Anda di halaman 1dari 11

Hak Ekonomi, Sosial dan

Budaya
Nama anggota Kelompok 7

Ni Made Galuh Dwi Safitri


01 1904551245

Ida Ayu Adenia Priestina Amanda


02 1904551251

I Made Deni Chandra Kusuma


03 1904551263

04 Ni Kadek Reggy Oktalia Wiarta


1904551269

05 Tabitha Christina Sihotang


1904551293
Apa itu Hak Ekonomi, Sosial dan Budaya?

Hak ekonomi, sosial, dan budaya merupakan bagian


yang esensial dalam hukum hak asasi manusia
internasional yang tercantum dalam internasional bill
of human rights. Kedudukan hak ekosob sangat
penting dalam kedudukan sebagai hak asasi manusia
internasional karena menjadi acuan atas kehidupan
yang layak.
Dasar Hukum HAM
(dalam UUD 1945)

Bidang Ekonomi Bidang Sosial dan Budaya


• Pasal 27 Ayat (2) • Pasal 28C ayat (1)
• Pasal 28D Ayat (2) • Pasal 28H ayat (1)
• Pasal 33 • Pasal 28H ayat (3)
• Pasal 28I ayat (1)
• Pasal 32
Komitmen Indonesia Dalam Memenihi Hak-Hak EKOSOB

Pemerintah Indonesia telah meratifikasi Ratifikasi ini ditandai dengan terbitnya UU No. 11
kovenan Internasioanal tentang Hak-Hak Tahun 2005 tentang Pengesahan International
EKOSOB (International Covenant on Convenant on Economic, Social and Cultural Right
Economic, social, and Cultural Right) (Kovenan Internasional tentang Hak-hak Ekonomi,
pada Oktober 2005. Sosial dan Budaya)
Contoh Penerapan Hak EKOSOB
di Indonesia
Hak-Hak Penyandang Disabilitas di Bidang Pendidikan
Indonesia meratifikasi UN CRPD (United Nations Convention on the Rights of Persons
with Disabilities) oleh Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI) pada bulan
November 2011 menjadi Undang-undang Nomor 19 tahun 2011 Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 107 tentang Ratifikasi Konvensi Internasional
Hak-hak Penyandang Disabilitas sebagai upaya pemajuan, penghormatan, pemenuhan dan
perlindungan hak-hak kaum disabilitas di seluruh Indonesia, dalam memperkuat komitmen
untuk memajukan hak asasi bagi disabilitas.
Jaminan Aksesibilitas Bagi Penyandang Disabilitas

● Pasal 9 Undang-Undang No. 19 Tahun 2011


tentang Pengesahan Convention On The Rights
Of Persons With Disabilities (Konvensi
Mengenai Hak-Hak Penyandang Disabilitas)
sebagai produk hukum hasil ratifikasi
Convention on the Rights of Persons with
Disabilities.
Agar penyandang disabilitas mampu hidup secara mandiri dan berpartisipasi secara penuh dalam semua
aspek kehidupan, Negara-Negara Pihak harus mengambil kebijakan yang sesuai untuk menjamin akses bagi
penyandang disabilitas, atas dasar kesetaraan dengan yang lainnya, terhadap lingkungan fisik, transportasi,
informasi, dan komunikasi, termasuk teknologi dan sistem informasi dan komunikasi, serta terhadap
fasilitas dan layanan lainnya yang terbuka atau tersedia untuk publik, baik di daerah perkotaan maupun
pedesaan.
Pendidikan Terhadap Hak-Hak Penyandang Disabilitas

● Pasal 31 ayat (1) Undang-Undang Dasar 1945 menyatakan setiap warga negara
berhak mendapatkan pendidikan. Penegasan konstitusi tersebut berlaku bagi
Penyandang Disabilitas. Hak untuk mendapatkan pendidikan bagi penyandang
disabilitas, tentu saja tidak sekadar penyandang disabilitas mendapat
pendidikan.

Pasal 31 ayat (2) Undang-Undang tersebut dinyatakan bahwa warga negara yang memiliki
kelainan fisik, emosional, mental, intelektual, dan/atau sosial berhak memperoleh pendidikan
khusus (SLB). Dengan pengertian tersebut, sangat jelas bahwa SLB adalah hak Penyandang
Disabilitas dan bukanlah satu-satunya pilihan bagi Penyandang Disabilitas untuk menempuh
pendidikan, tetapi salah satu pilihan saja apabila mereka menghendaki.
Contoh Pelanggaran Kasus HAM Pada Hak EKOSOB

Di Aceh, gerakan pemberlakuan Darurat Militer untuk menghancurkan aksi perlawanan


GAM menyebabkan sebagian besar pengungsi menderita kelaparan dan kekurangan
gizi karena blokade militer dan aksi penyerangan angkutan bahan pangan
menghambat penyaluran bahan bantuan. Penggunaan gedung sekolah sebagai lokasi
penempatan pasukan militer dan Brimob di Aceh, yang berlanjut dengan aksi
pembakaran gedung sekolah secara masif oleh gerilyawan GAM, menyebabkan
ratusan ribu anak sekolah tidak bisa melanjutkan pendidikannya. 15.000 anak SD di
Aceh dilaporkan putus sekolah. Dalam tahun 2003, dilaporkan 3,3 juta anak usia 13-
15 tahun tersebar di seluruh propinsi belum mendapat layanan pendidikan.
Kesimpulan
● Dapat disimpulkan bahwa Hak- hak Ekonomi, Sosial dan Budaya
(EKOSOB) merupakan hak dasar manusia terkait dengan aspek sosio
ekonomi dan budaya, seperti hak pendidikan, hak atas perumahan, hak
atas standar hidup yang layak, hak kesehatan dan hak untuk berpartisipasi
dalam kehidupan budaya yang telah resmi diratifikasi yang menghasilkan
UU No. 11 Tahun 2005 tentang pengesahan International Convenant on
Economic, Social and Cultural Right.
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai