SISTEM RUJUKAN
UPT PUSKESMAS LAMURUKUNG
KABUPATEN BONE
TAHUN 2020
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Upaya pemenuhan kebutuhan masyarakat akan akses pelayanan kesehatan, sediaan farmasi,
dan alat kesehatan secara nasional memang telah mengalami peningkatan, namun di daerah terpencil,
tertinggal, perbatasan, pulau-pulau kecil terdepan dan terluar masih belum cukup terpenuhi.
Kebutuhan akan Sumber Daya Manusia (SDM) Kesehatan pun belum cukup memadai, baik jumlah,
jenis, kualitas tenaga kesehatan yang dibutuhkan, serta distribusinya yang belum merata. Jumlah
dokter di Indonesia masih tergolong rendah bila dibandingkan dengan negara lain di ASEAN, yaitu
19 orang dokter per 100.000 orang penduduk.
Sesuai dengan dasar Sistem Kesehatan Nasional tahun 2009, upaya penyelenggaraan
kesehatan perlu mengacu pada dasar-dasar:
1. Hak asasi manusia.
2. Sinergisme dan Kemitraan yang Dinamis.
3. Komitmen dan Tata Kepemerintahan yang Baik.
4. Dukungan Regulasi.
5. Antisipatif dan Pro Aktif.
6. Responsif Gender.
7. Kearifan Lokal.
Akan tetapi pembangunan kesehatan yang belum merata terutama dalam hal pemerataan
prasarana dan fasilitas penunjang bagi stakeholder kesehatan yang ada di daerah maka diperlukan
tindakan rujukan dari stakeholder kesehatan yang memiliki fasilitas kurang ke stakeholder yang
memiliki sarana lebih maju.
Rujukan adalah sarana dan prasarana yang digunakan sebagai alat untuk memberikan
informasi, untuk menyokong atau memperkuat pernyataan dengan tegas. Rujukan dapat berwujud
alat bukti, nilai-nilai, dan/atau kredibilitas. Sumber materi rujukan adalah tempat materi tersebut
ditemukan.
C. MANFAAT
Hasil ini diharapkan dapat bermanfaat bagi:
1. Puskesmas
Sebagai data,masukan dan sebagai bahan pertimbangan untuk evaluasi kelengkapan sarana
prasarana, ketepatan prosedur maupun keefektivitasan dari pelaksanaan sistem rujukan dan
dapat melaksanakan sistem rujukan yang sesuai Sistem Kesehatan nasional di Pukesmas
Lamurukung , Kecamatan Tellu Siattingge, Kabupaten Bone.
2. Petugas Kesehatan
Menambah masukan tentang ketepatan prosedur maupun indikasi dalam pelaksanaan sistem
rujukan.
BAB II
METODOLOGI
A. KERANGKA ACUAN
Dalam membuat kerangka acuan, digunakan cara pendekatan sistem yaitu sebagai berikut:
INPUT
1. Man
2. Money
3. Material
4. Metode
5. Machine
1. Perencanaan (P1)
b. Pertemuan dengan Kepala Puskesmas Batealit untuk mendapatkan izin melakukan kegiatan
di wilayah kerja Puskesmas Lamurukung.
OUTPUT
A. Dasar Pemikiran
Puskesmas merupakan suatu kesatuan organisasi kesehatan fungsional yang merupakan pusat
pengembangan kesehatan masyarakat, yang juga membina peran serta masyarakat disamping
memberikan pelayanan secara menyeluruh dan terpadu kepada masyarakat di wilayah kerjanya
dalam bentuk kegiatan pokok.
Wilayah kerja puskesmas meliputi satu kecamatan atau sebagian dari kecamatan. Faktor
kepadatan penduduk, luas daerah, keadaan geografi dan keadaan infrastruktur lainnya merupakan
bahan pertimbangan dalam menentukan wilayah kerja puskesmas.
Sasaran penduduk yang dilayani oleh sebuah puskesmas rata-rata 10.000 penduduk.
Untuk perluasan jangkauan pelayanan kesehatan maka puskesmas perlu ditunjang dengan unit
pelayanan kesehatan yang lebih sederhana yaitu Puskesmas Pembantu dan Puskesmas Keliling.
Pelayanan kesehatan yang diberikan di Puskesmas adalah pelayanan kesehatan yang
meliputi pelayanan pengobatan (kuratif), upaya pencegahan (preventif), peningkatan kesehatan
(promotif) dan pemullihan kesehatan (rehabilitatif) yang ditujukan kepada semua penduduk dan
tidak dibedakan jenis kelamin dan golongn umur, sejak pembuahan dalam kandungan sampai tutup
usia.
Rujukan adalah sarana dan prasarana yang digunakan sebagai alat untuk memberikan
informasi, untuk menyokong atau memperkuat pernyataan dengan tegas. Rujukan dapat berwujud
alat bukti, nilai-nilai, dan/atau kredibilitas. Sumber materi rujukan adalah tempat materi tersebut
ditemukan.
D. Jenis Rujukan
a) Sistem rujukan menurut azas penyelenggaraan puskesmas (Kepmenkes No. 128 Tahun 2004)
dibagi menjadi:
1. Rujukan upaya kesehatan perorangan yang pada dasarnya menyangkut masalah medik
perorangan yang antara lain meliputi:
a. Rujukan kasus untuk keperluan diagnostik, pengobatan, tindakan operasional dan lain-
lain.
b. Rujukan bahan (spesimen) untuk pemeriksaan laboratorium klinik yang lebih lengkap.
c. Rujukan ilmu pengetahuan antara lain dengan mendatangkan atau mengirim tenaga
yang lebih kompeten atau ahli untuk melakukan tindakan, memberi pelayanan, ahli
pengetahuan dan teknologi dalam meningkatkan kualitas pelayanan.
Gambar 1. Skema pelaksanaan azas rujukan menurut Kepmenkes No. 128 Tahun 2004
.
F. Jalur Rujukan
Jalur rujukan dibagi menjadi dua, yaitu:
1. Rujukan upaya kesehatan perorangan:
1) Antara masyarakat dengan puskesmas.
2) Antara puskesmas pembantu atau bidan di desa dengan puskesmas.
3) Intern petugas puskesmas atau puskesmas rawat inap.
4) Antar puskesmas atau puskesmas dengan rumah sakit atau fasilitas pelayanan lainnya.
2. Rujukan upaya kesehatan masyarakat:
1) Dari puskesmas ke dinas kesehatan kabupaten atau kota.
2) Dari puskesmas ke instansi lain yang lebih kompeten baik intrasektoral maupun lintas
sektoral.
3) Bila rujukan ditingkat kabupaten atau kota masih belum mampu mananggulangi, bisa
diteruskan ke provinsi atau pusat (Trihono, 2005).
G. Keuntungan Sistem Rujukan
1. Pelayanan dan pertolongan dapat diberikan lebih cepat, murah, dan secara psikologis
memberikan rasa aman pada pasien dan keluarga pasien.
2. Penataran yang diadakan secara teratur dan berkala akan meningkatkan pengetahuan dan
keterampilan petugas daerah, sehingga semakin banyak kasus yang dapat dikelola di daerahnya
masing – masing, serta meningkatkan kewaspadaan tenaga kesehatan akan kasus-kasus sulit
tertentu yang harus segera dirujuk.
3. Memudahkan masyarakat di daerah terpencil agar dapat memperoleh pelayanan tenaga ahli dan
fasilitas kesehatan dari jenjang yang lebih tinggi.
H. Tata Cara Pelaksanaan Sistem Rujukan
Pasien yang akan dirujuk harus sudah diperiksa dan layak untuk dirujuk. Adapun kriteria
pasien yang dirujuk adalah bila memenuhi salah satu dari:
1. Hasil pemeriksaan fisik sudah dapat dipastikan tidak mampu diatasi.
2. Hasil pemeriksaan fisik dengan pemeriksaan penunjang medis ternyata tidak mampu diatasi.
3. Memerlukan pemeriksaan penunjang medis yang lebih lengkap, tetapi pemeriksaan harus
disertai pasien yang bersangkutan.
4. Apabila telah diobati dan dirawat ternyata memerlukan pemeriksaan, pengobatan dan perawatan
di sarana kesehatan yang lebih mampu.
TATA CARA PELAKSANAAN SISTEM RUJUKAN
Dalam prosedur merujuk dan menerima rujukan pasien ada dua pihak yang terlibat yaitu
pihak yang merujuk dan pihak yang menerima rujukan dengan rincian beberapa prosedur sebagai
berikut :
1. Prosedur standar merujuk pasien.
2. Prosedur standar menerima rujukan pasien.
3. Prosedur standar memberi rujukan balik pasien.
4. Prosedur standar menerima rujukan balik pasien.
3. Persiapan Surat, beri surat pengantar ke tempat rujukan, berisi identitas pasien, alasan rujukan,
tindakan dan obat–obatan yang telah diberikan pada pasien.
