Survei Mawas Diri adalah survei yang dilakukan untuk mengetahui kebutuhan dan harapan
masyarakat sebagai pemecahan masalah kesehatan di masyarakat. Identitas responden akan dijaga
kerahasiaannya. Terima kasih atas kesediaan Saudara mengikuti survei mawas diri
Form Kesediaan
Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan bersedia untuk mengikuti Survei
Mawas Diri yang dilakukan oleh Puskesmas Banjaran DTP.
Arjasari, --.............
Petugas Survei Responden
() ()
IDENTITAS RESPONDEN
Nama
Umur
Alamat
Jenis Kelamin
Agama
Pendidikan
Pekerjaan
ANGGOTA KELUARGA*
No Nama Umur Jenis Status dalam Pendidikan Pekerjaan
Kelamin Keluarga
A. PROGRAM KIA
1. Untuk mengurangi jumlah kematian dan kesakitan bayi, apakah perlu dilakukan
pemantauan kesehatan bayi terutama bayi dengan risiko tinggi ?
a. Ya b. Tidak
2. Untuk mengurangi jumlah kematian dan kesakitan ibu hamil, apakah perlu
dilakukan pemantauan ibu hamil terutama ibu hamil dengan risiko tinggi ?
a. Ya b. Tidak
3. Untuk mengurangi jumlah kematian dan kesakitan ibu nifas, apakah perlu
dilakukan pemantauan kesehatan ibu nifas terutama ibu nifas dengan risiko tinggi ?
a. Ya b. Tidak
4. Untuk mengurangi jumlah kematian dan kesakitan balita, apakah perlu dilakukan
pemantauan balita terutama balita dengan risiko tinggi ?
b. Ya b. Tidak
5. Untuk mengurangi jumlah kematian dan kesakitan neonatus, apakah perlu
dilakukan pemantauan kesehatan neonatus terutama neonatus dengan risiko tinggi
?
c. Ya b. Tidak
6. Untuk meningkatkan pengetahuan ibu hamil agar tidak terjadi risiko kematian atau
kesakitan pada ibu dan bayi, apakah perlu adanya kegiatan kelas ibu hamil ?
a. Ya b. Tidak
7. Untuk meningkatkan pengetahuan ibu balita agar tidak terjadi risiko kematian atau
kesakitan pada balita, apakah perlu adanya kegiatan kelas ibu balita ?
b. Ya b. Tidak
8. Agar kasus kematian pada ibu, bayi, neonatus dan atau balita terlacak, apakah perlu
adanya kegiatan pelacakan kematian ?
a. Ya b. Tidak
9. Untuk mencegah terjadinya ledakan jumlah penduduk dan memastikan kepesertaan
pengguna KB, apakah perlu adanya kunjungan rumah pada Pasangan Usia Subur
yang tidak menggunakan KB atau Drop Out ?
a. Ya b. Tidak
10. Agar kegiatan pelayanan kesehatan ibu (praktik bidan) tidak menimbulkan risiko
kesehatan, apakah perlu dilakukan pembinaan pada kegiatan tersebut?
a. Ya b. Tidak
B. PROGRAM GIZI
1. Agar pemberian Vitamin A pada balita di bulan Februari dan Agustus tepat sasaran,
apakah petugas perlu melakukan pemantauan pada kegiatan tersebut?
a. Ya b. Tidak
2. Agar kegiatan bulan penimbangan balita menghasilkan data yang akurat, apakah
perlu diadakan kegiatan pelatihan cara menimbang berat badan dan mengukur
tinggi badan ?
a. Ya b. Tidak
3. Bayi/balita gizi buruk atau gizi kurang dapat mengalami gangguan pertumbuhan,
mudah terserang penyakit, hingga menimbulkan kematian. Agar bayi/balita gizi
buruk atau gizi kurang cepat tertangani, apakah perlu dilakukan kegiatan pelacakan
bayi/balita kasus gizi buruk atau gizi kurang?
a. Ya b. Tidak
4. Anemia pada wanita usia subur dapat menyebabkan keguguran dan berat badan
lahir bayi rendah. Pemberian tablet tambah darah pada remaja putri merupakan
upaya pencegahan dini terhadap masalah kehamilan. Untuk mengatasi Anemia pada
remaja putri, apakah perlu dilakukan kegiatan penyuluhan tentang Anemia dan
pemberian tablet tambah darah ?
a. Ya b. Tidak
5. Agar keluarga dapat mengatasi masalah balita gizi buruk atau kurang, apakah perlu
diadakan kegiatan konseling tentang cara pengolahan makanan, menginformasikan
kepada ibu balita agar memeriksakan balitanya ke tenaga kesehatan ?
a. Ya b. Tidak
2. Tuberkulosis (TB) Paru merupakan penyakit yang mudah menular dan menimbulkan
kematian. Apabila ditemukan penderita TB baru di suatu wilayah, apakah perlu
dilakukan kunjungan penderita (untuk dilakukan pemeriksaan dan edukasi) dan
pelacakan penderita lain untuk mencegah terjadinya penularan di lingkungan sekitarnya
?
a. Ya b. Tidak
4. Campak dan Rubella (campak jerman) merupakan penyakit yang mudah menular dan
dapat menimbulkan kematian. Jika ditemukan kasus campak, apakah perlu dilakukan
pelacakan pada wilayah sekitar tempat tinggal penderita untuk menemukan kasus lain
sebagai pencegahan dini timbulnya wabah?
a. Ya b. Tidak
5. Gigitan hewan seperti anjing, kucing, dan monyet dapat berpotensi menyebabkan rabies
(penyakit anjing gila) dan kematian. Apakah perlu dilakukan pelacakan pada penderita
gigitan hewan anjing, kucing, dan monyet untuk mencegah timbulnya penyakit rabies?
a. Ya b. Tidak
6. Hepatitis merupakan penyakit yang mudah menular melalui makanan yang tercemar
dengan penderita, tusukan jarum suntik dan dapat menyebabkan kematian. Apakah
perlu dilakukan pelacakan pada penderita di wilayah sekitar tempat tinggal penderita
untuk menemukan kasus lain sebagai pencegahan dini timbulnya wabah?
a. Ya b. Tidak
7. DBD merupakan penyakit yang mudah menular melalui gigitan nyamuk dan dapat
menyebabkan kematian. Apakah perlu dilakukan penanggulangan wabah dengan
pelacakan penderita dan fogging ketika ditemukan kasus DBD di suatu wilayah?
a. Ya b. Tidak
8. Kejadian Lumpuh Layuh mendadak pada anak usia <15 tahun merupakan salah satu
tanda penyakit polio yang mudah menular dan menyebabkan kecacatan. Apakah perlu
dilakukan pelacakan pada penderita di wilayah sekitar tempat tinggal penderita untuk
menemukan kasus lain dan melakukan pencegahan terjadinya wabah?
a. Ya b. Tidak
9. Meningitis (radang selaput otak) merupakan penyakit yang mudah menular dan
menyebabkan kelumpuhan. Apakah perlu dilakukan pelacakan pada penderita di
wilayah sekitar tempat tinggal penderita untuk menemukan kasus lain sebagai upaya
pencegahan dini terjadinya wabah?
a. Ya b. Tidak
10. Filariasis (penyakit kaki gajah) merupakan penyakit yang mudah menular melalui
gigitan nyamuk dan menyebabkan kecacatan. Apakah perlu dilakukan pelacakan pada
penderita di wilayah sekitar tempat tinggal penderita untuk menemukan kasus lain
sebagai upaya pencegahan dini terjadinya wabah?
a. Ya b. Tidak
11. Kecacingan merupakan penyakit yang mudah menular dan menimbulkan gizi buruk
pada balita. Apakah perlu dilakukan pelacakan pada penderita di wilayah sekitar tempat
tinggal penderita untuk menemukan kasus lain dan melakukan pencegahan terjadinya
wabah?
a. Ya b. Tidak
UPAYA KESEHATAN PENGEMBANGAN
3. Untuk memantau kondisi kesehatan dan deteksi dini penyakit kronis, apakah perlu
dilakukan pemeriksaan berkala peserta didik?
a. Ya b. Tidak
B. KESEHATAN JIWA
1. Agar penderita gangguan jiwa tidak sampai dipasung, maka apakah perlu dilakukan
pendataan penderita gangguan jiwa?
a. Ya b. Tidak
E. KESEHATAN OLAHRAGA
1. Untuk meningkatkan kebugaran dan meningkatkan produktivitas, apakah perlu
dilakukan senam karyawan?
a. Ya b. Tidak
4. Untuk meningkatkan kesehatan dan kebugaran calon jamaah haji, apakah perlu
dilakukan senam kebugaran haji?
a. Ya b. Tidak
F. KESEHATAN KERJA
1. Untuk memantau kesehatan karyawan, apakah perlu dilakukan pendataan
karyawan?
a. Ya b. Tidak
G. KESEHATAN INDERA
1. Apakah perlu dilakukan penjaringan penderita katarak?
a. Ya b. Tidak
4. Apakah menurut Anda petugas kesehatan perlu melakukan deteksi dini atau
pencarian kasus penyakit secara aktif di keluarga, kelompok khusus, dan
masyarakat?
a. Ya b. Tidak