Anda di halaman 1dari 22

BAB II.

UTEROTONIKA
BAB II
UTEROTONIKA
Definisi :
Obat yang meningkatkan kontraksi otot uterus terus
menerus, Istilah lain Oksitosik
Macam obat :
Alkaloid ergot dan derivatnya.
Oksitosin dan ekstrak hipofisis posterior
Prostaglandin.
Ad 1. Alkaloid ergot
Sumber : Claviceps purpurea
Jamur parasit pada butir rye dan gandum
Di amerika dan eropa
Penyebaran melalui spora dengan perantara serangga dan
angin.
Membentuk miselium yang akan menembus putik, isma
membentuk jaringan padat warna ungu dan menjadi keras.
Sklerosium (sumber ergot)
Zat dalam ergot :
 Alkaloid ergot

 Zat organic, karbohidrat, gliserida, steroid, asam


amino, amin, basa ammonium kuartener.
Efek farmakologi amin & basa :
@ Histamin @ Kolin @ Tiramin @ Asetilkolin
 S E J A R A H

Terjadi keracunan ergot pada 600th SM krn konsumsi


gandum
 K E G U G U R A N

Penggunaan d/ kebidanan th 1818 oleh Desgranges

2.2 KIMIA
 Alkaloid ergot terdapat sebagai isomer I dan d.
 Isomer i -> zat aktif

 Isomer d -> tidak aktif

 Ergotoksin : Alkaloid pertama yang di isolasi dalam


bentuk kristal dan aktif
ERGOTOKSIN
# Ergokristin
# Ergokornin
# Alfa ergokruptin
# Beta ergokriptin
ERGOTAMIN
 Paling kuat dari kelompok alkaloid asam amino yang
aktif
ERGONOVIN
 Zat uterotonik larut air

ERGOMETRIN
 Dihidrolisis

• Asam lisergat
• Amin
Disebut alkaloid amin
 Alkaloid asam amino -> suatu alkaloid dengan BM tinggi
yang menjadi mgd asam lisergat, ammonia,
as.piruvat, prolin.
ERGOPEPTIN
 Contoh : Bromokriptin
2.3 F A R M A K O K I N E T I K
Ergotamine
* Absorbsi lambat dan tidak sempurna pada saluran cerna.
 Pemberian 1mg ergotamine bersama 100mg kafein
menyebabkan kecepatan absorbsi naik dan kadar puncak
plasma 2x, tapi bioavai labilitas tetap dibawah 1%.
• Dosis i.m 1/10 dosis oral, absorbsi lambat ±20 menit untuk
terjadi respon uterus.
• i.v untuk dosis ½.i.m efek ±5 menit
• Bioavailabilitas oral rendah
• 90% metabolit dieksekresi melalui empedu, sebagian kecil
obat yang tidak aktif dimetabolisme, ada di urin.
Efek terapeutik dan efek toksin lama

2.4 F A R M A K O D I N A M I K
Berdasar efek dan struktur kmia alkaloid ergot ada 3 :
• Alkaloid asam amino dengan prototif ergotamine
• Derivat dihidro alkaloid asam amino dengan prototip
dihidroergotamin
• Alkaloid amin dengan prototip ergonovin
UTERUS
Semua alkaloid ergot alam menaikkan kontraksi uterus,
efek : besaarnya dosis.
• Dosis kecil : penaikkan amplitude dan frekuensi
diikuti relaksasi.
• Dosis Besar : terjadi kontraksi tetanik dan penaikkan
tonus otot dalam keadaan istirahat.
• Dosis sangat besar : kontraktur berlangsung lama
• Kepekaan uterus bervariasi tergantung umur
kehamilan.

SISTEM KARDIOVASKULER
(ERGOTAMIN TERKUAT)
 Vasokontriksi perifer merusak endotel kapiler

 Pembendungan aliran darah, trombosis dan gangrene


Respon vaskuler dan migraen
Penyebabnya : peningkatan amplitude pulsasi arteri
cranial terutama cabang a.karotis eksterna.
Alkaloid ergot menguranginya melalui pengurangan aliran
darah a basilar tanpa mengurangi aliran ke hemisfer
otak.

E R G O T A M I N
2.5 E . S
Alkaloid ergot sangat toksik
Ergotamine sangat atau paling toksik

Keracunan :
 Diganti ergonovin (metil ergonovin) sebagai oksitoksik
 Sakit kepala, mual, pusing, muntah, diare, rasa lemah,
gatal.
 Bingung, mengantuk, depresi, kejang, nyeri oto.
 Gangren : di jari kaki dan tangan.
Faktor penyebab :
 Vasokontriksi

 Kerusakan intima pembuluh darah sehingga terjadi


trombosis dan emboli arteri kecil.
Keracunan ergotaminpada dosis 26mg/oral beberapa hari
Injeksi 0.5-1.5mg dosis tunggal
Toksisitas ergonovin 0.25 x ergotamin
 Efek samping terjadi karena dosis berlebih dan peningkat
sensitivitas, sebetulnya dengan pemakaian cermat
ergotamine aman dan bermanfaat. E.S berat jarang
terjadi
 Terapi ergotisme