4. Persiapan Alat, bawa perlengkapan alat dan bahan yang diperlukan.
5. Persiapan Obat, membawa obat–obatan esensial yang diperlukan selama perjalanan merujuk.
Jenis-jenis obat yang dibutuhkan diantaranya:
a. Epinephrin
b. Lidokain
c. Sulfas atropin
d. Dopamin
e. Magnesium sulfat
f. Morfin
g. Kortikosteroid
h. Natrium bikarbonat
i. Kalsium glukonat/Kalsium klorida
j. Furosemide
k. Diazepam
6. Persiapan Kendaraan, persiapkan kendaraan yang cukup baik, yang memungkinkan pasien berada
dalam kondisi yang nyaman dan dapat mencapai tempat rujukan secepatnya.
Kelengkapan ambulance, alat, dan bahan yang diperlukan:
a. Tas PP (Kit PP)
Tas PP sebaiknya terbuat dari bahan yang kuat dan tahan air. Isi tas PP:
1. Pembalut gulung
2. Pembalut segitiga
3. Kassa steril
4. Plester
5. Kapas putih
6. Plester cepat (misal Tensoplast, dll)
7. Cairan antiseptik
8. Cairan pencuci luka rivanol
9. Obat-obatan
10. Alat medis tambahan
11. Gunting
12. Pinset
13. Senter
14. Peniti
15. Buku catatan dan alat tulis
16. Stetoskop
17. Tensimeter
18. Termometer
b. Alat pelindung diri
c. Sepatu bot
d. Perlengkapan medis
1. Alat pemeriksaan
2. Emergency kit
e. Airways and breathing set
1. Ventilator mobile/portable
2. Tabung oksigen portable
3. Suction unit
4. Bag valve mask
5. ETT
6. Laringoscope
7. Pulse Oxymetri
8. Oxyhood
f. Circulation set
1. Vena sectie set
2. Hanging blood pressure monitor
3. Automatic external defibrilator
4. EKG monitor
5. Intraosseus needle
g. Trauma set
1. Necsplint/collar splint
2. Long spine board
3. Wound toilet set
4. Minor surgery set
h. Alat angkut evakuasi
1. Scoope stretcher
2. Stretcher beroda
i. Lain-lain
1. Infus set
2. Bantal, sarung bantal, sprei, selimut
3. Kantung muntah
4. Box tissue
5. Satu pak gelas
6. Satu pak tissue basah
7. Empat liter air steril/NaCl
8. Empat buah alat pengikat lunak
9. Kantung sampah
j. Obat-obatan
k. Alat komunikasi
1. Radio medik
2. Mobile phone
7. Persiapan Uang, ingatkan keluarga untuk membawa uang dalam jumlah yang cukup untuk
membeli obat-obatan dan bahan kesehatan yang diperlukan di tempat rujukan.
8. Persiapan Donor Darah, siapkan kantung darah sesuai golongan darah pasien atau calon pendonor
darah dari keluarga untuk berjaga–jaga dari kemungkinan kasus yang memerlukan donor darah.
J. Mekanisme Rujukan
1. Menentukan kegawatdaruratan penderita:
a. Pada tingkat kader atau dukun bayi terlatih.
b. Pada tingkat bidan desa, puskesmas pembantu, dan puskesmas.
2. Menentukan tempat rujukan.
3. Memberikan informasi kepada penderita dan keluarga.
4. Mengirimkan informasi pada tempat rujukan yang dituju:
a. Memberitahukan bahwa akan ada penderita yang dirujuk.
b. Meminta petunjuk apa yang perlu dilakukan dalam rangka persiapan dan selama dalam
perjalanan ke tempat rujukan.
c. Meminta petunjuk dan cara penanganan untuk menolong penderita bila penderita tidak
mungkin dikirim.
5. Melakukan persiapan rujukan.
6. Pengiriman penderita.
7. Tindak lanjut penderita:
a. Untuk penderita yang telah dikembalikan dari tempat rujukan.
b. Melakukan kunjungan rumah pada penderita yang memerlukan tindakan lanjut tetapi
memiliki hambatan melapor.
A) Mekanisme Rujukan Puskesmas Lamurukung
1. Menentukan kegawatdaruratan penderita:
Keputusan untuk melakukan rujukan dilakukan apabila puskesmas tidak dapat
memberikan pelayanan medis dan/atau pemeriksaan penunjang yang dibutuhkan
pasien.
Instalasi gawat darurat: dilakukan oleh perawat dan dokter jaga UGD.
Rawat inap: dilakukan oleh perawat dan dokter jaga UGD.
Rawat jalan: dilakukan oleh perawat dan dokter jaga BP.
PONED: dilakukan oleh bidan.
2. Menentukan tempat rujukan:
Sebagian besar pasien dirujuk ke RSUD Tenriawaru dan RS Hapsah, atas saran dan
penjelasian dari perawat, bidan, atau dokter jaga, dengan persetujuan pasien dan keluarga.
3. Memberikan informasi kepada penderita dan keluarga.
Memberikan informasi mengenai alasan pasien dirujuk kepada pasien dan keluarga
pasien.
