Anda di halaman 1dari 30

AUDITING 1

(PEMERIKSAAN AKUNTANSI 1)

DENNY PUTRI HAPSARI, M.Ak


Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Serang Raya
Pertemuan 2
Dokumentasi pemeriksaan :
1. Bukti Audit
2. Kertas Kerja
3. Penerimaan Perikatan & Perencanaan Audit
1. Bukti Audit
Standar Pekerjaan Lapangan
• Bukti audit kompeten yang cukup harus diperoleh melalui
inspeksi, pengamatan, permintaan keterangan, dan konfirmasi
sebagai dasar memadai untuk menyatakan pendapat atas laporan
keuangan yang diaudit.
Bukti audit adalah
• Segala informasi yang mendukung angka-angka atau informasi lain
yang disajikan dalam laporan keuangan yang dapat digunakan oleh
auditor sebagai dasar yang layak untuk menyatakan pendapatnya.
• Untuk dapat dikatakan kompeten, bukti audit harus sah dan relevan.
Menurut Konrath (2002) ada enam
tipe bukti audit :

1. Physical evidence
2. Evidence obtain
through
confirmation
3. Documentary
evidence
4. Mathematical
evidence
5. Analytical
evidence
6. Hearsay evidence
Physical evidence
Segala sesuatu yang bisa dihitung, dipelihara, diobservasi atau
diinspeksi, dan terutama untuk mendukung tujuan eksistensi atau
keberadaan
Contoh : bukti phisik yang diperoleh dari kas opname, observasi dari
perhitungan phisik persediaan, pemeriksaan phisik surat berharga dan
inventarisasi aktiva tetap
Evidence obtain through
confirmation
Bukti yang diperolehnya mengenai eksistensi, kepemilikan atau
penilaian langsung dari pihak ketiga diluar klien
Contoh : jawaban konfirmasi piutang, utang, barang konsinyasi, surat
berharga yang disimpan Biro Administrasi Efek, konfirmasi dari
penasehat hukum klien
Documentary evidence
Terdiri dari catatan2 akuntansi dan seluruh dokumen pendukung
transaksi
Bukti ini berkaitan dengan asersi manajemen mengenai completeness
dan eksistensi, audit trail yang memungkinkan auditor melakukan
tracer dan vouching atas transaksi dan kejadian dari dokumen ke buku
besar, dan sebaliknya
Contoh : faktur pembelian, copy faktur penjualan, journal voucher,
general ledger dan sub ledger
Mathematical evidence
• Perhitungan, perhitungan kembali (misalnya footing, cross footing dan
extension dari rincian persediaan, perhitungan dan alokasi beban
penyusutan, perhitungan beban bunga, laba/rugi penarikan aktiva
tetap, PPh dan accruals) dan rekonsiliasi (pemeriksaan rekonsiliasi
bank, rekonsiliasi saldo piutang usaha dan hutang menurut buku
besar dan sub buku besar, rekonsiliasi inter company account)
Analytical evidence
Bukti yang diperoleh melalui penelaahan analitis terhadap informasi keuangan klien.
Penelaahan analitis harus dilakukan pada waktu membuat perencanaan audit,
sebelum melakukan substantive test dan pada akhir pekerjaan lapangan (audit
field work).
Prosedur analitis bisa dilakukan dalam bentuk :
1. Trend (horizontal) Analysis, yaitu: membandingkan angka laporan keuangan
tahun berjalan dengan tahun sebelumnya dan menyelidiki kenaikan/penurunan
yang signifikan baik dalam jumlah rupiah maupun persentase
2. Common Size (Vertical) Analysis
3. Ratio Analysis, misalnya menghitung rasio likuiditas, rasio profitabilitas, rasio
leverage dan rasio manajemen aset
Hearsay evidence
Bukti dalam bentuk jawaban lisan dari klien atas pertanyaan yang
diajukan auditor
Contoh : pertanyaan auditor mengenai pengendalian intern, ada
tidaknya contingent liabilities, persediaan yang bergerak lambat
atau rusak, kejadian penting sesudah tanggal neraca
2. Kertas Kerja
Merupakan semua berkas-2 yg dikumpulkan oleh auditor dalam
menjalankan pemeriksaan, yg berasal dari :
1. Klien
2. Analisis yg dibuat oleh auditor
3. Pihak ketiga
Kertas kerja yg berasal dari klien :
1. Trial balance
2. Bank Reconciliation
3. Accounts Receivable Aging Schedule
4. Final Inventory list
5. Rincian Utang
6. Rincian beban umum & administrasi
7. Rincian Beban penjualan
8. Surat pernyataan pelanggan
Kertas kerja – analisis yg dibuat
oleh auditor :
1. Cash Count Sheet (berita acara kas opname)
2. Pemahaman & evaluasi internal control, termasuk internal control questionare (ICQ)
3. Analisis penarikan Aset Tetap
4. Analisis mengenai cukup tidaknya cadangan kerugian piutang (allowance for bad debt)
5. Working Balance sheet
6. Working profit and loss
7. Top schedule
8. Supporting schedule
9. Konsep audit report
10. Management letter
Kertas kerja – yg diperoleh dari
pihak ketiga :
1. Piutang
2. Utang
3. Dari Bank
4. Dari penasehat hukum perusahaan
Tujuan kertas kerja pemeriksaan :

1. Mendukung opini auditor mengenai kewajaran laporan keuangan


2. Sebagai bukti bahwa auditor telah melaksanakan pemeriksaan sesuai
dengan standar profesional akuntan publik
3. Sebagai referensi dalam hal ada pertanyaan dari :
1. Pihak pajak
2. Pihak bank
3. Pihak klien
4. Sebagai salah satu dasar penilaian asisten (seluruh tim audit) sehingga dapat
dievaluasi mengenai kemampuan asisten s/d partner sbg pertimbangan
untuk kenaikan jenjang jabatan dan gaji.
5. Sebagai pegangan untuk audit th berikutnya.
Pengelompokan kertas kerja
pemeriksaan :
a) Current file (berkas tahun berjalan)
b) Permanent file (berkas permanen)
c) Correspondence file (berkas surat menyurat)
Current file :
1. Laporan posisi keuangan
2. Berita acara kas opname
3. Rekonsiliasi Bank
4. Rincian Piutang
5. Rincian persediaan
6. Rincian utang
7. Rincian biaya
Permanent file :
1. Akte Pendirian
2. Buku Pedoman Akuntansi (Accounting Manual)
3. Notulen Rapat
Correspondence file :
kertas kerja dari hasil korenpondensi dengan klien (surat, fax,
konfirmasi, dll)
KRITERIA PEMBUATAN KERTAS KERJA PEMERIKSAAN

1. Mempunyai tujuan dan menjelaskan prosedur audit yang dilakukan


dengan menggunakan audit tick mark
2. Tidak menulis/mengulang kembali kertas kerja pemeriksaan
3. Kertas kerja pemeriksaan harus diindex/cross index :
4. Diparaf oleh orang yang membuat dan mereview working papers,
sehingga dapat diketahui siapa yang bertanggung jawab
5. Setiap pertanyaan yang timbul pada review notes harus terjawab,
tidak boleh ada “open question” (pertanyaan yang belum terjawab)
6. Pada kertas kerja pemeriksaan harus dicantumkan :
• Sifat dari perkiraan yang diperiksa
• Prosedur pemeriksaan yang dilakukan
• Kesimpulan mengenai kewajaran perkiraan yang
diperiksa
7. Hal-hal tambahan :
• Rapih dan bersih
• Mudah dibaca (jelas)
• Bahasa yang digunakan harus baik
• Tidak memphoto copy data dari klien tanpa ada
penjelasan
8. Dibagian muka file kertas kerja pemeriksaan harus
dimasukkan Daftar Isi dan index kertas kerja pemeriksaan
dan contoh paraf seluruh tim pemeriksa yang terlibat
dalam penugasan audit
PEMILIKAN dan PENYIMPANAN KERTAS KERJA
PEMERIKSAAN
• Hak kepemilikan : Akuntan Publik
• Penyimpanan : minimal 5 tahun
• Dapat digunakan sebagai sumber referensi, namun bukan sebagai
pengganti catatan akuntansi
• Harus ada persetujuan tertulis dari klien, jika pihak lain ingin
meminjam dan mereview kertas kerja
• Mempunyai langkah yang tepat untuk keamanan kertas kerja
3. Penerimaan Perikatan & Perencanaan Audit

Standar pekerjaan lapangan :


1. Pekerjaan harus direncanakan sebaik-baiknya dan jika digunakan
asisten harus disupervisi dengan semestinya.
Perencanaan audit meliputi :
Pengembangan strategi menyeluruh pelaksanaan dan lingkup audit yg
diharapkan.
Sifat, luas dan saat perencanaan bervariasi dengan ukuran dan
kompleksitas satuan usaha, dan pengetahuan tentang bisnis satuan
usaha.
Auditor harus menyusun Audit plan, segera setelah Engagement Letter
disetujui oleh klien.
Audit Plan :
1. Hal-hal mengenai klien
2. Hal-hal yang mempengaruhi klien
3. Rencana kerja auditor
Hal-hal mengenai klien
a. Bidang usaha klien, alamat, no. telepon, fax dll
b. Status hukum perusahaan (berdasarkan akte pendirian)  Nama Pemilik,
Permodalan
c. Accounting policy (Kebijakan Akuntansi)
 Buku yang digunakan  Buku Penjualan, Buku Pembelian, Buku
Kas/Bank, Buku Memorial
 Metode pembukuan  Manual (tulis tembus atau biasa), Komputer,
Mesin Pembukuan
 Komentar mengenai mutu pembukuan secara umum (membantu dalam
menyusun budget dan pemilihan tenaga yang akan ditugaskan di klien
tsb)
d. Neraca komparatif dan perbandingan penjualan, Laba/Rugi tahun lalu dan
sekarang
e. Client contact  Presiden direktur, Controller, Chief Accountant,
Penasihat hukum
f. Accounting, Auditing & Tax Problem
 Accounting problem  Perubahan metode pencatatan dan manual
ke komputer, Revaluasi fixed asset,
Perubahan metode atau tarif penyusutan
 Auditing problem  Hasil konfirmasi tahun lalu tidak memuaskan,
Perubahan accounting policy
 Tax problem  Masalah rastitusi, kekurangan penyetoran, adanya
dua pembukan dalam perusahaan
Hal-hal yang mempengaruhi klien

Bisa diperoleh melalui majalah-2 ekonomi/surat kabar (Business News,


Ekonomi Keuangan Indonesia, dll)
Contoh : adanya peraturan-2 baru yg dapat mempengaruhi klien.
Rencana kerja auditor
a. Staffing
• Nama Partner
• Nama Manager
• Nama Supervisor
• Nama Senior
• Nama Asisten
b. Waktu Pemeriksaan
• Waktu dimulai suatu pemeriksaan
• Berapa lama waktu pemeriksaan
• Dead Line (selesai kapan, dikirim kemana, sampainya kapan, kepada siapa report
itu dikirim)
• Budget (jam kerja dan biaya audit)
c. Jenis Jasa yang Diberikan
 General Audit, Special Audit, Bantuan Administrasi, Menyusun
Neraca/Laba Rugi, Perpajakan

• Hal-hal tambahan
d. Bantuan yang dapat diberikan klien
• Mengisi formulir konfirmasi piutang, utang
• Membuat schedule
 Aging Schedule
 Rincian Harga Tetap
 Rincian Utang dan Piutang
 Rincian Biaya yang Masih Harus Dibayar
e. Time Schedule
• Jadwal kerja per bulan
• Siapa yang mengerjakan
• Berapa jam waktu yang dibutuhkan

• Pada akhir Audit Plan, mencantumkan :


1. Dibuat oleh :
2. Review oleh :
3. Approved oleh : (harus diapproved oleh Partner)

Anda mungkin juga menyukai