Anda di halaman 1dari 25

Analisis

spasial pada
layanan
kesehatan
Analisis spasial ??
• Analisis spasial merupakan komponen kunci dalam penggunaan GIS
yang efektif dalam Layanan kesehatan untuk eksplorasi data,
pengujian hipotesis, dan pemodelan.

https://www.tandfonline.com/doi/abs/10.1080/15420353.2011.599768#.X-knxKRs6hQ.link
• 1. Dari analisis tetangga terdekat fasilitas pelayanan kesehatan
masyarakat di kota Blitar memiliki pola sebaran yang acak atas dasar
perhitungan yang menghasilkan nilai rasio Nearest Neighbor 1,595.
Pola persebaran acak tersebut disebabkan penempatan lokasi
fasilitas kesehatan yang berada di tengahtengah lingkungan
permukiman masyarakat, sehingga diharapkan dapat dijangkau
dengan mudah olah masyarakat
• 2. Dari analisis hubungan luas jangkauan fasilitas kesehatan dengan
jumlah pengunjung yang dilakukan dengan analisis korelasi
didapatkan hasil korelasi yang kuat dan searah yang berarti semakin
luas jangkauan terhadap permukiman maka semakin banyak
pengunjung fasilitas pelayanan kesehatan masyarakat tersebut, serta
terdapat hubungan yang signifikan antara kedua variabel tersebut
(1) ketersediaan fasilitas
kesehatan di Kecamatan
Rembang?;
(2) pola persebaran spasial
fasilitas kesehatan di
Kecamatan Rembang?;
(3) fungsi pelayanan (daya
layan) fasilitas kesehatan
kepada masyarakat di
Kecamatan Rembang?;
(4) besar tingkat kepuasan
masyarakat di Kecamatan
Rembang terhadap pelayanan
fasilitas kesehatan yang
tersedia?
1. Hasil penelitian menunjukkan Kecamatan Rembang mempunyai 12 jenis
fasilitas kesehatan terdiri dari Rumah Sakit, Puskesmas, Apotek, Puskesmas
Pembantu (PUSTU), Praktek Bidan, Klinik dan BKIA,Praktek Dokter, Toko
obat/jamu, dan Posyandu
2. Desa yang mempunyai fasilitas kesehatan lengkap yaitu Desa Kabongan Kidul
sebanyak 8 jenis fasilitas kesehatan atau 7% dari seluruh jenis fasilitas
kesehatan per desa, sedangkan desa yang minim fasilitas kesehatannya yaitu
Desa Kasreman dengan 1 fasilitas kesehatan 1% dari seluruh jenis fasilitas
kesehatan per desa.
3. Sebaran spasial fasilitas kesehatan yang mempunyai pola mengelompok
dengan nilai T = 0,00 0,70 yaitu praktek dokter, apotek, klinik, dan toko
obat/jamu.
untuk menganalisis
pola spasial
persebaran lokasi
fasilitas pelayanan
kesehatan di Kota
Tegal dan mengkaji
jangkauan fasilitas
pelayanan kesehatan
terhadap
permukiman
penduduk di Kota
Tegal

http://eprints.ums.ac.id/68589/13/NASPUB-5%20nisa%20INDAHSARI.pdf
1. fasilitas kesehatan di Kota Tegal memiliki pola pola mengelompok atau
bergerombol (cluster pattern).
2. Hasil jangkauan fasilitas kesehatan terhadap permukiman adalah
Kecamatan Tegal Barat dengan kategori dekat memiliki luas 41,91 km²
(56,2%), kategori sedang memiliki luas 32,37 km² (43,4%), kategori jauh
memiliki luas 0,35 km² (0,47%), dan kategori sangat jau memiliki luas
0,15 km² (0,11%)
3. Hasil perhitungan jangkauan fasilitas kesehatan Kecamatan Margadana
kategori dekat memiliki luas 5,96 km² (28,7%), kategori sedang memiliki
luas 11,65 km² (56,09%), dan kategori jauh memiliki luas 3,16 km²
(15,21%)
4. Hasil perhitungan jangkauan fasilitas kesehatan Kecamatan
Tegal Selatan dengan kategori dekat memiliki luas 71,85 km²
(82,27%), kategori sedang memiliki luas 15,48 km² (17,73%),
dan kategori jauh sebesar 0 km² (0%).
5. Untuk Kecamatan Tegal Timur hasil perhitungan jangkauan
fasilitas kesehatan dengan kategori dekat sebesar 61,17 km²
(79,02%), kategori sedang sebesar 16,24 km² (20,98%), dan
kategori jauh sebesar 0 km² (0%).
• Kesimpulan dari hasil jangkauan fasilitas yang didapat adalah kategori
dekat dan jauh mencakup seluruh kecamatan di Kota Tegal,
sedangkan kategori sangat jauh hanya terdapat di Kecamatan Tegal
Barat.
Menganalisa keberadaan FKTP di
Kota Denpasar, Kabupaten Badung,
dan Kabupaten Tabanan
1. Distribusi FKTP
2. Pengelompokan keberadaan FKTP menjadi
tinggi (high) dan rendah (low)  heat map
3. Cakupan Pelayanan FKTP ; per radius
4. Kebutuhan FKTP

https://simdos.unud.ac.id/uploads/file_penelitian_1_dir/ecaa567cd234207b9
71154a8928686f0.pdf
model spasial penentuan rujukan dan regionisasi layanan kesehatan dengan mempertimbangkan
layanan fasilitas kesehatan

https://media.neliti.com/media/publications/256302-model-spasial-regionisasi-dan-rujukan-fa-3dcc1799.pdf
Simpulan
1. Kajian optimalisasi model spasial penentuan rujukan dan regionisasi
layanan kesehatan dengan mempertimbangkan layanan fasilitas
kesehatan dengan studi kasus di Kota Bandar Lampung dan
Kabupaten Pesawaran menghasilkan tiga regionisasi yang menjadi
pusat pelayanan rumah sakit ditinjau berdasarkan titik kumpul,
kepadatan penduduk dan factor lainnya
2. Regionisasi layanan kesehatan, dapat dilakukan dengan
memperhatikan aspek spasial guna melakukan efisiensi terhadap
kajian pelayanan kesehatan di Kota Bandar Lampung dan Kabupaten
Pesawaran yaitu melalui penggunaan Model Huff yang menggunakan
titik kumpul sebagai salah satu parameter.
• Mengidentifikasi pola persebaran
spasial dan aksesibilitas prasarana
kesehatan berdasarkan rasio, radius
pelayanan dan waktu tempuh serta
Merumuskan arahan peningkatan
aksesibilitas di Kota Makassar
Hasil penelitian
1. pola persebaran rumah sakit umum, rumah sakit khusus dan
puskesmas masing-masing memiliki pola mengelompok.
2. Pengelompokan persebaran prasarana kesehatan mengikuti hirarki
pelayanannya. Aksesisibilitas prasarana kesehatan sudah cukup baik
namun masih terdapat beberapa wilayah kota yang memiliki rasio
terhadap jumlah penduduk yang masih dibawah standar.
3. Selain itu juga masih ada wilayah kota yang berada diluar radius
pelayanan dan waktu tempuh yang meningkat pada hari kerja
utamanya pagi dan siang hari
Penggunaan
analisis spasial
untuk
Meningkatkan
layanan kesehatan
Area telaah untuk Meningkatkan layanan
kesehatan
• Patient Care
• Epidemiological Research
• Prevention/Intervention
• Strategic Planning
• RESOURCE ALLOCATION
Lokasi yankes
pada wilayah
riset
Sebaran
kasus
tergambarkan
Identifikasi faktor dalam etiologi dan
outcome
• Pendaftaran pasien per 100
orang 1996-2001 dibedakan
jenis kelamin/ ras dengan titik
hospital
Proporsi
kanker
payudara
stadium
akhir dan
atribut
demografi
Prevention/Intervention
 kejadian kekerasan
siswa dan sekolahan
Alur
terjadinya
kekerasan
remaja
Relationship between public perceptions of access to general
practitioners (GPs) surgeries and hospitals against health status, car
ownership and geographic distance.
• Responden penyakit
jangka panjang,
kesehatan yang buruk
dan kepemilikan non-
mobil yang dilaporkan
menjadi prediktor yang
signifikan dari kesulitan
dalam mengakses
dokter dan rumah sakit
Kesimpulan
• Analisis spasial pada layanan kesehatan dapat ditarik benang merah
bahwa sangat bisa dilakukan berdasarkan contoh-contoh penelitian
yang sudah ada.
• Seperti pola sebaran yankes, jenis yankesnya, termasuk memprediksi
dimana lokasi pembangunan yankes yang sesuai dengan data
geografis dan demografi yang ada

Anda mungkin juga menyukai