Anda di halaman 1dari 17

Kata Pengantar

Survey atau penelitian adalah merupakan kegiatan yang dilakukan dengan


menggunakan kaidah atau aturan untuk mendapatkan informasi yang terkait suatu
permasalahan, sehingga diharapkan survey dapat memberikan informasi yang eviden based.
Survey kebutuhan dan harapan masyarakat merupakan salah satu kegiatan yang
bertujuan menggali informasi tentang keinginan, kebutuhan dan harapan masyarakat tentang
pelayanan kesehatan yang akan diberikan oleh puskesmas atas tanggapan masyarakat
terhadap pelayanan kesehatan yang telah diberikan.
Sesuai dengan amanat Undang Undang Kesehatan No 36 Tahun 2009 dan Undang
Undang Pelayanan Publik No 25 Tahun 2009 menyatakan bahwa setiap institusi yang
memberikan pelayanan bagi masyarakat, maka wajib bagi institusi tersebut untuk
memperhatikan aspirasi dan kebutuhan dan harapan masyarakat
Dalam rangka pelaksanaan akreditasi puskesmas, maka salah satu kegiatan yang
harus dilakukan adalah pelaksanaan identifikasi kebutuhan dan harapan masyarakat yang
merupakan implementasi dari konsep pelayanan berbasis masyarakat melalui kegiatan
survey. Pelaksanaan kegiatan ini dilaksanakan di awal persiapan penyusunan penganggaran
atau dengan kata lain kegiatan survey ini merupakan salah satu bahan penyusunan
perencanaan kegiatan bagi setiap kegiatan baik upaya kesehatan perorangan dan upaya
kesehatan masyarakat, sehingga kegiatan yang sudah direncanakan tersebut dapat berjalan
efektif, efisien dan akuntabel.

Mengetahui,
Penanggung Jawab Tim Mutu
UPTD Puskesmas Kebonsari

Dr.Yoan Natalia, LA
NIP. 19741222 200312 2 003
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Pelayanan Kesehatan yang diberikan oleh puskesmas haruslah mencerminkan


pelayanan kesehatan yang bermutu dengan mengedepankan pelayanan kesehatan yang
berorientasi kepada pelanggan atau masyarakat (customer oriented). Kepuasan
pelanggan merupakan ukuran kualitas pelayanan suatu institusi. Masyarakat yang tidak
puas tentunya akan mencari alternatif lain untuk mendapatkan kebutuhan dan
harapannya, sebaliknya masyarakat yang puas tentunya akan memberikan informasi
kepada yang lain untuk mau menggunakan pelayanan itu kembali.
Pelayanan Kesehatan yang telah diberikan harus dapat dievaluasi untuk
mengukur kesesuaian antara harapan dan kenyataan yang ada. Untuk dapat mengukur
kesesuaian tersebut, maka haruslah dapat dilakukan kegiatan yang terukur dan dapat
memberikan informasi yang benar yaitu melalui survey. Selain itu perlunya kegiatan
yang bersifat inovatif yang juga harus dapat mengakomodir kebutuhan masyarakat
terhadap pelayanan tersebut yang tentunya disesuaikan dengan permasalahan pada
masing masing desa di wilayah kerja Puskesmas Kebonsari Kota Pasuruan.
Besarnya masalah kesehatan di wilayah kerja Puskesmas Kebonsari seperti
kematian Ibu, kematian bayi, gizi buruk, meningkatnya penyebaran penyakit menular
seperti TB, pnemonia, diare termasuk HIV merupakan dasar diperlukannya kegiatan
survey yang bertujuan untuk menilai besarnya masalah tersebut, frekuensi dan
penyebarannya, sehingga diiharapkan dapat memberikan informasi untuk selanjutnya
dapat disusun langkah langkah efektif dan efisien dengan menyusun strategi
pengendalian melalui kegiatan prioritas dan inovatif.

B. Tujuan
1. Umum
Mendapatkan informasi terhadap permasalahan kesehatan pada masing masing
desa di wilayah kerja Puskesmas Kebonsari

2. Khusus
a. Mengidentifikasi kebutuhan dan harapan masyarakat terhadap jenis jenis
pelayanan kesehatan di Puskesmas Kebonsari
b. Mengidentifikasi kebutuhan dan harapan masyarakat terhadap jenis jenis
pelayanan inovatif kesehatan di Puskesmas Kebonsari
c. Menilai kesesuaian harapan dan kepuasan pada pelayanan kesehatan di
Puskesmas Kebonsari
d. Mengidentifikasi permasalahan kesehatan prioritas pada masing masing desa di
wilayah kerja Puskesmas Kebonsari
e. Mengevaluasi keberhasilan pelayanan kesehatan di Puskesmas Kebonsari

C. Out Put Yang Diharapkan


1. Terpenuhinya informasi kebutuhan dan harapan masyarakat terhadap jenisjenis
pelayanan kesehatan di Puskesmas Kebonsari
2. Terpenuhinya informasi kebutuhan dan harapan masyarakat terhadap jenis jenis
pelayanan inovatif kesehatan di Puskesmas Kebonsari
3. Terpenuhinya informasi kesesuaian harapan dan kepuasan pada pelayanan kesehatan
di Puskesmas Kebonsari
4. Terpenuhinya informasi permasalahan kesehatan prioritas pada masing masing
desa di wilayah kerja Puskesmas Kebonsari
5. Terpenuhinya informasi keberhasilan pelayanan kesehatan di Puskesmas Kebonsari

D. Penanggung Jawab Kegiatan


Tim Survey Puskesmas Kebonsari Kota Pasuruan

E. Sasaran Kegiatan
1. Masyarakat umum
2. Sasaran Program
3. Pelanggan/Pengunjung Puskesmas

F. Ruang Lingkup Kegiatan


1. Survey Kesehatan Masyarakat (SKM/IKM)
2. Survey Jenis Jenis Pelayanan
3. Survey Evaluasi Upaya Kesehatan Masyarakat
4. Survey Inovasi
5. Survey Mawas Diri
6. Survey Program
D. Jadwal Survey
Kegiatan Bulan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Survey Kesehatan v
Masyarakat
(SKM/IKM)
Survey Jenis v
Jenis Pelayanan
Survey Evaluasi v v
Upaya Kesehatan
Masyarakat
Survey Inovasi v v
Survey Mawas v
Diri
Survey Program v v
BAB 2
POPULASI, SAMPEL DAN TEKNIK SAMPLING
A. Pengertian Populasi
Ada banyak sekali pengertian dari populasi, berikut beberapa pendapat para ahli
tentang pengertian dari populasi.
1. Ismiyanto populasi adalah keseluruhan subjek atau totalitas subjek penelitian yang
dapat berupa orang, benda, / suatu hal yang di dalamnya dapat diperoleh dan atau
dapat memberikan informasi (data) penelitian.
2. Arikunto Populasi adalah keseluruhan objek penelitian. Apabila seseorang ingin
meneliti semua elemen yang ada dalam wilayah penelitian, maka penelitiannya
merupakan penelitian populasi.
3. Sugiyono Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas, obyek/subjek yang
mempunyai kuantitas & karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.
Dari sekian pendapat para ahli dapat kita simpulkan bahwa populasi merupakan
wilayah generalisasi yang terdiri dari obyek/subyek yang memiliki kuantitas dan
karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya. Yang dimaksud dengan populasi di sini ialah tidak hanya terpaku pada
makhluk hidup, akan tetapi juga semua obyek penelitian yang dapat diteliti. Populasi tak
hanya meliputi jumlah obyek yang ditelitii, akan tetapi meliputi semua karakteristik
serta sifat- sifat yang dimiliki obyek tersebut.
B. Pengertian Sampel
Sedangkan sampel menurut pendapat para ahli adalah sebagai berikut :
1. Arikunto (2006: 131), sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Jika
kita hanya akan meneliti sebagian dari populasi, maka penelitian tersebut disebut
penelitian sampel.
2. Nana Sudjana dan Ibrahim (2004: 85) menyatakan bahwa sampel adalah sebagian dari
populasi terjangkau yang memiliki sifat yang sama dengan populasi.
Dari kedua pendapat diatas dapat kita simpulkan bahwa sampel merupakan sebagian
dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Atau sampel juga bisa disebut
sebagai bagian kecil dari anggota populasi yang diambil menurut prosedur tertentu yang
dapat mewakili populasinya. Sampel digunakan jika populasi yang di teliti besar, dan
peneliti tidak mungkin mempelajari seluruh populasi. Kendala tersebut dapat terjadi
karena adanya keterbatasan biaya, tenaga dan waktu yang di miliki peneliti. Sampel yang
akan digunakan dari populasi haruslah benar-benar dapat mewakili populasi yang diteliti.
C. Cara dan Teknik Pengambilan Sampling
Setelah kita mengetahui tentang pengertian dari populasi dan sampel, selanjutnya
kita akan membahas tentang teknik pengambilan sampel. Tehnik pengambilan sampel
juga dikenal sebagai tehnik sampling. Terdapat berbagai macam teknik sampling yang
digunakan untuk menentukan sampel. Pada dasarnya teknik sampling di kelompokkan
menjadi 2 (dua) jenis yakni, probability sampling dan nonprobability sampling.
Adapun penjelasan mengenai probability sampling dan nonprobability sampling
akan dibahas sebagai berikut :
1. Probability Sampling
Probability sampling merupakan suatu teknik sampling yang memberikan peluang
yang sama bagi setiap unsur (anggota) populasi untuk dapat dipilih menjadi anggota
sampel. Tekhnik probability sampling terdiri atas:
a. Simple random sampling
Bisa juga disebut sebagai teknik pengambilan sampel sederhana. Simple random
sampling merupakan tehnik pengambilan sampel anggota populasi yang dilakukan
secara acak, tanpa memperhatikan tingkatan yang terdapat dalam populasi tersebut.
Cara ini dapat lakukan jika populasi yang diteliti merupakan populasi yang
homogen.
b. Dispropotionate Stratified Random Sampling
Dispropotionate stratified random sampling merupakan teknik yang digunakan
untuk menentukan jumlah sampel, jika populasi bertingkat-tingkat tetapi tidak
proporsional.
c. Proportionate stratified random sampling
Proportionate stratified random sampling merupakan salah satu teknik
pemngambilan sampel yang digunakan pada populasi yang mempunyai anggota
yang tidak homogen serta bertingkatan secara proporsional.
d. Area sampling (Cluster sampling)
Area sampling (Cluster sampling) merupakan tehnik pengambilan sampel daerah
yang digunakan untuk menentukan sampel pada populasi yang akan diteliti. Dan
populasi tersebut sangatlah luas, seperti jumalah penduduk dari suatu negara,
provinsi atau dari suatu kabupaten.
2. Non Probability Sampling
Non probability sampling merupakan kebalikan dari teknik probability sampling
yakni tidak memberikan peluang yang sama bagi setiap unsur atau anggota populasi
untuk dipilih menjadi sampel. Teknik ini terdiri atas:
a. Sampling Sistematis
Sampling sistematis merupakan teknik pengambilan sampel yang menitik
beratkan pada urutan dari anggota populasi yang telah diberi nomor urut terlebih
dahulu.
b. Sampling Kuota
Sampling kuota merupakan teknik pengambilan sampel yang
populasinya memiliki ciri-ciri tertentu sampai jumlah kuota yang diinginkan oleh
peneliti terpenuhi. Misalnya, jumlah sampel pelajar putri sebanyak 80 orang maka
sampel pelajar putra juga sebanyak 80 orang.
c. Sampling aksidental
Sampling aksidental merupakan teknik pengambilan sampel berdasarkan
kebetulan. yakni siapa saja yang secara kebetulan bertemu dengan peneliti dapat
dipakai sebagai sampel. jika orang yang kebetulan ditemui tersebut memnuhi
syarat populasi yang akan diteliti maka orang tersebut bisa dijadikan sebagai
sumber data.
d. Purposive Sampling
Purposive sampling merupakan teknik pengambilan sampel dengan pertimbangan
tertentu, yakni dengan sleksi khusus. Misalnya, kamu meneliti penyakit di desa
atau daerah tertentu, maka kamu mengambil informan yaitu bidan atau
dokter yang ada di daerah tersebut, seorang penderita penyakit yang ada di
daerah tersebut.
e. Sampling Jenuh
Sampling jenuh merupakan teknik pengambilan sampel yang digunakan pada
populasiyang semua anggotanya digunakan sebagai sampel. Sampling
jenuhdigunakan pada populasi yang memiliki jumlah relatif kecil atau sedikit,
yakni kurang dari 30 orang. Atau juga dapat digunakan jika penelitian yang
ingindibuat memiliki kesalahan yang relatif kecil
f. Sampling Snowball
Sampling snowball merupakan teknik penguaan sampel yang dimana jumlah
mula-mula sampel kecil atau sedikit, lalu kemudian membesar. Sampling
snowball menggunakan sampel berdasarkan penelusuran dari sampel yang
sebelumnya. Seperti misalnya, penelitian mengenai kasus pembunuhan bahwa
sumber informan pertama mengarah kepada informan kedua lalu informn
seterusnya.
D. Menentukan Jumlah Sampel
Dalam suatu penelitian, seringkali kita tidak dapat mengamati seluruh individu
dalam suatu populasi. Hal ini dapat dikarenakan jumlah populasi yang amat besar,
cakupan wilayah penelitian yang cukup luas, atau keterbatasan biaya penelitian. Untuk
itu, kebanyakan penelitian menggunakan sampel. Sampel adalah bagian dari populasi
yang digunakan untuk menyimpulkan atau menggambarkan populasi. Pemilihan sampel
dengan metode yang tepat dapat menggambarkan kondisi populasi sesungguhnya yang
akurat, dan dapat menghemat biaya penelitian secara efektif.

