Anda di halaman 1dari 7

ETIOLOGI DEFINISI

A. Teori biologis (faktor genetik, prenatal natal dan post natal, World Health Organization’s mendefinisikan autisme sebagai adanya
neuro anatomi, struktur biokimiawi otak dan darah) keabnormalan dan atau gangguan perkembangan yang muncul sebelum usia tiga
B. Teori psikososial AUTISME tahun dengan tipe karakteristik tidak normalnya tiga bidang yaitu
C. Faktor keracunan logam berat interaksi sosial, komunikasi, dan perilaku yang diulang-ulang (World
D. Faktor ggn pendengaran dan penglihatan Health Organozation, h. 253, 1992).
E. Autoimun tubuh

KLASIFIKASI PENATALAKSANAAN PRINSIP-PRINSIP PENANGANAN


1. Klasifikasi berdasarkan saat munculnya kelainan (autisme infantil, autisme fiksasi) 1. Terapi perilaku 1. Semua hak azasi manusia khususnya anak
2. Klasifikasi berdasarkan intelektual ( autis dengan keterbelakangan mental sedang dan 2. Terapi wicara juga berlaku pada kelompok anak autis
berat, dengan keterbelakngan mental ringan, tidak mengalami keterbelakangan mental) 3. Terapi okupasi seperti berhak mendapat pendidikan,
3. Klasifikasi berdasarkan interaksi sosial (kelompok yang menyendiri, kelompok yang pasif, 4. Terapi fisik bermain, kasih sayang dll.
kelompok yang aktif tapi aneh) 5. Terapi bermain 2. Anak autis tidak persis sama satu sama
4. Klasifikasi berdasarkan prediksi kemandirian ( tidak dapat mandiri, sedang, normal) 6. Terapi medikamentosa lainnya, masing masing mempunyai
7. Terapi musik keunikan dan tingkat gangguannya sendiri-
8. Terapi anggota keluarga sendiri, oleh karena itu perlu diperhatikan
9. Terapi sosial kebutuhannya serta kekhususan masing-
10. Terapi perkembangan masing.
KARAKTERISTIK ANAK AUTIS
3. Gangguan spektrum Autisme adalah suatu
1. Karakteristik dalam interaksi sosial (menyendiri, pasif, bersikap aktif tetapi aneh atau
gangguan proses perkembangan, sehingga
tidak wajar)
terapi jenis apapun yang dilakukan akan
2. Karakteristik dalam berkomunikasi (bergumam, kesulitan dalam memahami arti kata,
memerlukan waktu yang lama. Terapi harus
mengulang kata kata, bila bertanya menggunakan istilah yang terbalik, sering berbicara
dilakukan secara terpadu dan setiap anak
pada diri sendiri, mengalami gangguan dalam komunikasi non verbal)
membutuhkan jenis terapi yang berbeda.
3. Karakteristik dalam perilaku dan pola bermain (abnormalitas dalam bermain, menolak
Tujuan utama penanganan anak autis
adanya perubahan lingkungan, minat terbatas, gangguan pemusatan perhatian)
adalah mendorong kemandirian, disamping
4. Karakteristik kognitif (Hampir 75-80% anak autis mengalami retardasi mental
peningkatan akademiknya jika
dengan derajat rata-rata sedang, Sebanyak 50% dari idiot savants (retardasi mental
memungkinkan.
yang menunjukan kemampuan luar biasa) adalah seorang penyandang autisme)
4. Orang tua dan guru-guru sekolah harus
bekerja sama, bersikap terbuka, selalu
komunikasi untuk membuat perencanaan
PEMERIKSAAN PENUNJANG penanganan dengan tehnik terbaik untuk
 Pemeriksaa neurologis anak-anak mereka.
 Test neuropsikologi
 Test pendengaran
 Test ketajama penglihatan
 MRI
 EEG
 Pemeriksaa sitogenet untu abnormalita kromosom
 Pemeriksaa darah
PATHWAYS AUTISME

Gangguan pada otak Abnormalitas pertumbuhan Peningkatan neurokimia Tumbuh tanpa bimbingan
Faktor penyebab sel saraf secara abnormal yang baik dari orang tua
 Partus lama
 Genetik
 Keracunan logam
Kerusakan pada sel purkinje Gangguan keseimbangan Gangguan pada otak kecil Reaksi atensi lebih lambat
dan hipocampus serotonin dan dopamin

