DALAM PROSES
SUKSESI”
Pendahuluan
• Bila suatu komunitas terkena bencana alam atau dieksploitasi
manusia-> komunitas rusak/ musnah
• Secara alami komunitas tersebut akan mampu memperbaiki
diri
• organisma baru (organisme perintis, lichens, lumut) akan
mulai tumbuh.
• Kemudian akan diikuti dengan munculnya organisme-
organisme yang lain.
• Komunitas baru tersebut akan terus berkembang sampai
menjadi komunitas yang kompleks
• Suatu saat komunitas tersebut tidak mengalami perubahan
(perubahan sedikit)-> komunitas klimaks.
• Komunitas klimaks tidak selalu terbentuk dari pohon-pohon
besar, tetapi bisa juga merupakan komunitas padang rumput
Suksesi adalah proses perubahan ekosistem dalam kurun
waktu tertentu menuju ke arah lingkungan yang lebih
teratur dan stabil.
sekunder
Suksesi Primer
sekunder
• Biji gulma, biji pohon-pohonan lain masih ada dalam
tanah, biji-biji jenis lain akan terbawa oleh angin, air
atau hewan (misalnya burung).
(bekas • Komunitas tersebut akan terus berkembang hingga menjadi
komunitas kompleks.
kebakaran) • Suksesi sekunder berlangsung dalam jangka waktu yang
lebih singkat dibandingkan dengan suksesi primer
• Komunitas yang terbentuk setelahnya, bisa saja berbeda
dengan komunitas awal
• Tanahnya belum benar2 rusak, walau pohon sudah tidak
ada tetapi masih ada herba
Proses suksesi, terdapat 2 (dua) macam, yakni:
• Hydrosere
Hydrosere (hydro: air) – badan perairan
dimulai dari air -> alga air -> tumbuhan air -> jika
tumbuhan mati -> dekomposisi-> perairan
mendangkal -> muncul rerumputan, hingga
semak belukar ->ekosistem klimaks
• Xerosere
(xero : batu)
Batu-> tumbuh lichens-> herba-> semak dan
perdu-> ekosistem klimaks
Suksesi di badan perairan : secara gradual
badan perairan diisi dengan sedimen organic
dan non organic – membentuk “rawa”-
cekungan dekat air- proses suksesi
Proses Suksesi
• Spesies perintis mengkolonisasi daerah yang “kosong” atau rusak. “Membangun” tanah
(tanah yg asalnya tidak cocok, untuk jenis perintis dia bisa hidup disana).
• Terjadi perubahan lingkungan fisik (misalnya cahaya, kelembaban).
• Spesies baru menggantikan spesies yang sudah ada karena lebih mampu untuk tumbuh
di lingkungan yang berubah.
• Spesies yang baru mengubah kondisi fisik, yang memungkinkan spesies lain menjadi
“established”.
• Hewan datang bersamaan atau setelah tumbuhan yang dibutuhkan hewan mampu
untuk bertahan hidup.
• komunitas klimaks yang lebih stabil akan menjadi mapan dan memiliki kemampuan untuk
mereproduksi diri
• Gangguan akan memulai proses suksesi lagi.
Deforestation?
• Forest Fires
• Aktivitas manusia : perumahan, jalan (Humans building cities and roads)
• Alami : Banjir, Gunung meletus (Flooding, Volcanic eruptions)
• Kepentingan pertanian, dibersihkan (Clearing a community for
agricultural purposes)
• Walaupun komunitasnya rusak, tapi tanahnya tidak. Anything that
destroys the existing community, but much of the soil remains.
Sometimes, some of the organisms remain as well.
Secondary Succession
• Fast growing trees (such as pines)
move in
• Letusan G. Krakatau terjadi pada 27 Agustus 1833. Salah satu letusan terkuat dalam sejarah, dengan level 6 skala Volcanic Explusivity
Index (VET). Letusan Krakatau hanya kalah dari letusan skala 7 Gunung Tambora di Pulau Sumbawa tahun 1815 dan letusan skala 8
Gunung Toba di Sumatera Utara, 74.000 tahun lalu.
• Letusan Krakatau berkekuatan 21.574 X daya ledak bom atom di Hiroshima (De Neve, 1984). Letusan menghancurkan kehidupan di
pesisir Banten dan Lampung dan melenyapkan seluruh Pulau Krakatau.
• Gelombang awan panas dan tsunami menewaskan lebih dari 36000 jiwa. Kengeriannya dilukiskan dalam catatan pribumi, seperti
"Syair Lampung Karam karya Muhammad
• Namun, Krakatau bukan sekadar kisah kehancuran. Krakatau juga simbol kehidupan dan daya pulih alam. Empat puluh empat tahun
kemudian, 29 Juni 1927, gunung baru muncul di lokasi yang sama.
• Pada Januari 1928, Geolog Belanda, JMW Nash yang datang ke bekas kaldera Krakatau, mencatat munculnya pulau baru atau lapisan
pasir berbentuk separuh lingkaran sepanjang sekitar 10 meter. Di pusat lengkungan, ada gundukan batuan setinggi 8,93 meter di atas
permukaan laut yang masih berasap. Inilah embrio Anak Krakatau.
• Anak gunung itu tumbuh cepat, Sudradjat (1982) mencatat, lima tahun setelah kelahirannya. Anak Krakatau tumbuh dari ketinggian
8,93 mdpl menjadi 66.8 mdpl. 35 tahun kemudian menjadi 169,67 mdpL. Penambahan tinggi diikuti bertambahnya luas pulau. Tahun
1930 panjang Pulau Anak Krakatau masih 450 meter x 900 meter, pada 1981 telah 1.950 meter x 2.0OO meter.
• Dengan menganalisis kecepatan pertumbuhan, Sutikno Bronto (1990) memperkirakan, tahun 2040 volume Gunung Anak Krakatau
akan melebihi volume Gunung Rakata, Danan, dan Perbuatan menjelang letusan tahun 1883.
• Kemunculan Anak Krakatau diikuti datangnya kehidupan. Sekalipun Anak Krakatau sering meletus, hutan makin
melebat dan fauna makin beragam. Padahal Anak Krakatau lahir terisolasi di tengah lautan
• Suksesi ekologi di Anak Krakatau tercatat rinci karena setiap perubahan di pulau itu dipantau ahli-ahli biologi dunia
sejak awal kemunculannya ->Teori suksesi ekologi Anak Krakatau (Bandingkan dengan teori evolusi di Galapagos,
tidak ada rekaman kapan mulainya).
• Prof. Tukirin, satu-satunya peneliti botani dari Indonesia yang menekuni suksesi Krakatau. Sejak tahun Krakatau
sejak 1980-an, semula untuk mendampingi para peneliti dari universitas dan lembaga luar negeri
• Krakatau selalu jadi rujukan dalam kuliah biogeografi di kampus-kampus besar dunia. Menurut Tracey Louise Parish
(2003) dari Universitas Utrecht, Belanda, "Krakatau adalah kasus unik yang tak ternilai, mengisahkan bagaimana
penghancuran dan pemulihan kehidupan-di alam tropis yang kompleks. "
• Krakatau memberikan pelajaran tentang Bumi yang hidup dan terus tumbuh -> Kelahiran dan kematian gunung api
• Sayang, keunikan Krakatau justru belum banyak diapresiasi di negeri sendiri -> minimnya riset ataupun buku-buku
tentang Krakatau yang ditulis para ahli Indonesia.
Suksesi primer di daerah bekas letusan G.
Krakatau
• dapat bertahan di lingkungan yang keras (tidak subur, tidak ada coverage
diatasnya).
• dapat berkecambah di berbagai lingkungan.
• adalah peminat cahaya yang kuat (tidak masalah dg cahaya yg banyak).
• mencapai kematangan reproduksi dengan sangat cepat (yg plg banyak
aseksual).
• jumlah benih yang dihasilkan banyak dan kecepatan penyebarannya tinggi.
• dapat bertahan hidup dalam periode dormansi yang lama.
• Tumbuhan tingkat rendah biasanya bisa menjadi pionir
Organisma perintis atau pionir merupakan
jenis yang pertama hadir dan bisa
membuka lahan untuk hidup organisme
lain
• Lamium barbatum,
• Chromolena odoratum,
• Tridax procumbens,
• Waltheria indica,
• Digitaria sanguinalis.
• Haruman (Albizia lopantha. Fabaceae )
• Ilat (Cyperus sp, Cyperaceae) , bijinya ringan bisa diterbangkan angin
Jenis-jenis • Kirinyuh (Eupatorium odoratum, Asteraceae)
tumbuhan •
•
Teklan (Eupatorium riparium, Asteraceae)
Teklan putih (Eupatorium sp, Asteraceae)
pionir di •
•
Harendong (Melastoma malabathricum, Melastomataceae)
Puspa (Schima walichii Theaceae)
lokasi bekas •
•
Rane (Selaginella doederlinii, Selaginelaceae)
Cantigi (Vaccinium varingiaefolium, Ericaceae) , karena memang ada disana
di CA https://www.researchgate.net/publication/326199195
Papandayan _Survey_Awal_Komposisi_Jenis_Tumbuhan_Pionir_Pas
ka_Kebakaran_2012_di_Sebagian_Kawasan_Hutan_Gu
nung_Papandayan_Kabupaten_Garut_Jawa_Barat
(stlh 2012) [accessed Oct 23 2020].