ULTRASONIK
Tujuan uji Ultrasonik adalah untuk
menditeksi cacat bahan, baik didalam
maupun dipermukaan.
Prinsip pemeriksaan Ultrasonik
adalah merambatkan gelombang
Ultrasonik yang dikeluarkan oleh
Transmiter ( pemancar ) pada benda
yang akan diuji dan gelombang
tersebut diterima kembali oleh
receiver ( penerima ) dan selanjutnya
ditampilkan pada layar berupa pulsa-
pulsa untuk menentukan ada atau
tidaknya cacat, tebal benda uji,
dalamnya cacat dan dimensi cacat
IP R BE IP R BE IP R BE
0 2 4 6 8 10 0 2 4 6 8 10 0 2 4 6 8 10
59
METHODA PENGUKURAN
100 %
intensity
IP R BE
0 2 4 6 8 10
Getaran UT adalah getaran seperti suara
yang frequensinya > 20 KHz frequensi
yang digunakan untuk NDT antara 250
KHz sd 15.000 KHz
- Getaran longitudinal :
getaran yang arah
rambatannya sejajar
dengan arah getaran
(benda uji).
(Shear wave) :
getaran yang arah
rambatnya tegak
lurus terhadap arah
getaran.
Sumber getaran :
Sumber getaran UT adalah kristal
piezo elektrik yang mempunyai sifat
menge-luarkan getaran bila diberi
tegangan listrik.
Sebaliknya bila kristal ini menerima
getaran akan mengeluarkan
tegangan listrik yang sesuai
besarnya dengan kekuatan getaran.
housing
socket
matching-
element
damping-
block
5 10 15
0 2 4 6 8 10
APLIKASI PENGUJIAN
Tujuan :
Untuk mendeteksi cacat-cacat
didalam seperti cacat akibat
tuangan, cacat lasan dll
SKETSA UJI RADIOGRAPHY
Sumber Radiography.
Sinar – X (X-ray)
Proses terjadinya sinar X : sumber listrik pada
filamen-filamen, kutub listrik Anoda dan
Katoda diberi perbedaan tegangan dalam
ruang hampa maka akan timbul panas, akan
mengektensikan elektron-elektron bergerak
cepat kearah anoda yang bermuatan positif,
pada anoda tersebut diberi target (Tu, W,
terjadilah tumbukan elektron ke target dan
berinteraksi sehingga elektron kehilangan
energi yang berubah menjadi panas dan sinar-
X (1 – 2 %) selebihnya ± 98 % panas.
Setting RT
PORTABLE VIDEO X-RAY
SINAR – X SINAR - ∂ GAMMA
Dipancarkan oleh alat Dipancarkan oleh zat radio
pemancar sinar–x isotop
Pancaran sinarnya dapat Pancaran sinarnya tak
dikendalikan hanya di “on” terkendalikan diperlukan
kan bila diperlukan alat penyimpanan (Kamera)
2. Lapisan emulsi Ag Br
1. Plastik transparant
(Cellusa acetat)
2
3
PROSES KERJA
AIR
DEVELOPER
Merubah Ag Br (Basa) yang telah disinari menjadi
Ag (metal) yang hitam warnanya.
STOP BATH
Berisi larutan asam asetat yang encer ±5% →
untuk menghilangkan Developer yang bersipat
basa, juga untuk menjaga kontaminisasi
FIXER
Larutan bersipat asam berpungsi untuk
melarutkan senyawa Ag Br pada lapisan emulsi
yang belum terkena cahaya,untuk menguatkan
dan mempertajam gambar hasil proses developer
PENCUCIAN (WASHER)
WETTING AGENT
Untuk mengurangi bintik-bintik air
setelah pembersihan → dengan Larutan
Aerosol
PENGERINGAN (DRYER)
Untuk mengeringkan film hasil proses.
VIEWER
Alat untuk membaca/menginterpretasi
hasil film radiography
INTERPRETASI FILM RADIOGRAFY
• Mutu Film
- Diterima Accepted
- Ditolak Reshoot
Prinsip Uji :
Benda uji dialiri arus listrik untuk
mendapatkan medan magnet, daerah benda
uji akan menghasilkan garis-garis gaya
medan magnet akibat adanya beda
potensial, kemudian daerah yang diuji
tersebut ditaburkan sebuk ferro magnetic.
Selanjutnya serbuk tersebut akan mengikuti
bagian yang cacat
MAGNET
Sifat Magnet :
Mampu menarik besi.
Kutub Magnet :
Daerah pada benda magnet yang
mempunyai kekuatan menarik
terbesar, yaitu pada ujung-ujung
besi.
Pada benda magnet selalu ada 2
kutub :
kutub utara dan kutub selatan.
Garis gaya magnet
Magnet permanen
Pada bahan-bahan tertentu
(hardsteel dan beberapa
paduan) sekali dimagnetisasi,
akan tetap termagnet untuk
waktu yang lama yang disebut
magnet permanen.
Elektromagnet
bahan ferromagnetik bila
diletakkan dalam medan
magnet akan termagnetisasi,
salah satu sumber magnet
adalah arus listrik.
Medan magnet yang dihasilkan arus listrik,
berarah sesuai kaidah tangan kanan
Contoh :
METODA MAGNETISASI
Metoda magnetisasi dikelompokkan
berdasarkan hasil magnetisasi :
- magnetisasi longitudinal
- magnetisasi sirkular.
- Magnetisasi longitudinal
Dihasilkan dari arus listrik yang
dialirkan dalam coil.
- Magnetisasi sirkular.
- Magnet permanen
Pada beberapa jenis bahan (hard steel,
paduan), bila dimagnetisasi akan terus
bersifat magnet untuk waktu yang lama.
- Elektromagnet
Magnetisasi menggunakan arus listrik.
Coil Shot ( Magnetisasi Longitudinal )
- digunakan pada benda batang, cacat
yang tegak lurus sumbu.
Yoke
- untuk pelat baja, posisi yoke diubah-
ubah sesuai dengan orientasi cacat.
Head Shot
- pada benda batang, cacat sejajar
sumbu.
Central Conductor
- pada benda pipa, benda cincin, cacat
sejajar sumbu.
Prod
- untuk pelat, posisi juga dapat diubah-
ubah.
A. Coil
Waktu magnetisasi
partikel magnetik
berupa bubuk
kering. Cara ini baik
untuk permukaan
benda uji yang
kasar. Warna dipilih
agar kontras
terhadap benda uji.
Bubuk diarahkan
pada lokasi yang
diinginkan perlahan-
lahan kelebihannya
dihilangkan
Metoda basah :
Demagnetisasi
adalah proses menghilangkan
magnet sisa (yang lebih kecil dari
medan magnet semula dan searah
dengan medan magnet semula ).
Demagnetisasi perlu dilakukan
baik sebelum maupun setelah
inspeksi.
Demagnetisasi dapat dilakukan
menggunakan arus AC atau DC.
A. AC – Coil
Untuk bahan yang cukup kecil
dimasukan kedalam coil yang dialiri
arus AC.
Arus perlahan-lahan diturunkan (atau
coil dan bahan dijauhkan perlahan).
A. Persiapan permukaan
Kondisi permukaan harus diperhatikan,
permukaan harus kering dan bersih.
Permukaan yang kasar cenderung menyulitkan
pemeriksaan.
B. Magnetisasi
Disesuaikan dengan bahan, bentuk dan ukuran
yang akan diperiksa.
C. Pemilihan Jenis Partikel Magnetik
Dilihat dari kondisi permukaan, bila kasar
digunakan metoda kering, bila halus digunakan
metoda basah. Pemilihan warna partikel
digunakan warna yang kekontrasannya
tinggi terhadap bahan.
D. Interpretasi Diskontinuitas
Hal ini memerlukan keterampilan dan
pengalaman.
E. Demagnetisasi
Kadangkala demagnetisasi diperlukan baik
sebelum maupun sesudah inspeksi.
Tujuannya adalah agar bahan uji betul-
betul tidak bermagnet.
F. Pembersihan setelah Inspeksi
Semua partikel magnetik yang digunakan,
dihilangkan dari permukaan bahan setelah
inspeksi.
Standar/Code yang digunakan
Standar penerimaan hasil pemeriksaan
partikel magnetik berdasarkan persetujuan
pihak yang bersangkutan, sesuaikan dengan
spesifikasi/code.
ASME Article 25 Practice for Magnetic
Particle Examination
ASTM No. SE-709 E-125 Reference
Photography for
Magnetic Particle
Indication on Ferrous
Castings
ASTM No. SE-269 Definition of Terms
Relating to Magnetic
Particle Examination.
Indication of a crack in a saw blade
Indication of cracks in a weldment
Magnetic particle wet fluorescent indication of a crack in a crane hook.
2. PRINSIP KERJA
1. Viskositas (Kekentalan)
Viskositas tinggi menyebabkan
turunnya daya penetrasi.
Viskositas rendah menyebabkan cairan
terlalu cepat menyebar atau mengalir
ke tempat lain.
2. Tegangan Permukaan
Bila harga tegangan permukaan tinggi,
daya melarutkan zat warna sangat baik
Bila tegangan permukaan rendah
kemampuan penetrasi dan
penyebarannya sangat baik.
3. Daya Pembasah
4. Massa Jenis
Massa jenis tidak banyak pengaruhnya terhadap
kemampuan penetrasi.
Umumnya massa jenis cairan penetran antara
0,86 – 1,06 pada 16oC.
5. Volatilitas
7. Korosivitas
Apply Penetrant
Remove Excess
Penetrant by
Water Rinsing
Apply Wet
Dry Surface
Developer
Apply Dry or
Non-aquaeous Dry Surface
Wet Developer
Inspect
Post Clean
FLUORESCENT POST-EMULSIFIED
PENETRANT INSPECTION PROCESSES
Pre-Clean
Apply Penetrant
Dry Surface of
Dry Surface of Apply Aqueous
Components
Components Developer
Dry Surface of
Components
Apply Non-aquaeous
Apply Dry
Wet Developer
Developer
Inspect for Defect
Under UV Light
Post-Clean
Cairan Penetran Non Fluoresen
Detergen
Dilakukan antara 10 – 15 menit pada suhu 75o
– 95oC
Solven
Harus bebas residu, dengan titik nyala mulai
90o C, baik dengan cara lap atau pencelupan,
cocok untuk membersihkan oli atau grease
Vapour Degreasing
Digunakan untuk pembersihan minyak
berat, grease atau senyawa organik lainnya.
INSPEKSI
Saat unit beroperasi (On Stream)
1. Pengukuran
2. Pendeteksian
Saat unit berhenti (Shut Down)
SELESAI