Anda di halaman 1dari 32

EVIDENCE BASED

PRACTICE (EBP)
PADA MANAJEMEN
RUJUKAN
KELOMPOK 6
Anggota
● Dyah Tri Ningsih P07120522002
● Valeria R I Sinaga P07120522042
● Krisdayanti P07120522045
● Monika Yayu P07120522046
● Ruth Pebriana P07120522034
● Octavia Dwi P07120522023
● M. Amin Kutbi P07120522031
Topik Bahasan

Macam-Macam Karakteristik
Sistem Tujuan Sistem
Sistem Sistem
Rujukan Rujukan
Rujukan Rujukan

Prosedur Manfaat Sistem EBP Sistem


Rujukan Rujukan Rujukan
Sistem Rujukan
Sistem rujukan adalah suatu jaringan pelayanan kesehatan yang
memungkinkan terjadinya penyerahan tanggung jawab secara timbal
balik atas masalah yang timbul baik vertikal (dari unit yang lebih
mampu menangani0 maupun horizontal (antar unit-unit yang setingkat
kemampuannya secara rasional kepada yang lebih mampu.
Tujuan Sistem
Rujukan
Tujuan sistem rujukan adalah untuk meningkatkan mutu, cakupan dan
efisiensi pelayanan kesehatan secara terpadu. Tujuan sistem rujukan agar pasien
mendapatkan pertolongan pada fasilitas pelayanan kesehatan yang lebih mampu
sehingga jiwanya dapat terselamatkan, dengan demikian dapat menurunkan AKI
dan AKB.

Dihasilkannya pemerataan upaya pelayanan kesehatan yang didukung


kualitas pelayanan yang optimal dalam rangka memecahkan masalah kesehatan
secara berdaya guna. Menghasilkan upaya pelayanan kesehatan klinik yang
bersifat kuratif dan rehabilitatif secara berhasil guna dan berdaya guna.
Dihasilkannya upaya kesehatan masyarakat yang bersifat preveventif secara
berhasil guna dan berdaya guna. Setiap penderita mendapat perawatan dan
pertolongan yang sebaik-baiknya.
Macam-Macam
Sistem Rujukan
1. Sistem Kesehatan Nasional membedakannya
menjadi dua macam yaitu:
a. Rujukan Kesehatan
b. Rujukan Medik

2. Menurut tata hubungan, yaitu:


● Rujukan internal
● Rujukan eksternal
3. Rujukan secara konseptual
● Rujukan upaya kesehatan perorangan yang pada dasarnya menyangkut masalah medik
perorangan
● Rujukan upaya kesehatan masyarakat pada dasarnya menyangkut masalah kesehatan
masyarakat yang meluas
● Rujukan operasional
● Puskesmas ke instansi lain yang lebih kompeten baik intrasektoral maupun lintas sectoral
● Bila rujukan di tingkat kabupaten atau kota masih belum mampu menanggulangi, bisa
diteruskan ke provinsi atau pusat.
Karakteristik
Sistem Rujukan
1. Menurut WHO (pada Referral Health System), karakteristik rujukan medis adalah:
a. Adanya kerjasama antara fasilitas pelayanan kesehatan;
b. Kepatuhan terhadap SOP rujukan;
c. Kelengkapan sumber daya pendukung, termasuk transportasi dan komunikasi;
d. Kelengkapan formulir rujukan;
e. Komunikasi pra rujukan dengan fasilitas tujuan rujukan; dan f. Ketentuan rujuk
balik.
2. Menurut UNFPA (dalam The Health Referral System in Indonesia), karakteristik rujukan medis
dinyatakan sebagai berikut:
a. Ketepatan dalam merujuk;
b. Pertimbangan kemampuan bayar pasien;
c. Kelayakan dan keterjangkauan fasilitas rujukan;
d. Kepatuhan terhadap kebijakan dan SOP rujukan;
e. Kelengkapan fasilitas kesehatan rujukan lebih baik dari pada perujuk;
f. Melakukan rujukan balik dan juga feedback ke fasilitas perujuk. (Karleanne Lony Primasari,
2015)
3. Menurut KEMENKES dalam Pedoman Sistem Rujukan Nasional, yaitu sebagai
berikut: (Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2012)
a. Rujukan berdasarkan indikasi;
b. Prosedur rujukan pada kasus kegawatan;
c. Melakukan rujukan balik ke fasilitas perujuk;
d. Keterjangkauan fasilitas rujukan; dan
e. Rujukan pertama dari fasilitas primer;
Prosedur Rujukan
Pada dasarnya, prosedur fasilitas pemberi pelayanan kesehatan pengirim rujukan adalah sebagai berikut:
1. Menjelaskan kepada para pasien atau keluarganya tentang alasan rujuk;
2. Melakukan komunikasi dengan fasilitas kesehatan yang dituju sebelum merujuk;
3. Membuat surat rujukan dan juga melampirkan hasil diagnosis pasien dan catatan medisnya;
4. Mencatat pada register dan juga membuat laporan rujukan;
5. Stabilisasi keadaan umum pasien, dan dipertahankan selama dalam perjalanan;
6. Pendampingan pasien oleh tenaga kesehatan;
7. Menyerahkan surat rujukan kepada pihak-pihak yang berwenang di fasilitas pelayanan kesehatan di tempat rujukan;
8. Surat rujukan pertama harus berasal dari fasilitas pelayanan kesehatan primer, kecuali dalam keadaan darurat; dan

9. Ketentuan-ketentuan yang terdapat pada Askes, Jamkesmas, Jamkesda, SKTM dan badan penjamin kesehatan lainnya
tetap berlaku.

(Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2012)


Adapun prosedur sarana kesehatan penerima rujukan adalah:

1. Menerima rujukan pasien dan membuat tanda terima pasien;


2. Mencatat kasus-kasus rujukan dan membuat laporan penerimaan rujukan;
3. Mendiagnosis dan melakukan tindakan medis yang diperlukan, serta melaksanakan perawatan disertai catatan medik
sesuai ketentuan;
4. Memberikan informasi medis kepada pihak sarana pelayanan pengirim rujukan;
5. Membuat surat rujukan kepada sarana pelayanan kesehatan lebih tinggi dan mengirim tembusannya. kepada sarana
kesehatan pengirim pertama; dan
Membuat rujukan balik kepada fasilitas pelayanan perujuk bila sudah tidak memerlukan pelayanan medis spesialistik
atau subspesialistik dan setelah kondisi pasien.

(Jabar, P. 2011)
Manfaat Sistem
Rujukan
1. Sudut pandang pemerintah sebagai penentu kebijakan

Jika ditinjau dari sudut pemerintah sebagai penentu kebijakan kesehatan (policy maker), manfaat yang
akan diperoleh antara lain membantu penghematan dana, karena tidak perlu menyediakan berbagai
macam peralatan kedokteran pada setiap sarana kesehatan; memperjelas sistem pelayanan kesehatan,
karena terdapat hubungan kerja antara berbagai sarana kesehatan yang tersedia; dan memudahkan
pekerjaan administrasi, terutama pada aspek perencanaan.
2. Sudut pandang masyarakat sebagai pemakai jasa pelayanan

Jika ditinjau dari sudut masyarakat sebagai pemakai jasa pelayanan (health consumer), manfaat yang akan
diperoleh antara lain meringankan biaya pengobatan, karena dapat dihindari pemeriksaan yang sama secara
berulang-ulang dan mempermudah masyarakat dalam mendapatkan pelayanan, karena diketahui dengan jelas
fungsi dan wewenang sarana pelayanan kesehatan.
3. Sudut pandang kalangan kesehatan sebagai penyelenggara pelayanan kesehatan.

Jika ditinjau dari sudut kalangan kesehatan sebagai penyelenggara pelayanan kesehatan (health
provider), manfaat yang diperoleh antara lain memperjelas jenjang karir tenaga kesehatan dengan
berbagai akibat positif lainnya seperti semangat kerja, ketekunan, dan dedikasi; membantu
peningkatan pengetahuan dan keterampilan yakni melalui kerjasama yang terjalin; memudahkan
dan atau meringankan beban tugas, karena setiap sarana kesehatan mempunyai tugas dan kewajiban
tertentu.
EBP Manajemen
Rujukan
LATIHAN 1
MEMBUAT PERTANYAAN PENELITIAN
No Aspek Jawaban Keyword
1 P Rumah Sakit, Puskesmas, fasilitas Management Refeal
kesehatan
(Population)

2 I Manajemen Sistem rujukan


(Intervention)
3 C Tidak ada kelompok pembanding -
(Comparison)
4 O Mengetahui sistem rujukan Manajemen rujukan
(Outcome)
5 T 2016-2022 Manajemen rujukan
(Timeline)
Rumusan Pertanyaan Penelitian:

Bagaimana sistem managemen rujukan Nasional Kesehatan pada fasilitas kesehatan?


LATIHAN 2
PENELUSURAN LITERATUR
No Sumber Keyword Hasil Searching
Database
1 Sciencedirect Referral management The regional and referral compliance of online healthcare systems by
Indonesia National Health Insurance agency and health-seeking
behavior in Indonesia
(Handayani et al., 2021)
2 Pubmed National Health Management Telehealth to support referral management in a universal health
referral system: a before-andafter study (Gadenz et al., 2021)
3 Google Manajemen rujukan Evaluasi Pelaksanaan Sistem Rujukan Berjenjang Dalam Program
Scholar Jaminan Kesehatan Nasional (Setiawati, 2010)
4 Google Sistem rujukan, manajemen Gambaran Sistem Rujukan Terintegrasi (Sisrute) Di RSUD Dr. RM
Scholar rujukan Djoelham Binjai Tahun 2019
(Junita Bancin et al., 2020)
5 Google Manajemen rujukan Analisis Pelaksanaan Sistem Rujukan Berjenjang Bagi Peserta
Scholar JKN di Puskesmas X Kota Surabaya (Ratnasari, 2018)
LATIHAN 3
RINGKASAN 5 LITERATUR UTAMA
Judul Populasi dan Kelemahan
Desain Penelitian Tujuan Penelitian Hasil Penelitian
Penelitian Jumlah Sampel Penelitian
The Regional Kepatuhan regional Dengan responden Penelitian ini Hasil penelitian tersebut menemukan Belum
And Referral menerapkan model sebanyak 463 bertujuan untuk bahwa beberapa variabel demografi dan terdapat
Compliance Of regresi logit, dengan kriteria mengevaluasi ketersediaan fasilitas kesehatan daerah kelemahan
Online sedangkan kepatuhan memiliki Jaminan penyediaan sistem mempengaruhi kepatuhan daerah. Selain pada
Healthcare rujukan menerapkan Kesehatan rujukan perawatan itu, kami menemukan 19,3% dari transaksi penelitian ini.
Systems By statistik deskriptif Kesehatan online oleh tidak sesuai dengan urutan rujukan yang
 
Indonesia jalur rujukan. Badan Jaminan ditentukan. Urutan rujukan yang
National Health Penelitian ini juga Kesehatan Nasional ditentukan sebagian besar diikuti untuk
Insurance mengikuti yang mengkaji pasien dengan penyakit ganas. Kami juga
Agency And pendekatan mengenai pola proses menemukan pria yang merasa bahwa
Health-Seeking kuantitatif dengan rujukan kesehatan, kondisi kesehatannya sehat akan lebih
Behavior In menggunakan regional dan kecil kemungkinannya untuk mencari
Indonesia kuesioner online kepatuhan. Serta layanan kesehatan dibandingkan dengan
untuk memahami wanita. Selanjutnya, kecenderungan
   
