Diajukan oleh:
E100190272
Kepada
FAKULTAS GEOGRAFI
2022
A. Judul
B. Latar Belakang
Pertumbuhan Penduduk akan berdampak pada peningkatan kebutuhan fasilitas kesehatan masyarakat. Kebutuhan fasilitas tersebut
baik fasilitas umum ataupun fasilitas sosial. Indonesia merupakan negara dengan nomor urut keempat dalam besarnya jumlah penduduk
setelah China, India, dan Amerika. Adapun kepadatan penduduk paling tinggi terdapat di Pulau Jawa dan kepadatan penduduk paling rendah
terdapat di Kalimantan Utara. Salah satu fasilitas yang sangat penting untuk masyarakat adalah fasilitas kesehatan.
1
Fasilitas kesehatan masyarakat yang dilaksanakan pemerintah untuk memenuhi kebutuhan kesehatan masyarakat. Fasilitas pelayanan
kesehatan adalah suatu alat dan/atau tempat yang digunakan untuk menyelenggarakan upaya pelayanan kesehatan, baik promotif, preventif,
kuratif, maupun rehabilitatif yang dilakukan oleh pemerintah, pemerintah daerah, dan/atau masyarakat (Pradipta, 2015). Jenis fasilitas
kesehatan anatara lain tempat praktik mandiri Tenaga Kesehatan, pusat kesehatan masyarakat (puskesmas), klinik, rumah sakit, apotek, unit
trasnfusi darah, laboratorium kesehatan, optikal, fasilitas pelayanan kedokteran untuk kepentingan hukum, dan fasilitas pelayanan kesehatan
tradisional.
Kesehatan merupakan kunci pokok dalam tubuh manusia yang harus dijaga dan diperhatikan. Pasca kondisi Covid-19 kesehatan
manusia meningkat, hal itu akibat dari faktor vaksinasi untuk memperkuat kekebalan tubuh dan mencegah terjangkitnya virus-virus.
Sementara itu, seiring dengan kesehatan yang stabil, fasilitas kesehatan meningkat terkhususnya di Kota Surakarta ini.
Surakarta merupakan salah satu kota yang letaknya berada di Provinsi Jawa Tengah. Jumlah penduduknya mencapai 1.050.000 Juta
Jiwa, dan terdapat 5 Kecamatan diantaranya ; Kecamatan Banjarsari, Kecamatan Jebres, Kecamatan Laweyan, Kecamatan Pasar Kliwon, dan
Kecamatan Serengan. Dari ke-5 kecamatan diatas, tingkat persebaran fasilitas kesehatan pra pandemi dan pasca pandemi terlihat. Namun,
masih banyak dari masyarakat yang mengeluhkan jarak antar tempat tinggal dengan fasilitas kesehatan baik klinik, rumah sakit, ataupun
C. Tujuan Penelitian
1. Telaah Pustaka
Menurut Lee dan Wong (2001), pola spasial atau spatial pattern adalah sesuatu yang menunjukkan penempatan atau susunan benda-
benda di permukaan bumi. Menurut Novitasari (2015), Spatial pattern atau pola spasial adalah sesuatu yang berhubungan dengan
penempatan objek atau susunan benda di permukaan bumiSetiap perubahan spatial pattern akan mengilustrasikan proses spasial yang
ditunjukkan oleh faktorfaktor lingkungan dan budaya. Spatial pattern suatu obyek geografis merupakan hasil dari proses fisik atau
sosial di suatu lokasi di permukaan bumi. Kemudian Spatial pattern menjadi suatu konsep statistik, ketika pola tersebut menunjukkan
2
Menurut Melya (2015), Kesehatan pada dasarnya adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental spiritual maupun sosial yang
memungkin setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomis Fasilitas kesehatan ,memegang peranan yang sangat penting
dalam pemenuhan kebutuhan kesehatan masyarakat. Untuk itu perlu adanya pemerataan jumlah dan sebaran fasilitas kesehatan yang
ada. Letak lokasi persebaran dan jumlah fasilitas kesehatan dipengaruhi oleh beberapa faktor tertentu baik faktor geograpis maupun non
gegograpis.
