Anda di halaman 1dari 14

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Kehamilan

1. Pengertian Kehamilan

2. Perubahan Fisiologis Masa Kehamilan

3. Ketidaknyamanan Selama Kehamilan

4. Diagnose Kehamilan

5. Standar Pelayanan Pada Masa Kehamilan

6. Pemeriksaan Fisik Pada Masa Kehamilan

B. Persalinan

1. Pengertian Persalinan

2. Etiologi Terjadinya Persalinan

3. Pembagian Proses Persalinan

4. Asuhan Persalinan Normal

C. Nifas

1. Pengertian Masa Nifas

Masa nifas (puerperium) adalah masa dimulai setelah kelahiran


plasenta dan berakhir ketika alat kandungan kembali seperti semula sebelum
hamil, yang berlangsung selama 6 minggu atau kurang lebih 40 hari (Fitri,
2017).
Masa nifas merupakan Waktu mulai tertentu setelah melahirkan
seorang anak, dalam bahasa latin disebut puerperium. Secara etimologi,
puer berarti bayi dan parous adalah melahirkan (Dewi dan
Sunarsih,2011).Jadi puerperium adalah masa setelah melahirkan bayi dan
biasa disebut juga dengan masa pulih kembali, dengan maksud keadaan
pulihnya alat reproduksi seperti sebelum hamil.

2. Kebijakan Program Nasional Masa Nifas


kunjungan Waktu Tujuan

KF 1 6-48 Jam 1. Mencegah perdarahan masa nifas


karena atonia uteri
2. Mendeteksi dan merawat penyebab
lain perdarahan, rujuk jika perdarahan
berlanjut
3. Memberikan konseling pada ibu atau
salah satu anggota keluarga mengenai
bagaimana cara mencegah perdarahan
masa nifas karena atonia uteri
4. Pemberian ASI awal
5. Melakukan hubungan antara Ibu dan
bayi yang baru lahir
6. Menjaga bayi tetap sehat dengan cara
mencegah hypotermi
7. Jika petugas kesehatan menolong
persalinan, ia harus tinggal dengan ibu
dan bayi baru lahir selama 2 jam
pertama dan bayinya dalam keadaan
stabil
KF 2 3-7 Hari 1. Memastikan involusi uterus berjalan
normal : uterus berkontraksi, fundus di
bawah pusat, tidak ada perdarahan
abnormal, tidak ada bau lochea
2. Menilai adanya tanda-tanda demam,
infeksi atau perdarahan abnormal
3. Memastikan ibu cukup mendapatkan
makanan, cairan dan istirahat
4. Memastikan ibu menyusui dengan baik
dan tidak memperlihatkan tanda–tanda
penyulit.
5. Memberikan konseling pada ibu
mengenai asuhan pada bayi, tali pusat,
menjaga bayi tetap hangat, dan
merawat bayi sehari-hari
KF 3 8-28 Hari 1. Memastikan involusi uteri berjalan
normal : uterus berkontraksi, fundus di
bawah pusat, tidak ada perdarahan
abnormal, tidak ada bau lochea
2. Menilai adanya tanda-tanda demam,
infeksi atau perdarahan abnormal
3. Memastikan ibu mendapatkan cukup
makanan, cairan dan istirahat
4. Memastikan ibu menyusui dengan baik
dan tidak memperlihatkan tanda-tanda
penyulit
5. Memberikan konseling pada ibu
mengenai asuhan pada bayi, tali pusat,
menjaga bayi tetap hangat, dan
merawat bayi sehari-hari
KF 4 38-42 Hari 1. Menanyakan pada ibu tentang
kesulitan-kesulitan yang ia atau
bayinya alami
2. Memberikan konseling KB secara dini

3. Perubahan Fisiologis Masa Nifas


a. Perubahan Sistem Reproduksi
1) Involusi Uterus
Involusi uterus atau pengerutan uterus merupakan suatu
proses di mana uterus kembali ke kondisi sebelum hamil. Ukuran
uterus pada masa nifas akan mengecil seperti sebelum hamil.
Involusi terjadi karena masing-masing sel menjadi lebih kecil
karena cytoplasma yang berlebihan dibuang. Involusi disebabkan
oleh proses autolysis dimana zat protein dinding rahim dipecah,
diabsorpsi, dan dibuang dengan air kencing. Perubahan normal
pada uterus selama post partum adalah sebagai berikut.

