Anda di halaman 1dari 5

SUKSESI : SUKSESI PRIMER DAN

SUKSESI SEKUNDER
Hasannudin | December 25, 2016 | Ekosistem | No Comments
Suksesi – Apa yang Anda lihat pada lahan yang baru saja terbakar habis? Selain sisa-sisa kebakaran
yang berupa abu dan arang, tentu tidak ada lagi yang dapat Anda temukan. Jika lahan tersebut
dibiarkan begitu saja, kira-kira apa yang bakal terjadi? Jika telah datang hujan, dalam waktu yang
tidak lama akan dapat Anda temukan beberapa tumbuhan liar, seperti rumput dan herba yang mulai
tumbuh. Tumbuhan-tumbuhan tersebut akan membentuk suatu komunitas dan mendominasi lahan
tersebut pada masa-masa awal pasca kebakaran. Lama-kelamaan, beberapa jenis semak mulai
terlihat dan akan mengalahkan sebagian komunitas yang telah ada, bahkan dapat menggantikan
rumput dan herba yang lebih dahulu tumbuh di lahan tersebut. Dalam waktu yang lebih lama lagi,
akan mulai terlihat beberapa jenis pohon sehingga terbentuk suatu komunitas yang berbeda
komposisi anggotanya dari komunitas yang terbentuk sebelumnya. Dari waktu ke waktu, tumbuhan
yang tumbuh dan bertahan hidup pada lahan tersebut akan berubah sampai terbentuk suatu
ekosistem yang stabil. Peristiwa tersebut merupakan suatu contoh proses suksesi. Apakah
sebenarnya yang dimaksud dengan suksesi?
Suksesi adalah proses pertumbuhan komunitas di dalam suatu ekosistem hingga mencapai keadaan
klimaks. Keadaan klimaks suatu ekosistem ditandai dengan adanya keadaan di mana se uruh anggota
komunitas mencapai keseimbangan yang dinamis. Dari contoh pada Gambar di bawah ini, Anda dapat
mengetahui bahwa komunitas bukan merupakan satu kesatuan yang statis (tetap), melainkan bersifat
dinamis atau senantiasa mengalami perubahan.
Hanya sedikit sekali komunitas yang dapat bertahan tanpa mengalami perubahan untuk jangka waktu
lama. Banyaknya perubahan itu tidak selalu sama untuk tiap komunitas. Perubahan yang meliputi
struktur dan komposisi komunitas itu terjadi sesuai dengan perubahan musim ataupun dengan
berjalannya waktu. Dibandingkan komunitas akuatik, komunitas terestrial mempunyai kecenderungan
untuk berubah secara teratur dalam jangka waktu bertahun-tahun hingga dicapai suatu keadaan yang
memungkinkan komunitas tersebut bertahan secara terus-menerus selama iklim tidak berubah atau
selama tidak ada gangguan. Proses perubahan komunitas yang terjadi sedikit demi sedikit dalam
suatu jangka tertentu menuju satu arah hingga terbentuk komunitas yang berbeda dari komunitas
semula itu dinamakan suksesi (Latin: sub = di bawah, setelah; cedere = berlalu).
Mengapa suksesi dapat terjadi? Suksesi terjadi sebagai akibat dari adanya interaksi antara tekanan
lingkungan dan kemampuan adaptasi anggota komunitas serta kompetisi antarkomunitas dalam
ekosistem. Suatu prosessuksesi biasanya diawali dengan tumbuhnya tumbuhan perintis yang dapat
meliputi tumbuhan ganggang, lumut kerak (liken/ lichens), lumut daun, dan beberapa jenis tumbuhan
tingkat tinggi tertentu. Namun, karena tahan terhadap kekeringan, suhu yang ekstrim, dan kadar
unsur-unsur hara yang sangat rendah, lumut kerak sangat ideal sebagai tumbuhan perintis. Kehadiran
tumbuhan perintis akan menambah jumlah partikel-partikel mineral tanah. Partikel-partikel mineral itu
berasal dari pembusukan tumbuhan perintis yang mati. Meningkatnya kandungan mineral tanah
menyebabkan perubahan faktor-faktor abiotik tanah, seperti pH, kandungan unsur-unsur hara, dan
kadar air sehingga pada akhirnya terbentuk lingkungan yang cocok bagi tumbuh-tumbuhan baru
lainnya.
Dalam proses suksesi, perubahan yang terjadi tidaklah berlangsung secara terus-menerus, tetapi
akan berakhir setelah mencapai batas tertentu. Proses suksesi akan berakhir dengan suatu
komunitas atau ekosistem yang stabil, disebut klimaks. Dalam tingkat klimaks tersebut, komunitas
atau ekosistem telah mencapai homeostasis. Hal itu dapat diartikan bahwa komunitas sudah dapat
mempertahankan kestabilan internalnya sebagai tanggapan komponen-komponen komunitas
terhadap pengaruh dari luar yang mengganggu fungsi normal komunitas. Pada suatu komunitas yang
telah mencapai klimaks, perubahan – perubahan internal (seperti, pembusukan dan sildus) tetap
berlangsung secara terus-menerus. Perubahan-perubahan internal itu diperlukan untuk
mempertahankan kehadiran atau keberadaan suatu komunitas. Namun, suatu komunitas atau
ekosistem klimaks juga akan mengalami perubahan menjadi komunitas atau ekosistem baru jika ada
pengaruh luar yang begitu besar, misalnya bencana alam atau hasil rekayasa manusia.
Berdasarkan kondisi habitat pada awal proses suksesi terjadi, dikenal dua macam suksesi,
yaitu suksesi primer dan suksesi sekunder.

A. Suksesi Primer
Suksesi primer terjadi manakala pada suatu kawasan yang semula tidak memiliki komponen biotik,
kemudian hadir komponen biotik yang akhirnya hidup dalam kawasan tersebut dan berkembang
menjadi suatu ekosistem. Ada pula yang mendefinisikan bahwa suksesi primer terjadi apabila ada
gangguan pada komunitas atau ekosistem asal yang mengakibatkan hilang atau musnahnya
komunitas asal secara total sehingga di tempat komunitas asal tersebut terbentuk habitat atau substrat
baru dengan komunitas yang baru pula. Gangguan tersebut dapat terjadi secara alami (misalnya,
tanah longsor, letusan gunung berapi, endapan lumpur di muara sungai, ataupun endapan pasir di
pantai) atau dibuat oleh manusia (contohnya, penggundulan hutan, pengurukan lahan, dan
penambangan).
Gunung berapi yang meletus, misalnya, mengeluarkan lahar panas ataupun lahar dingin yang akan
menyapu bersih semua tempat yang dilewatinya. Akibatnya, tidak ada satu pun bentuk-bentuk
kehidupan yang tersisa. Selanjutnya, di tempat-tempat itu akan terbentuk substrat atau habitat baru
dengan kondisi lingkungan yang ekstrem. Organisme yang mampu menghuni tempat tersebut untuk
pertama kali hanyalah jenis-jenis tumbuhan perintis yang memiliki toleransi tinggi terhadap kondisi
lingkungan yang ekstrem, contohnya lumut kerak. Lumut kerak mampu melapukkan batu-batuan
menjadi substrat bagi tumbuhan lain, misalnya tumbuhan paku dan tumbuhan berbiji (Gambar di
bawah). Pada gilirannya juga tercipta kondisi lingkungan baru yang sesuai bagi tumbuhan dan
organisme lain yang datang kemudian dan yang tidak mampu hidup pada kondisi lingkungan
sebelumnya. Pada akhirnya, secara perlahan pada habitat baru tersebut akan terbentuk komunitas
klimaks.
Contoh klasik tentang suksesi primer adalah pembentukan dan perkembangan komunitas di
Kepulauan Krakatau setelah Gunung Krakatau meletus pada tahun 1883. Akibat penebangan yang
membabi buta suatu ekosistem hutan berubah menjadi ekosistem padang rumput dan kemudian
menjadi ekosistem hutan kembali, juga merupakan contoh suksesi primer.

B. Suksesi Sekunder
Pada suksesi sekunder, gangguan pada komunitas atau ekosistem, baik secara alami maupun
buatan, tidak memusnahkan ekosistem asal secara total. Oleh karena itu, pada komunitas atau
ekosistem asal substrat lama dan kehidupan masih ada. Gangguan, seperti banjir, angin kencang,
gelombang tsunami, kebakaran hutan secara alami, penebangan hutan secara selektif, ataupun
pembakaran padang rumput secara sengaja terkadang menyisakan komunitas awal. Sisa-sisa
komunitas tersebut dapat tumbuh dan membentuk komunitas baru. Perubahan itu terus terjadi sampai
terbentuk komunitas klimaks kembali (Gambar di bawah).
Proses yang terjadi dan faktor-faktor yang berperan dalam suksesi primer ataupun suksesi
sekunder pada prinsipnya sama. Yang membedakannya adalah kondisi habitat awalnya.
Pada suksesi primer, habitat awal terdiri atas substrat yang sama sekali baru sehingga tumbuhan
yang tumbuh pada tahap awal itu (tumbuhan perintis) berasal dari benih dan biji yang datang dari luar.
Sementara itu, pada suksesi sekunder biji-biji dan benih awal dapat berasal dari luar atau dari biji-biji
dan benih organisme yang tersisa dari komunitas awal.
Komunitas hasil suksesi sekunder, misalnya padang alang-alang, tegalan, semak belukar bekas
ladang, dan bekas kebun karet masih mengalami perubahan ke arah komunitas klimaks, kecuali jika
dalam proses itu terjadi lagi gangguan. Jika terjadi gangguan lagi, suksesi akan mundur lagi dan mulai
kembali dari titik nol. Secara umum, suksesi sekunder memerlukan waktu yang lebih singkat
daripada suksesi primer. Hal itu disebabkan tanah atau substrat sudah terbentuk dan menyokong
pertumbuhan banyak tumbuhan dengan lebih cepat.

Anda mungkin juga menyukai