A
Antitusif
Kodein fosfat
I: Batuk kering
Dosis:
Dewasa: 10 – 20 mg/4-6
jam
Antitusif
Anak (6 – 12 th): 5 – 10 mg
atau 0,5 – 1,5 mg/kg
Anak (2 – 6 th): 0,5 –
1mg/kg, max. 30 hari
ES: konstipasi, depresi
pernafasan (px sensitif/dosis
besar)
Antitusif
Dextrometorfan
I: batuk kering
Dosis:
Dewasa 10 – 20 mg/4 jam
atau 30 mg/6 – 8 jam
Antitusif
Anak: 1mg/kg/hari, dosis
terbagi 3 – 4x
ES: hiperaktif dan
halusinasi, dosis besar
depresi pernafasan
Mukolitik
Membantu mengurangi
viskositas sputum
Mengurangi eksaserbasi pada
beberapa pasien PPOK
Hati-hati pada pasien ulcer
peptik
Mukolitik
Ambroksol
Dosis:
Dewasa: kapsul lepas lambat
75mg/hari sesudah makan
Dewasa dan anak >12 th: 30 mg (2-3x)
Anak 6 – 12 th: 15 mg (2-3x)
Anak < 2 th: 0,5 ml (2x)
Mukolitik
Asetilsistein
Dosis : Nebulasi 1 ampul 1-2x selama 5 –
10 hari
Bromheksin
Dosis:
Dewasa:8 mg atau 8 mg/10 ml (3x1)
Anak 5 -10 th : 4 mg atau 4 mg/5 ml
(2x1)
Mukolitik
Erdostein
Dosis
Dewasa: 150 – 350 mg (2-3x)
Anak (bb 15 – 19 kg): 175 mg (2x)
Anak (bb 20 – 30 kg): 175 mg (3x)
Anak (bb > 30 kg): 350 mg (2x)
Mukolitik
Karbosistein
Dosis awal : 750 mg (3 x 1)
kemudian 1,5 g/hari dosis terbagi
Dosis Anak (2 – 5 th): 62,5 – 125 mg
(4x)
Dosis Anak (6 – 12 th): 250 mg (3x)
Mukolitik
Mesistein
Dosis: 200 mg (4x, selama 2
hari selama 6 minggu),
selanjutnya 200 mg (2x)
Anak usia >5 th: 100 mg (3x)
Rinitis Alergi
Suatu peradangan membran
mukosa hidung akibat dari
terpapar zat alergen yang
terhirup dan ditandai oleh
bersin, gatal pada hidung,
ingus yang cair, dan hidung
tersumbat
Rinitis Alergi
Tipe :
Seasonal (hay fever)
terjadi pada waktu tertentu
dan alergen spesifik polen
dari pohon, rumput, gulma)
Rinitis Alergi
Tipe :
Perennial (intermittent atau
persisten) terjadi sepanjang
waktu dan alergen non seasonal
debu tungau, ketombe
binatang
Kombinasi keduanya
Rinitis Alergi
Penyebab:
Debu
Serbuk sari
Bulu binatang
Obat-obat untuk Rinitis
Alergi
Antihistamin H1
Agonis α adrenergik
Kortikosteroid
Kromolin
Agonis α Adrenergik
Nasal dekongestan
Menyempitkan atriol yang dilatasi
pada mukosa hidung
Mengurangi resistensi saluran nafas
Tidak untuk asma bronkial dan
syok anafilaksis
Agonis α Adrenergik
Tidak untuk terapi jangka
panjang rebound
(sumbatan hidung)
Contoh : fenileprin px HT
fenilpropanolamin
pseudoefedrin
Agonis α Adrenergik
Contoh bentuk semprot
Nafazolin
Tetrahidrozolin
Oksimetazolin
Antihistamin-1
Penyekat reseptor histamin-1
Mengobati gejala rinitis alergi
karena pelepasan histamin-1
Kombinasi dengan nasal
dekongestan
Antihistamin-1
ES:
Mengantuk
Kelelahan
Pandangan kabur
Tremor
Vertigo
Antihistamin-1
Contoh Antihistamin-1
Difenhidramin
Klorpeniramin
Loratadin
Terfenadin
Astemisol
Antihistamin-1
Golongan ester Aminoalkil
Difenhidramin (Benadryl)
Dimenhidrinat (Antimo)
Klorfenoksamin HCl
(Systral)
Antihistamin-1
Golongan Etilendiamin
Tripelenamin HCl (Tripel)
Antazolin HCl (Antistine)
Mebhidrolinnafadisilat
(Incidal, Histapan)
Antihistamin-1
Golongan Alkilamin
Feniramin Maleat (Avil)
Klorfeniramin Maleat (CTM)
Deksklorofeniramin Maleat
(Polamac)
Dimetinden Maleat (Fenisitil)
Antihistamin-1
Golongan Alkilamin
Feniramin Maleat (Avil)
Klorfeniramin Maleat (CTM)
Deksklorofeniramin Maleat
(Polamac)
Dimetinden Maleat (Fenisitil)
Antihistamin-1
Golongan Turunan Piperazin
Homoklorsiklizin
(Homoclomin)
Hidroksizin HCl (Iterx)
Oksatomid (Tinset)
Antihistamin-1
Golongan Turunan
Fenotiazin
Prometazin HCl (Phenergen)
Metdilazin HCl (Tacaryl)
Oksomemazin (Doxergan)
Antihistamin-1
Golongan Turunan Linya
Siproheptadin (Heptasan)
Azatidin Maleat (Zadine)
Antihistamin-1 generasi II
Afinitas tinggi terhadap
reseptor H1
Tidak ada efek sedasi
Afinitas rendah terhadap
reseptor kolinergik dan
adrenergik
Antihistamin-1 generasi II
Contoh
Trefenadin (Hiblorex)
Akrivastin (Semprex)
Astemisol (Hismandal)
Loratadin (Claritin)
Cetirizine HCl