Involusi TFU Berat Uterus


Bayi Lahir Setinggi pusat 1000 gr
1 minggu Pertengahan pusat simfisis 750 gr
2 minggu Tidak teraba di atas simfisis 500 gr
6 minggu Normal 50 gr
8 minggu Normal seperti sebelum 30 gr
hamil

2) Involusi tempat plasenta


Setelah persalinan tempat plasenta merupakan tempat
dengan permukaan kasar, tidak rata, dan kira-kira besarnya
setelapak tangan. Dengan cepat luka ini mengecil pada akhir
minggu ke 2 dengan hanya sebesar 3-4 cm dan pada akhir nifas
1-2 cm.
3) Lokhea
Pada bagian pertama masa nifas biasanya keluar cairan dari
vagina yang dinamakan lokhea. Lokhea berasal dari luka dalam
Rahim terutama luka plasenta. Jadi, sifat lokhea berubah seperti
secret dan luka berubah sesuai tingkat penyembuhan luka. Lokia
mengalami perubahan karena proses involusi. Pengeluaran lokia
dapat dibagi menjadi lokia rubra, sanguilenta, serosa, alba, dan
purulenta. Perbedaan masing-masing lokia dapat dilihat sebagai
berikut:

Lokia Waktu Warna Ciri-ciri

Rubra 1-3 hari Merah Terdiri dari darah


kehitaman segar, jaringan sisa-
sisa dinding rahim,
lemak bayi, lanugo,
dan sisa meconium.
Lokhea rubra yang
menetap pada awal
periode postpartum
sekunder yang
mungkin disebabkan
tinggalnya sisa atau
selaput plasenta
Sanguilenta 4-7 hari Merah Sisa darah
kecoklatan bercampur lender
dan
berlendir
Serosa 7-14 hari Kuning Lebih sedikit darah
kecoklatan dan lebih banyak
serum, juga terdiri
dari leukosit dan
robekan atau laserasi
plasenta. Lokhea
serosa dan alba yang
berlanjut bisa
menandakan adanya
endometritis,
terutama jika disertai
demam, rasa sakit
atau nyeri tekan pada
abdomen
Alba >14 hari putih Mengandung
leukosit, sel desidua,
dan sel epitel, selaput
lender serviks serta
serabut jaringan yang
mati
purulenta Terjadi infeksi keluar
cairan seperti nanah
berbau busuk
Lokheastatis Lokhea tidak lancer
keluarnya

4) Serviks dan Vagina


Vagina dan lubang vagina pada permulaan puerperium
merupakan suatu saluran yang luas berdinding tipis. Secara
berangsur-angsur luasnya berkurang, tetapi jarang sekali dapat
kembali seperti semula atau seperti ukuran seorang nulipara.
Berkurangnya sirkulasi progesterone mempengaruhi otot-otot
pada panggul, perineum, vagina, dan vulva. Proses ini membantu
pemulihan dari ligamentum otot Rahim. Ini merupakan proses
bertahap yang akan berguna bila ibu melakukan ambulasi dini,
senam nifas, dan mencegah timbulnya konstipasi dengan cara
melakukan aktivitas yang dapat mendukung kembalinya otot-otot
tubuh dan dengan mengkonsumsi makanan yang mengandung
banyak serat.
5) Perubahan Sistem Pencernaan
Pada ibu yang melahirkan secara operasi SC biasanya
membutuhkan waktu sekitar 1-3 hari agar fungsi saluran cerna
dan nafsu makan dapat kembali normal. Dibandingkan ibu yang
melahirkan secara spontan biasanya lebih cepat lapar karena
telah mengeluarkan energi yang begitu banyak pada saat proses
persalinan (Devi Maritalia, 2012). Menurunnya kadar
progesterone akan memulihkan yang semula-mula pada masa
kehamilan meningkat. Tonus dan motalitas otot traktus akan
kembali ke keadaan normal sehingga akan memperlancar sistem
pencernaan. Sekresi saliva menjadi normal setelah pada masa
kehamilan lebih asam dan lebih banyak. ukuran uterus kembali
normal yang saat hamil uterus membesar dan menekan difragma,
lambung, dan intestine. Pembuluh darah kembali ke ukuran
semula setelah saat persalinan terjadi pelebaran pembuluh darah
rectum (hemoroid).
6) Perubahan sistem perkemihan
Awal postpartum kandung kemih mengalami oedema,
kongesti, dan hipotonik, hal ini disebabkan karena adanya
overdistensi dan pengeluaran urine yang tertahan maka hal ini
biasanya diperlukan kateterisasi pada ibu karena organ
reproduksi ibu belum berfungsi secara optimal pasca operasi
7) Perubahan Sistem Muskulusketal
Setelah persalinan dinding perut longgar karena diregang
terlalu lama, tetapi biasanya pulih dalam 6 minggu. Akibat
putusnya serat-serat elastis kulit dan distensi yang berlangsung
lama akibat besarnya uterus pada saat hamil, dinding abdomen
masih lunak dan kendur untuk sementara waktu. Pemulihannya
dapat dibantu dengan latihan.
8) Perubahan Sistem Endokrin
Hormone plasenta selama periode postpartum terjadi
perubahan hormone yang besar. Pngeluaran plasenta
menyebabkan penurunan signifikan hormone-hormon yang
diprduksi plasenta, kemudian hormone pituitary, prolactin darah
meningkat dengan cepat, pada wanita tidak menyusui menurun
dalam waku 2 minggu. FSH dan LH meningkat pada fase
konsentrasi folikuler pada minggu ke-3, dan LH tetap rendah
hingga ovulasi terjadi. Hormone Oksitosin menyebabkan
pemisahan plasenta kemudian seterusnya bertindak atas otot
yang menahan kontraksi, mengurangi tempaat plasenta dan
mencegah perdarahan. Pada wanita yang memilih menyusui
bayinya, isapan sang bayi merangsang keluarnya oksitosin lagi
dan ini membantu uterus kembali ke bentuk normal serta
pengeluaran air susu. Hipotalamik Pituitari Ovarium, bagi wanita
yang menyusui dan tidak menyusui akan mempengaruhi lamanya
ia mendapatkan menstruasi. Seringkali menstruasi pertama
bersifat anovulasi yang dikarenakan rendahnya kadar esterogen
dan progesterone.
9) Perubahan Tanda-Tanda Vital
Dalam 24 jam postpartum suhu akan naik sekitar 37,50C-380C
yang merupakan pengauh dalam proses persalinan dimana ibu
kehilangan banyak cairan dan kelelahan. Setelah persalinan
denyut nadi lebih cepat dan jika >100x/menit bisa disebabkan
infeksi atau perdarahan postpartum. Pernapasan selalu terkait
dengan kondisi suhu dan nadi, apabila suhu dan nadi tidak normal
pernapasan akan mengikutinya kecuali pada penderita gangguan
pernapasan, dan jika pernapasan >30x/menit mungkin diikuti oleh
tanda-tanda syok. Tekanan darah relative rendah karena ada
proses kehilangan darah saat proses persalinan dan tekanan
darah yang tinggi mengindikasikan adanya preeclampsia
postpartum.
10) Perubahan sistem kardiovaskuler
Pada persalinan pervaginam kehilangan darah sekitar
300-400 cc, bila kelahiran melalui section sesaria kehilangan
darah dapat dua kali lipat, perubahan terdiri dari volume darah
dan haemokonsentrasi.
11) Perubahan sistem hematologi
Jumlah kehilangan darah yang normal dalam persalinan :
a) persalinan pervaginam : 300-400 ml
b) persalinan section secaria : 1000 ml
c) histerektomi secaria : 1500 ml
Total volume darah kembali normal dalam waktu 3 minggu
postpartum, darah putih akan meningkat terutama pada kondisi
persalinan lama berkisar 25000-30000 semua ini dipengaruhi oleh
status gizi dan hidrasi ibu.

4. Tanda Bahaya Masa Nifas


a. Perdarahan setelah melahirkan
Perdarahan postpartum adalah kehilangan darah sebanyak
500 ml atau lebih dari traktus genitalia setelah melahirkan Menurut
waktu terjadinya dibagi atas dua bagian yaitu: Perdarahan primer
yang terjadi dalam 24 jam setelah anak lahir dan perdarahan setelah
melahirkan sekunder yang terjadi setelah 24 jam, biasanya antara
hari ke-5 sampai ke-15 setelah melahirkan Hal-hal yang
menyebabkan perdarahan postpartum adalah atonia uteri, perlukaan
jalan lahir, terlepasnya sebagian ari ari dari rahim, tertinggalnya
sebagian dari ari-ari.
b. Suhu Tubuh Meningkat
Suhu tubuh meningkat setelah 24 jam setelah melahirkan.
Suhu tubuh mencapai 40-41 derajat celcius pada hari ke 3 setelah
melahirkan. Panas badan mungkin dialami pada hari pertama 79
setelah melahirkan, itu wajar akibat dari dehidrasi selama proses
persalinan, suhu normal 37-38 derajat. Usahakan untuk
memperbanyak minum air. Namun jika setelah 24 jam suhu ibu malah
meningkat, maka waspada lah terhadap adanya tanda-tanda infeksi
setelah melahirkan. Sehingga ibu wajib menghubungi bidan atau
dokter yang menangani.
c. Sakit Kepala & Pengelihatan Kabur
Jika hal ini terjadi, maka perlu dilakukan pemeriksaan. Segera
ajak ibu ke tenaga medis untuk di lakukan pemeriksaan terhadap
tanda-tanda vitalnya. Seperti pernafasan, nadi, tensi dan suhu
tubuhnya.
d. Pembengkakan Wajah
Jika terjadi hal ini, maka lakukan pemeriksaan segera. Apakah
ada varices, apakah ada pembengkakan pada kaki dan kemerahan.
Jika ada, maka segera kunjungi bidan, dokter, atau tenaga kesehatan
terdekat
e. Keluar cairan berbau
Gejala tersebut biasanya mengindikasikan adanya infeksi
umum. Melalui gambaran klinis tersebut, bidan dapat menegakan
diagnosis infeksi kala nifas.
f. Payudara bengkak
Keadaan abnormal pada payudara umumnya terjadi akibat
sumbatan pada saluran ASI atau karena tidak dikosongkannya
payudara seluruhnya.
g. Depresi Setelah Persalinan
Perasaan ini biasanya dialami oleh ibu yang merasa tidak
mampu mengasuh bayinya maupun diri sendiri. Pada minggu-minggu
awal setelah persalinan sampai kurang lebih 1 tahun ibu postpartum
cenderung akan mengalami perasaan-perasaan yang tidak pada
umumnya , seperti merasa sedih, tidak mampu mengasuh dirinya
sendiri dan bayinya. Faktor penyebabnya diantara lain yaitu
kekecewaan , rasa nyeri pada awal masa nifas, kelelahan mengurus
bayinya, kecemasan akibat kurang tidur dan ketakutan akan tidak
menarik lagi

5. Pemeriksaan Fisik Masa Nifas


Pemeriksaan fisik merupakan salah satu cara mengetahui gejala atau
masalah kesehatan yang dialami oleh ibu nifas dengan mengumpulkan
data objektif dilakukan pemeriksaan terhadap pasien. Pemeriksaan fisik
ibu post partum sangat penting dilakukan untuk dapat mendeteksi
keadaan ibu apakah normal ataukah terdapat abnormalitas yang
disebabkan oleh proses persalinan. Adapun pemeriksaan fisik yang di
khususkan pada masa nifas yaitu meliputi :

a. Keadaan Umum Ibu


Observasi tingkat energy dan keadaan emosi
b. Tanda – tanda vital
1) Tekanan Darah
Tekanan darah normal yaitu < 140/90 mmHg. Tekanan darah
tersebut bisa meningkat dari pra persalinan pada 1-3 hari pos
partum..Setelah persalinan sebagian besar wanita mengalami
peningkatan tekananan darah sementara waktu.Keadaan ini
akan kembali normal selama beberapa hari.Bila tekanan darah
menjadi rendah menunjukkan adanya perdarahan post partum.
Sebaliknya bila tekanan darah tinggi,merupakan petunjuk
kemungkinan adanya pre-eklampsi yang bisa timbul pada masa
nifas.
2) Nadi
Nadi normal pada ibu nifas adalah 60-100. Denyut Nadi ibu
akan melambat sampai  sekitar 60 x/menit yakni pada waktu
habis persalinan karena ibu dalam keadaan istiraha penuh. Ini
terjadi utamanya pada minggu pertama post partum.Pada ibu
yang nervus  nadinya bisa cepat, kira-kira 110x/mnt.Bisa juga
terjadi gejala shock karena infeksi  khususnya bila disertai
peningkatan suhu tubuh.
3) Suhu
Suhu tubuh normal yaitu kurang dari 380C.Pada hari ke 4
setelah persalinan suhu ibu bisa naik sedikit kemungkinan
disebabkan dari aktivitas payudara.Bila kenaikan mencapai lebih
dari 380C pada hari kedua sampai hari-hari berikutnya, harus
diwaspadai adanya infeksi atau sepsis nifas.
4) Pernafasan
Pernafasan normal yaitu 20-30 x/menit.Pada umumnya
respirasi lambat atau bahkan normal.Mengapa demikian, tidak
lain karena ibu dalam keadaan pemulihan atau dalam  kondisi
istirahat.Bila ada respirasi cepat pospartum (> 30 x/mnt) mungkin
karena adanya ikutan dari tanda-tanda syok.
c. Payudara
Dalam melakukan pengkajian apakah terdapat
benjolan,pembesaran kelenjar,dan bagaimanakah keadaan putting
susu ibu apakah menonjol atau tidak,apakah payudara ibu ada
bernanah atau tidak
d. Uterus
1) Periksa tinggi fundus uteri apakah sesuai dengan involusi uteri
2) Apakah kontraksi uterus baik atau tidak
3) Apakah konsistensinya lunak atau keras
4) Apabila uterus awalnya berkontraksi dengan baik maka pada
saat palpasi tidak akan tampak peningkatan aliran pengeluaran
lochea.Bila sebelumnya kontraksi uterus tidak baik dan
konsistensinya lunak,palpasi akan menyebabkan kontraksi yang
akan mengeluarkan bekuan darah yang terakumulasi,aliran ini
pada keadaan yang normal akan berkurang dan uterus menjadi
keras
e. Diastasis Rectie
Pemerikasaan diastasis rectie yaitu tujuannya adalah untuk
mengetahui apakah pelebaran otot perut normal atau tidak caranya
yaitu dengan memasukkan kedua jari kita yaitu jari telunjuk dan jari
tengah ke bagian dari diafragma dari perut ibu.Jika jari kita masuk
dua jari berarti diastasis rectie ibu normal.Jika lebih dari dua jai berarti
abnormal
f. Kandung Kemih
Jika kandung kemih ibu penuh,maka bantu ibu untuk
mengosongkan kandung kemihnya dan anjurkan ibu agar tidak
menahan apabila terasa BAK.Jika ibu tidak dapat berkemih dalam 6
jam post partum,bantu ibu dengan cara menyiramkan air hangat dan
bersih ke vulva dan perineum ibu.Bila berbagai cara telah dilakukan
namun ibu tetap tidak bisa berkemih,maka mungkin perlu dilakukan
pemasangan kateterisasi.Setelah kandung kemih dikosongkan,maka
lakukan massase pada fundus agar uterus berkontraksi dengan baik.
g. Ekstremitas Bawah
Pada pemeriksaan kaki apakah ada:Varises,oedema,Reflek
patella,nyeri tekan atau panas pada beti.Adanya tanda
Homan,caranya dengan meletakkan 1 tangan pada lutut ibu dan di
lakukan tekanan ringan agar lutut tetap lurus.Bila ibu merasakan nyeri
pada betis dengan tindakan tersebut,tanda Homan (+).
h. Genitalia
1) Periksa pengeluaran lochea,warna,bau dan jumlahnya
2) Hematom vulva (gumpalan darah)
3) Gejala yang paling jelas dan dapat diidentifikasi dengan inspeksi
vagina dan serviks dengan cermat
4) Lihat kebersihan pada genitalia ibu
5) Ibu harus selalu menjaga kebersihan pada alat genitalianya
karna pada maa nifas ini ibu sangat mudah sekali untuk terkena
infeksi
i. Perineum
Pada pemeriksaan perineum sebaiknya ibu dalam posisi
dengan kedua tungkai dilebarkan.saat melakukan pemeriksaan
perineum periksalah: Sebelum melakukan pemeriksaan jahitan
laserasinya,terlebih dahulu bersihkan pada bagian jahitan laserasi
dengan kasa yang dikasih betadine supaya jahitan terlihat tampak
lebih jelas dan lihat Oedema atau tidak ada Hematoma
(Pembengkakan jaringan yang isinya darah) atau tidak serta
hemoroid pada anus

j. Lochea
Mengalami perubuhan karena proses involusi yaitu lochea
rubra,serosa dan alba

D. Bayi Baru Lahir

1. Pengertian Bayi Baru Lahir

2. Perubahan Yang Segera Terjadi Sesudah Kelahiran

3. Penilaian Bayi Untuk Tanda-Tanda Kegawatan

4. Inisiasi Menyusu Dini

5. Tanda-Tanda Bahaya Pada Pada Bayi Baru Lahir

6. Pemerikaan Fisik Bayi Baru Lahir

7. Jadwal Imunisasi

Anda mungkin juga menyukai