Anda di halaman 1dari 29

FISIOLOGI

NIFAS
PUERPERIUM/NIFAS

Waktu yang diperlukan utk pulihnya alat


kandungan pada keadaan yang normal
berlangsung selama 6 mg atau 42 hari
Kejadian penting :involusio & proses laktasi
Dibagi menjadi:
- immediate post partum/pasca persalinan
- early post partum/puerperium dini
- late post partum/puerperium lanjut
Pembagian masa nifas

- immediate post partum/pasca


persalinankeadaan yang terjadi setelah persalinan
sampai 24 jam setelah persalinan (0-24 setelah
melahirkan)
early post partum/puerperium dinikeadaan di hari
ke 2 hingga 1 minggu pasca persalinan
late post partum/puerperium lanjut waktu
sesudah melahirkan 1 sampai 6 minggu pasca
persalinan
UTERUS /SISTEM REPRODUKSI

Setelah plcenta lepas uterus akan mengeras akibat


kontraksi & retraksi, TFU +/- 3 jr bwh pst
Berat uterus setelah placenta lahir 1000gr, setelah
seminggu 500gr, 2 mg PP 375gr, akhir puerperium
50gr
Terjadinya involusi

Sel menjadi lebih kecil (cytoplasma) yang berlebihan


dibuang
Autolysis
Dimana zat protein dinding rahim dipecah, diabsorpsi
dan kemudian dibuang dengan air kencing
ditunjukan dengan ditemukannya kadar nitrogen
dalam air kencing yang sangat tinggi.
Involusi tempat implantasi placenta
luka ± sebesar telapak tangan
tempat placenta merupakan tempat dengan permukaan
kasar, tidak rata dan kira-kira sebesar telapak
tangan.Dengan cepat luka ini mengecil, pada akhir
minggu ke-2 hanya sebesar 3-4 cm dan pada akhir nifas
1-2 cm.
Proses penyembuhan tanpa parut
pd bekas placenta mengandung banyak pembuluh darah
besar yang tersumbat oleh thrombus. Luka sembuh
dengan cara yang luar biasa dilepaskan dari dasarnya
dengan pertumbuhan  baru endometrium baru dibawah
permukaan luka. Endometrium ini tumbuh dari pinggir
luka dan juga dari sisa-sisa kelenjar pada dasar luka.
Pembuluh darah
Dalam kehamilan, uterus mempunyai banyak
pembuluh darah yang besar, tetapi karena setelah
persalinan tidak diperlukan lagi peredaran darah
yang banyak, maka arteri mengecil lagi pada masa
nifas
Cardiac output yg meningkat selama awal
puerperium akan kembali pd tingkat sebelum hamil
dalam 2-3 minggu post partum
PERUBAHAN PD SISTEM HEMATOLOGI
Awal post partum jumlah Hb, hematokrit, & eritrosit
akan mendekati keadaan sebelum
Perubahan pada serviks dan vagina
Ostium Externum lebih besar
Beberapa hari stelah persalinan, Ostium Externum dapat
dilaluioleh 2 jari, pinggir-pinggirnya tidak rata tetapi
retak-retak karena robekan dalam persalinan. Pada akhir
minggu pertama hanya dapat dilalui oleh 1 jari saja, dan
lingkaran retraksi berhubungan dengan bagian atas dari
canalis cervicalis
Rugae vagina terbentuk lagi ± minggu ke 3 PP,
Dinding Perut

Setelah persalinan dinding perut longgar karena


diregang sangat lama, tetapi biasanya pulih
kembali dalam ± 6 minggu
Traktus Urinarius
24 jam pasca persalinan, pasien umumnya menderita
keluhan miksi

Dinding kandung kencing memperlihatkan oedema dan


hyperaemia. Kadang-kadang oedemadari trigonum,
menimbulkan obstruksi dari utethra sehingga terjadi retentio
urinae : angka kejadian retensio urine pasca persalinan 4%
Kurang sensitif
Kapasitas bertambah
Kandung kencing dalam puerperium kurang sensitiv dan
kapasitasnya bertambah sehingga kandung kencing
penuh atau sesudah kencing masih tinggal urine residual.
Sisa urin dan trauma pada dinding kandung kencing
waktu persalinan memudahkan terjadinya infeksi
* Bila wanita pasca persalinan tidak dapat berkemih dalam
waktu 4 jam pasca persalinan mungkin ada masalah dan
sebaiknya segera dipasang dauer catheter selama 24 jam
dapat diatasi dengan melakukan kateterisasi.
Laktasi

Keadaan buah dada/payudara pada 2 hari pertama


nifas sama dengan keadaan dalam kehamilan. Pada
waktu ini buah payudara belum mengandung susu,
melainkan kolostrum yang dapat dikeluarkan
dengan memijat oerola mammae
Kadar prolaktin meningkat
Meningkatkan produksi ASI

Menyusui dengan cara yang benar


Menyusui tiap 2 jam
Bayi menyusui dalam posisi menempel baik,
terdapat suara menelan aktif
Menyusui bayi ditempat tenang dan nyaman
Minum setiap kali menyusui
Tidur bersebelahan
Lochia
cairan yang dikeluarkan dari uterus melalui vagina dalam
masa nifas. Lochia bersifat alkalis, jumlahnya lebih banyak
dari darah menstruasi. Lochia ini berbau anyir dalam keadaan
normal, tetapi tidak busuk
1). Rubra berwarna merah dan hitam terdiri dari sel desidua,
verniks kaseosa, rambut lanugo, sisa mekonium, sisa darah
dan keluar mulai hari pertama sampai hari ketiga.
2) Lochia sanginolenta berwarna putih bercampur merah , mulai
hari ketiga sampai hari ketujuh.
3) Lochia serosa berwarna kekuningan dari hari ketujuh sampai
hari keempat belas
4) Lochia alba berwarna putih setelah hari keempat belas.
( Manuaba, 1998: 193)
Kunjungan Pada Masa nifas

Paling sedikit 4 kali kunjungan


Untuk menilai keadaan ibu dan BBL dan utk
mencegah, mendeteksi, dan menangani maslah yang
terjadi
KUNJUNGAN MASA NIFAS

Kunjungan waktu Tujuan


1 Kunjungan • Mencegah perdarahan masa nifas karena atonia
1 (pertama) uteri
6-8 jam • Mendeteksi penyebab lain perdarahan serta
setelah melakukan rujukan bila perdarahan berlanjut
persalinan • Melakukan konseling pada ibu dan keluarga jika
terjadi masalah
• Memfasilitasi ibu untuk pemberian ASI awal
• Memfasilitasi, mengajarkan cara hubungan ibu
dan bayi (bounding attachment)
• Menjaga bayi tetap sehat dan hangat dengana
cara pencegahan hipotermia
• Memastikan ibu merawat bayi dengan baik
(perawatan tali pusat, memandikan bayi)
Kunjungan waktu Tujuan
2 Kunjungan II • Memastikan involusi uterus berjalan
(kedua) 6 hari normal,berkontraksi baik, tinggi fundus uteri
setelah dibawah pusat (umbilicus), tidak ada
persalinan perdarahan, lochea tidak berbau.
• Mendeteksi tanda tanda: demam,
perdarahan abnormal, sakit kepala hebat dll
• Memastikan ibu mendapatkan asupan
nutrisi, hidrasi, dan istirahat yang cukup
• Memastikan ibu menyusui dengan baik dan
tak memperlihatkan tanda-tanda penyulit
• Memberikan konseling pada ibu mengenai
asuhan pada tali pusat, menjaga bayi tetap
hangat dan merawat bayi sehari-hari
• Melakukan konseling KB secara mandiri
• Memastikan ibu untyk melakukan
pemeriksaaan ke pelayanan kesehatan

3 Kunjungan III • Sama dengan kunjungan kedua


(ketiga ) 2
minggu setelah
persalinan
Kunjungan waktu Tujuan
4 Kunjungan IV • Menanyakan kepada ibu adakah
(keempat) 6 masalah/penyulit yang dialami baik ibu
minggu maupun bayinya
setelah • Memastikan ibu untuk memilih kontrasepsi
persalinan efektif/sesuai kebutuhan
Perawatan pada masa nifas

Personal hygiene
Istirahat
Latihan/mobilisasi
Nutrisi
Menyusui
Perawatan Payudara
Seksual
Adaptasi psikologis

Reva rubin membagi menjadi 3 periode


1. Taking in
Terjadi 1-2 hari PP
Ibu baru pada umumnya pasif dan tergantung,
perhatian hanya tertuju pd kekhawatiran tubuhnya
Ia mungkin akan mengulang-ngulang cerita,y atau
pengalamannya
2. Taking Hold
2-4 hari PP, ibu menjadi perhatian pd kemampuannya
menjadi ortu yg sukses & meningkatkan
perhatiannya pada bayinya
Ibu berkonsentrasi pd pengontrolan fungsi tubuhnya,
BAB, BAK kekuatan dan daya tahan tubuhnya
Berusaha mnguasai keterampilan perawatan bayi
Ibu agak sensitif dan merasa mahir
3. Letting Go
Terjadi setelah ibu pulang kerimah mengambil
tanggung jawa b terhadap perawatan bayi
Depresi PP biasa nya terjadi pd periode ini
Bounding adalah proses pembentukan dan
attachment adalah membangun ikatan sehingga
bounding attachment adalah suatu ikatan khusus
yang dikarakteristikkan dengan kualitas-kualitas yang
terbentuk dalam hubungan orang tua dan bayi (Perry
dalam Wulandari dan Handayani, 2010).
Manfaat dari bounding attachment antara lain adalah
bayi merasa dicintai, diperhatikan, mempercayai,
menumbuhkan sikap sosial dan bayi merasa aman,
berani mengadakan eksplorasi (Lusa 2010)
Klause dan Kennel menyatakan bahwa boundding attachment
interaksi orang tua dan bayi secara nyata, baik fisik, emosi,
maupun sensori pada beberapa menit dan jam pertama segera bayi
setelah lahir (Wulandari dan Handayani, 2010).
Tahap-tahap Bounding Attachment Menurut Klaus and Kenell
dalam Lusa (2010), bagian penting dalam bounding attachment
adalah :
1) Perkenalan (acquaintance), dengan melakukan kontak mata,
menyentuh, berbicara, dan mengeksplorasi segera setelah mengenal
bayinya.
2) Bounding (keterikatan)
3) Attachment, perasaan sayang yang mengikat individu dengan
individu lain.
Bobak dalam Lusa (2010), menyatakan beberapa elemen dalam
bounding attachmentantara lain adalah sebagai berikut :

1) Sentuhan –Sentuhan atau indera peraba Dipakai secara ekstensif oleh orang tua dan pengasuh lain sebagai
suatu sarana untuk mengenali bayi baru lahir dengan cara mengeksplorasi tubuh bayi dengan ujung jarinya. 22
2) Kontak mata Ketika bayi baru lahir mampu secara fungsional mempertahankan kontak mata, orang tua dan bayi
akan menggunakan lebih banyak waktu untuk saling memandang. Beberapa ibu mengatakan, dengan
melakukan kontak mata mereka merasa lebih dekat dengan bayinya
3) Suara Saling mendengar dan merespon suara anata orang tua dan bayinya juga penting. Orang tua menunggu
tangisan pertama bayinya dengan tegang.
4) Aroma Ibu mengetahui bahwa setiap anak memiliki aroma yang unik. Sedangkan bayi belajar dengan cepat
untuk membedakan aroma susu ibunya.
5) Entrainment Bayi baru lahir bergerak-gerak sesuai dengan struktur pembicaraan orang dewasa. Mereka
menggoyang tangan, mengangkat kepala, menendang-nendangkan kaki, seperti sedang berdansa mengikuti
nada suara orang tuanya. Entrainmentterjadi saat anak mulai berbicara. Irama ini berfungsi memberi umpan
balik positif kepadaorang tua dan menegakkan suatu pola komunikasi efektif yang positif. 23
6) Bioritme Anak yang belum lahir atau baru lahir dapat dikatakan senada dengan ritme alamiah ibunya. Untuk
itu, salah satu tugas bayi baru lahir ialah membentuk ritme personal (bioritme). Orang tua dapat membantu
proses ini dengan memberi kasih sayang yang konsisten dan dengan memanfaatkan waktu saat bayi
mengembangkan perilaku yang responsif. Hal ini dapat meningkatkan interaksi sosial dan kesempatan bayi
untuk belajar.
7) Kontak dini Saat ini, tidak ada bukti-bukti alamiah yang menunjukkan bahwa kontak dini setelah lahir
merupakan hal yang penting untuk hubungan orang tua–anak. Ada beberapa keuntungan fisiologis yang dapat
diperoleh dari kontak dini yaitu kadar oksitosin dan prolaktin meningkat, reflek menghisap dilakukan dini,
pembentuk kekebalan aktif dimulai dan mempercepat proses ikatan antara orang tua dan anak.
Beberapa interaksi yang menyenangkan dalam rangka bounding
attachmentmenurut Wulandari dan Handayani (2010), antara lain adalah:

1. Sentuhan pada tungkai dan muka bayi secara halus dengan


tangan ibu
2. Sentuhan pada pipi Sentuhan ini dapat menstimulasi respon
yang menyebabkan terjadinya gerakan muka bayi ke arah
muka ibu atau ke arah payudara sehingga bayi akan
mengusap-usap menggunakan hidung serta menjilat
putingnya dan terjadilah rangsangan untuk sekresiprolaktin.
3. Tatap mata bayi dan ibu Ketika mata bayi dan ibu saling tatap
pandang, menimbulkan perasaan saling memiliki antara ibu
dan bayi.
4. Tangis bayi Saat bayi menangis, ibu dapat memberikan respon
berupa sentuhan dan suatu yang lembut serta menyenangkan.
Prinsip-prinsip dan upaya meningkatkan bounding attachmentLusa (2010),
menyatakan beberapa prinsip dan upaya dalam rangka meningkatkan bounding
attachment antara lain sebagai berikut :

1. Dilakukan segera (menit pertama jam pertama).


2. Sentuhan orang tua pertama kali.
3. Adanya ikatan yang baik dan sistematis berupa kedekatan orang tua ke anak.
4. Kesehatan emosional orang tua.
5. Terlibat pemberian dukungan dalam proses persalinan.
6. Persiapan PNC (Perinatal Care) sebelumnya.
7. Adaptasi.
8. Tingkat kemampuan, komunikasi dan keterampilan untuk merawat anak.
9. Kontak sedini mungkin sehingga dapat membantu dalam memberi kehangatan
pada bayi, menurunkan rasa sakit ibu, serta memberi rasa nyaman.
10. Fasilitas untuk kontak lebih lama.
11. Penekanan pada hal-hal positif.
12. Perawat maternitas khusus (bidan).
13. Libatkan anggota keluarga lainnya/dukungan sosial dari keluarga, teman dan
pasangan.
14. Informasi bertahap mengenai bounding attachmenth
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai