Anda di halaman 1dari 29

LAPORAN KOMPREHENSIF

 
PADA IBU NIFAS FISIOLOGIS

DISUSUN OLEH :
S AV I R A R A H M A A N G G E L I TA ( P 2 7 8 2 4 11 8 0 7 4 )
LANDASAN TEORI

PENGERTIAN

Masa nifas (postpartum/ puerperium) berasal dari bahasa Latin,yaitu dari kata
“puer”yang artinya bayi dan” parious” yang berakti melahirkan . Masa nifas
(puerperium) adalah masa pulih kembali mulai dari persalinan selesai sampai alat-
alat kandungan kembali sebelum hamil, lama nifas yaitu 6-8 minggu
Periode masa nifas di bagi menjadi tiga periode, yaitu sebagai berikut:
1. Periode immediate postpartum

Masa segera setelah plasenta lahir sampai dengan 24 jam.pada masa ini sering terdapat banyak masalah
seperti pendarahan

2. Periode Early postpartum (24 jam-1 minggu)

Masa dimana involsi uterus harus dipastikan dalam keadaan normal,tidak ada pendarahan,lokea tidak
berbau busuk,tidak demam,ibu cukup mendapatkan makanan dan cairan,serta ibu dapat menyusui dengan
baik

3. Periode Late Postpartum (1-5 minggu)

Masa di mana perawatan dan pemeriksaan kondisi sehari-hari,serta konseling KB


Gambaran Klinis Masa Puerpurium

Segera setelah persalinan dapat terjadi peninngkatan suhu badan, tetapi tidak melebihi
38˚C berturut-turut selama 2 hari kemungkinan terjadi infeksi.
Uterus yang telah menyelesaikan tugasnya akan menjadi keras karena kontraksinya,
sehingga terdapat penutupan pembuluh darah. Kontraksinya uterus yang mengikutinya
his pengirim menimbulkan rasa nyeri yang disebut “Nyeri Ikutan” (after pain)
terutama pada multipara, masa puerpurium diikuti pengeluaranh cairan sisa lapisan
endometrium dan sisa dari tempat implantasi plasenta disebut lochea. ( Ida Bagus
Gede Manuaba, 2010:192 )
Perubahan Fisiologis Pada Masa Nifas
Menurut Sarwono, 2011 : 122, pada masa ini terjadi perubahan-perubahan fisiologis yaitu :

a. Perubahan fisik

b. Infolusi uterus dan pengeluaran lochea

c. Lokasi dan pengeluaran air susu ibu

d. Perubahan system tubuh lainnya.

e. Perubahan psikis

 
Menurut Rustam Mochtar (2013 : hal 115) pada masa ini terjadi perubahan involusi pada alat-alat kandungan
yaitu :

a. Uterus

Secara berangsur-angsur menjadi kecil (involusi) sehingga akhirnya kembali seperti sebelum hamil

Involusi Tinggi Fundus Uterus Berat Uterus


Bayi lahir Setinggi pusat 1000 gram

Uri lahir 2 jari bawah pusat 750 gram

1 minggu Pertengahan pusat simpisis 500 gram

2 minggu Tidak teraba di atas simpisis 350 gram

6 minggu Bertambah kecil 50 gram

8 minggu Sebesar normal 30 gram


b. Bekas Implantasi Uri

Placenta bad mengecil karena kontraksi dan menonjol ke kavum uteri dengan diameter
7,5 cm. Sesudah 3 minggu menjadi 3,5 cm, pada minggu ke-6 2,4 cm dan akhirnya
pulih.

c. Luka-luka jalan lahir

Pada jalan lahir bila tidak di sertai dengan infeksi akan sembuh dalam 6-7 hari.

d. Rasa sakit (After Pains).

Muntah atau mules-mules (After pains) disebabkan kontraksi rahim, biasanya


berlangsung 2-4 hari pasca persalinan.
e. Lochea

Merupakan cairan secret yang berasal dari kavum uteri dan vagina dalam masa nifas.

Beberapa macam Lochea :

 Lochea rubra (cruenta) : berisi darah segar dan sisa-sisa selaput ketuban, sel-sel desidua, verniks
caseosa, lanugo dan mekonium selama 2 hari post partum.
 Lochea Sanguilenta : berwarna merah kuning berisi darah dan lendir, hari ke 3-7 post partum.
 Lochea Serosa : berwarna kuning, cairan tidak berdarah lagi, terjadi pada hari ke 7-14 post partum.
 Lochea Alba : cairan putih, setelah 2 minggu.
 Lochea purulental : terjadi infeksi, keluar cairan seperti nanah

berbau buruk.

 Locheostatis : Lochea yang tidak lancar keluarnya.


f. Serviks

Setelah persalinan, bentuk serviks agak menganga seperti corong pewarna merah kehitaman. Konsistensinya
lemak, kadang-kadang terdapat perlukaan-perlukaan kecil. Setelah bayi lahir, tangan masih bias masuk
rongga rahim, setelah 2 jam dapat dilalui oleh 2-3 jari dari setelah 7 hari hanya dapat dilalui 1 jari.

g. Ligamen-ligamen

Ligamen, fasia dan diafragma pervis yang merenggang pada waktu persalinan, setelah bayi baru lahir secara
berangsur-angsur menjadi mengecil dan pulih kembali sehingga tidak jarang uterus jatuh kebelakang dan
menjadi retrofleksi, karena ligamentum rotundum menjadi kendor. Untuk memulihkan kembali sebaiknya
dengan latihan-latihan dan gunnastik pasca persalinan.
Kebutuhan Dasar Ibu Nifas

Kebutuhan yang dibutuhkan ibu nifas antara lain :

a. Nutrisi dan Cairan

Gizi pada ibu menyusui sangat erat kaitannya dengan produksi air susu yang sangat dibutuhkan untuk
tumbuh kembang bayi.

b.  Ambulasi

Ambulasi dini (early ambulation) ialah kebijakan agar secepat mungkin bidan membimbing ibu
postpartum bangun dari tempat tidurnya dan membimbing ibu secepat mungkin untuk berjalan.
c. Eliminasi
 Buang Air Kecil
1. Dalam 6 jam pertama postpartum pasien sudah harus dapat buang air kecil
2. Jika semakin lama urine tertahan dalam kandung kemih, dapat mengakibatkan kesulitan pada organ perkemihan. Misalnya
infeksi.
3. Bidan harus dapat meyakinkan pasien bahwa kencing sesegera mungkin setelah melahirkan akan mengurangi komplikasi
postpartum
4. Berikan dukungan mental pada pasien bahwa ia pasti mampu menahan sakit pada luka jalan lahir akibat terkena air kencing
karena ia pun sudah berhasil berjuang untuk melahirkan bayi
 Buang Air Besar
1.  Dalam 24 jam pertama postpartum pasien harus sudah dapat buang air besar karena semakin
lama feses tertahan dalam usus ,semakin sulit baginya untuk buang air besar secara lancar
2.  Semakin lama feses didalam usus, feses semakin mengeras karena cairan yang terkandung dalam feses akan selalu terserap
oleh usus
3.  Anjurkan pasien untuk makan tinggi serat dan banyak minum air putih.(Jannah Nurul, 2011; h. 90 - 91)
d.  Kebersihan

Beberapa langkah penting dalam perawatan kebersihan diri ibu postpartum:

1. Jaga kebersihan seluruh tubuh untuk mencegah infeksi dan alergi kulit pada bayi

2. Bersihkan daerah kelamin dengan sabun dan air.pastikan ibu mengerti cara membersihkan diri dari daerah vulva terlebih
dahulu, dari depan kebelakang baru kemudian membersihkan daerah anus

3. Ganti pembalut setiap kali darah penuh atau minimal 2 kali dalam sehari.apabila dibiarkan dan tidak diganti akan
menyebabkan luka pada daerah vagina menjadi infeksi

4. Cuci tangan dengan sabun dan air setiap kali selesai membersihkan daerah kemaluan.(Jannah Nurul, 2011; h. 91 - 92)
e. Istirahat dan Tidur
Anjurkan ibu untuk:
1. Istirahat cukup untuk mengurangi kelelahan
2. Tidur siang atau istirahat selagi bayi tidur
3. Kembali ke kegiatan rumah tangga secara perlahan – lahan
4. Mengatur kegiatan rumahnya sehingga dapat menyediakan waktu untuk istirahat pada siang kira – kira 2
jam dan malam 7 – 8 jam.(Suherni dkk, 2018; h.104)
f. Aktivitas Seksual
Aktivitas seksual yang dapat dilakukan oleh ibu nifas harus memenuhi syarat berikut ini:
1. Secara fisik aman untuk memulai hubungan suami istri begitu datah merah berhenti dan ibu dapat
memasukkan satu dua jarinya kedalam vagina tampa rasa nyeri, maka ibu aman untuk memulai melakukan
hubungan suami istri kapan saja ibu siap.
2. Banyak budaya yang mempunyai tradisi menunda hubungan suami istri sampai masa waktu tertentu,
misalnya setelah 40 hari atau 6 minggu setelah persalinan, keputusan ini bergantung pada pasangan yang
bersangkutan.(Saleha, 2010; h. 75).
Kunjungan Pada Ibu Nifas

Asuhan masa nifas diperlukan dalam periode ini karena merupakan masa kritis
baik ibu maupun bayinya. Diperkirakan bahwa 60 % kematian ibu akibat
kehamilan terjadi setelah persalinan, dan 50 % kematian masa nifas, terjadi
dalam 24 jam pertama. Program pemerintah paling sedikit 4 kali kunjungan pada
masa nifas dilaksanakan untuk menilai status ibu dan bayi baru lahir dan untuk
mencegah mendeteksi dan menangani masalah-masalah yang terjadi (Sarwono,
2011 : 122-123)
KUNJUNGAN WAKTU TUJUAN

1. 6-8 jam setelah persalinan - Mencegah perdarahan masa nifas karena


atonia uteri
- Mendeteksi dan merawat penyebab lain
- Perdarahan → rujuk bila perdarahan
berlanjut
- Memeberikan konseling pada ibu atau salah
satu anggota keluarga bagaimana mencegah
perdarahan masa nifas karena atonia uteri
- Pemberian asi awal
- Melakukan hubungan antara ibu dan bayi
baru lahir
KUNJUNGA WAKTU TUJUAN
N
- Menjaga bayi tetap sehat dengan cara mencegah hipotermia
- Jika petugas kesehatan penolong persalinan, ia harus tinggal dengan ibu
dan bayi lahir untuk 2 jam pertama setelah kelahiran, atau sampai ibu dan
bayi dalam keadaan stabil.

2. 6 hari setelah persalinan - Memastikan involusi uterus berjalan normal :

-   uterus berkontraksi, Fundus dibawah umbilikas, tidak ada pendarahan abnormal,


tidak ada bau.

- Menilai adanya tanda-tanda demam, infeksi atau pendarahan abnormal

- Memastikan ibu mendapatkancukup makanan cairan dan istirahat

- Memastikan ibu menyusui dengan baik dan tak memperhatikan tanda-tanda


penyakit

- Memberikan konseling pada ibu mengenai asuhan pada bayi, tali pusat, menjaga
bayi tetap hangat dan merawat bayi sehari-hari
 
KUNJUNGAN WAKTU TUJUAN

3. 2 minggu setelah persalinan Sama seperti di atas (6 hari peralinan)

4. 6 minggu setelah persalinan - Menanyakan pada ibu tentang penyakit-


penyakit yang ia atau bayi alami
- Memberikan konseling untuk kb secara dini
Komplikasi Nifas

1. Perdarahan melalui vagina


Perdarahan melalui vagina pasca persalinan (Hemoragi Post Partum (HPP)).
Terjadinya HPP dapat dipicu oleh adanya faktor risiko anemia pada ibu
hamil, yaitu kondisi hemoglobin rendah saat hamil. Peristiwa perdarahan ini
dapat terjadi antara persalinan hingga 24 jam setelah persalinan (HPP
Primer) atau antara 24 jam persalinan hingga 40 hari setelah persalinan
(HPP Sekunder). HPP dapat disebabkan karena trauma ketika proses
persalinan (vagina robek, operasi caesar), penggumpalan dalam pembuluh
darah, adanya pengeluaran jaringan mati, adanya sisa plasenta yan tertahan,
serta luka pada rahim yang belum pulih. Salah satu cara untuk
meminimalisasi keluhan sampingan dari perdarahan ini adalah
mengonsumsi makanan yang banyak mengandung protein dan zat besi. Hal
ini untuk menggantikan darah yang hilang serta untuk menjagga stamina
ibu.
2. Terjadinya infeksi
Usai persalinan, ibu harus mewaspadai akan kemungkinan terjadinya infeksi, terutama jika ibu
melahirkan melalui operasi caesar. Kondisi rumah sakit, tangan tenaga medis, juga alat-alat yang digunakan,
masih memiliki kemungkinan mengandung bakteri. Bakteri yang biasanya menyerang adalah jenis dari
Streptococcus. Adanya infeksi ditandai dengan demam dan nyeri pada area panggul. Bila ibu melahirkan di
rumah sakit umum (bukan khusus untuk bersalin), perlu diwaspadai pula adanya infeksi nosocomial. Infeksi
nosocomial adalah infeksi yang didapatkan dari rumah sakit.
3. Terjadinya kelainan pada payudara
Setelah 24 hingga 48 jam pasca persalinan, biasanya muncul keluhan pada payudara. Payudara seolah
terasa penuh dan kadang berbenjol-benjol. Kondisi ini bisa saja disebabkan oleh adanya tumpukan Air Susu
Ibu (ASI) di dalam payudara. Dengan cara mengeluarkan ASI dan memberikannya pada bayi . Pemberian
kompres air dingin dan analgesic juga mampu menguraangi keluhan rasa tidak nyaman pada ibu. Bila
keluhan payudara disertai dengan adanya bercak merah dan sensasi rasa panas, perlu dicurigai adanya
mastitis (inflamasi pada payudara).
4. Munculnya ‘Postpartum Blues’

Postpartum blues adalah sindrom pada ibu yang baru saja


melahirkan. Sindrom tersebut membuat ibu merasa gelisah, takut,
dan kurang percaya diri atas kemampuannya sendiri dalam merawat
buah hati. Ibu akan merasa sedih dan menyalahkan dirinya sendiri
atas hal-hal remeh yang terjadi pada bayi juga kehilangan nafsu
makan. Bila sampai pada tahap yang akut, ibu bahkan tidak ingin
melihat bayinya sendiri. Kondisi ini dapat juga merupakan
kelanjutan dari stress pada saat hamil dan di sinilah peran suami
untuk mendampingi istri.
TINJAUAN KASUS TEORI
Pengkajian
Tanggal Pengkajian : 08 November 2020
Pukul : 08.00 WIB
Oleh : Savira Rahma Anggelita
1. Data Subyektif
Biodata
Nama Pasien : Ny “ S ” / Tn “ A ”
Umur : 38 tahun / 38 tahun
Agama : Islam/ Islam
Suku/Bangsa : Jawa/ Jawa
Pendidikan : SMA / SMA
Pekerjaan : IRT / Sopir
Alamat : Jl. Sawo 002/002
HPHT : 20-02-2020
HPL : 27-11-2020
UK : 37 minggu
No telp :-
Keluhan

Utama : Ibu mengatakan mulas

Riwayat Menstruasi

- Haid pertama umur 11 tahun

- Siklus Menstruasi 28 hari sekali dengan lama haid 7 hari dan menghabiskan 1-4 pembalut/hari. Sifat darah
encer dengan warna merah segar. Tidak dismenorhea.

Riwayat Obstetri

I. Bidan Spontan / Laki-laki / 3400 gr / H / 15 th / Asi Eksklusif / KB Pil

II. Bidan Spontan / Laki-laki /3800 gr / H / 6 th / Asi Ekslusif / KB Pil

III. Nifas Ini


Riwayat Penyakit Sekarang dan dulu

Ibu tidak memiliki riwayat penyakit menular ( HIV, hepatiis, sifilis ), menurun ( Asma, DM, hipertensi ) dan
menahun ( jantung, stroke ) baik sekarang ataupun dulu

Riwayat Kesehatan Keluarga

Keluarga Ibu tidak memiliki riwayat penyakit menular ( HIV, hepatiis, sifilis ), menurun

( Asma, DM, hipertensi ) dan menahun ( jantung, stroke )

Status Perkawinan

- Pernikahan pertama dengan lama perkawinan 16 tahun saat umur ibu 22 tahun dan bapak 22 tahun.

 
Pola Kebiasaan sehari-hari
• Pola nutrisi
Ibu menghabiskan teh hangat 1000 ml
• Pola Eleminasi
Ibu mengatakan untuk BAB belum sedangkan untuk BAK 1x/hari
• Pola Istirahat
Ibu mengatakan tidur kurang lebih 1 jam postpartum
• Pola Personal Hygiene
Mengganti pembalut tiap sudah BAK dan cebok dari depan ke belakang 

Riwayat Penyakit Sekarang


Ibu tidak memiliki riwayat penyakit menular ( HIV, hepatiis, sifilis ), menurun ( Asma, DM, hipertensi ) dan
menahun ( jantung, stroke )

Riwayat Penyakit Dahulu


Ibu tidak memiliki riwayat penyakit menular ( HIV, hepatiis, sifilis ), menurun ( Asma, DM, hipertensi ) dan
menahun ( jantung, stroke )

 
2. Data Obyektif
Keadaan Umum
Kesadaran/KU : Composmentis / Baik
Tanda-tanda vital : Tekanan darah : 110/80 mmHg
Suhu : 36,7° C
Nadi : 85x/ menit
Respirasi : 22
BB/TB : 62 kg / 160 cm
Pemeriksaan Fisik
1. Kepala dan wajah : Tidak odem, tidak pucat
2. Leher : Konjungtiva tidak pucat, sclera tidak ikterik
3. Mulut : Bibir tidak pucat, mukosa lembab, gigi tidak carries, gusi tidak berdarah
4. Telinga : Bersih, pengeluaran serumen normal
5. Mamae : Simetris, tidak ada benjolan, areola menghitam dan melebar
6. Abdomen : TFU 2 jari di bawah pusat
7. Ekstrimitas : Tidak ada oedem baik ekstremitas atas ataupun ekstremitas bawah, tidak ada
varises, tidak sianosis pada ujung jari
3. Analisa Data

1. Diagnosa Aktual

Ny “ S ” P30003 6 jam Postpartum

2. Masalah

Tidak ada

3. Diagnosa Potensial

Tidak ada

4. Identifikasi kebutuhan tindakan segera

Tidak diperlukan kolaborasi dengan SpOg


4. Penatalaksanaan

1. Menjelaskan hasil pemeriksaan pada pasien, bahwa keadaan ibu saat ini baik dalam kondisi normal
2. Menjelaskan bahwa mules yang di alamai ibu adalah kondisi yang normal & bagus karena bertujuan
mengembalikan Rahim yang membesar selama hamil kembali mengecil seperti sebelum hamil, jadi ibu tidak perlu
khawatir dan cemas
3. Menjelaskan pada ibu tentang tanda bahaya masa nifas seperti perdarahan yang berlebihan, sakit kepala hebat,
pandangan kabur, sesak napas dan nyeri dada, demam lebih dari 2 hari, payudara bengakak merah mengkilat dan
nyeri, keluar cairan busuk dari vagina.
4. Menganjurkan ibu untuk istirahat cukup dan menyusui bayi sesering mungkin
5. Menganjurkan ibu untuk tidak pantang makan dan makan makanan bergizi terutama makanan yangkaya protein
seperti ikan agar penyembuhan luka akibat hecting di perineum cepat kering
6. Menganjurkan ibu untuk kembali control dalam 4 hari ke depan.
Kesimpulan

Masa nifas atau puerpurium merupakan suatu yang normal dan setiap saat dapat
berubah menjadi abnormal. Dengan pencegahan yang semaksimal mungkin saat
kehamilan,persalinan dan nifas,keadaan yang abnormal dapat ditekan seminimal
mungkin.Untuk itu sangat diperlukan sekali penyebaran informasi dan kesadaran
bagi ibu hamil dan keluarga untuk melakukan ANC ( antenatal care ) secara rutin,dan
melakukan persalinan pada tenaga kesehatan, baik dokter ataupun bidan.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai