior, dan pergelangan tangan bagian fleksor) – Lesi bilateral bisa simetris
atau asimetris – Area traumatic
Keypoint :
q Makula depigmentasi berbatas tegas
q Tepi lesi bisa meninggi, eritema dan gatal disebut inflamatoar
q Lampu wood: bright blue-white fluorescence dan berbatas tegas
q Pemeriksaan histopatologi - Pemeriksaan Hematoksilin Eosin (HE) tidak
ditemukan sel melanosit
Tatalaksana :
Topikal : Kortikosteroid topical / Calcineurin inhibitor (takrolimus, pimekrolimus)
Fotokemoterapi: Kombinasi psoralen dengan phototherapy ultraviolet A (PUVA)
Nn Marimar, berusia 20 tahun datang ke Klinik dengan keluhan
muncul jerawat pada wajahnya yang telah membuat pasien tidak
percaya diri. Jerawat juga ada sedikit di bagian bahu dan leher. Tanda
vital tekanan darah 110/70 mmHg, nadi 75 x/menit, RR 20 x/menit,
suhu 37 o C Pada pemeriksaan dermatologi ditemukan papul disertai
pustul berjumlah 20, komedo hitam 30. Tidak ditemukan adanya
nodul/kista. Apakah tatalaksana yang paling tepat diberikan pada
pasien?
a. Retinoid topikal
b. Isotretinoin Oral
c. Retinoid Topikal + Kortikostreoid Topikal + Antibiotik Oral
d. Retinoid topikal + antibiotic topical + Antibiotik Oral
e. Azelaic Acid / As. Salisilat
ACNE VULGARIS
Level Kompetensi: 4A
Etiologi : Propionibacterium Acne
Key Point :
q Komedo : closed (‘whiteheads’) open (‘blackheads’).
q pustul/papul,
q Nodul
Klasifikasi
Derajat Komedo Papul/pustule Nodul
Ringan <20 <15 -
Sedang 20-100 15-50 <5
Berat /conglobate >100 >50 >5
Penatalaksanaan:
Ringan : (hanya topikal)
q komedo : as.retinoat topical
q Pustul/papul : as.retinoat topical 0,01-0,1% + topical Antibiotik (klindamisin salep)
Sedang :
q as.retinoat topical + Antibiotik PO (Doksisiklin 50-100mg PO 2x1) min 6-8 mgg , max 18 mgg
Berat : Rujuk
An. Cempaka, berusia 12 tahun datang dibawa ke dokter umum
karena timbul benjolan seperti kutil kecil-kecil ditangan kanan dan kaki
sejak 2 bulan yang lalu. Saat ini, makin bertambah banyak, tidak
disertai nyeri. Riwayat alergi dan trauma sebelumnya disangkal. Dari
pemeriksaan vital sign nadi 92 x/menit, RR 20 x/menit, suhu 37,8 o C.
Pada pemeriksaan dermatologi ditemukan papul multiple, diameter 0.1
-1 cm, permukaan berjonjot dipunggung dan jari tangan dan kaki.
Apakah diagnosis yang sesuai untuk pasien kondisi diatas?
a. Xantelasma
b. Lichen planus
c. Xanthoma
d. Molluscum kontangiosum
e. Veruka vulgaris
VERUKA VULGARIS
Level Kompetensi: 4A
Definisi: hiperplasi epidermis akibat pertumbuhan epithel Nama berdasarkan lokasinya
yang disebabkan oleh Human Papilloma Virus (”kutil” atau q Verruca Vulgaris (Common Warts)
”Warts”) dengan predileksi khususnya di
Etiologi : HPV 2, 4 ekstremitas bagian ekstensor (paling
sering sub tipe HPV 2 dan 4)
Keypoint : q Verruca Plantaris (Plantar
q papul verukosa yang keratotik, kasar, dan bersisik. Warts/myrmecia) dengan predileksi
q Lesi dapat berdiameter kurang dari 1 mm hingga lebih pada telapak kaki (paling sering HPV
dari 1 cm dan dapat berkonfluens menjadi lesi yang lebih tipe 1)
lebar. Verruca Plana (Flat Warts)
q Predileksi pada jari, punggung tangan maupun kaki. q dengan predileksi pada muka dan
Pemeriksaan Penunjang : leher Akibat HPV tipe 3 dan 10
Asam asetat : asetowhite (+) q Biasanya tidak dijumpai parakeratosis
Biopsi kulit: akantosis, hiperkeratosis, papilomatosis, dan rata
rete ridges memanjang mengarah ke medial Condyloma Accuminata(Genital Warts)
q (HPV tipe 6 & 11)
Tatalaksana :
q Higienitas, menghindari kontak langsung
1st Kauterkimia KI bumil
Asam salisilat 10%, 20%, 40%
2nd Kautermekanik Indikasi Bumil
Ny Sima, usia 24 tahun datang ke RS dengan keluhan bercak
kemerahan, keunguan, dan lepuh pada seluruh tubuh sejak 2 hari
yang lalu. Mata kemerahan, bibir pecah pecah, dan nyeri tenggorokan.
1 minggu yang lalu pasien kejang-kejang dan diberi carbamazepin.
Dari pemeriksaan vital sign tekanan darah 110/70mmHg, nadi 92
x/menit, RR 20 x/menit, suhu 37,oC. Status dermatologikus ditemukan
makula dan plak eritema, vesikel, bula kendur, erosi dan krusta
pada seluruh tubuh generalisata. Mata konjungtivitis dan krusta pada
bibir. Tanda nikolsky + dan epidermolisis 40%. Apakah diagnosis
kasus tersebut?
a. Epidermolisis bulosa
b. SJS
c. TEN
d. Pustulosis eksantematosa
e. Lupus eritematosa bulosa
TEN
LEVEL KOMPETENSI: 3B
Steven Johnson Syndrome (SJS) Toxic Epidermolisis Necrosis
Etiologi : Mengkonsusmsi obat-obatan hipersensitivitas Etiologi : Mengkonsusmsi obat-obatan
tipe 2 (tidak terjadi epidermolisis) Keypoint:
Keypoint: q Ruam > 30 %
q Ruam < 10 % q EPIDERMOLISIS (bula kendur)
q Kelaianan kulit macula eritema dengan bula kendur, q Lesi target (-)
purpura, lesi target q Onikolisis
q Nikolsky sign (+) q Nikolski sign (+)
q Kelainan mukosa : bibir, genital, Kelainan mata : q Tahap lanjut dari SJS
konjungtivitis
Penatalaksanaan: Penatalaksanaan:
q RESUSITASI q RESUSITASI
q Methyl prednisolone injeksi 1,5-2 mg kg/bb q Kortikosteroid dosis tinggi
q Dexametason inj 0.15-0.2 mgkgbb q Stabil ? rujuk
q Stabil ? rujuk
Komplikasi
Komplikasi glomerulonephritis, ATN, GGA
Bronkopneumonia
Tn Romi, usia 25 tahun datang dengan keluhan adanya luka
di kemaluannya sejak 3 hari yang lalu. Luka disertai nyeri.
Diketahui pasien sering berganti-ganti pasangan seksual.
Dari pemeriksaan vital sign fisik tekanan darah 120/80
mmHg, nadi 92 x/menit, RR 20 x/menit, suhu 37,8 o C. Pada
pemeriksaan efloresensi ulkus multiple dengan dasar kotor,
indurasi (-). Apakah penyebab paling tepat kasus diatas?
a. Haemophilus ducreyi
b. Treponema pallidum
c. Poxvirus
d. Trikomonas
e. HPV tipe 11
ULKUS MOLLE
Level Kompetensi: 3A
Risk : Riwayat free sex
Etiologi : Haemophylus ducrey
Key Point :
q Ulkus pada kemaluan
q Dasar kotor
q Tepi tidak rata
q Bergaung Ulkus molle
q Multiple
q Nyeri
q Pembesaran KGB
Pemeriksaan penunjang :
Pewarnaan Gram basil gram negative yang tersusun seperti kereta
(schools of fish)
Th/
1st Siprofloxacin 2 x 500mg – 3 hari
schools of fish
2nd Azitromisin 1 gr PO SD
Seorang pasien mengalami kecelakaan lalu lintas yaitu jatuh dari
sepeda motor. Akibatnya dia mengalami Patah tulang tertutup
secara segmental pada tulang betis kanan. Dokter menyarankan
pasien untuk operasi pemasangan pelat tulang secara ORIF
agar tidak terjadi malunion. Prinsip apakah yang dilakukan
oleh dokter untuk mengambil keputusan dalam
penanganan pasien tersebut?
a. Justice
b. Honesty
c. Autonomy
d. Non Maleficience
e. Beneficence
BENEFICIENCE
KAIDAH DASAR MORAL
BENEFICIENCE AUTONOMY
q Dokter melakukan segala upaya untuk kesembuhan pasien q Setiap individu (pasien) harus diperlakukan sebagai manusia yang
q Memberikan obat tepat indikasi, dosis memiliki otonomi (hak untuk menentukan nasib sendiri), hal ini sesuai
dengan prinsip autonomy.
q Melakukan prosedur medik sesuai SOP
q Setiap manusia yang otonominya berkurang atau hilang perlu
q Selain menghormati martabat manusia, dokter juga harus mendapatkan perlindungan.
mengusahakan agar pasien yang dirawatnya terjaga keadaan q Tell the truth, hormatilah hak privasi orang lain, lindungi informasi
kesehatannya (patient welfare). konfidensial, mintalah consent untuk melakukan intervensi diri pasien,
q Pengertian ”berbuat baik” diartikan bersikap ramah atau bantulah membuat keputusan penting. tidak berbohong kepada
menolong, lebih dari sekedar memenuhi kewajiban pasien dan mengatakan apa adanya karena merupakan hak pasien untuk
mengetahui apa yang terjadi pada dirinya,
Kasus di atas adalah pengambilan keputusan dalam keadaan
tidak gawat darurat, dimana dokter menyarankan terapi terbaik
bagi pasien untuk kualitas hidup pasien ke depannya, sehingga
dipilih beneficience.
INTERVAL COLLATERAL
q Pelimpahan sepenuhnya kepada q menyerahkan wewenang dan tanggungjawab penanganan
SATU DOKTER konsultan untuk penderita hanya untuk satu masalah kedokteran khusus saja.
jangka waktu tertentu
q Selama Jangka Waktu itu dokter
primer TIDAK ikut campur
CROSS SPLIT
q menyerahkan wewenang dan q menyerahkan wewenang dan tanggungjawab penanganan
tanggungjawab penanganan penderita sepenuhnya kepada beberapa dokter konsultan, dan
penderita sepenuhnya kepada selama jangka waktu pelimpahan wewenang dan tanggungjawab
tersebut dokter pemberi rujukan tidak ikut campur.
dokter lain untuk selamanya.
Sebuah daerah memiliki tingkat prevalensi TB yang tinggi.
Oleh karena hal tersebut Puskesmas berencana
mengadakan surveillans aktif untuk TB dengan menggunakan
Tes Cepat Molekuler ke rumah-rumah penduduk, Sayangnya
puskesmas tersebut kekurangan alat, sehingga puskesmas
meminta dinas kesehatan untuk menyediakan alat.
Termasuk rujukan apa kasus ini?
a. Rujukan spesimen
b. Rujukan kasus
c. Rujukan ilmu pengetahuan
d. Rujukan sarana
e. Rujukan operasional
RUJUKAN SARANA
Jenis Rujukan Dalam Puskesmas
Rujukan upaya kesehatan perorangan
Rujukan kasus Rujukan bahan/ specimen Rujukan ilmu pengetahuan
untuk keperluan diagnostik, pemeriksaan laboratorium klinik yang Rujukan ilmu pengetahuan antara lain
pengobatan, tindakan operasi dan lebih lengkap dengan mendatangkan atau mengirim
lain– lain tenaga yang lebih kompeten atau ahli
untuk melakukan tindakan, memberi
pelayanan, ahli pengetahuan dan
teknologi dalam meningkatkan kualitas
pelayana
Rujukan upaya Kesehatan masyarakat
Rujukan sarana Rujukan tenaga Rujukan operasiona
berupa bantuan laboratorium dan Rujukan tenaga dalam bentuk dukungan berupa obat, vaksin, pangan pada saat
teknologi kesehatan tenaga ahli untuk penyidikan, sebab dan terjadi bencana, pemeriksaan bahan
asal usul penyakit atau kejadian luar biasa (spesimen) bila terjadi keracunan
suatu penyakit serta penanggulangannya massal, pemeriksaan air minum
pada bencana alam, dan lain – lai penduduk dan sebagainya
Dokter Reno, sedang melakukan survey lapangan. Dokter itu
mengunjungi rumah seorang laki laki bernama tuan A, 66
tahun. Laki-laki itu tinggal di rumah tersebut bersama seorang
Istri pasien dan lima orang anaknya yang belum menikah.
Pasien mengatakan kalau sebenarnya pasien sudah menikah
sebanyak lima kali, tapi yang empat awal sudah meninggal
dan tidak memiliki anak dari 4 istri sebelumnya tersebut.
Bentuk keluarga pasien ini adalah...
a. Keluarga orang tua tunggal
b. Keluarga tinggal bersama
c. Keluarga extended
d. Keluarga komposit
e. Keluarga inti
KELUARGA INTI
TIPE KELUARGA
NUCLEAR FAMILY EXTENDED FAMILY BLENDED FAMILY ATAU STEP
q Keluarga inti dlm 1 rumah q Keluarga besar dlm 1 rumah FAMILY
q Keluarga yang terdiri dari q Ayah, ibu , anak, mertua, bibi, dll q Jika ada salah satu pihak yang
suami, istri serta anak-anak bersifat “tiri” (tdk ada hub
kandung. darah)
q Ayah kandung, ibu tiri, anak
kandung dari ayah dll