Anda di halaman 1dari 5

6/7/2018

Program Studi Ilmu K e p e r a wa t a n STIKes Ng u d ia Hu s a d a Ma d u ra 2018

Definisi…….
• Keadaan dimana seseorang melakukan
tindakan yang dapat membahayakan
secara fisik baik terhadap diri sendiri,
orang lain maupun lingkungan. Hal
tersebut dilakukan untuk mengungkapkan
perasaan kesal atau marah yang tidak
konstruktif.
(Stuart dan Sundeen, 1995).
(Yosep, 2010)
Asuhan Keperawatan

Perilaku Kekerasan

Hierarki Agresif Faktor Predisposisi


1. Permusuhan rendah Biological theory
RENDAH  Neurologic factor
2. Keras dan menuntut
 Genetic factor Kazuo Murakami (2007) potensi
3. Mendekati orang lain dengan ancaman agresif yang dormant  gen karyotype XYY
4. Memberi kata-kata ancaman tanpa niat melukai  Cyrcardian rhytm pe↑ kortisol
 Biochemistry factor pe↑ norepinefrin, dopamin
5. Menyentuh orang lain dengan cara menakutkan
dan androgen, pe↓ serotonin dan GABA (Gamma Amino Butiric
Acid)
6. Memberi kata ancaman dengan rencana melukai
 Brain area disorder gangguan sistem limbik dan
7. Melukai secara ringan tanpa perawatan medis lobus temporal tumor, trauma, ensefalitis, epilepsi
 Kerusakan fungsi sistem limbik (untuk emosi dan
8. Melukai dalam tingkat serius dan memerlukan
perilaku), lobus frontal (untuk pemikiran rasional),
TINGGI
perawatan medis dan lobus temporal (untuk interpretasi indera
www.themegallery.com
penciuman dan memori).

Faktor Predisposisi Faktor Presipitasi

Psychological theory • Klien : Kelemahan fisik, keputusasaan,


 Psychoanalitical theory  instinctual drives kurang PD ketidakberdayaan, ekspresi diri,
 Frustation-Agression theory tujuan terhambat  agresif tidak terpenuhinya kebutuhan dasar
• Lingkungan : Padat, bising , panas,
Behavioral theory penghinaan, kehilangan orang yang dicintai,
 Social learning theory
kesulitan mengkonsumsi kebutuhan dasar
 Imitation, modelling and information processing
theory Reinforcement (Observasi  Stimulasi  Adopsi) dalam keluarga
• Interaksi : Konflik, provokatif,
 Herediter  Koping individu
• Riwayat perilaku antisosial
 Social control  support system  Koping keluarga
(penyalahgunaan obat, alkohol)
 Tipe kepribadian  Introvert  Aspek religius  Devil support
• Kematian anggota keluarga yang penting

1
6/7/2018

Rentang Respon Marah • Asertif : Kemarahan yang diungkapkan tanpa


menyakiti atau menyalahkan orang lain, dan
memberikan kelegaan
ADAPTIF Asertif • Frustasi : Gagal mencapai tujuan karena tidak
realitas atau terhambat, tidak dapat menemukan
alternatifnya
Frustasi
• Pasif : Diam, tidak mampu mengungkapkan
perasaan, tidak berdaya dan menyerah.
Pasif • Agresif : Tindakan destruktif tapi masih terkontrol.
Klien mengekspresikan secara fisik tapi masih
terkontrol, mendorong orang lain dengan ancaman
Agresif • Amuk : Tindakan destruktif yang tidak terkontrol.
Perasaan marah dan bermusuhan yang kuat,
MALADAPTIF Amuk/ PK
hilang kontrol disertai amuk dan merusak
lingkungan.

Gejala Klinis Tanda dan Gejala  FISIK

• Wawancara : • Muka merah dan tegang


Diarahkan penyebab marah, perasaan • Mata melotot/pandangan tajam
marah, tanda-tanda marah yang • Tangan mengepal
dirasakan klien, dampak marah yang • Rahang mengatup
timbul, cara mengatasi marah
• Wajah memerah dan tegang
• Observasi :
• Postur tubuh kaku
Muka merah, pandangan tajam, otot
tegang, nada suara tinggi, berdebat, • Pandangan tajam
memaksakan kehendak : merampas • Jalan mondar-mandir
makanan, memukul • Mengatup rahang dengan kuat

Tanda dan Gejala  VERBAL Tanda dan Gejala  PERILAKU

• Melempar/memukul benda/orang lain


• Ketus
• Menyerang orang lain
• Suara keras
• Melukai diri sendiri/orang lain
• Bicara kasar
• Merusak lingkungan
• Suara tinggi,
membentak, berteriak • Amuk/agresif
• Mengancam secara
verbal/fisik
• Mengumpat dengan
kata-kata kotor

2
6/7/2018

Tanda dan Gejala 


Tanda dan Gejala  EMOSI KOGNITIF/INTELEKTUAL
• Tidak adekuat • Mendominasi • Berdebat
• Merasa tidak aman • Cerewet • Meremehkan
• Rasa terganggu • Kasar • Sarkasme
• Dendam dan jengkel
• Bermusuhan
• Mengamuk
• Ingin berkelahi
• Menyalahkan dan
menuntut

Tanda dan Gejala  SOSIAL Mekanisme koping


• Menarik diri • Sublimasi  adanya sasaran pengganti
• Pengasingan • Proyeksi  menyalahkan orang lain mengenai
kesulitan atau keinginan yang tidak baik
• Penolakan • Represi  mencegah pikiran tidak
• Ejekan menyenangkan ke masuk ke alam sadar
• Reaksi formasi  mencegah keinginan yang
• Sindiran berbahaya bila diekspresikan, dengan melebih-
lebihkan sikap dan perilaku yang berlawanan
dan menggunakan sebagai rintangan
• Diplacement  melepaskan perasaan tertekan
pada objek yang tidak berbahaya.

PsikoFarmakologi Pengkajian
• Buspirone
Pengumpulan data
• Anti depresant (Amitriptyline dan
Trazodone) • Aspek biologis
• Antipsychotic (Haloperidol, • Aspek emosional
Chlorpromazine/CPZ, • Aspek intelektual Analisa data
Trihexypenidile/THD) • Aspek social
• Data subyektif
• Naltrexone (antagonis opiat) • Aspek spiritual
• Data obyektif
• Betablocker (Propanolol)  pada anak
• Data primer
dan GMOv
• Data sekunder
www.themegallery.com

3
6/7/2018

Pohon Masalah Intervensi & Implementasi Pasien


Resiko mencederai diri, orang lain dan ,lingkungan SP 1
 BHSP
Perilaku Kekerasan  Mengidentifikasi marah
 Tanda dan gejala yang dirasakan
 Mengidentifikasi PK yang biasa
Harga Diri Rendah dilakukan
 Mengidentifikasi akibat dari cara yang
Faktor predisposisi :
dilakukan
Faktor presipitasi :
1. Genetik
1. Kematian anggota  Melatih mengendalikan PK dg cara
2. Tipe kepribadian :
introvert
keluarga yang penting latihan nafas dalam
2. Penyalahgunaan Napza
3. Kontrol sosial www.themegallery.com

Intervensi & Implementasi Pasien Intervensi & Implementasi Pasien


SP 2
 Evaluasi latihan nafas dalam SP 4
 Melatih mengendalikan PK dg cara fisik kedua  Diskusikan hasil latihan mengendalikan
(pukul bantal/kasur)
 Menyusun jadwal kegiatan harian cara kedua
PK secara fisik dan verbal
SP 3  Bantu klien mengendalikan marah dg
 Evaluasi jadwal harian ttg dua cara fisik cara spiritual (beribadah dan berdoa)
mengendalikan PK
 Beri jadwal latihan beribadah dan berdoa
 Latihan mengungkapkan marah dengan cara
verbal (menolak dg baik, mengungkapkan dg SP 5
baik, mengungkapkan perasaan dg baik)
 Bantu klien mengendalikan PK dg obat
 Menyusun jadwal latihan mengungkapkan
marah secara verbal

Evaluasi
Intervensi & Implementasi Keluarga 

Klien mengatakan mau bercakap-cakap dengan perawat,
Klien mengatakan mau bercakap cakap diruang tamu saja, 10 menit saja
 Klien mengatakan marah karena suaminya pergi dengan perempuan lain
 Klien mengatakan biasanya dada terasa sesak, tenggorokan sakit, tangan mengepal
SP 1 S  Klien mengatakan jika marah langsung teriak dan membanting barang
 Klien mengatakan barang menjadi rusak semua
 Memberikan HE pd keluarga ttg cara merawat klien  Klien mengatakan kalau marah biasanya langsung lari-lari saja biar marahnya reda
 Klien mengatakan mau latihan mengendalikan marah dengan nafas dalam
PK dirumah (diskusikan masalah yang dihadapi  Klien terlihat nyaman bercakap-cakap dengan perawat dan menjabat tangan perawat

keluarga dalam merawat klien, penyebab, tanda O 
Klien dapat menyebutkan penyebab nya marah
Klien mampu menyebutkan tanda dan gejala marah yang dirasakan serta akibat jika marah dilakukan
gejala, perilaku yg muncul akibat PK)  Klien mampu menyebutkan apa yang dilakukan jika marah
 Klien mampu menyebutkan cara mengendalikan marah dengan nafas dalam

 Diskusikan kondisi klien yg perlu dilaporkan ke Klien mampu mendemonstrasikan cara mengendalikan marah dengan nafas dalam, dengan kooperatif,
bersemangat dan kontak mata yang baik dengan perawat
perawat A Kognitif : Klien dapat menyebutkan penyebab, tanda gejala, dampak marah dan cara mengendalikan marah
dengan nafas dalam
SP 2 Afektif : Klien kooperatif bercakap-cakap dengan perawat, kontak mata adekuat
Psikomotorik : Klien mampu mendemonstrasikan teknik mengendalikan marah dengan cara latihan nafas

 Melatih keluarga cara-cara mengendalikan dalam

SP 1 Pasien tercapai
kemarahan
Perawat :
SP 3 P
Lanjutkan SP 2 Pasien tentang mengendalikan marah dengan cara pukul bantal diruang perawatan jam 09.00
Klien :

 Membuat perencanaan pulang bersama keluarga


Motivasi klien untuk latihan mengontrol marah tarik nafas dalam sesuai jadwal harian setiap hari jam 09.00
dan 15.00

4
6/7/2018

Manajemen Krisis
• Beritahu petugas keamanan yang diperlukan
Restrain
• Identifikasi pemimpin tim krisis
• Susun/ kumpulkan tim krisis
• Pindahkan semua klien dari area tersebut
• Susun strategi dan beritahu anggota lain
• Siapkan alat pengekang (restraint)
• Penuhi KDM
• Observasi kondisi klien
• Evaluasi tindakan dengan tim
• Jelaskan tindakan pada klien lain
• Jelaskan semua tindakan pada klien
• Tugas penanganan klien secara fisik
• Berikan obat psikofarmaka sesuai instruksi
• Secara bertahap integrasikan klien pada lingkungan
• Ikat/ kekang klien sesuai instruksi pemimpin (posisi yang nyaman)

Y o u r B u s i n e s s C o m p a n y s l o g a n i n h e r e

Restrain

Anda mungkin juga menyukai