Anda di halaman 1dari 21

Post Partum Blues

Oleh : Kelompok 5
Kelompok 3

hardiyanti rukmana
hoyrul baria
zahrotul maula
selvia firza
lutfiatus s
safii
apria ferdiansyah
taufan dwiyanto
m. faruq effendi
Sejarah
• Post partum blues sendiri sudah di kenal sejak lama. Depresi setelah
melahirkan sudah di kenal sejak 460 tahun sebelum masehi, lewat
pengungkapan oleh hippo crates. Deskripsi lebih lengkap kemudian di
kembangkan dari waktu ke waktu, namun baru sekitar 15 tahun
terakhir ini muncul bnayak informasi seputar ini, savge pada tahun
1875 telah menulis referensi di literature kedokteran mengenai suatu
keadaan disforia ringan pasca persalinann yang di sebut sebagai ’ilk
fever’ karena gejala disforia tersebut mncul bersamaan dengan laktasi.
• Dewasa ini, post psrtum blues (ppb) atau sering juga di sebut
maternity blues
Definisi
• Keadaan dimana ibu merasa sedih berkaitan dengan
bayinya disebut baby blues. Penyebabnya antara lain:
perubahan perasaan saat hamil, perubahan fisik dan
emosional. Perubahan yang ibu alami akan kembali secara
perlahan setelah beradaptasi dengan peran barunya.
(Damai Yanti dan Dian Sundawati, 2011)
• Baby blues atau postpartum blues adalah suatu gangguan
psikologis sementara yang ditandai dengan memuncaknya
emosi pada minggu pertama setelah melahirkan. (Saleha,
2009)
Definisi cont…

• Postpartum blues biasanya dimulai pada beberapa hari


setelah kelahiran dan berakhir setelah 10-14 hari.
Karakteristik postpartum blues meliputi menangis, merasa
letih karena melahirkan, gelisah, perubahan alam perasaan,
menarik diri, serta reaksi negative terhadap bayi dan
keluarga. (Purwati, 2012)
Fase adaptasi fisiologis
Menurut Damai Yanti dan Dian Sundawati, 2011, Fase-fase yang akan
dialami oleh ibu pada masa nifas antara lain:
1. Fase taking in
• Fase ini merupakan periode ketergantungan, yang berlangsung dari
hari pertama sampai hari kedua setelah melahirkan. Ibu terfokus
pada dirinya sendiri, sehingga cenderung pasif terhadap
lingkungannya.
2. Fase taking hold
• Fase ini berlangsung antara 3-10 hari setelah melahirkan. Ibu merasa
khawatir akan ketidakmampuan dan rasa tanggung jawab dalam
perawatan bayinya.

3. Fase letting go
• Fase ini merupakan fase menerima tanggung jawab akan peran
barunya. Fase ini berlangsung 10 hari setelah melahirkan. Ibu sudah
mulai dapat menyesuaikan diri dengan ketergantungan bayinya.
Terjadi peningkatan akan perawatan diri dan bayinya.
Penyebab
• Faktor hormonal berupa perubahan kadar estrogen, progesteron,
prolaktin dan estriol yang terlalu rendah.
• Ketidaknyamanan fisik yang dialami wanita
• Ketidakmampuan beradaptasi terhadap perubahan fisik dan emosional
kompleks.
• Faktor umum dan paritas (jumlah anak)
• Latar belakang psikososial wanita
• Kecukupan dukungan dari lingkungan (suami, keluarga dan teman).
• Stres dalam keluarga
Penyebab Cont…
• Stres yang dialami wanita itu sendiri misalnya ASI tidak keluar,
frustasi karena bayi tidak mau tidur, nangis dan gumoh, stres melihat
bayi skit, rasa bosen dengan hidup yang dijalani.
• Kelelahan pasca melahirkan
• Perubahan peran yang dialami ibu
• Rasa memiliki bayi yang terlalu dalam sehingga timbul rasa takut
yang berlebihan akan kehilangan bayinya.
• Problem anak setelah kelahiran bayi kemungkinan timbul ras
cemburu dari anak sebelumnya sehingga hal tersebut cukup
menggangu emosional ibu.
• Pengalaman melahirkan, biasanya pada ibu dengan melahirkan yang
kurang menyenangkan dapat menyebabkan ibu sedih.
Penyebab cont..
• Perasaan sangat down setelah melahirkan, biasanya terjadi peningkatan
emosi yang disertai tangisan.
• Kesulitan dalam mengalami kewajiban setelah melahirkan, ibu memberi
makanan pada bayi, aktifitas perawatan bayi.
• Suami yang tidak membantu
• Problem dengan orang tua dan mertua
• Sendirian mengurus bayi, tidak ada yang membantu.
• Bayi sakit ( kuning , dll)
• Rasa bosan si ibu.
(Setyo Retno Wulandari dan Sri Handayani, 2011)
Gejala
• Ibu mengalami perubahan perasaan
• Menangis
• Cemas
• Kesepian
• Khawatir mengenai bayinya
• Tidak mampu beradaptasi
• Sensitive
• Tidak nafsu makan
• Sulit tidur
Cont..
• Penurunan gairah seks
• Kurang percaya diri terhadap kemampuannya menjadi seorang ibu.
• Tidak sabar
• Tidak percaya diri
• Mudah tersinggung
• Jika post patum blues ini di anggap enteng, keaddan ini bias serius dan
bias bertahan dua minggu sampai 1 tahun dan akan berlanjut menjadi
postpartum syndrome.
(Jannah, 2011)
Masalah yang muncul?
• Masalah yang muncul pada postpartum blues:
• Menangis dan di tambah ketakutan tidak bisa memberi ASI
• Frustasi karena ank tidak mau tidur
• Ibu merasa lelah, migraine dan cenderung sensitive
• Merasa sebal terhadap suami
• Masalah dalam menghadapi omongan ibu mertua
• Menangis dan takut apabila bayinya meninggal
• Menahan rasa rindu dan merasa jauh dari suami
• Menghabiskan waktu bersama bayi yang terus menerus menangis
sehingga menbuat ibu frustasi
Cont..
• Perilaku anak semakin nakal sehingga ibu menjadi stress
• Adanya persoalan dengan suami
• Stress bila bayinya kuning
• Adanya masalah dengan ibu
• Terganggunya tidur ibu pada malam haari karena bayinya menangis
• Jika ibu mengalami luka operasi, yang rasa sakitnya menambah masalah bagi ibu.
• Setiap kegiatan ibu menjadi terbatas karena hadirnya seorang bayi
• Takut melakukan hubungan suami istri karena takut mengganggu bayi
• Kebanyakan para ibu baru ingin pulang ke rumah orang tuanya dan berada di
dekat ibunya.
(Marmi, 2014)
Pencegahan
Berikut ini beberapa kiat yang mungkin dapat mengurangi resiko postpartum blues yaitu:
• Pelajari diri sendiri
• Tidur dan makan yang cukup
• Olahraga
• Hindari perubahan hidup sebelum atau sesudah melahirkan
• Beritahukan perasaan
• Dukungan keluarga dan orang lain diperlukan
• Persiapkan diri dengan baik
• Senam hamil
• Lakukan pekerjaan rumah tangga
• Dukungan emosional
• Dukungan kelompok postpartum blues
Penanganan
Cara mengatasi gangguan psikologis pada nifas dengan postpartum
blues ada dua cara yaitu:
1. Dengan cara pendekatan komunikasi terapeutik
Tujuan dari komunikasi terapeutik adalah menciptakan
hubungan baik antara bidan dengan pasien dalam rangka
kesembuhan dengan cara:
• Mendorong pasien mampu meredakan segala ketegangan emosi
• Dapat memahami dirinya
• Dapat mendukung tindakan konstruktif
2. Dengan cara meningkatkan support mental
Beberapa cara meningkatkan support mental yang dapat
dilakukan keluarga diantaranya:
• Sekali-kali ibu meminta suami untuk membantu dalam
mengerjakan pekerjaan rumah seperti: membantu mengurus bayi,
memasak, menyiapkan susu, dll.
• Suami seharusnya tahu permasalahan yang dihadapi istrinya dan
lebih perhatian terhadap istrinya
• Menyiapkan mental dalam menghadapi anak pertama yang akan
lahir
• Memperbanyak dukungan dari suami
• Ibu dianjurkan sering sharing dengan teman-temannya yang baru
saja melahirkan
• Bayi menggunakan pampers untuk meringankan kerja ibu
Selain hal diatas, penanganan pada klien post partum blues pun
dapat dilakukan pada diri klien sendiri, diantaranya dengan cara :
• Belajar tenang dengan menarik napas panjang dan meditasi
• Tidurlah ketika bayi tidur
• Berolahraga ringan
• Ikhlas dan tulus dengan peran baru sebagai ibu
• Tidak perfeksionis dalam hal mengurusi bayi
• Bicaraka rasa cemas dan komunikasikan
• Bersifat fleksibel
• Kesempatan merawat bayi hanya datang 1x
• Bergabung dengan kelompok ibu
(Marmi, 2014)
Asuhan pada postpartum blues

• Asuhan yang diberikan setelah melahirkan dapat berupa medikasi dan


terapi atau kombinasi keduanya. Beberapa jenis antidepressant yang
sesuai dapat diberikan kepada ibu yang menyusui. Dalam psikoterapi,
partisipasi dalam grup support dilakukan untuk memberikan dan
menanamkan dukungan social terhadap individu agar dapat
mengurangi tingkat depresi yang muncul.
Thanks..

Anda mungkin juga menyukai