Instalasi gawat darurat: dilakukan oleh perawat dan dokter jaga UGD.
Rawat inap: dilakukan oleh perawat dan dokter jaga UGD.
Rawat jalan: dilakukan oleh perawat dan dokter jaga BP.
PONED: dilakukan oleh bidan.
4. Mengirimkan informasi pada tempat rujukan yang dituju:
Tidak dilakukan pemberitahuan terlebih dahulu bahwa akan ada penderita yang
dirujuk.
5. Melakukan persiapan rujukan.
a. Persiapan Tenaga Kesehatan, tidak terdapat ketentuan jumlah tenaga medis yang
harus ikut mendampingi pasien dan keluarga pasien hingga sampai di tempat
rujukan.
b. Persiapan Keluarga, pasien dan keluarga pasien diberikan informasi mengenai alasan
dilakukan rujukan.
c. Persiapan Surat, keluarga pasien diberi surat pengantar/surat rujukan yang berisi
identitas pasien, alasan rujukan, tindakan dan obat–obatan yang telah diberikan pada
pasien.
Pasien rujukan PONED diberikan surat rujukan dari puskesmas, surat dibuat rangkap
tiga, satu untuk dibawa pasien dan keluarga sebagai pengantar ke tempat rujukan, satu
disimpan oleh bidan, satu disimpan di instalasi PONED puskesmas. Dilakukan
pencatatan pasien yang dirujuk di buku rujukan.
Pasien rujukan instalasi gawat darurat dan rawat inap diberikan satu surat rujukan sebagai
pengantar ke tempat rujukan. Tidak dilakukan pencatatan rujukan pasien dari instalasi
gawat darurat dan rawat inap.
Pasien rujukan pasien rawat jalan/BP dilakukan untuk kepentingan pendataan
asuransi/jaminan kesehatan, dicatat di buku rujukan. Surat rujukan memiliki format yang
berbeda dengan surat rujukan instalasi gawat darurat, rawat inap, dan PONED. Surat
dibuat rangkap dua, satu untuk pasien dan satu untuk disimpan puskesmas.
6. Pengiriman penderita.
Dilakukan dengan mobil ambulance milik puskesmas, kelengkapan mobil ambulance
kurang, tidak memiliki sopir ambulance tetap.
Tidak ada ketentuan jumlah tenaga medis yang harus ikut mengantar dan
mendampingi pasien dan keluarga ke tempat rujukan.
Semoga kekurangan tersebut dapat diatasi demi peningkatan pelayanan kesehatan di Puskesmas
Lamurukung.
Saran-saran:
a. Perlunya dibuat suatu susunan form tertulis yang tetap setiap melakukan tindakan rujukan.
b. Diperlukan pencatatan dan pelaporan untuk kepentingan evaluasi seusai merujuk apakah sesuai
dengan Sistem Kesehatan Nasional.
c. Sebaiknya surat rujukan dibuat dalam dua rangkap.
d. Perlunya dipertimbangkan pengadaan alat-alat maupun sarana dan prasarana medis dan nonmedis
untuk diintegrasikan secara komprehensif pada mobil ambulance puskesmas.
e. Perlunya komunikasi yang intensuif antara puskesmas dengan pihak yang merujuk dan pihak
tempat rujukan, terkait persiapan sebelum merujuk maupun pada saat penerimaan pasien di
tempat rujukan (pentingnya pemberitahuan melalui telepon terlebih dahulu pada tempat rujukan)
DAFTAR PUSTAKA
Prawirohardjo Trihono. 2005. Arrimes Manajemen Puskesmas Berbasis Paradigma Sehat. Jakarta :
Sagung Seto
7. www.puskel.com/4-macam-sistem-rujukan-upaya-kesehatan/
8. www.scribd.com/poedji-rochjati
LAMPIRAN
Kepada
Yth. Kepala……………………………
………………………………………
di.
Watampone
Keterangan : ……………………………………………………….
Lamuru,…………………….. 2020
Dokter UPT Puskesmas,
An. Kepala……………………………………………………
Penerima Rujukan
NIP.
PEMERINTAH KABUPATEN BONE
DINAS KESEHATAN
UPT PUSKESMAS LAMURUKUNG
Alamat : Jl. Pendidikan Desa Lamuru Kec. Tellu Siattinge Kode Pos 92752
Telp. (0481) 2920747 Email : lamurukungpuskesmas@gmail.com
Kepada
Yth. Kepala……………………………
………………………………………
di.
Watampone
Keterangan : ……………………………………………………….
Lamuru,…………………….. 2020
Dokter UPT Puskesmas,
An. Kepala……………………………………………………
Penerima Rujukan
NIP.