AUTISME

Gangguan komunikasi Gangguan interaksi sosial Keluarga Perkembangan terhambat

Resiko keterlambatan
perkembangan
Konflik peran orang tua Fungsi intelektual menurun
Keterlambatan dalam bahasa Menghindari orang lain, acuh
terhadap lingkungan dan Resiko ketidak mampuan
orang lain menjadi orang tua Defisit perawatan diri
(mandi, berpakaian, makan,
eliminasi)
Bicara monoton tidak
dimengerti orang lain Perubahan interaksi sosial

Hambatan komunikasi verbal Isolasi sosial


Pengkajian
Diagnosa Keperawatan
1. Data demografi
2. Riwayat kesehatan sekarang (keluhan utama, riwayat penyakit saat ini) Menurut North American Nursing Diagnosis Assocition (2015)
3. Riwayat kesehatan dahulu (genogram, riwayat antenatal, natal dan pasca natal)
4. Pemeriksaan fisik diagnosa keperawatan yang dapat ditegakkan yaitu:
a. Kepala : Mikro/makrosepali, plagiosepali (bentuk kepala tidak simetris), dan a. Resiko keterlambatan perkembangan pada anak berhubungan
hidrosefali.
b. Rambut: Pusar ganda, rambut jarang/tidak ada, halus, mudah putus dan cepat berubah dengan pengetahuan pengasuhan anak dengan gangguan genetik
c. Mata : mikroftalmia, juling, nistagmus.
d. Hidung : hidung mendatar, ukuran kecil, cuping melengkung ke atas.
(retardasi mental).
e. Mulut : bentuk “V” yang terbalik dari bibir atas, langit-langit lebar/melengkung tingg b. Konflik peran orang tua berhubungan dengan perawatan anak
f. Geligi : gangguan pertumbuhan gigi
g. Telinga : keduanya letak rendah dengan kebutuhan khusus dirumah.
h. Muka : panjang filtrum yang bertambah, hipoplasia, hipertelorisme, ekspresi wajah
c. Resiko trauma pada anak bermain dengan objek yang berbahaya
tampak tumpul
i. Leher : pendek; tidak mempunyai kemampuan gerak sempurna berhubungan dengan kurang pengetahuan tentang kewaspadaan
j. Tangan : jari pendek dan tegap atau panjang kecil meruncing, ibujari gemuk dan lebar,
klinodaktil, keselamatan pada anak.
k. Dada dan Abdomen : perut bunci d. Resiko ketidakmampuan menjadi orang tua berhubungan
l. Genitalia : mikropenis
m. Kaki : jari kaki saling tumpang tindih, panjang dan tegap/panjang kecil meruncing dengan keterlambatan perkembangan anak
diujungnya, lebar, besar, dan gemuk.
5. Pengkajian pertumbuhan dan perkembangan e. Defisit perawatan diri mandi pada anak berhubungan dengan
a. Pertumbuhan gangguan fungsi kognitif.
Berat badan, Tinggi badan, lingkar kepala, lingkar lengan atas, lingkar dada.
b. Perkembangan f. Defisit perawatan diri eliminasi pada anak berhubungan dengan
Tingkat perkembangan anak yang telah dicapai seperti motorik kasar, motorik
halus, kemampuan bersosialisasi dan kemampuan bahasa dengan pemeriksaan gangguan fungsi kognitif.
DDST untuk menilai tumbuh kembang anak. g. Isolasi sosial pada anak berhubungan dengan faktor faktor yang
mempengaruhi hubungan personal yang memuaskan.
Intervensi Keperawatan
No Diagnosa NOC NIC
1. Resiko keterlambatan perkembangan Pemenuhan kebutuhan anak untuk a. Ajarkan orang tua mengenai tingkat perkembangan normal
pada anak berhubungan dengan bersosialisasi dari anak dan perilaku yang berhubungan
b. Demonstrasikan perilaku yang mendukung tumbuh
pengetahuan pengasuhan anak dengan
kembang anak
gangguan genetik
c. Dukung anak untuk berinteraksi dengan teman temannya
d. Bantu anak untuk saling berbagi dan saling bergiliran
e. Bantu anak untuk belajar mandiri

2. Konflik peran orang tua berhubungan perbaikan kinerja pengasuhan, a. Dukungan pengasuhan
b. Dukungan pengambilan keputusan
dengan perawatan anak dengan peningkatan status kesehatan
c. Peningkatan pengasuhan anak
kebutuhan khusus dirumah. keluarga d. Peningkatan peran sebagai orang tua

3. Resiko trauma pada anak bermain kontrol resiko, peningkatan a. Menejemen lingkungan : keselamatan
b. Pengaturan alat atau bahan kimia yang beresiko
dengan objek yang berbahaya keamanan (dalam menempatkan
menimbulkan bahaya pada anak
berhubungan dengan kurang barang barang yang berbahaya) di
c. Pendidikan orang tua: keluarga yang membesarkan anak
pengetahuan tentang kewaspadaan rumah, peningkatan kinerja d. Pengajaran keselamatan anak di lingkungan rumah
keselamatan pada anak pengasuhan (keamanan fisik pada
masa awal atau tengah anak)

4. Resiko ketidakmampuan menjadi orang kinerja pengasuhan :keamanan fisik a. pertimbangkan pemahaman keluarga terhadap kondisi yang
tua berhubungan dengan keterlambatan kehidupan masa awal / tengah anak ada pada anaknya
b. monitor hubungan keluarga saat ini
perkembangan anak anak, peningkatan fungsi keluarga,
c. identifikasi tipe mekanisme koping keluarga
peningkatan iklim sosial keluarga d. beritahu anggota keluarga mengenai ketrampilan koping
yang mendukung tambahan yang efektif untuk mereka gunakan untuk
mengatasi permasalahan
e. kolaborasikan dengan keluarga dalam pemecahan masalah
dan pengambilan keputusan mengenai anak nya.
f. fasilitasi kunjungan keluarga
g. sediakan informasi bagi keluarga mengenai kondisi keluarga
secara teratur.
5. Defisit perawatan diri mandi pada anak self care dificit hygiene, activity a. Menentukan jumlah dan jenis bantuan yang diperlukan pada
berhubungan dengan gangguan fungsi intolerance anak
Kriterian hasil b. Tempatkan handuk, sabun, dan aksesoris mandi lainnya di
kognitif
a. Mampu melakukan aktifitas
kamar mandi
perawatan fisik dan pribadi c. Menyediakan lingkungan yang terapeutik pada anak
d. Memantau integritas kulit anak
secara mandiri
e. Mendorong orang tua / keluarga untuk terlibat memberikan
b. Mampu untuk mempertahankan
motifasi dan berpastisipasi dalam memberikan bantuan
kebersihan dan penampilan yang
sampai anak mampu atau mandiri
rapi secara mendiri
6. Defisit perawatan diri eliminasi pada self care deficit toileting, self care a. Membantu anak ke toilet
b. Pertimbangkan respon anak terhadap privasi nya
anak berhubungan dengan gangguan deficit hygiene
c. Menyediakan privasi selama eliminasi
Kriteria hasil
fungsi kognitif d. Memfasilitasi kebersihan toliet setelah kegiatan eliminasi
1. Mampu melakukan aktifitas
e. Ganti pakaian anak setelah elimiasi jika terkena kotoran,
eliminasi secara mandiri
untuk kenyamanan anak.
2. Membersihkan diri setelah
aktifitas eliminasi

7. Isolasi sosial pada anak berhubungansocial iteraction skills (peningkatan (socialization enhacement)
a. Fasilitasi dukungan kepada pasien oleh keluarga
dengan faktor faktor yang kemampuan interaksi sosial), sosial
b. Gali kekuatan dan kelemahan anak dalam melakukan
mempengaruhi hubungan personal yang support(pemberian dukungan sosial)
interaksi sosial
Kriteria hasil:
memuaskan c. Dukuang anak untuk berhubungan dengan orang lain yang
1. Lingkungan yang mendukung
mempunyai minat dan tujuan yang sama
yang bercirikan hubungan dan d. Dorong anak untuk melakukan aktifitas sosial
e. Fasilitasi anak untuk berpastisipasi dalam suatu kelompok
tujuan anggota keluarga
2. Partisipasi waktu luang: bermain
f. Bantu anak mengembangkan dan meningkatkan ketrampilan
menggunakan aktivitas yang
sosial interpersonal
menarik, menyenangkan dan
menenangkan untuk
meningkatkan kesejahteraan
3. Penyesuaian yang tepat
terhadap tekanan emosi
4. Meningkatkan hubungan yang
efektif dalam perilaku pribadi
interaksi sosial dengan orang
DAFTAR PUSTAKA

