Anda di halaman 1dari 46

1.0 Application.

Alat Laterolog direkayasa untuk mengukur resistivitas


batuan yang dibor dengan salty mud atau lumpur yang
sangat conduktif serta dipakai untuk mendeteksi zona
zona yang mengandung hidrokarbon.
Dengan memakai rumus Archie seperti berikut, dapat
dihitung besar saturasi air yang ada dalam pori-pori batu
an dan dengan demikian juga saturasi hidrokarbon.
Swn = a/ m . Rw/Rt
dimana:
Rt = resistivitas batuan dalam uninvaded zone
Rw = resistivitas air formasi
 = porositas batuan
Sw = water saturation (prosentase air dalam poripori)
n = 2 saturation exponent
m= 2 cementation exponent
a = saturation factor
F= a/ m formation resistivity factor
2.0 THEORY OF MEASUREMENT

Sebagian besar log resistivitas melakukan pengukuran


terhadap volume batuan sebesar 10 ft3 sampai 100 ft3
sekitar sonde (kecuali log micro-resistivity yang hanya
mengukur volume sebesar beberapa inci kubik dekat
dinding sumur).

Resistance (R-ohms) berhubungan dengan arus (I-amp)


dan voltage (V-volts) menurut hukum Ohm sbb:

V = IR
Resistivity = RA/L= k R = k V / I
R = resistance
A = penampang
L = panjang
k = konstan geometris

Konduktivitas berbanding terbalik dengan


resistivitas, dan punya satuan mmhos.
Sonde pada alat resistivity ini memiliki elektroda pe-
nyangga (bucking electrode) untuk memfokuskan arus
survey dan memaksanya mengalir dalam arah yang te
gak lurus terhadap sonde.
Arus yang terfokuskan ini memungkinkan pengukuran
dilakukan pada batuan dengan arah yang lebih pasti.

Ini merupakan perbaikan terhadap pengukuran yang me


makai arus yang tidak ter-focus, yaitu alat ES (Electrical
Survey) yang terdahulu, dimana arus survey lebih suka
mengalir dalam lumpur karena resistivitas lumpur yang
lebih rendah dari resistivitas batuan.
Dalam alat Laterolog dipancarkan arus dari elektroda
penyangga (A1 dan A1*) dan dari elektroda arus
survey (Ao) dengan Power yang konstan.

Elektroda M1-M2 dan pasangan mereka M1*- M2* dina-


makan elektroda monitor, tugasnya memantau potensial
Ao dan potensial A1- A1* supaya tetap sama.
Hal ini mencegah arus survey memasuki elektroda pe-
nyangga, dan dengan demikian arus survey ini dipaksa
masuk tegak lurus kedalam batuan.

Potensial elektroda monitor berubah sesuai dengan vari


asi perubahan resistivitas batuan.
Dengan merubah jarak antara elektroda arus survey
dengan elektroda pengembalian arus, maka dapat diru -
bah kedalaman penetrasi (depth of penetration).

LLS (shallow laterolog) punya elektroda pengembalian


arus yang tidak jauh letaknya dari elektroda arus survey
(lihat figure 2).

LLD (deep laterolog) punya elektroda pengembalian


arus dipermukaan tanah (figure 3), sehingga arus survey
mengalir jauh kedalam batuan.
Figure 8 dan 9 memperlihatkan prosentase sinyal yang
diterima oleh alat pada berbagai jarak kedalam batuan.

100% sinyal MSFL berasal dari 10 inci pertama.


50% sinyal LLD berasal dari 90 inci pertama, sisanya
berasal dari daerah yang lebih dalam dari 90 inci, de –
ngan demikian punya “depth of investigation” yang lebih
dalam dibandingkan dengan LLS dan MSFL.

Depth of investigation ditentukan pada titik 50%.


2.1 Depth of Investigation and Vertical Resolution
3.0 C ALIBRATION
Alat laterolog tidak memerlukan “master calibration” se-
perti alat Induction.

Disini dilakukan “internal resistance check” sebelum dan


sesudah survey, untuk meyakinkan bahwa alat bekerja
dengan sempurna selama survey.

Sebelum alat dimasukkan kedalam sumur, sebuah test


box dipakai dipermukaan untuk pemeriksaan accuracy
alat ini dengan reference harga resistor tertentu dalam
test box tadi.
4.0 LIMITATION/OPERATION/PRESENTATION
4.1 Limitation.
Alat Laterolog dipakai untuk survey dalam sumur berisi
lumpur ber-resistivitas rendah serta dalam batuan yang
resistivitasnya tinggi.

Lumpur ber-resistivitas rendah memberi pengaruh yang


minimal terhadap pengukuran resistivity batuan karena
harga harga pengukuran dijumlahkan secara series/ber-
urutan
Alat Laterolog dapat secara akurat mengukur resistivitas
batuan dalam kisaran 0.2 – 40000 ohmm.
Alat Laterolog dianjurkan dipakai bila persyaratan
berikut terpenuhi:
1. Ratio Rmf/Rw < 2.5
2. Bila resistivitas batuan lebih dari 200 ohmm.
3. Bila ketebalan lapisan kurang dari 10 feet.

Bila harga porositas ada dibawah garis Rw tetapi ratio


Rmf/Rw masih diatas 2.5, arus eddy /foucault dari alat
induction tidak terbentuk dalam batuan sehingga alat
induction tidak dapat mengukur dengan sempurna.
Oleh karena itu harus dipakai alat Laterolog.
Delaware and Groningen Effects:
Efek Delaware ditimbulkan oleh adanya lapisan yang re
sistivity-nya sangat tinggi (biasanya lapisan anhydrite
yang tebal) diatas alat Laterolog.

Efek ini muncul dari ketika bridle memasuki lapisan


yang resistif tadi sampai alat laterolog sendiri memasuki
lapisan tadi. Efek ini menaikkan harga resistivity batuan
sampai kira kira 10 kali dari harga sebenarnya.

Arus survey yang kembali ke elektroda pengembalian,


yang terletak di bridle, sangat ter-distorsi oleh lapisan
yang ber-resistivity tinggi tadi.
Untuk mengatasi efek ini, arus survey dikembalikan ke
elektroda yang ditanam di permukaan tanah.

Cara ini menghilangkan Efek Delaware, namun muncul


efek kecil yang dinamakan “anti Delaware effect” dima-
na resistivitas dibawah lapisan ber-resistivitas tinggi
menjadi sedikit lebih rendah dari harga sebenarnya.

Masalah ini diminimalkan dengan memakai cable armor


sebagai elektroda reference dalam pengukuran poten -
sial
Efek Groningen serupa dengan efek diatas, bedanya
arus yang kembali disini mulai ter-distorsi ketika tool
housing memasuki lapisan ber-resistivitas tinggi.
Kurva LLG (Laterolog yg mengalami Groningen effect)
dan kurva LLD akan terpengaruh pada kedalaman yang
berbeda bila efek Groningen ini terjadi.
Groningen effect.
Suatu efek serupa dengan efek Delaware timbul pada
kurva LLD dan pertama kali teramati ketika melakukan
survey di lapangan Groningen, Belanda.
Efek ini muncul kira kira 100 feet dibawah lapisan tebal
yang sangat resistif.

Arus survey dan arus penyangga mengalir melalui


kolom lumpur karena tidak bisa melewat lapisan tadi.
Akibatnya resistivitas batuan menjadi lebih tinggi dari
yang seharusnya.
4.2 Operation.
Logging speed mampu mencapai 3000 ft/hr namun
biasanya survey dilakukan pada 1800 ft/hr bila dikom-
binasi dengan alat logging yang lain, misalnya MSFL
dan GR.
Sebuah elektroda ditenggelamkan dalam kolam lumpur
sebagai reference dan sebagai elektroda pengembalian
arus pengukuran deep laterolog. Elektroda ini disebut
“Laterolog fish”; ia harus dipasang ditempat yang jauh
dari aliran fluida. Pada waktu alat dioperasikan, sonde
tidak boleh disentuh.
Laterolog harus “centered” dalam sumur 8.5”, atau “ec-
centerd dalam sumur lebih dari 8.5”
4.3 Presentation

• Deep laterolog disajikan dalam lajur 3-4, skala


logaritmik sebagai garis tipis putus putus dengan
mnemonic LLD
• Shallow laterolog disajikan dalam lajur 3-4, skala
logaritmik sebagai garis dotted dengan mnemonic LLS
• Microresistivity disajikan dalam lajur 3-4, skala
logaritmik sebagai garis solid dengan mnemonic
MSFL.

Skala logaritmik biasanya dalam 4 cycle : 0.2 – 2000


ohmm.
5.0 TOOL COMBINATIONS
Alat Laterolog dapat dipakai survey sendirian, tapi biasa-
nya dikombinasikan dengan alat Sonic dibawahnya dan
alat Gamma Ray diatasnya.
Log resistivitas biasanya merupakan log pertama dalam
survey sumur “open hole” karena harganya yang lebih
murah dari log log lain. Biasanya di-centered-kan
dalam sumur; dan tidak perlu sumber radioaktif.
5.1 Tipe tipe alat:
DLT – Standard Dual Laterolog tool, melakukan pengu-
kuran deep dan shallow laterolog.
ARI – Azimuthal Resistivity Tool. Menghasilkan 12 kurva
Laterolog dengan arah. Deep dan shallow laterolog.
6.0 Log Quality Control/Interpretations/Corrections

6.1 Log Quality Control/Interpretations


Adanya permeability secara kwalitatif dapat ditunjukkan
oleh saparasi antara kurva kurva LLD, LLS dan MSFL.
MSFL bekerja di flushed zone, LLS di transition zone
dan LLD di uninvaded zone.
Profile MSFL<LLS<LLD harus selalu terlihat dalam log
Laterolog dimuka batuan yang permeabel.
Dimuka batuan yang non-permeabel, ketiga kurva akan
overlay satu sama lain.
Ketiga kurva harus saling mengikuti dan “on depth”.
Hasil pengukuran resistivitas batuan merupakan fungsi
dari:
1. Resistivitas air formasi
2. Perubahan litologi
3. Perubahan porositas
4. Perubahan resistivitas mud flitrate, yang sering
terjadi bila ada perubahan lumpur dalam “logging
suite” yang berbeda.

Matrix batuan dan hidrokarbon tidak menghantarkan


arus listrik sehingga punya resistivitas sangat tinggi.
Rule of thumb: bila LLD>LLS>MSFL maka terindikasi
adanya hidrokarbon.
Kurva resistivitas dapat dipakai sebagai indikator prosen
tase clay dalam batuan, VRT:
(Rsand – Rt)
VRT = ------------------------ x 4 Rclay/Rt
(Rsand – Rclay)

VRT biasanya cenderung terlalu tinggi, kecuali kalau


terdapat batuan yang ber-resistivity tinggi.

Karena clay bersifat konduktif, dengan harga Rsand


yang minimal akan didapatkan harga VRT 100%
6.2 Environmental Corrections.
Pengukuran resistivitas uninvaded zone Rt dipengaruhi
oleh 3 elemen: resistivitas mud, resistivitas invaded
zone dan resistivitas lapisan tetangga.
Resistivitas uninvaded zone Rt selalu lebih tinggi dari
pada LLD dan LLS.
Resistivitas mud, invaded zone dan uninvaded zone ter-
susun secara series.
Fig. 13 memperlihatkan rangkaian listrik sederhana yang
menggambarkan Rm, Rxo dan Rt. Karena survey Late
rolog dilakukan dalam salty mud maka kontribusi Rm
dan Rxo lebih kecil dari Rt. Pengaruh Rm dan Rxo harus
dihilangkan untuk mendapatkan harga true Rt.
Koreksi koreksi berikut harus dilakukan, menurut urutan
seperti diperlihatkan disini:

1. MSFL borehole corrections (fig.14)


2. Borehole corrections – terhadap resistivitas lumpur
dan borehole size (fig.15)
3. Bed thickness corrections (fig.16)
4. Invasion corrections – terhadap invasi mud filtrate
(fig. 17)
Fig.15 Laterolog Borehole Correction Chart
Fig.16: Laterolog Thin Bed Correction Chart
Fig. 17: Laterolog Invasion Correction Chart
6.3 Associated mnemonics.
6.4 Log Reading.

Harga resistivitas tergantung pada banyaknya air forma


si dalam ruang poripori serta salinitas air tadi.
Matrix batuan serta hidrokarbon tidak menghantarkan
arus listrik sehingga harga resistivitasnya sangat tinggi
(infinite). Penurunan resistivitas batuan disebabkan
karena adanya air yang konduktive dan shales yang
juga konductive dalam batuan.
Alat laterolog dapat secara akurat mengukur resistivitas
dari 0,2 sampai dengan 40 000 ohmm.

Anda mungkin juga menyukai