PELARUT FOSFAT
UJI BAKTERI PELARUT FOSFAT
Baha •
•
•
2,5 g Ca3(PO4)2;
0,25 g (NH4)2SO4;
0,1 g KCl;
n •
•
•
0,05 g MgSO4.7H2O;
0,005 g MnSO4.2H2O;
0,005 g FeSO4.7H2O;
• 10 g agar; 1000 mL air
destilata
Bakteri penambat nitrogen yang telah diremajakan diinokulasi
pada media Pikovskaya, secara aseptis sebanyak 1 ose
kemudian diinkubasi pada suhu 28oC selama 3 hari dan
diamati terbentuknya zona bening
Zona bening yang terbentuk disekitar koloni diukur dengan:
Indeks Pelarut Fosfat dengan diameter zona bening dikurangi
diameter koloni dan hasilnya dibagi dengan diameter koloni
sesuai dengan Mubarik dkk, (2014).
KATAGORI PENGUKURAN INDEKS KELARUTAN FOSFAT (IKF) DENGAN MENGUKUR
ZONA BENING YANG TERBENTUK BERDASARKAN RUWANDANI (2016):
IDENTIFIKASI BAKTERI
16sDNA= Primer Y1= 59-TGG CTC AGA ACG AAC GCT GGC GGC-39)
Predenaturasi
94oC selama 20 s
Anneling
72 oC selama 45s
Final extensi
72 oC selama 2 menit
BAKTERI
BIOREMEDIASI
Bioremediasi merupakan penggunaan mikroorganisme
yang telah dipilih untuk ditumbuhkan pada polutan
tertentu sebagai upaya untuk menurunkan kadar polutan
tersebut
ISOLASI BAKTERI
Cara kerja:
Metode ini dilakukan dengan menyebar kultur bakteri ke dalam petridisk yang
berisi media padat ZoBell 2216E sampai merata. Kemudian paperdisk diletakkan
pada media dan ditetesi dengan larutan logam berat Cd konsenrasi 1 mM Cu
sebanyak 30 μl dengan menggunakan pipetmikro. Media diinkubasikan pada suhu
280C selama 4 x 24 jam, dan zona hambat yang muncul disekitar paper disk
diukur menggunakan jangka sorong. Zona hambat yang diukur adalah jarak dari
tepi zona hingga tepi zona lainnya. Apabila ukuran zona hambat yang terbentuk
lebih dari 1 mm maka bakteri tersebut tergolong bakteri sensitif, sebaliknya bila
ukuran zona hambat kurang dari 1 mm tergolong bakteri yang resisten
UJI MIC (MINIMAL INHIBITORY
CONCENTRATION)
Molekuler Assay
Primer yang digunakan untuk PCR 16S rDNA adalah: primer
universal 27F (5’-AGAGTTTGATCMTGGCTCAG-3’) dan primer
spesifik Eubacteria 1492R (5’-TACGGYTA CCTTGTTACGACTT-3’)
(Weisburg et al.,1991).
PCR dilakukan sebanyak 30 siklus dengan denaturasi pada suhu 940C
selama 5 menit sebagai pemanasan awal, kemudian 30 siklus (denaturasi
pada suhu 94oC selama 30 detik, annealing pada suhu 540C selama 60
detik (1 menit), extension pada suhu 720C selama 60 detik ), kemudian
extra extention selama 2 menit, dan terakhir pada suhu 40C.