 Azwandi, Yosfan (2005) Mengenal dan Membantu Penyandang Autisma,


Jakarta : Depdiknas.
 Belmonte MK, Allen G, Beckel-Mitchener A, Boulanger LM, Carper RA, et al.
Autism and Abnormal Development of Brain Connectivity. The Journal of
Neuroscience 2004;24(42):9228- 9231.
 Elliott GR. Autistic Disorder and Other Pervasive Developmental Disorders. In:
st
Rudolph CD, Rudolph AM. Rudolph’s Pediatrics, 21 ed. McGraw-Hill: New York,
2003. p498-500.
 Garna H, Nataprawira HMD. Autisme Infantil. Dalam: Pedoman Diagnosis dan Terapi
Ilmu Kesehatan Anak Edisi ke- 3. Bandung: Bagian Ilmu Kesehatan Anak
Fakultas Kedokteran UNPAD, 2005.
 Kinsbourne M, Wood FB. Autistic Spectrum Disorders. In: Menkes JH, Sarnat
th
HB, Maria BL. Child Neurology, 7 ed. Lippincott Williams & Wilkins:
Philadelphia, 2006. p1112-21.
 Maurice C, Green G, Luce S.c. (1996), Behavioral Intervention for Young Children
With Autism, A Manual for Parent and Professionals, Autism-Texaas. Pro-Ed.
 Muhdar Munawar, Wawan, Nur Aziza Alfian, 2011. Model Pendidikan Inklusif
Untuk Anak Autis. Bandung: Dinas Pendidikan Prop. Jabar Bidang PLB.
 Shah PE, Dalton R, Boris NW. Pervasive Developmental Disorders and Childhood
Psychosis. In: Kliegman RM, Behrman RE, Jenson HB, Stanton BF. Nelson Textbook
th
of Pediatrics, 18 ed. Saunders: Philadelphia, 2007. p133-6.
 Smeeth L, Cook C, Fombonne E, Heavey L,Rodrigues LC. MMR Vaccination and
Pervasive Developmental Disorders: A Case- Control Study. Lancet 2004;364:963-69.
 Frith U. The Neurocognitive Basis of Autism. Trends in Cognitive Sciences
1997;1(2):73-7.
 Seminar Nasional (2001), An Overview of Children Behavior and Development,
Bandung: IDAI.
 Sutadi, Rudi, Seminar Sehari Aku Peduli Anakku: Terapi Wicara Pada
Penyandang Autisme dengan Menggunakan Tatalaksana Perilaku, ABCD Pro, Jakarta,
29 Januari 2000.
 Volkmar FR, Pauls D. Autism. The Lancet 2003;362:1133-42.Widyawati, Ika;
Simposium Sehari Autisme; Gangguan Perkembangan pada Anak; Yayasan
Autis Indonesia; Jakarta; 30 Agustus 1997.
 World Health Organization’s International Classification of Diseases (ICD-10)
(American Psychiatric Association, h. 75, 2000 Diagnostic and Statictical Manual-IV
htt p://www.aut isme. info/index.php/terapi-autisme/10-jenis- terapi-autisme
 Bulechek, Gloria M, et al. 2013. Nursing Interventions Classification (NIC) 6th edition
Edisi Bahasa Indonesia Editor Intansari Nurjannah danRosana Devi Tumanggor. United
Kingdom : Elsevier.
 Moorhead, Sue, et al. 2013. Nursing Outcomes Classification (NOC)5 th edition Edisi
Bahasa Indonesia Editor Intansari Nurjannah danRosana Devi Tumanggor. United
Kingdom : Elsevier.

Anda mungkin juga menyukai