Menurut Prasetyo dan Irwansyah (2020), Masyarakat adalah sekumpulan individu-individu/ orang yang hidup bersama, masyarakat
disebut dengan “society”artinya adalah interaksi sosial, perubahan sosial, dan rasa kebersamaan, berasal dari kata latin
2. Penelitian Sebelumnya
Telaah penelitian sebelumnya berjudul “Analisis dan pemetaan sebaran fasilitas kesehatan di Kabupaten Lampung Barat” yang ditulis
oleh Alkat Melya Mahasiswi Fakultas Geografi UMS Tahun 2015. Kesimpulan pada penelitian tersebut menunjukkan bahwa terdapat
beberapa Kecamatan ditemukan pola persebarannya masih mengelompok dan hanya 1 yang tidak memiliki pola sebaran dan terdapat
pula perbedaan jumlah sebaran fasilitas kesehatan di setiap kecamatan dengan Sarana dan Prasarananya lengkap dan ada beberapa
Kecamatan dengan sarana dan prasarananya tidak lengkap. Metode yang digunakan dalam penelitian sebelumnya adalah metode
deskriptif dan pendekatan kualitatif dengan menggunakan analisis parameter tetangga terdekat atau Nearest Neightbour Analysis (NNA).
Perbedaan dari Penelitian sebelumnya dengan Penelitian saya adalah jika penelitian sebelumnya menggunakan metode deskriptif
kualitatif dengan parameternya adalah tetangga terdekat (NNA). Sedangkan penelitian yang saya gunakan adalah dengan metode
deskriptif kuantitatif saja berdasarkan dari data statistik yang diperoleh dari Dinas Kesehatan Kota Surakarta dan visualisasi titik sebaran
Fasilitas Kesehatan Surakarta yang diperoleh dari Software Google Earth. Metode pengumpulan datanya berupa data sekunder.
Tujuan dari penelitian “Analisis dan pemetaan sebaran fasilitas kesehatan di Kabupaten Lampung Barat” adalah mengetahui pola sebaran
fasilitas kesehatan, perbedaan jumlah fasilitas kesehatan serta kelengkapan sarana dan prasarana yang ada pada fasilitas kesehatan di
Kabupaten Lampung Barat Tahun 2015. Sedangkan tujuan dari penelitian saya adalah menganalisis pola spasial persebaran lokasi
fasilitas Kesehatan di Kota Surakarta, mengkaji keterjangkauan masyarakat terhadap fasilitas Kesehatan setempat di Kota Surakarta, dan
Alkat Melya Analisis dan Mengetahui pola Metode Deskriptif Berdasarkan hasil dari
3
fasilitas kesehatan di kesehatan, perbedaan menggunakan parameter analisis tetangga
prasarananya di beberapa
E. Metode Penelitian
Metode penelitiannya adalah dengan melakukan analisis sekunder yang data Fasilitas Kesehatan diperoleh dari Dinas Kesehatan Kota
Surakarta dan BPS Kota Surakarta dengan metode yang digunakan berupa analisis data dari platform yang didapatkan.
1. Populasi/Obyek Penelitian
Metode Pengumpulan Data yang digunakan adalah dengan cara pengumpulan Data Sekunder yang di peroleh dari Internet atau web resmi dari
Pemerintah Kota Surakarta (BPS & Dinkes Kota Surakarta), beserta Titik koordinat yang diperoleh dari Aplikasi Google Earth Pro
Instrumen yang digunakan adalah berupa Peta RBI Kabupaten/Kota dan Peta Sebaran Fasilitas Kesehatan Kota Surakarta Tahun 2022
4
4. Teknik Pengolahan Data
Teknik Pengolahannya adalah dengan mencari titik koordinat pada Aplikasi Google Earth Pro. Pencarian titik koordinat ini sesuai dengan
jumlah data fasilitas kesehatan yang didapatkan dari BPS Kota Surakarta. Mengubah format titik ke dalam format csv. Kemudian dimasukkan
Metode analisis data menggunakan metode NNA (Nearest Neighbour Analysis) yakni pendekatan kualitatif yang didapatkan dari data
5
DAFTAR PUSTAKA
Novitasari, D. A. (2015). Spatial Pattern Analysis Dan Spatial Autocorrelation Produk Domestik Regional Bruto (Pdrb) Sektor Industri Untuk
Menggambarkan Perekonomian Penduduk Di Jawa Timur. Jurnal Ekbis, 13(1), 9.
https://doi.org/10.30736/ekbis.v13i1.113
Pradipta. (2015). Analisis Ketersediaan dan Pola Sebaran Spassial Fasilitas Kesehatan Terhadap Tingkat Kepuasan Masyarakat di Kecamatan
Rembang. Jurnal Geo Image, 9(2), 76–81.
Prasetyo, dkk. (2020). Memahami Masyarakat dan Perspektifnya. Jurnal Manajemen Pendidikan dan Ilmu Sosial, 1(1), 163-175.
6
Lampiran