Anda di halaman 1dari 7

Lingkungan lubang bor dan pengaruhnya terhadap log resistivity

Muhammad Taufik Qurochman

10019010

Petroleum Engineering
I. PENDAHULUAN

Logging adalah bagian terpenting dari proses pemboran dan penyelesaian sumur serta mutlak
untuk mendapatkan data log yang lengkap dan akurat. Logging merupakan suatu pekerjaan merekam
sifat-sifat fisik batuan reservoir dengan cara memasukkan suatu alat ke dalam lubang bor menggunakan
wireline. Prosedur pekerjaan well logging dimulai dengan mengatur letak kendaraan logging segaris
dengan sumbu sumur dan membuka label logging.

Resistivity log adalah alat logging yang mengukur ketahanan batuan formasi dan fluida pengisi
pori batuan dalam menghantarkan arus listrik. Resistivitas formasi diukur dengan cara mengalirkan arus
listrik ke formasi dan dicatat seberapa besar hantaran arus listrik yang kembali (diterima oleh receiver)
akibat tahanan yang dimiliki material batuan. Sebagai contoh, batuan formasi dengan fluida pengisi pori
berupa hidrokarbon akan memiliki resistivitas yang besar karena minimnya ion penghantar arus listrik
pada unsur hidrokarbon.

Perangkat logging pertama yang pernah dirancang dibuat untuk mengukur resistivitas formasi. Itu
adalah modifikasi dari perangkat yang sebelumnya digunakan untuk mendeteksi anomali resistivitas
bawah tanah yang terkait dengan fitur geologis atau konsentrasi bijih logam. Sebuah sumber tegangan
mengirimkan arus melalui tanah antara dua elektroda jarak jauh. Penurunan tegangan antara dua
elektroda lain yang berjarak lebih dekat digunakan sebagai ukuran resistivitas tanah.

Metoda resistivity logging ini dilakukan karena pada hakekatnya batuan, fluida dan hidrokarbon
di dalam bumi memiliki nilai resistivitas tertentu. Berikut contohnya:
II. ISI

Didalam pengukuran resistivity log, biasanya terdapat tiga jenis ‘penetrasi’ resistivity, yakni
shallow (borehole), medium (invaded zone) dan deep (virgin) penetration. Perbedaan kedalaman
penetrasi ini dimaksudkan untuk menghindari salah tafsir pada pembacaan log resistivity karena mud
invasion (efek lumpur pengeboran) dan bahkan dapat mempelajari sifat mobilitas minyak.

Pengaruh borehole pada pengukuran Meskipun kami ingin log menjadi pengukuran langsung dari
formasi, respon log selalu dipengaruhi oleh kehadiran sumur-bore, dan tertentu dekat fenomena lubang
yang terkait dengan pengeboran sumur. Masalah operasional juga dapat ditimbulkan oleh suhu. dan
tekanan di dalam sumur.

Untuk mengantisipasi pressure (e.g. pore pressure), saat pengeboran biasanya dipompa oil based
mud atau water based mud. Sebagai contoh, jika kita menggunakan water based mud (resistivity rendah)
sebagai lumpur pemboran, kemudian lumpur tersebut meng-invasi reservoir yang mengandung minyak,
maka kita akan mendapatkan profil deep penetration resistivity lebih tinggi daripada shallow-medium
penetration resistivity. Jika medium penetration dan deep penetration mirip (tidak ada efek invasi), maka
situasi ini mengindikasikan minyak didalam reservoir tersebut sangat susah untuk mobile (hal ini kurang
bagus dalam production). Gambar di bawah menunjukkan perbedaan zona borehole (lumpur), invaded
dan virgin zone.

Gambar 1. menunjukkan perbedaan zona borehole (lumpur), invaded dan virgin zone
Akibat adanya tekanan ini akan menyebabkan terbentuknya kerak lumpur bor kedalam lapisan permeabel
sehingga di dalam lapisan tersebut terdapat tiga zona infiltrasi yaitu :

1. Zona Terinvasi (Flushed Zone) Merupakan zona infiltrasi yang terletak paling dekat dengan lubang
bor serta terisi oleh filtrat lumpur yang mendesak kandungan semula (seperti gas, minyak,
maupun air). Air formasi atau hidrokarbon yang terdapat pada formasi terdesak kedalam oleh
filtrat lumpur pemboran. Daerah ini disebut daerah terinvasi dengan tahanan jenisnya dan
kejenuhan airnya
2. Zona Peralihan (Transition Zone) Merupakan zona infiltrasi yang lebih dalam dari zona terinvasi,
dimana dalam zona ini ditempati oleh campuran dari filtrat lumpur dengan kandungan semula.
Karena zona ini posisinya semakin jauh dari lubang bor maka semakin berkurang filtrasi dari
lumpur pemboran.
3. Zona Tidak Terinvasi (Uninvaded Zone) Merupakan zona yang terletak paling jauh dari lubang bor,
dimana dalam zona ini seluruh pori batuan terisi oleh kandungan semula dan sama sekali tidak
dipengaruhi oleh adanya air filtrat lumpur.

Gambar 2. Zona Zona Infiltrasi


Apapun perangkat yang digunakan untuk mengukur resistivitas formasi, ada elemen umum yang
berkonspirasi untuk mengacaukan aktivitasnya. Ini adalah efek dari:

1. Lubang bor itu sendiri


2. Tempat tidur tetangga
3. Invasi filtrat lumpur

Meskipun perangkat pengukuran resistivitas modern mewakili peningkatan yang cukup besar atas log
listrik asli yang tidak fokus, masih ada banyak ruang untuk pengembangan lebih lanjut. Oleh karena itu,
ketika menggunakan log resistivitas, analis harus selalu ingat bahwa perangkat yang digunakan untuk
menghasilkan log tidak sempurna dan pengukuran yang ditampilkan pada log adalah gabungan dari empat
faktor (Rs, Rt, Rm, dan Rxo).

Gambar 3. Faktor mempengaruhi resistivitas


Lihat respon pada interval reservoir-batupasir (low gamma ray, low SP), besaran nilai resistivitas
untuk ketiga jenis penetrasi ini menunjukkan nilai yang tinggi yakni > 100 Ohm-meter yang menunjukkan
bahwa reservoir tersebut mengandung hidrokarbon. Selanjutnya, terlihat bahwa shallow resistivity lebih
tinggi dari medium dan medium lebih tinggi dari deep penetration.

Gambar 4. respon resistivity log untuk shallow, medium dan deep penetration
Daftar Pustaka

➢ Bateman M. Richard. 2012. Openhole Log Analysis and Formation Evaluation. 222 Palisades Creek
Drive Richardson, TX 75080-2040 USA
➢ http://ensiklopediseismik.blogspot.com/2009/02/resistivity-logging.html Diakses pada 21
Oktober 2021
➢ SERRA, 0. & L. (2004) -Well Logging - Data Acquisition and Applications

Anda mungkin juga menyukai