• Penghentian pengobatan dan pemberian terapi


simtomatis, Obat : anti koagulan, vasodilator kuat,
contoh : Na.nitroprusid
• Atropine/anti emetic golongan fenotiazin : untuk anti
muntah
• Ca glukonat : menghilangkan nyeri otot
(secaraparenteral)
2.6 Indikasi
Oksitosik
Anti migren
Anti Parkinson
Kombinasi dengan obat lain
Kafein memperkuat kerja ergotamine terhadap migren
Metoklopramid mempercepat absorbsi ergotamine

2.7 Kontra Indikasi


+ Tidak boleh untuk penderita dengan sepsis, penyakit pembuluh
darah
+ Penyakit hati dan ginjal
+ Wanita hamil

2.8 Sediaan
* Ergotamin tartrat : tab oral, sublingual, injeksi
* Ergotamin tatrat + kafein = supp
* Ergonovin maleat = injeksi
* Methergin > tab oral 0.2mg
Ampul 0.2mg/ml
3. OKSITOSIN & EKSTRAK
HIPOFISIS POSTERIOR
Hipofisis posterior : menyimpan dan melepaskan oksitosin dan
hormone antidiuretik

3.1 Fisiologi
Oksitosin merangsang otot polos uterus dan kelenjar mama

Sifatnya selektif dan cukup kuat


+ Stimulus sensoris pada serveiks, vagina dan payudara
+ Oksitosin lepas

 Kadar d/ plasma tidak bias menaikkan nyata


 Sensitivitas uterus menaik seiring umur kehamilan
 Pemberian oksitosin menaikkan kontraisi fundus sehingga
penaikkan frekuensi, amplitude dan lama kontraksi.
 Tidak sama oksitosin : persalinan lambat dan reflek ejeksi
menghilang
3.2 F A R M A K O L O G I
* Uterus
Oksitosin merangsang frekuensi dan kekuatan
kontraksi otot polos uterus
 Tergantung konsentrasi estrogen

 Progestin antagonis oksitosin

 Respon uterus menaikkan 8x pada kehamilan 39

minggu
 Pemberian beberapa unit oksitosin efektif untuk

persalinan

* Efek ADH
Nyata pada uterus ≠ hamil
Berhubungan dengan timbulnya nyeri haid
* Kelenjar mama
Oksitosin memperlancar ejeksi susu juga mengurangi
pembengkakan payudara pasca persalinan

* Sistem kardiovaskuler
Dosis besar > relaksasi otot polos pembuluh darah,
penurunan tekanan sistolik dan diastolic.

EFEK LAIN
 Pada hewan coba > oksitosin menaikkan ekskresi Na

 Tergantung pada adanya ADH

 Pada manusia perubahan ekskresi organ ginjal ≠


berarti
3.3 A R M A K O K I N E T I K

Pemberian oksitosin secara :


• Parenteral
• Intranasal
• Tablet hisap
Enzim oksitosinase
Meningkat 10x pada masa persalinan
Memecah ikatan peptide
Oksitosin dan ADH ≠ aktif
Meregulasi kadar oksitosin di uterus tapi sedikit pengaruhnya
pada eliminasi kadar oksitosin dalam plasma.
Sumber > plasenta
Waktu paruh oksitosin 12-17menit
Penurunan kadar plasma
Ekskresi ginjal dan hati
S.I oksitosin : unit USP
1 unit untuk 2mg hormone murni
3.4 SEDIAAN
 Parenteral : i.m, i.v Berisi 10 unit USP/rol, contoh : pitocin

 Intranasal : isi 40 unit USP/ml

 Sublingual : isi 200 unit USP/tab

4. PROSTAGLANDIN
 Sebagai oksitosik
 Merangsang terjadinya persalinan pada tiap umur kehamilan

4.1 Farmakologi
- merupakan hormon local
- terdapat pada uterus, cairan menstrual dan cairan amnion
- terdiri dari PGE dan PGF
- Penggunaan pada kebidanan : PGE2 dan PGF2
 PGF : merangsang uterus, hamil/tidak

 PGE2 : merelaksasi jaringan uterus tapi efek oksitosik > kuat


dari PGF2 & pada kehamilan usia/tri semester 2 dan 3.
PG, kisaran dosis sempit
berbahaya
Dicegah dengan pengamatan cermat dan peningkatan
kecepatan infuse bertahap.
> E.S terjadi akibat perangsanganotot polos saluran cerna,
seperti mual, muntah, diare
> PG sinergis dengan oksitosin
Bila dikombinasi dapat terjadi rupture uterus

4.2 SEDIAAN
> Karbopros trometamin = 1.5-metil PGF2x
Inj i.m 250mg/ml, dosis boleh ditingkatkan sampai 500mg
tapi dosis total tidak boleh lebih 12mg
> Dinoproston = PGE2
Diperlukan induksi partus tapi servik belum terbuka, contoh :
pada kematian janin dan ketuban pecah dini.
 Harus dilakukan oleh ahli di RS dengan fasilitas bedah

 ES : saluran cerna, kardiovaskuler.

 Sediaan supp vaginal 20mg


GAMEPROST
 Untuk melunakkan rahim dan mendilatasi serviks sebelum
tindakan bedah
 Biasa dikombinasi dengan mifeproston

 Diberikan 3jam sebelum tindakan

 Efek samping : nyeri abdominal, mual, muntah, sakit kepala,


gangguan kardiovaskuler, pusing, nyeri dada

Sulproston
 derivat dinoproston

 diberikan im.iv/local

 im 3-4x500mg

• I N D I K A S I
 Fungsi oksitosik ;
 Induksi partus aterm dan mempercepat persalinan pada
kasus-kasus tertentu
 Mengontrol pendarahan pasca persalinan
 Induksi abortus
 Uji oksitosin
 Menghilangkan pembengkakan payudara.20
Ad.1 Induksi partus aterm
> 10 unit oksitosin dilarutkan dalam 1Ltr dextro Sn 5%-> infuse
0.2ml/menit, Jika tak berefek setelah 5menit, tetesan
dinaikkan perlahan 0.1-0.2ml/menit (max 2ml/menit).

Pada pemakaian harus diawasi , dapat terjadi kontraksi


menetap, mengganggu sirkulasi plasenta.
Untuk mengatasi oksitosin dihentikkan, diberi obat anestesi
umum.
Jika partus sudah dimulai, infuse dihentikkan atau dosis
diturunkan sesuai kebutuhan.

PGE2 dan PGF2


 Efek lebih lambat dari oksitosin

 Kelebihannya bias untuk semua umurkehamilan

 Merupakan obat pilihan ke-2 setelah oksitosin.

 Oksitosin ≠boleh digunakan selama stadium I dan II, bila

persalinan dapat berlangsung meskipun lambat.


 Oksitosin juga tidak boleh digunakan pada multipare pada
stadium I dan II krn mudah terjadi rupturn uberi.
 Pada stadium I terjadi pembukaan serviks jika diberi
oksitosin akan terjadi :
+ Bagian tubuh bayi akan terdorong keluar lewat serviks yang
belum sempurna membuka sehingga timbul bahaya laserasi
serviks dan trauma terhadap bayi.
+ Dapat terjadi rupture uteri
+ kontraksi yang terlalu kuat akan menyebabkan asfiksi bayi.

 Pada dokter ahli oksitosin dapat berguna untuk inersia uteri


 Sehingga pengganti tindakan operatif yang resikonya lebih
besar.

Ad.2 Mengontrol perdarahan pasca persalinan


 Oksitosin sudah tidak dibenarkan sekarang

 Jika dipakai, harus dipastikan ≠ tidak ada kehamilan ganda,


and setlah plasenta keluar.
 Sekarang digunakan ergonovin

 Toksisitas rendah, mula kerja cepat, masa kerja lama.


 Dosis
im, 0.2-0.3mg
iv, 0.2mg
oral 0.2mg 3x sehari selama 7hari.

 Involusi mormal 8-10 minggu


 Involusi lambat, dosis ergonovin 0.2-0.4mg 3x sehari per
oral/sub lingual
 Dapat mengurangi penyebaran infeksi
 Dapat menurunkan konsentrasi prolaktin diperredaran
darah ( Ibu menyusui harus dipertimbangkan ).
Ad 3. Induksi Abortus
 Pada trisenester I : dengan suction curettage

 Pada trisemester II : penyuntikkan larutan NaCl hipertonik


20% kedalam amnion
 Resiko kegagalan tinggi dan komplikasi

Diganti PG
 i.m dosis 250mg (PGF2 ), jika ≠ berespon diulang 1,5-3,5jam
dosis 250-500mg, max 12mg
 PGE2, secara vaginal, dosis 20mg diulang tiap 3-5jam sampai
terjadi abortus.
 PG, dikontradiksi pada px dgn kasus penyakit radang pelvis
akut dan hipersensitiv terhadap obat.

Ad 4. Menghilangkan pembengkakan payudara


 Pada gangguan ejeksi susu

 Secara intranasal 2-3menit sebelum anak menyusu

 ≠ berguna pada px dengan produksi air susu kurang


Ad 5. Uji oksitosin

 Untuk mengetahui ada tidaknya insufisiensi utero


plasenta
 Pada kehamilanresiko tinggi (contoh : DM dan pre
ekslampsia)
 Pada minggu terakhir sebelum persalinan
payudara harus dirawat
 Dosis oksitosin per infuse 0.5mili unit/menit,
kemudian dosis ditingkatkan perlahan sampai
terjadi kontraksi uterus tiap 3-4menit
SELESAI

Anda mungkin juga menyukai