Idealnya, sampel haruslah benar-benar menggambarkan atau mewakili karakteristik


populasi yang sebenarnya. Sebagai contoh, dalam suatu polling (jajak pendapat) yang
ingin mengetahui berapa proporsi (persentase) pemilih yang akan memilih kandidat
Bupati X, membutuhkan sampel yang benar-benar mewakili kondisi demografi
pemilih di Kabupaten X.
Secara umum, terdapat dua pendekatan dalam metode pemilihan sampel. Yakni
probability sampling dan nonprobability sampling. Dalam metode probability sampling,
seluruh unsur (misalnya: orang, rumah tangga) dalam suatu populasi memiliki
kesempatan yang sama untuk dipilih dalam sampel. Dalam metode ini, cara pemilihan
sampel harus dilakukan secara acak (random). Demikian pula dengan jumlah sampel
minimum, harus dihitung secara matematis berdasarkan probabilitas.
Sebaliknya, dalam metode nonprobability sampling, unsur populasi yang dipilih
sebagai sampel tidak memiliki kesempatan yang sama, misalnya karena ketersediaan
(contoh: orang yang sukarela sebagai responden), atau karena dipilih peneliti secara
subyektif. Sebagai akibatnya, penelitian tersebut tidak dapat menggambarkan kondisi
populasi yang sesungguhnya.
1. Metode Slovin
Pertanyaan dalam seringkali diajukan dalam metode pengambilan sampel adalah
berapa jumlah sampel yang dibutuhkan dalam penelitian. Sampel yang terlalu kecil
dapat menyebabkan penelitian tidak dapat menggambarkan kondisi populasi yang
sesungguhnya. Sebaliknya, sampel yang terlalu besar dapat mengakibatkan
pemborosan biaya penelitian.
Salah satu metode yang digunakan untuk menentukan jumlah sampel adalah
menggunakan rumus Slovin (Sevilla et. al., 1960:182), sebagai berikut:

dimana
n: jumlah sampel
N: jumlah populasi
e: batas toleransi kesalahan (error tolerance)
Untuk menggunakan rumus ini, pertama ditentukan berapa batas toleransi kesalahan.
Batas toleransi kesalahan ini dinyatakan dengan persentase. Semakin kecil toleransi
kesalahan, semakin akurat sampel menggambarkan populasi. Misalnya, penelitian
dengan batas kesalahan 5% berarti memiliki tingkat akurasi 95%. Penelitian dengan
batas kesalahan 2% memiliki tingkat akurasi 98%. Dengan jumlah populasi yang
sama, semakin kecil toleransi kesalahan, semakin besar jumlah sampel yang
dibutuhkan.
Contoh:
Sebuah perusahaan memiliki 1000 karyawan, dan akan dilakukan survei dengan
mengambil sampel. Berapa sampel yang dibutuhkan apabila batas toleransi
kesalahan 5%.
Dengan menggunakan rumus Slovin:
n = N / ( 1 + N e ) = 1000 / (1 + 1000 x 0,05) = 285,71 286.
Dengan demikian, jumlah sampel yang dibutuhkan adalah 286 karyawan.