perilaku pencarian pengobatan alternatif meningkatkan
kesehatan di perilaku pencarian kesehatan, dan
Indonesia, kecenderungan pencarian informasi
pemanfaatan kesehatan di media sosial meningkatkan
pengobatan alternatif. frekuensi pencarian layanan kesehatan.
Judul Populasi dan Tujuan Kelemahan
Desain Penelitian Hasil Penelitian
Penelitian Jumlah Sampel Penelitian Penelitian
Telehealth to Quasi Tidak dijelaskan Tujuan dari Pada awal, jumlah rata-rata kasus dalam Tidak
support Eksperiment. mengenai penelitian ini daftar tunggu berkisar antara 2.961 dijelaskan
referral Desain populasi dan adalah untuk hingga 12.305 kasus. Pengurangan menngenai
management penelitiannya sampel menilai dampak jumlah kasus dalam daftar tunggu populasi dan
in a universal menggunakan one strategi setelah enam bulan operasi diamati di sampel yang
health system: group pre test and telehealth pada semua daerah. Besaran penurunannya digunakan
a before and post test daftar tunggu berkisar antara 54,67 hingga 88,97%.
after study dan waktu Interaksi pengukuran waktu secara
tunggu untuk statistik signifikan dari bulan kedua dan
perawatan seterusnya. Waktu tunggu rata-rata
berkisar antara 159 hingga 241 hari pada
awal. Setelah enam bulan, terjadi
penurunan masing-masing 100 dan 114
hari tunggu di dua wilayah, dengan
pengurangan waktu tunggu hanya untuk
kasus berisiko tinggi di wilayah ketiga.
Judul Desain Kelemahan
Populasi dan Jumlah Sampel Tujuan Penelitian Hasil Penelitian
Penelitian Penelitian Penelitian
Evaluasi Penelitian ini Ada dua jenis sampel dalam penelitian Tujuan penelitian Hasil penelitian menunjukan bahwa Jumlah sampel
Pelaksanaa menggunaka ini, yaitu petugas pelayanan kesehatan adalah ketepatan dalam sistem rujukan tidak
n Sistem n pendekatan dan pasien yang mengajukan rujukan mengevaluasi sudah baik. Semua responden dituliskan
Rujukan survey berjenjang. Petugas pelayanan kesehatan kesesuaian (100%) mendapatkan rujukan sesuai dengan jelas,
Berjenjang terhadap dipilih dengan kriteria memahami pelaksanaan sistem dengan prosedur sistem rujukan hanya tertulis
Dalam pasien dan prosedur sistem rujukan berjenjang dan rujukan berjenjang berjenjang. Namun kelengkapan presentase dari
Program in-depth melaksanakan sistem tersebut. Setiap dan mengukur surat rujukan masih bermasalah. hasil
Jaminan interview Puskesmas diambil empat orang yaitu tingkat kepuasaan Data dan informasi penting dalam penelitian saja
Kesehatan terhadap kepala Puskesmas, petugas poli pasien terhadap surat rujukan seperti hasil diagnosa,
Nasional petugas kebidanan, petugas rekam medis, petugas pelayanan sistem pemeriksaan fisik, anamnesa, dan
pelayanan poli umum. Teknik pengumpulan data rujukan berjenjang terapi yang sudah diberikan banyak
kesehatan dilakukan lewat wawancara mendalam. di Fasilitas tidak diisi oleh petugas kesehatan.
Sampling pasien diambil dengan cara Kesehatan Tingkat Tingkat kepuasan pasien terhadap
incidental random sampling, yaitu pasien Pertama (FKTP) pelayanan rujukan juga masih
yang kebetulan ditemui saat penelitian rendah. Ada 34,9% responden yang
dan cocok dengan kriteria yang dituju memiliki tingkat kepuasan rendah.
dalam penelitian, yaitu pasien yang Penyebabnya adalah tidak
mendapatkan pelayanan rujukan seimbangnya antara jumlah pasien
berjenjang. Teknik pengumpulan data yang dilayani dan petugas dan
dilakukan lewat kuisioner infrastruktur pelayanan kesehatan.
Judul Populasi dan Kelemahan
Desain Penelitian Tujuan Penelitian Hasil Penelitian
Penelitian Jumlah Sampel Penelitian

Gambaran Jenis Jenis Tidak disebutkan Untuk Aplikasi SISRUTE sangat membantu Populasi dan
Sistem penelitian adalah mengetahui percepatan pelayanan, memudahkan sampel tidak
Rujukan penelitian SISRUTE informasi rujukan terkait kejelasan disebutkan
Terintegrasi deskriptif. (Sistem Rujukan pasien dapat diterima oleh RS yang
(Sisrute) Di Penelitian Terintegrasi) dirujuk, mudah melakukan konsultasi
RSUD Dr. dilakukan pada berbasis IT dalam penanganan pasien lebih terarah
RM Djoelham bulan Desember dan meminimalkan penolakan pasien
Binjai Tahun 2019-Januari dengan koordinasi dan komunikasi
2019 2020. Penelitan antara RSUD Dr. RM Djoelham Binjai
dilakukan di dengan RS yang ingin dirujuk/RS
 
