Anda di halaman 1dari 24

Staphylococcal Scalded Skin Syndrome

Ni Putu Cecilia
K1A1 15 032

Pembimbing
dr. Rohana Sari Suaib, Sp. KK.

BAGIAN ILMU PENYAKIT KULIT KELAMIN


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
2020
PENDAHULUAN

Staphylococcal-scalded skin syndrome (SSSS atau S4), juga dikenal sebagai penyakit Ritter, yang
merupakan kelainan kulit yang melepuh dan dangkal disebabkan oleh racun eksfoliatif (type A dan
type B ) dari strain tertentu Staphy-lococcus aureus, yang dapat menyebabkan terbentuknya vesikel,
bula, serta terjadinya eksfoliasi kulit. Toksin ini berikatan dengan desmoglein-1 sehingga fungsi
adhesi antar sel menjadi berkurang.

Sindrom ini memiliki gambaran klinis mulai dari bentuk makula eritem yang diikuti dengan adanya
lepuhan dan atau adanya eksfoliasi difus di area kulit yang terbatas hingga luas. Area kulit yang
sering terlibat adalah area fleksural, sedangkan membran mukosa tidak terlibat. Gejala lain ialah
adanya rasa tidak nyaman, nyeri kulit, dan demam. Pada kasus yang berat, dapat terjadi
gangguan sistemik. Penanganan paling utama adalah dengan perawatan intensif, pemberian
antibiotik
sistemik, serta keseimbangan cairan dan elektrolit. Prognosis cukup baik pada bayi dan
anak-anak dengan angka mortalitas sangat rendah (1-5%).
DEFINISI

Staphylococcal Scalded Skin Syndrome (SSSS atau S4) atau disebut juga dengan
penyakit Ritter merupakan kelainan kulit yang disebabkan oleh eksotoksin yang
dihasilkan oleh bakteri Staphylococcus aureus strain tertentu. Kelainan ini paling sering
ditemukan pada bayi dan anak-anak dengan fungsi ginjal yang belum sempurna,
sehingga kemampuan untuk mengeliminasi toksin masih belum bekerja dengan baik.
Penegakan diagnosis awal dan penatalaksanaan yang sesuai dapat menurunkan
angka morbiditas dan mortalitas pada kasus ini.
EPIDEMIOLOGI

Prevalensi kejadian S4 lebih sering terjadi pada neonatus dan anak-anak dari pada orang
dewasa.Kondisi ini sering terjadi pada neonatus dan pada anak-anak dengan usia dibawah 5 tahun
dengan rata-rata usia antara 2 dan 3 tahun. Secara global, insiden S4 tinggi di Negara
berkembang. Pada anak-anak tidak ada perbedaan jenis kelamin, sedangkan pada dewasa
terdapat rasio pria berbanding wanita adalah 2:1. Angka kematian akibat S4 pada anak sangat
rendah yaitu 1-5%, sedangkan angka kematian pada dewasa mencapai > 60%.
ETIOLOGI

Penyebab dari S4 adalah akibat dari toksin yang


dilepaskan oleh bakteri Staphylococcus aureus
grup faga 52, 55, dan/ atau faga 71.

S. aureus adalah bakteri gram (+) coccal yang


ditemukan di dekat hidung dan di sekitar kulit,
merupakan flora normal kulit namun bersifat
patogen pada host yang rentan.
Pewarnaan Gram pada Bakteri S. Aureus
PATOFISIOLOGI


Mata

Hidung

tenggorok

telinga

infeksi
GEJALA KLINIS

1. Demam tinggi disertai infeksi saluran napas bagian atas


1. Demam tinggi disertai infeksi saluran napas bagian atas
2. Eritema di wajah, leher, aksila, dan lipatan paha
2. Eritema di wajah, leher, aksila, dan lipatan paha
3. Bula besar yang berdinding kendur
3. Bula besar yang berdinding kendur
4. Nikolsky positif
4. Nikolsky positif
5. Adanya daerah erosif mirip kombustio
5. Adanya daerah erosif mirip kombustio
Tahap Awal Staphylococcal
Scalded Skin Syndrome
24 Jam Setelah
Munculnya
Gejala Awal
Tanda Nikolsky Positif
Tahap Akhir Staphylococcal
Scalded Skin Syndrome
DIAGNOSIS KLINIS

Anamnesis Identitas


Keluhan

Pemeriksaan Fisik ●
Gambaran Kulit Yang Khas


Kultur darah

Kultur mikrobiologi
Pemeriksaan Penunjang ●
Biopsi kulit

Pcr (polymerase chain reaction)

histopatologi
DIAGNOSIS BANDING

Gambaran klinis keduanya hampir sama,


hanya pada S4 tidak ada keterlibatan
mukosa sedangkan pada NET melibatkan
mukosa. Insidens S4 jarang terjadi pada
orang dewasa dan sebaliknya NET sangat
kecil kemungkinannya terjadi pada
neonatus. . Perbedaannya terletak pada
letak
celah, pada S4 di stratum granulosum,
Nekrolisis Epidermal Toksik sedangkan pada N.E.T di sub epidermal.
Pemeriksaan lainnya untuk membedakan
kedua kelainan tersebut adalah tes Tzanck
dan pemeriksaan histopatologis.
Sindrom Stevens-Johnson

Eritema yang muncul akan menjadi


vesikel dan bulla yang kemudian
Penyebab pasti dari SSJ saat ini pecah menjadi erosi, ekskoriasi,
belum diketahui namun menjadi ulkus yang ditutupi
ditemukan beberapa hal yang pseudomembran atau eksudat
memicu timbulnya SSJ seperti bening.
obat-obatan atau infeksi Pseudomembran akan terlepas
virus.Mekanisme terjadinya dan meninggalkan ulkus nekrosis,
sindroma pada SSJ adalah reaksi dan apabila terdapat perdarahan
hipersensitif terhadap zat yang akan menjadi krusta yang
memicunya. berwarna coklat gelap samapai
kehitaman
Temuan klinis pada ssj menyerupai temuan klinis yang
didapatkan pasa S4
Impetigo Bulosa
Bula terletak superfisial di lapisan epidermis, dan dalam 1
hingga 2 hari akan pecah, tetapi cepat mengering dan
membentuk skuama anular dengan bagian tengah
eritematosa (kolaret). Rasa gatal dan tidak nyaman dapat
dikeluhkan
oleh pasien.
Impetigo yang disebabkan oleh Streptococcus seringkali
terjadi pada bagian tubuh yang terpajan lingkungan luar,
terbanyak di ekstremitas inferior atau di wajah. Lesinya
dapat terlokalisir, tetapi seringkali multipel. Walaupun
limfadenitis regional seringkali terjadi, gejala sistemik jarang
tampak.
Manifestasi klinis khas impetigo bulosa berupa vesikel kecil yang cepat berubah menjadi bula
yang mudah pecah; dapat juga timbul bula hipopion. Bula seringkali timbul di area intertriginosa,
yaitu aksila, inguinal, gluteal; serta dapat juga timbul di dada dan punggung.
PENATALAKSANAAN

Terapi Staphylococcal scalded skin syndrome adalah


penggunaan antibiotik yang tepat dikombinasikan
dengan perawatan kulit suportif, mempertahankan
keseimbangan cairan, dan inkubator untuk
mempertahankan kelembaban dan suhu tubuh.
Komplikasi dan Prognosis

Prognosis Staphylococcal scalded skin syndrome pada


neonatus dan anak-anak umumnya baik apabila tidak
terjadi komplikasi berat. Angka kematian sangat rendah
pada bayi dan anak-anak yaitu sekitar 40% sedangkan
angka kematian pada pasien dewasa lebih tinggi mencapai
60% karena umumnya pada pasien dewasa disertai
dengan penyakit berat yang mendasari. Kasus ini dapat
memiliki prognosis baik jika tidak terjadi komplikasi dan
mendapat penanganan yang cepat dan tepat
DAFTAR PUSTAKA
•Leung Alexander KC., Barankin B., Leong KF. Staphylococcal Scalded Skin Syndrome: Evaluation, Diagnosis, And Management. 2018. Zhejiang University
School of Medicine : World Journal of Pediatrics
•Grama A., Marginean OA., Melit LE., Georgescu AM. Staphylococcal Scalded Skin Syndrome in Child. A Case Report and a Review from Literature . 2016.
Romania : University of Medicine and Pharmacy Târgu-Mureș
•Ferra O. Mawu, Herry E. J. Pandaleke. 2016. SatuKasus Staphylococcus Scalded Skin Syndrome. Manado : Bagian/SMF Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin
Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi
•Djuanda, A., et al., 2017. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin Ed.7. Jakarta: Badan Penerbit FK UI.
•Mishra AK., Yaday P., Mishra A. A Systemic Review on Staphylococcal Scalded Skin Syndrome (SSSS): A Rare and Critical Disease of Neonates. 2016. India :
Faculty of Pharmacy IFTM University
•Nuryah A., Yuniarti N., Puspitasari . 2019. Prevalensi dan Evaluasi Kesesuaian Penggunaan Antibiotik pada Pasien dengan Infeksi Methicillin Resistant
Staphylococcus Aureus di RSUP Dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten. Fakultas Farmasi : Universitas Gadjah Mada
•Karimela EJ., Ijong FG., Dien HA. 2017. Karakteristik Staphylococcus Aureus Yang Di Isolasi Dari Ikan Asap Pinekuhe Hasil Olahan Tradisional Kabupaten
Sangihe. Manado : Universitas Samratulangi
•Miller, S. Bacterial Diseases In Fitzpatrick’s Dermatology Ed 9th. New York: Mcgraw-Hill Education. 2019
•James, R., Christian, R., Warren, R. et all. Pyodermas and Bacterial Toxin‐mediated Syndromes in Harper’s Textbook of  Pediatric Dermatology. Blackwell
Publishing. 2020
•Hidayati AN., Damayanti., Sari M., Alinda MD., Reza NR., Anggraeni S., Widia Y. 2019. Infeksi Bakteri di Kulit. Surabaya : Airlangga University Press
•Indria Dwi., Yulisna., Sulistyo Guntur. 2017. Nekrolisis Epidermal Toksik: Laporan Kasus pada Pasien Geriatri. Lampung : Fakultas Kedokteran Universitas
Lampung
•Fitriany Julia., Alratisda Fajri. 2019. Stevens Johnson syndrome. Aceh : Fakultas Kedokteran Universitas Malikussaleh
Insert Your Image

Thank you

Anda mungkin juga menyukai