2. Pengambilan 20 25%
Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti (Arikunto, 2010). Untuk
menentukan besarnya sampel apabila subjek kurang dari 100, lebih baik diambil
semua sehingga penelitiannya penelitian populasi. Jika subjeknya lebih besar dapat
diambil antara 20-25 % (Arikunto, 2002).
Rumus yang digunakan untuk pengambilan sampel adalah :
n = 25% x N
Keterangan :
n = besar sampel
N = besar populasi
Jadi, sampel merupakan bagian dari populasi, data yang diperoleh tidaklah lengkap
namun jika pengambilan sampel dilakukan dengan mengikuti kaidah- kaidah ilmiah
maka biasanya sangat mungkin diperoleh hasil-hasil dari sampel cukup akurat untuk
menggambarkan populasi yang diperlukan dalam kajian yang diperlukan.

3. Menurut Sugiyono
Pada perhitungan yang menghasilkan pecahan (terdapat koma) sebaiknya dibulatkan
ke atas. Sugiono mengemukakan cara menentukan ukuran sampel yang sangat
praktis, yaitu dengan tabel Krejcie. Dengan cara tersebut tidak perlu dilalukan
perhitungan yang rumit. Krejcie dalam melakukan perhitungan sampel didasarkan
atas kesalahan 5%. Jadi sampel yang diperoleh itu mempunyai kepercayaan 95%
terhadap populasi.
N = Populasi S = Sampel (Sugiono, 2005:63)

4. Menurut Arikunto (2010)


Jika populasi yang didapatkan cukup besar, maka besar sampel yang dapat diambil
sebanyak 10% - 15% dari jumlah populasi
BAB 3
JENIS JENIS SURVEY

A. Survei Mawas Diri


1. Pengertian Survei Mawas Diri (SMD)
Survei Mawas Diri adalah kegiatan pengenalan, pengumpulan dan pengkajian
masyarakat kesehatan yang dilakukan oleh kader dan tokok masyarakat setempat
dibawah bimbingan kepala Desa/Kelurahan dan petugas kesehatan (petugas
Puskesmas, Bidan di Desa). (Depkes RI, 2007).
Survei Mawas Diri adalah pengenalan, pengumpulan, pengkajian masalah
kesehatan pekerja untuk menumbuhkan kesadaran masyarakat pekerja mengenai
kesehatan kerja.
2. Tujuan Survei Mawas Diri (SMD)
a. Dilaksanakannya pengumpulan data, masalah kesehatan, lingkungan dan
perilaku.
b. Mengkaji dan menganalisis masalah kesehatan, lingkungan dan perilaku yang
paling menonjol di masyarakat.
c. Mengiventarisasi sumber daya masyarakat yang dapat mendukung upaya
mengatasi masalah kesehatan.
d. Diperolehnya dukungan kepala desa/kelurahan dan pemuka masyarakat dalam
pelaksanaan penggerakan dan pemberdayaan masyarakat di Desa Siaga.
3. Pentingnya pelaksanaan Survei Mawas Diri (SMD)
a. Agar masyarakat menjadi sadar akan adanya masalah, karena mereka sendiri
yang melakukan pengumpulan fakta & data,
b. Untuk mengetahui besarnya masalah yang ada dilingkungannya sendiri,
c. Untuk menggali sumber daya yang ada / dimiliki desa
d. Hasil SMD dapat digunakan sebagai dasar untuk menyusun pemecahan masalah
yang dihadapi.
4. Sasaran Survei Mawas Diri (SMD)
Sasaran SMD adalah semua rumah yang ada di desa/kelurahan atau menetapkan
sampel rumah dilokasi tertentu ( 450 rumah) yang dapat menggambarkan kondisi
masalah kesehatan, lingkungan dan perilaku pada umumnya di desa/kelurahan.
5. Pelaksana Survei Mawas Diri (SMD)
a. Kader yang telah dilatih tentang apa SMD, cara pengumpulan data (menyusun
daftar pertanyaan sederhana), cara pengamatan, cara pengolahan/analisa data
sederhana & cara penyajian
b. Tokoh masyarakat di desa
6. Cara Pelaksanaan Survei Mawas Diri (SMD)
a. Petugas Puskesmas, Bidan di desa dan kader/kelompok warga yang ditugaskan
untuk melaksanakan SMD dengan kegiatan meliputi :
1) Pengenalan instrumen (daftar pertanyaan) yang akan dipergunakan dalam
pengumpulan data dan informasi masalah kesehatan.
2) Penentuan sasaran baik jumlah KK ataupun lokasinya
3) Penentuan cara memperoleh informasi masalah kesehatan dengan cara
wawancara yang menggunakan daftar pertanyaan.
b. Pelaksana SMD
Kader, tokoh masyarakat dan kelompok warga yang telah ditunjuk
melaksanakan SMD dengan bimbingan petugas Puskesmas dan bidan di desa
mengumpulkan informasi masalah kesehatan sesuai dengan rencana yang telah
ditetapkan.
c. Pengolahan Data
Kader, tokoh masyarakat dan kelompok warga yang telah ditunjuk mengolah
data SMD dengan bimbingan petugas Puskesmas dan bidan di desa, sehingga
dapat diperoleh perumusan masalah kesehatan untuk selanjutnya merumuskan
prioritas masalah kesehatan, lingkungan dan perilaku di desa/kelurahan yang
bersangkutan.
7. Cara melaksanakan Survei Mawas Diri (SMD)
a. Pengamatan langsung dengan cara :
Observasi partisipatif : Melakukan koordinasi dengan pengurus RW siaga
tentang rencana survei mawas diri terkait dengan tujuan, metode dan strategi
pelaksanaannya.
b. Berjalan bersama masyarakat mengkaji lapangan ( Transection walk)
Wawancara dengan kunjungan rumah , Bersama kader dasar wisma melakukan
pendataan dari rumah ke rumah dengan metode tanya jawab, pengisian formulir,
observasi dan pemeriksaan fisik rumah dan anggotanya
c. Wawancara mendalam ( DKT/FGD) secara kelompok
8. Langkah langkah Survei Mawas Diri (SMD)
a. Persiapan
1) Menyusun daftar pertanyaan :
a) Berdasarkan prioritas masalah yang ditemui di Puskesmas & Desa (data
sekunder)
b) Dipergunakan untuk memandu pengumpulan data
c) Pertanyaan harus jelas, singkat, padat & tidak bersifat mempengaruhi
responden
d) Kombinasi pertanyaan terbuka, tertutup dan menjaring
e) Menampung juga harapan masyarakat
2) Menyusun lembar observasi (pengamatan)
Untuk mengobservasi rumah, halaman rumah, lingkungan sekitarnya.
3) Menentukan Kriteria responden, termasuk cakupan wilayah & jumlah KK
b. Pelaksanaan:
1) Pelaksanaan interview/wawancara terhadap Responden
2) Pengamatan terhadap rumah-tangga & lingkungan
c. Tindak lanjut
1) Meninjau kembali pelaksanaan SMD,
2) Merangkum, mengolah & menganalisis data yang telah dikumpulkan
3) Menyusun laporan SMD, sebagai bahan untuk MMD
d. Pengolahan data
Setelah data diolah, sebaiknya disepakati:
1) Masalah yang dirasakan oleh masyarakat.
2) Prioritas masalah
3) Kesediaan masyarakat untuk ikut berperan serta aktif dalam pemecahan
masalah
9. Cara penyajian data Survei Mawas Diri (SMD)
Ada 3 cara penyajian data yaitu :
a. Secara Tekstular (mempergunakan kalimat)
Adalah Penyajian data hasil penelitian menggunakan kalimat.
b. Secara Tabular (menggunakan tabel)
Merupakan Penyajian data dalam bentuk kumpulan angka yang disusun
menurut kategori-kategori tertentu, dalam suatu daftar. Dalam tabel, disusun
dengan cara alfabetis, geografis, menurut besarnya angka, historis, atau
menurut kelas-kelas yang lazim
c. Secara Grafikal ( menggunakan grafik)
Adalah gambar gambar yang menunjukkan secara visual data berupa angka
atau simbol simbol yang biasanya dibuat berdasarkan dari data tabel yng
telah dibuat
B. Survey Kepuasan Masyarakat
Lampirkan permenpan no 16 Tahun 2014 tentang PEDOMAN SURVEI
KEPUASAN MASYARAKAT TERHADAP PENYELENGGARAAN
PELAYANAN PUBLIK
Daftar Pustaka

Arikunto, suharsimi (2010). Metode Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : PT Adi
Mahasatya
Kepmenpan KEP/25/M.PAN/2/2004 Tentang Pedoman Umum Penyusunan Indeks Kepuasan
Masyarakat Unit Pelayanan Instansi Pemerintah

Sugiyono (2013) Metode Penelitian Pendidikan. Jakarta : PT Alfabeta


Permenpan no 16 Tahun 2014 tentang Pedoman Survei Kepuasan Masyarakat Terhadap
Penyelenggaraan Pelayanan Publik

Anda mungkin juga menyukai