Modul 2: Tutor: DR - Abdi Dwiyanto P.S Kelompok: 11
Modul 2: Tutor: DR - Abdi Dwiyanto P.S Kelompok: 11
Perlindungan
Regulasi suhu
Persepsi sensorik
Ekskresi
Pembentukan vitamin D
2. Jelaskan mekanisme gejala pada skenario!
Bintil merah(papuloeritema) adalah peninggian kulit atau tonjolan kecil pada superficial kulit
yang berbatas tegas dan berwarna merah.
EDEMA
Histamin
vasodilatasi FLUSHING& merangsang gatal
PRURITUS sel-sel saraf
pada kulit
MEKANISME GATAL
Antige Kulit Sel Mast Histamin
n
Saraf C-fiber
(mekanoinsensitif)
PERSEPSI GATAL
Serabut Saraf
Sensoris
Somatosensory areas
REFERENSI: SIREGAR RS, WIJAYA C, ANUGERAH P. SARIPATI PENYAKIT KULIT DAN KELAMIN. ED.3. JAKARTA: EGC
JOHNSTON G, SLADDEN M. SCABIES: DIAGNOSIS AND TREATMENT. BRITISH MED J. 2005. SEPTEMBER :17;331(7517)/619-22.
.AMIRUDDIN MD. ILMU PENYAKIT KULIT DAN KELAMIN. ED.1. MAKASSAR: FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS HASANUDDIN
HARAHAP M. ILMU PENYAKIT KULIT.ED.1. JAKARTA: HIPOKRATES.
Pencegahan
Orang yang memiliki kontak dengan penderita penyakit kulit diberikan terapi
(kasus sakbies, diberi topical skabisid dalam periode inkubasi asimptomatik)
Seprei, selimut,bantal, handuk, pakaian, dll. Dicuci dan dikeringkan dengan
udara panas.
Karpet dan kain pelapis lainnya di bersihkan (vacuum cleaner)
SCABIES AND PEDICULOSIS.ORKIN MILTON,HOWATD L.MAIBACH FITZPATRICK’S DERMATOLOGY IN GENERAL MEDICINE,7 TH.USA:MCGRAWHILL:2029-31.
4. Jelaskan Diferensial diagnosisnya!
tinea corporis
Miliaria rubra
Dermatitis kontak iritan
Dermatitis kontak alergi
skabies
Tinea korporis adalah suatu infeksi dermatofita
dangkal yang ditandai oleh tanda radang maupun
luka pada kulit glabrous
Lesi bulat atau lonjong dengan tepi yang aktif (central healing)
Gambaran yang polisiklik,arsinar,dan sirsinar
Pada bagian tepi ditemukan lesi yang aktif yang ditandai dengan eritema,
adanya papul atau vesikel.
Tinea korporis yang menahun,meninggalkan daerah hiperpigmentasi serta
gejala subyektif yaitu gatal, dan terutama jika berkeringat dan kadang-
kadang terlihat erosi dan krusta akibat garukan.
Pemeriksaan penunjang
Menggunakan sediaan dari bahan kerokan (kulit, rambut dan kuku) dengan
larutan KOH 10-30%. Dengan pemeriksaan mikroskopis akan terlihat elemen
jamur dalam bentuk hifa panjang, spora dan artospora (spora berderet).
Mengetahui spesies jamur penyebab; bahan sediaan kerokan ditanam dalam
agar Sabouroud Dekstrose Koloni yang tumbuh diperhatikan mengenai warna,
bentuk, permukaan dan ada atau tidaknya hifa.
Pemeriksaan dengan lampu wood yang mengeluarkan sinar UV dengan
gelombang 365 nm yang jika didekatkan pada lesi akan timbul warna
kehijauan.
DD
• pengobatan topikal
• diberikan kombinasi asam salisilat 3-6% dan asam benzoat 6-12% dalam
bentuk salep (salep whitfield).
• Kombinasi asam salisilat dengan sulfur presipitatum dalam bentuk derivat
azol : mikonazole 2%, dan klotrimasol 1%
• Pengobatan sistemik
• • Griseofulvin : Griseofulvin merupakan obat sistemik pilihan pertama. Dosis
untuk anak-anak 15-20 mg/kgBB/hari, sedangkan dewasa 500-1000 mg/hari
• • Ketokonazol :Ketokonazol digunakan untuk mengobati tinea korporis yang
resisten terhadap griseofulvin atau terapi topikal. Dosisnya adalah 200
mg/hari selama 3 minggu.
MILIARIA RUBRA
Miliaria merupakan bentuk kelainan kulit oleh sumbatan saluran keringat
yang mengakibatkan air keringat tertahan didalam kulit yaitu pada epidermis
dan papilla dermis, tjd secara mendadak dan menyebar secara alami .
Epidemiologi
Miliaria dapat terjadi pada:
Pria dan Wanita
Semua Ras dan Semua Usia t arutama pada anak-anak
Patomekanisme
Terjadi 3 gangguan dalam Miliaria:
terjadinya sumbatan saluran keringat oleh keratin
robekan pada saluran
pembentukan vesikel yang berisi tahanan keringat
Faktor lain yang mendukung terjadinya Miliaria
• Pajanan panas yang lama
• Lingkungan yang lembab
• Pekerjaan tertentu
• Celana yang tertutup rapat
• Bakteri normal kulit
Miliaria Rubra
Terdapat pada orang yang tidak biasa pada daerah
tropik
Klinis lebih berat daripada miliaria kristalina
Terdapat pada badan dan bagian tubuh yg mendapat
tekanan atau gesekan pakaian
Lesi papul merah atau papul vesikular ekstrafolikular
yang sangat gatal dan pedih
Lesi dapat sembuh dalam beberapa hari, bila pasien
dipindahkan dari ruangan yang panas dan lembab
Pemeriksaan Penunjang
Hasil laboratorium yang normal
Pada miliaria rubra, berupa gelembung terjadi
Histopatologi :
pada stratum spinosum sehingga menyebabkan
peradangan pada kulit dan perifer kulit di epidermis
Pengobatan:
Perawatan Umum :
Penempatan Pasien pada lingkungan yang sejuk
Regulasi suhu yang baik
Pakaian tipis yang menyerap keringat
Terapi sistemik
Anti Histamin
Retinoid
Asam Askorbat Oral
Terapi Topikal
Antibiotik Topikal
Losion faberi dapat pula
diberikan, dengan komposisi :
Acid. Salicylic. 1 %
Talc. venetum 10 %
Oxyd. Zinc. 10 %
Amyl. Oryzae 10 %
Spiritus ad. 200 cc
Goldsmith LA. Disorders of the Eccrine sweat Glands:Miliaria. In: Goldsmith
LA, Katz SI, Gilchrest BA, Paller AS, Leffel DJ, Wollf K, editor. Fitzpatrick’s
Dernatology in General Medicine;8th ed. New York:Mc-Graw-Hill:2012. P 946
DERMATITIS KONTAK IRITAN
Dermatitis kontak iritan adalah efek sitotosik lokal langsung dari bahan iritan
baik fisika maupun kimia, yang bersifat tidak spesifik, pada sel-sel epidermis
dengan respon peradangan pada dermis dalam waktu dan konsentrasi yang cukup
DERMATITIS KONTAK IRITAN
Epidemiologi: Etiologi:
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/41454/4/Chapter%20II.pd
DERMATITIS KONTAK ALERGI
EPIDEMIOLOGI: ETIOLOGI:
Bila dibandingkan dengan dermatitis Penyebab dermatitis kontak alergik
kontak iritan, jumlah penderita adalah alergen, paling sering berupa
dermatitis kontak alergik lebih sedikit, bahan kimia dengan berat molekul
karena hanya mengenai orang yang kurang dari 500-1000 Dalton, yang
kulitnya sangat peka (hipersensitif). juga disebut bahan kimia sederhana.
Namun sedikit sekali informasi Dermatitis yang timbul dipengaruhi
mengenai prevalensi dermatitis ini di oleh potensi sensitisasi alergen,
masyarakat . derajat pajanan, dan luasnya
penetrasi di kulit.
DERMATITIS KONTAK ALERGI
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Uji tempel Pengobatan:
Pencegahan berupa menghindari
paparan alergen
Kortikosteroid dalam jangka
pendek untuk mengatasi
peradangan pada DKA
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/20352/4/Chapter%20II.pdf
SKABIES
Skabies adalah penyakit kulit yang GEJALA KLINIS:
disebabkan oleh tungau (mite) 1. Pruritus nokturna
Sarcoptes scabei, yang termasuk dalam 2. Penyakit ini menyerang manusia
kelas Arachnida. Tungau ini berukuran secara kelompok
sangat kecil dan hanya bisa dilihat 3. Adanya terowongan (kunikulus) pada
dengan mikroskop atau bersifat tempat-tempat predileksi yang
mikroskopis bewarna putih keabu-abuan,
Etiologi berbentuk garis lurus atau berkelok,
Sarcoptes scabiei termasuk filum rata- rata panjang satu cm, pada
Arthopoda , kelas Arachnida, ordo ujung terowongan itu ditemukan
Ackarina, superfamili Sarcoptes. papul atau vesikel.
4. Menemukan tungau
5. warna merah, iritasi dan rasa gatal
pada kulit yang umumnya muncul
disela-sela jari, siku, selangkangan
dan lipatan paha, dan muncul
gelembung berair pada kulit.
SKABIES
Diagnosis ditegakkan atas dasar :
Adanya terowongan yang sedikit meninggi, berbentuk garis lurus atau kelok-kelok, panjangnya
beberapa millimeter sampai 1 cm, dan pada ujungnya tampak vesikula, papula, atau pustula.
Tempat predileksi yang khas adalah sela jari, pergelangan tangan bagian volar, siku bagian luar,
lipat ketiak bagian depan, aerola mame (wanita), umbilicus, bokong, genetalia eksterna (pria).
Pada orang dewasa jarang terdapat di muka dan kepala, kecuali pada penderita imunosupresif,
sedangkan pada bayi, lesi dapat terjadi diseluruh permukaan kulit.
Penyembuhan cepat setelah pemberian obat antiskabies topikal yang efektif.
Adanya gatal hebat pada malam hari.
pengobatan
Pengobatan skabies dapat dilakukan dengan delousing yakni shower dengan air yang telah
dilarutkan bubuk DDT (Diclhoro Diphenyl Trichloroetan)
mengolesi salep yang mempunyai daya miticid baik dari zat kimia organic maupun non organic
pada bagian kulit yang terasa gatal dan kemerahan dan didiamkan selama 10 jam.
Alternatif lain adalah mandi dengan sabun sulfur/belerang karena kandungan pada sulfur
bersifat antiseptik dan antiparasit
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/25718/4/Chapter%20II.pd
Tinjauan pustaka
Siti Aisah Boediardja,Unandar Budimulja. Buku Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Edisi ketujuh. Hal. 50-52. FK UI
Gartner, Leslie P, James L Hiatt, Judy M Strum. Biologi sel dan Histology. Edisi 6. Binarupa Aksara. hal. 289-290
dr.H.Soekimin,Sp.PA, dr.Ibnu Alferraly,Sp.PA. Dermatopatholgy. Departemen Patologi anatomi FK USU
file.upi.edu/.../SISTEM_INTEGUMEN/SISTEM_INTEGUMEN.pdf (Diakses Tanggal 01-okt-2016)