Anda di halaman 1dari 32

Stephanie D.

A
Antitusif

Kodein fosfat
I: Batuk kering
Dosis:
Dewasa: 10 – 20 mg/4-6
jam
Antitusif

Anak (6 – 12 th): 5 – 10 mg
atau 0,5 – 1,5 mg/kg
Anak (2 – 6 th): 0,5 –
1mg/kg, max. 30 hari
ES: konstipasi, depresi
pernafasan (px sensitif/dosis
besar)
Antitusif

Dextrometorfan
I: batuk kering
Dosis:
Dewasa 10 – 20 mg/4 jam
atau 30 mg/6 – 8 jam
Antitusif

Anak: 1mg/kg/hari, dosis
terbagi 3 – 4x
ES: hiperaktif dan
halusinasi, dosis besar
depresi pernafasan
Mukolitik

Membantu mengurangi
viskositas sputum
Mengurangi eksaserbasi pada
beberapa pasien PPOK
Hati-hati pada pasien ulcer
peptik
Mukolitik

Ambroksol
Dosis:
Dewasa: kapsul lepas lambat
75mg/hari sesudah makan
Dewasa dan anak >12 th: 30 mg (2-3x)
Anak 6 – 12 th: 15 mg (2-3x)
Anak < 2 th: 0,5 ml (2x)
Mukolitik

Asetilsistein
Dosis : Nebulasi 1 ampul 1-2x selama 5 –
10 hari
Bromheksin
Dosis:
Dewasa:8 mg atau 8 mg/10 ml (3x1)
Anak 5 -10 th : 4 mg atau 4 mg/5 ml
(2x1)
Mukolitik

Erdostein
Dosis
Dewasa: 150 – 350 mg (2-3x)
Anak (bb 15 – 19 kg): 175 mg (2x)
Anak (bb 20 – 30 kg): 175 mg (3x)
Anak (bb > 30 kg): 350 mg (2x)
Mukolitik

Karbosistein
Dosis awal : 750 mg (3 x 1)
kemudian 1,5 g/hari dosis terbagi
Dosis Anak (2 – 5 th): 62,5 – 125 mg
(4x)
Dosis Anak (6 – 12 th): 250 mg (3x)
Mukolitik

Mesistein
Dosis: 200 mg (4x, selama 2
hari selama 6 minggu),
selanjutnya 200 mg (2x)
Anak usia >5 th: 100 mg (3x)
Rinitis Alergi

Suatu peradangan membran
mukosa hidung akibat dari
terpapar zat alergen yang
terhirup dan ditandai oleh
bersin, gatal pada hidung,
ingus yang cair, dan hidung
tersumbat
Rinitis Alergi

Tipe :
Seasonal (hay fever) 
terjadi pada waktu tertentu
dan alergen spesifik  polen
dari pohon, rumput, gulma)
Rinitis Alergi

Tipe :
Perennial (intermittent atau
persisten)  terjadi sepanjang
waktu dan alergen non seasonal
 debu tungau, ketombe
binatang
Kombinasi keduanya
Rinitis Alergi

Penyebab:
Debu
Serbuk sari
Bulu binatang
Obat-obat untuk Rinitis
Alergi

Antihistamin H1
Agonis α adrenergik
Kortikosteroid
Kromolin
Agonis α Adrenergik

Nasal dekongestan
Menyempitkan atriol yang dilatasi
pada mukosa hidung
Mengurangi resistensi saluran nafas
Tidak untuk asma bronkial dan
syok anafilaksis
Agonis α Adrenergik

Tidak untuk terapi jangka
panjang  rebound
(sumbatan hidung)
Contoh : fenileprin  px HT
fenilpropanolamin
pseudoefedrin
Agonis α Adrenergik

Contoh bentuk semprot
Nafazolin
Tetrahidrozolin
Oksimetazolin
Antihistamin-1

Penyekat reseptor histamin-1
Mengobati gejala rinitis alergi
karena pelepasan histamin-1
Kombinasi dengan nasal
dekongestan
Antihistamin-1

ES:
Mengantuk
Kelelahan
Pandangan kabur
Tremor
Vertigo
Antihistamin-1

Contoh Antihistamin-1
Difenhidramin
Klorpeniramin
Loratadin
Terfenadin
Astemisol
Antihistamin-1

Golongan ester Aminoalkil
Difenhidramin (Benadryl)
Dimenhidrinat (Antimo)
Klorfenoksamin HCl
(Systral)
Antihistamin-1

Golongan Etilendiamin
Tripelenamin HCl (Tripel)
Antazolin HCl (Antistine)
Mebhidrolinnafadisilat
(Incidal, Histapan)
Antihistamin-1

Golongan Alkilamin
Feniramin Maleat (Avil)
Klorfeniramin Maleat (CTM)
Deksklorofeniramin Maleat
(Polamac)
Dimetinden Maleat (Fenisitil)
Antihistamin-1

Golongan Alkilamin
Feniramin Maleat (Avil)
Klorfeniramin Maleat (CTM)
Deksklorofeniramin Maleat
(Polamac)
Dimetinden Maleat (Fenisitil)
Antihistamin-1

Golongan Turunan Piperazin
Homoklorsiklizin
(Homoclomin)
Hidroksizin HCl (Iterx)
Oksatomid (Tinset)
Antihistamin-1

Golongan Turunan
Fenotiazin
Prometazin HCl (Phenergen)
Metdilazin HCl (Tacaryl)
Oksomemazin (Doxergan)
Antihistamin-1

Golongan Turunan Linya
Siproheptadin (Heptasan)
Azatidin Maleat (Zadine)
Antihistamin-1 generasi II

Afinitas tinggi terhadap
reseptor H1
Tidak ada efek sedasi
Afinitas rendah terhadap
reseptor kolinergik dan
adrenergik
Antihistamin-1 generasi II

Contoh
Trefenadin (Hiblorex)
Akrivastin (Semprex)
Astemisol (Hismandal)
Loratadin (Claritin)
Cetirizine HCl

Anda mungkin juga menyukai