RSUD Dr. R.M penerima
djoelham. Sumber
data yang
digunakan adalah
Data sekunder
yang sudah ada di
rumah sakit.
Populasi dan
Tujuan Kelemahan
Judul Penelitian Desain Penelitian Jumlah Hasil Penelitian
Penelitian Penelitian
Sampel
Analisis Penelitian ini merupakan Sampel dari Tujuan dari Hasil penelitian menunjukkan pelaksanaan Belum
Pelaksanaan penelitian deskriptif penelitian ini penelitian ini sistem rujukan di Puskesmas X telah sesuai ditemukan
Sistem observasional, dan adalah yaitu untuk dengan peraturan dan pedoman yang ada. kekurangan
Rujukan rancang bangun cross Puskesmas X melihat Pelaksanaan rujukan telah sesuai dengan 7 pada
Berjenjang sectional dengan metode Kota kesesuaian pasal Permenkes No.1 Tahun 2012 tentang penelitian ini
Bagi Peserta riset implementasi. Surabaya pelaksanaan Sistem Rujukan Perorangan. Pelaksanaan
JKN di Penelitian ini melakukan sistem rujukan sistem rujukan telah sesuai dengan Pedoman
Puskesmas X triangulasi untuk pada era JKN di Sistem Rujukan Nasional meliputi syarat
Kota Surabaya mendapatkan informasi puskesmas merujuk pasien, prosedur klinis rujukan, dan
mendalam terhadap berdasarkan prosedur administartif rujukan, namun terdapat
dokumen rujukan peraturan pelaksanaan yang belum sesuai yakni
meliputi data rujukan, perundang- pelaksanaan informed consent, menghubungi
buku registrasi, rekam undangan dan kembali faskes tujuan rujukan, dan lembar
medis, dan surat rujukan, kebijakan yang rujukan yang dicetak. Rekomendasi untuk
wawancara dengan ada puskesmas yaitu dengan membuat informed
petugas rujukan, serta consent rujukan dan mencetak surat rujukan 2
observasi tanpa rangkap
memberikan intervensi.
LATIHAN 4
ESSAY SEDERHANA

Sejak dilaksanakan sistem Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) pada 2014, banyak perubahan yang terjadi
dalam sistem pelayanan Kesehatan di Indonesia. JKN telah meningkatkan akses masyarakat terhadap
pelayanan kesehatan. Targetnya adalah semua warga negara tercangkup ke seluruh sistem pelayanan kesehatan
(universal health coverage). Pelayanan di fasilitas kesehatan juga semakin terstruktur. JKN menerapkan sistem
pelayanan kesehatan berjenjang. Dimana sistem tersebut terdiri dari fasilitas kesehatan tingkat pertama (FKTP)
dan fasilitas kesehatan tingkat lanjutan (FKTL) yang terdiri dari pelayanan kesehatan tingkat kedua (sekunder)
dan pelayanan kesehatan tingkat ketiga (tersier).
Sistem rujukan dilakukan sebagai bentuk pelimpahan tugas dan tanggung jawab pelayanan kesehatan
secara timbal balik, baik secara vertikal maupun horizontal kepada pasien di seluruh fasilitas kesehatan.
Sistem tersebut juga dilakukan sebagai upaya untuk mengendalikan mutu dan biaya pelayanan dalam sistem
JKN.
Dari beberapa jurnal yang membahas mengenai manajemen rujukan diatas didapatkan bahwa manajemen
rujukan yang dilakukan oleh beberapa fasilitas kesehatan tersebut sudah sesuai dengan peraturan pedoman
yang ada sesuai undang-undang. Namun tidak sedikit mengatakan bahwa kepuasan pasien terhadap sistem
rujukan masih rendah meskipun sudah sesuai dengan undang-undang. Hal ini dikarenakan antara jumlah
pasien dengan petugas kesehatan tidak sepadan sehingga beberapa pasien merasa kurang puas.
Selain itu saat ini sistem rujukan sudah mulai berkembang, ada beberapa fasilitas kesehatan yang
menggunakan sistem rujukan berbasis komputer contohnya menggunakan aplikasi SISRUTE. Yang mana
aplikasi tersebut sangat membantu percepatan pelayanan, memudahkan informasi rujukan terkait kejelasan
pasien dapat diterima oleh RS yang dirujuk, mudah melakukan konsultasi dalam penanganan pasien lebih
terarah dan meminimalkan penolakan pasien dengan koordinasi dan komunikasi
Thank you!

Anda mungkin juga menyukai