Anda di halaman 1dari 17

DELIRIUM DAN

DEMENSIA
PUTU ACARIA

UNIVERSITAS MALAHAYATI
TAHUN 2014/2015
BAB 1.
pendahuluan
Latar Belakang

Depresi merupakan salah satu bentuk gangguan suasana


perasaan yang meliputi rasa sedih luar biasa, kehilangan
minat pada berbagai hal, sulit untuk berkonsentrasi,
mengharap hal terburuk akan terjadi, atau bahkan
mempertimbangkan bunuh diri. Survei yang dilakukan oleh
Direktorat Kesehatan Jiwa tahun 1996 pada 1.994
responden, 4,1% atau 82 orang menderita depresi. WHO
memprediksikan dalam dua dekade selanjutnya, lebih dari
300 juta penduduk dunia menderita depresi.
Lanjutan…

Depresi ditandai dengan adanya perasaan sedih,


murung, dan iritabilitas. Pasien mengalami distorsi
kognitif seperti mengeritik diri sendiri, timbul rasa
bersalah, perasaan tidak berharga, kepercayaan diri
menurun, pesimis, dan putus asa. Terdapat juga
perasaan malas, tidak bertenaga, retardasi psikomotor,
dan menarik diri dari hubungan sosial. Pasien
mengalami gangguan tidur seperti sulit masuk tidur
atau terbangun dini hari. Nafsu makan berkurang,
begitu juga dengan gairah seksual.
Lanjutan…
Penderita laki – laki lebih banyak dari
perempuan dan profil usia dibawah 45 tahun
cukup banyak yaitu 11.8%, usia 45 – 64
tahun berjumlah 54.2%, dan diatas usia 65
tahun 33.5%.
BAB 2
Tinjauan Teori
DEPRE
SI
 Definisi
 Gejala dan tanda
 Patofisiologi
 etiologi
 jenis-jenis
 Derajat Depresi dan Penegakan Diagnosis
Faktor resiko
Penatakalsanaan
prognosis
Definisi Depresi

Depresi merupakan suatu kelainan atau kumpulan


dari gejala-gejala dari depresi, gejala-gejala yang
dimaksud adalah kesedihan, kehilangan rasa
ketertarikan atau minat, dan penurunan respon yang
menggambarkan emosi yang negatif.
Gejala dan Tanda Depresi

Ada 3 gejala utama pada derajat ringan, sedang, dan


berat menurut PPDGJ III, yaitu:
Afek depresif
Kehilangan minat dan kegembiraan, dan
Berkurangnya energi yang menuju meningkatnya
keadaan mudah lelah (rasa lelah yang nyata sesudah
kerja sedikit saja) dan menurunnya aktivitas.
Patofisiologi
secara umum disimpulkan gangguan mood merupakan suatu
gangguan yang berlangsung lama dan cenderung kambuh.
Gangguan ini dikatakan ringan dibandingkan dengan
Skizofrenia. Hail lain yang dikemukakan lebih sering
ditemukan adannya stressor kehidupan di episode awal
dibandingkan episode berikutnya. Kondisi ini menunjukan
bahwa stress psikososial berperan sebagai penyebab awal
gangguan mood. Meskipun awal dapat diatasi, namun
perubahan biologis yang menetap diotak menimbulkan
resiko besar untuk timbul episode berikutnya.
Jenis-jenis Depresi

Tingkat Gejala Utama Gejala Lain Fungsi Keterangan

Depresi

Ringan 2 2 Baik Disstres aga

baik

Sedang 2 3-4 Terganggu Nampak

disstres

Berat 3 >4 Sangat Sangat disstres

terganggu
Derajat Depresi dan Penegakan
Diagnosis
Gangguan depresi pada usia lanjut ditegakkan
berpedoman pada PPDGJ III (Pedoman Penggolongan
Diagnostik Gangguan Jiwa III) yang merujuk pada
ICD 10 (International Classification Diagnostic 10).
Gangguan depresi dibedakan dalam depresi berat,
sedang, dan ringan sesuai dengan banyak dan beratnya
gejala serta dampaknya terhadap fungsi kehidupan
seseorang
Faktor Resiko Depresi
Umur, rata-rata usia onset untuk depresi berat
adalah kira-kira 40 tahun
Jenis kelamin, terdapat prevalensi gangguan
depresi berat yang
Status perkawinan
Status fungsional baru, adanya perubahan
seperti pindah ke lingkungan baru, pekerjaan
baru
Etiologi Depresi
Kaplan menyatakan bahwa faktor penyebab depresi dapat
secara buatan dibagi menjadi:
faktor biologi.
faktor genetik.
faktor psikososial.
Penatalaksanaan Depresi
Terapi Fisik : Pemberian anti-depresan pada usia lanjut,
sama seperti pemberian psikotropika pada umumnya harus
hati-hati
Terapi keluarga: Problem keluarga dapat berperan dalam
perkembangan gangguan depresi, sehingga dukungan
terhadap keluarga pasien adalah sangat penting
Terapi kognitif-perilaku : Bertujuan mengubah pola
pikirpasien yang selalu negatif
Terapi Seni : terapi seni banyak digunakan sebagai sarana
menyelesaikan konflik emosional
Farmakologi: Antideprasan lain adalah selective
serotonine reuptake inhibilitor (SSRIs), seperti fluoxetine,
paroxetine (paxil), da sertraline (Zoloft).
Prognosis

Kekambuhan defresi berat juga sering terjadi. Sekitar 25


persen pada 6 bulan setelah keluar dari rumah sakit, sekitar
30 sampai 50 persen dalam 2 tahun pertama, dan sekitar 50
sampai 75 persen dalam periode 5 tahun. Insiden relaps
berkurang pada pasien yang melanjutkan terapi psikofarma
profilaksisdan dan pasien yang hanya mempunyai satu atau
dua episode defresi. Secara umum semakin pasien
mengalami episode defresi, semakin memburuk
keadaannya.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai